Vous êtes sur la page 1sur 4

M.

Panji Asmoro 1710711015

Aldin Aditya Fareza 1710711076

Ghina Regiana 1710711082

ASUHAN KEPERAWATAN PNEUMONIA PADA ANAK

A. PENGKAJIAN
1. System integumen : kulit puzat, sianosis, turgor menurun (akibat dehidrasi
sekunder), banyak keringat, suhu kulit meningkat, kemerahan.
2. System pulmonal : pernafasan cuping hidung, hiperventilasi, batuk
(produktif/nonproduktif), sputum banyak, penggunaan otot bantu pernafasan,
pernafasan diafragma dan perut meningkat, laju pernafasan meningkat, terdengar
stridor, ronchii pada lapang paru.
3. System cardiovaskuler : denyut nadi meningkat, pembuluh darah vasokontriksi,
kualitas darah menurun.
4. System neurosensory : GCS menurun, reflex menurun/normal, letargi.
5. System musculoskeletal : tonus otot menurun, nyeri otot/normal, retraksi paru dan
penggunaan otot aksesoris pernafasan.
6. Sisten genitouria : produksi urine menurun/normal.
7. System digestif : konsistensi feses normal/diare.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d sputum berlebih
2. Ketidakefektifan nutrisi; kurang dari kebutuhan tubuh b.d faktor biologis
3. Intoleransi aktifitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen

C. INTERVENSI KEPERAWATAN

No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi


Keperawatan Hasil
1. Ketidakefektifan Setelah dilakukan Manajemen jalan nafas
bersihan jalan nafas asuhan keperawatan 3  Posisikan pasien untuk
b.d sputum berlebih x 24 jam diharapkan memaksimalkan ventilasi
masalah  Buang sputum dengan
ketidakefektifan memotivasi pasien untuk
bersihan jalan nafas melakukan batuk atau
b.d sputum berlebih menyedot lendir
dapat teratasi dengan  Intruksikan bagaimana agar
kriteria hasil : bisa melakukan batuk
 Frekuensi nafas efektif
normal  Auskultasi suara nafas, catat
 Kemampuan untuk area yang ventilasinya
mengeluarkan menurun/ tidak ada dan
sputum adanya suara tambahan
 Tidak ada batuk
 Tidak ada suara  Monitor status pernafasan
nafas tambahan dan oksigenasi

Peningkatan (manajemen) batuk


 Dampingi pasien untuk bisa
duduk pada posisi dengan
kepala sedikit lurus, bahu
rileks, dan lutut ditekuk atau
posisi fleksi
 Dukung pasien menarik
nafas dalam beberapa kali
 Dukung pasien untuk
melakukan nafas dalam,
tahan selama dua detik,
bungkukkan kedepan, tahan
dua detik, dan batukkan dua
sampai tiga kali

Monitor pernafasan
 Monitor kecepatan, irama,
kedalaman, dan kesulitan
bernafas
 Monitor suara tambahan
seperti mengi
 Monitor kemampuan batuk
efektif pasien
 Monitor sekresi pernafasan
pasien
 Monitor keluhan sesak nafas
pasien, termasuk kegiatan
yang
meningkatkan/memperburuk
sesak nafas tersebut
 Berikan bantuan terapi nafas
jika diperlukan (nebulizer)

Terapi Oksigen
 Pertahankan jalan nafas
yang paten.
 Atur peralatan oksigenasi.
 Monitoring aliran oksigen.
 Pertahankan posisi pasien.
 Observasi adanya tanda-
tanda distres respirasi
seperti retraksi, takipneu,
apneu, dan sianosis.

2. Ketidakesimbangan Setelah dilakukan Manajemen Nutrisi


nutrisi kurang dari asuhan keperawatan  Tentukan status gizi pasien
selama 3 x 24 jam
kebutuhan tubuh b.d masalah  Identifikasi alergi atau
faktor biologis ketidakseimbangan intoleransi makanan yang
nutrisi kurang dari dimiliki pasien
kebutuhan tubuh b.d  Tentukan jumlah kalori dan
faktor biologis dapat dan jenis nutrisi yang
teratasi dengan kriteria dibutuhkan untuk
hasil : memenuhi persyaratan gizi
 Adanya  Pastikan makanan yang
peningkatan disajikan menarik
berat badan
sesuai dengan Monitor Nutrisi
tujuan  Monitor adanya penurunan
 Tidak ada tanda berat badan.
– tanda  Monitor terjadinya kulit
malnutrisi kering dan perubahan
 Menunjukkan pigmentasi.
peningkatan  Monitor turgor kulit.
fungsi  Monitor kekeringan dan
mengisap dan kusam pada rambut.
menelan.  Monitor terjadinya muntah.
 Tidak terjadi  Monitor kalori dan intake
penurunan nutrisi.
berat badan
yang berarti.

3. Intoleransi aktifitas Setelah dilakukan Terapi Oksigen


b.d ketidak asuhan keperawatan  Pertahankan jalan nafas
seimbangan antara selama 3 x 24 jam yang paten.
suplai dan diharapkan masalah  Atur peralatan oksigenasi.
kebutuhan oksigen Intoleransi aktifitas b.d  Monitoring aliran oksigen.
ketidakseimbangan  Pertahankan posisi pasien.
antara suplai dan  Observasi adanya tanda-
kebutuhan oksigen tanda distres respirasi
teratasi dengan kriteria seperti retraksi, takipneu,
hasil : apneu, dan sianosis.
 Saturasi
oksigen normal Monitor Tnda – Tanda Vital
 Tidak adanya  Monitor tekanan darah,
dyspnea nadi, suhu, dan pernafasan.
 Tidak ada  Monitor frekuensi dan
sianosis kulaitas nadi.
 Tidak ada nyeri  Monitor frekuensi dan
irama pernafasan.
 Monitor suara paru.
 Monitor pola pernafasan
abnormal.
 Identifikasi penyebab dari
perubahan tanda – tanda
vital.
Manajemen Nyeri
 Lakukan pengkajian
mengenai faktor penyebab
nyeri
 Gali bersama pasien faktor
yang dapat menurunkan
nyeri
 Ajarkan pasien teknik non-
farmakologi seperti
relaksasi, terapi music,
terapi bermain dll.
 Dorong pasien untuk
menggunakan obat penurun
nyeri jika diperlukan.

Vous aimerez peut-être aussi