Vous êtes sur la page 1sur 5

ADAPTASI FISIOLOGIS PERSALINAN

Disusun Oleh:
Kelompok 3 S16B

1. Nurul Widiyawati (S16111) 10. Siti Fatma R (S16120)


2. Panji Kumara Jati (S16112) 11. Solikatul Khasanah (S16121)
3. Putri Sinta R (S16113) 12. Tita Yuliyana (S16122)
4. Ratih Marlina (S16114) 13. Tri Mustikawati (S16123)
5. Ririn Saputri N (S16115) 14. Venny Apriliana D (S16124)
6. Riska Putri Sejati (S16116) 15. Widya Putri A (S16125)
7. Risna Rachmi G T (S16117) 16. Wibi Tetuko (S16126)
8. Selviana Wella (S16118) 17. Zoon Argi Saputra (S16127)
9. Shinta Kusumastuti (S16119) 18. Muhammad Avif S (S15075)

PRODI SARJANA KEPERAWATAN


STIKES KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2019
ADAPTASI FISIOLOGIS PERSALINAN

A. Definisi
Serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup
bulan disusul dengan pengeluaran placenta dan selaput janin dari tubuh ibu
(Saiffudin, 2015).

B. Adaptasi Fisiologis Persalinan


1. Adaptasi janin
a. Denyut Jantung Janin
Pemantauan Denyut Jantung Janin memberi informasi yang dapat
dipercaya dan dapat digunakan untuk memprediksi keadaan janin yang
berkaitan dengan oksigenasi. Rata – rata denyut jantung janin pada
aterm = 140 denyut/menit. Batas normal = 110 – 160 denyut/menit.
Semakin matangnya janin saat mencapai aterm laju denyut akan
menurun.
b. Sirkulasi Janin
Dipengaruhi oleh posisi ibu, kontraksi uterus, tekanan darah, dan aliran
darah tali pusat. Kontraksi uterus selama persalinan cenderung
mengurangi sirkulasi melalui arteriol spiralis, sehingga mengurangi
perfusi melalui ruang intervilosa.
c. Pernapasan dan Perilaku janin
Perubahan – perubahan tertentu menstimulasi kemoreseptor pada aorta
dan badan karotid guna mempersiapkan janin untuk memulai
pernafasan setelah lahir.
Perubahan – perubahan ini meliputi :
1) 7 – 42 ml air ketuban diperas keluar dari paru – paru (selama
persalinan pervaginam)
2) Tekanan Oksigen (PO2) janin menurun
3) Tekanan Karbondioksida (PCO2) arteri meningkat
4) PH arteri menuru
5) Gerakan janin masih sama seperti pada masa hamil tapi menurun
setelah ketuban pecah
2. Adaptasi Ibu
Pemahaman yang mendalam tentang adaptasi ibu selama masa hamil akan
membantu perawat mengantisipasi dan memenuhi kebutuhan wanita
selama bersalin. Perubahan – perubahan yang sering terjadi yaitu:
a) Perubahan Kardiovaskuler
Dalam sebuah persalinan akan ditemukan beberapa perubahan pada
sistem kardiovaskuler, pada setiap kontraksi 400 ml darah dikeluarkan
dari uterus dan masuk ke dalam sistem vaskuler ibu. Hal ini akan
meningkatkan curah jantung sekitar 10 – 15 % pada tahap pertama
persalinan dan sekitar30% - 50% pada tahap kedua persalinan.
Dalam hal ini perawat dapat mengantisipasi perubahan tekanan darah.
Beberapa faktor yang mengubah tekanan darah ibu:
1) Aliran darah yang menurun pada arteri uterus akibat kontraksi
2) Jika wanita melakukan manuver valsalva (menahan napas dengan
menegangkan otot abdomen)
3) Adanya rasa cemas dan nyeri serta penggunaan analgesik dan
anestetik dapat menyebaabkan hipotensi
b) Perubahan Pernafasan
Peningkatan aktivitas fisik dan peningkatan penahanan O2 terlihat dari
peningkatan frekuensi pernapasan. Hoiperventilasi dapat menyebabkan
alkolisis respiratorik (PH meningkat), hipoksia dan hipokapnea (CO2
menurun). Pada tahap kedua persalinan, jika wanita tidak diberi obat –
obatan, maka ia akan mengkonsumsi O2 hampir 2x lipat. Kecemasan
juga meningkatkan pemakaian O2.
c) Perubahan Pada Ginjal
Selama persalinan, wanita dapat mengalami kesulitan berkamih secara
spontan akibat berbagai alasan : edema jaringan karena tekanan bagian
presentasi, rasa tidak nyaman, sedasi, malu. Proteinuria = +1dikatakan
N dan hasil ini merupakan respons rusaknya jaringan otot akibat kerja
fisik selama persalinan.
d) Perubahan Integumen
Adaptasi sistem integumen jelas terlihat khususnya pada daya
distensibilitas daerah introitus vagina (muara vagina). Tingkat
distensibilitas ini berbeda – beda pada tiap individu. Meskipun daerah
itu dapat meregang, namun dapat terjadi robekan – robekan kecil pada
kulit sekitar introitus vagina sekalipun tak dilakukan episiotomi / tidak
terjadi laserasi.
e) Perubahan Muskuloskeletal
Sistem muskoloskeletal mengalami stres selama persalinan. Diaforesis,
keletihan, proteinuria, (+1), dan kemungkinan peningkatan suhu
menyertai peningkatan aktivitas otot yang menyolok. Nyeri punggung
dan nyeri sendi terjadi sebagai akibat meregangnya sendi pada masa
aterm. Proses persalinan dan gerakan melurusnya jari – jari dapat
menimbulkan kram tungkai.
f) Perubahan Neurologi
Sistem neurologi menunjukkan bahwa timbul stres dan rasa tidak
nyaman selama persalinan. Mula – mula wanita bersalin mungkin
merasa euforia yang mana membuat wanita menjadi tegang, kemudian
mengalami amnesia di antara fraksi selama tahap kedua. Akhirnya,
wanita merasa sangat senang atau merasa letih setelah melahirkan.
g) Perubahan Pencernaan
Bibir dan mulut dapat menjadi kering akibat wanita hamil bernapas
melalui mulut, dehidrasi, respon emosi terhadap persalinan. Selama
persalinan, mortilitas dan absorpsi saluran cerna menurun dan waktu
pengosongan lambung menjadi lambat. Mual dan sendawa juga terjadi
sebagai respon refleks terhadap dilatasi serviks lengkap.
h) Perubahan Endokrin
Dapat diakibatkan oleh penurunan kadar progesteron dan peningkatan
kadar esterogen, prostaglandin dan oksitosin . metabolisme meningkat
dan kadar glukosa darah dapat menurun akibat proses persalinan.
(bobak, keperawata maternitas, 2015. Hal. 248. EGC)
DAFTAR PUSTAKA

http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2010/04/materi-asuhan-kebidanan-ii
persalinan.html#ixzz2HTOXslIt

Kusmiayati, yuni 2009. Perawatan Ibu Hamil (Asuhan Ibu Hami). Yogyakarta
:Fitramaya

Marmi.2015.Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas “Pueperium


Care”...Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kultsum, U. (2012). “Konsultasi Kelahiran dan Menyusui”. Bandung : Toobagus


Publishing.

Kusyati, E., Astuti, L.P., Pratiwi, D.D. (2012). “Efektivitas Teknik Relaksasi
Nafas Dalam Terhadap Tingkat Nyeri Persalinan Kala I Di Wilayah Kerja
Puskesmas Tlogosari Wetan Semarang Tahun 2012”. Jurnal Kebidanan,
Vol. IV, No. 02. Desember 2012.

Vous aimerez peut-être aussi