Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
I. KONSEP TEORITIS
A. Definisi Acute Coronary Syndrome (ACS)
Sindroma Koroner Akut (SKA) merupakan suatu istilah yang
menggambarkan kumpulan gejala klinik yang ditandai dengan nyeri dada dan
gejala lain yang disebabkan oleh penurunan aliran darah ke jantung, biasanya
disebabkan oleh plak aterosklerotik (Nurulita dkk, 2014).
Sindroma Koroner Akut (SKA) merupakan spektrum manifestasi akut
dan berat yang merupakan keadaan kegawatdaruratan dari koroner akibat
ketidakseimbangan antara kebutuhan oksigen miokardium dan aliran darah
(Kumar, 2015).
Sindroma Koroner Akut (SKA) merupakan kumpulan sindroma klinis
nyeri dada disebabkan oleh kerusakan miokard yang diistilahkan dengan infark
miokard. SKA terdiri dari unstable angina (UA) atau angina pektoris tidak stabil
(APTS), infark miokard dengan ST-elevasi dan tanpa ST-elevasi. Ketiga
keadaan tersebut merupakan keadaan kegawatan dalam kardiovaskuler yang
memerlukan tatalaksana yang baik untuk menghindari tejadinya suddent death
(Arief, 2014).
B. Anatomi dan Fisiologi
Secara fisiologi, jantung adalah salah satu organ tubuh yang paling vital
fungsinya dibandingkan dengan organ tubuh vital lainnya. Dengan kata lain,
apabila fungsi jantung mengalami gangguan maka besar pengaruhnya terhadap
organ-organ tubuh lainya terutama ginjal dan otak. Karena fungsi utama jantung
adalah sebagai single pompa yang memompakan darah ke seluruh tubuh untuk
kepentingan metabolisme sel-sel demi kelangsungan hidup. Untuk itu, siapapun
orangnya sebelum belajar EKG harus menguasai anatomi & fisiologi dengan
baik dan benar.
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
b. Miokardium, yaitu jaringan utama otot jantung yang bertanggung jawab atas
kemampuan kontraksi jantung.
c. Endokardium, yaitu lapisan tipis bagian dalam otot jantung atau lapisan tipis
endotel sel yang berhubungan langsung dengan darah dan bersifat sangat licin
untuk aliran darah, seperti halnya pada sel-sel endotel pada pembuluh darah
lainnya. (Lihat Gb.3 atau Gb.4)
Gambar 4
4. Katup Jantung
Katup jatung terbagi menjadi 2 bagian, yaitu katup yang menghubungkan
antara atrium dengan ventrikel dinamakan katup atrioventrikuler, sedangkan
katup yang menghubungkan sirkulasi sistemik dan sirkulasi pulmonal
dinamakan katup semilunar.
Katup atrioventrikuler terdiri dari katup trikuspid yaitu katup yang
menghubungkan antara atrium kanan dengan ventrikel kanan, katup
atrioventrikuler yang lain adalah katup yang menghubungkan antara atrium kiri
dengan ventrikel kiri yang dinamakan dengan katup mitral atau bicuspid.
Katup semilunar terdiri dari katup pulmonal yaitu katup yang
menghubungkan antara ventrikel kanan dengan pulmonal trunk, katup semilunar
yang lain adalah katup yang menghubungkan antara ventrikel kiri dengan
asendence aorta yaitu katup aorta. (Lihat Gb: 5)
Katup berfungsi mencegah aliran darah balik ke ruang jantung sebelumnya
sesaat setelah kontraksi atau sistolik dan sesaat saat relaksasi atau diastolik. Tiap
bagian daun katup jantung diikat oleh chordae tendinea sehingga pada saat
kontraksi daun katup tidak terdorong masuk keruang sebelumnya yang
bertekanan rendah. Chordae tendinea sendiri berikatan dengan otot yang disebut
muskulus papilaris. (Lihat Gb:6)
Gambar 5
Gambar 6
Seperti yang terlihat pada gb.5 diatas, katup trikuspid 3 daun katup
(tri =3), katup aortadan katup pulmonal juga mempunya 3 daun katup.
Sedangkan katup mitral atau biskupid hanya mempunyai 2 daun katup.
Ruang,Dinding & Pembuluh Darah Besar Jantung
Jantung kita dibagi menjadi 2 bagian ruang, yaitu :
1. Atrium (serambi)
2. Ventrikel (bilik)
Karena atrium hanya memompakan darah dengan jarak yang pendek, yaitu
ke ventrikel. Oleh karena itu otot atrium lebih tipis dibandingkan dengan otot
ventrikel. Ruang atrium dibagi menjadi 2, yaitu atrium kanan dan atrium kiri.
Demikian halnya dengan ruang ventrikel, dibagi lagi menjadi 2 yaitu ventrikel
kanan dan ventrikel kiri. Jadi kita boleh mengatakan kalau jantung dibagi
menjadi 2 bagian yaitu jantung bagian kanan (atrium kanan & ventrikel kanan)
dan jantung bagian kiri (atrium kiri & ventrikel kiri).
Kedua atrium memiliki bagian luar organ masing-masing yaitu auricle.
Dimana kedua atrium dihubungkan dengan satu auricle yang berfungsi
menampung darah apabila kedua atrium memiliki kelebihan volume.
Kedua atrium bagian dalam dibatasi oleh septal atrium. Ada bagian septal
atrium yang mengalami depresi atau yang dinamakan fossa ovalis, yaitu bagian
septal atrium yang mengalami depresi disebabkan karena penutupan foramen
ovale saat kita lahir. Ada beberapa ostium atau muara pembuluh darah besar
yang perlu anda ketahui yang terdapat di kedua atrium, yaitu :
a. Ostium Superior vena cava, yaitu muara atau lubang yang terdapat diruang
atrium kanan yang menghubungkan vena cava superior dengan atrium kanan.
b. Ostium Inferior vena cava, yaitu muara atau lubang yang terdapat di atrium
kanan yang menghubungkan vena cava inferior dengan atrium kanan.
c. Ostium coronary atau sinus coronarius, yaitu muara atau lubang yang terdapat
di atrium kanan yang menghubungkan sistem vena jantung dengan atrium
kanan.
d. Ostium vena pulmonalis, yaitu muara atau lubang yang terdapat di atrium kiri
yang menghubungkan antara vena pulmonalis dengan atrium kiri yang
mempunyai 4 muara.
Bagian dalam kedua ruang ventrikel dibatasi oleh septal ventrikel, baik
ventrikel maupun atrium dibentuk oleh kumpulan otot jantung yang mana bagian
lapisan dalam dari masing-masing ruangan dilapisi oleh sel endotelium yang
kontak langsung dengan darah. Bagian otot jantung di bagian dalam ventrikel
yang berupa tonjolan-tonjolan yang tidak beraturan dinamakan trabecula. Kedua
otot atrium dan ventrikel dihubungkan dengan jaringan penghubung yang juga
membentuk katup jatung dinamakan sulcus coronary, dan 2 sulcus yang lain
adalah anterior dan posterior interventrikuler yang keduanya menghubungkan
dan memisahkan antara kiri dan kanan kedua ventrikel.
Perlu anda ketahui bahwa tekanan jantung sebelah kiri lebih besar
dibandingkan dengan tekanan jantung sebelah kanan, karena jantung kiri
menghadapi aliran darah sistemik atau sirkulasi sistemik yang terdiri dari
beberapa organ tubuh sehingga dibutuhkan tekanan yang besar dibandingkan
dengan jantung kanan yang hanya bertanggung jawab pada organ paru-paru saja,
sehingga otot jantung sebelah kiri khususnya otot ventrikel sebelah kiri lebih
tebal dibandingkan otot ventrikel kanan.
5. Pembuluh Darah Besar Jantung
Ada beberapa pembuluh besar yang perlu anda ketahui, yaitu:
a. Vena cava superior, yaitu vena besar yang membawa darah kotor dari bagian
atas diafragma menuju atrium kanan.
b. Vena cava inferior, yaitu vena besar yang membawa darah kotor dari bagian
bawah diafragma ke atrium kanan.
c. Sinus Coronary, yaitu vena besar di jantung yang membawa darah kotor dari
jantung sendiri.
d. Pulmonary Trunk,yaitu pembuluh darah besar yang membawa darah kotor
dari ventrikel kanan ke arteri pulmonalis
e. Arteri Pulmonalis, dibagi menjadi 2 yaitu kanan dan kiri yang membawa
darah kotor dari pulmonary trunk ke kedua paru-paru.
f. Vena pulmonalis, dibagi menjadi 2 yaitu kanan dan kiri yang membawa darah
bersih dari kedua paru-paru ke atrium kiri.
g. Assending Aorta, yaitu pembuluh darah besar yang membawa darah bersih
dari ventrikel kiri ke arkus aorta ke cabangnya yang bertanggung jawab
dengan organ tubuh bagian atas.
h. Desending Aorta,yaitu bagian aorta yang membawa darah bersih dan
bertanggung jawab dengan organ tubuh bagian bawah. (lihat Gb:7)
Gambar 7
E. Pathway Keperawatan
F. Pemeriksaan
1. EKG (Electrocardiogram)
Pada EKG 12 lead, jaringan iskemik tetapi masih berfungsi akan
menghasilkan perubahan gelombang T, menyebabkan inervasi saat aliran
listrik diarahkan menjauh dari jaringan iskemik, lebih serius lagi, jaringan
iskemik akan mengubah segmen ST menyebabkan depresi ST.
Pada infark, miokard yang mati tidak mengkonduksi listrik dan gagal untuk
repolarisasi secara normal, mengakibatkan elevasi segmen ST. Saat nekrosis
terbentuk, dengan penyembuhan cincin iskemik disekitar area nekrotik,
gelombang Q terbentuk. Area nekrotik adalah jaringan parut yang tak aktif
secara elektrikal, tetapi zona nekrotik akan menggambarkan perubahan
gelombang T saat iskemik terjadi lagi. Pada awal infark miokard, elevasi ST
disertai dengan gelombang T tinggi. Selama berjam-jam atau berhari-hari
berikutnya, gelombang T membaik. Sesuai dengan umur infark miokard,
gelombang Q menetap dan segmen ST kembali normal.
2. Coronary Angiography
Coronary angiography merupakan pemeriksaan khusus dengan sinar X
pada jantung dan pembuluh darah. Sering dilakukan selama serangan untuk
menemukan letak sumbatan pada arteri koroner.
Kateter dimasukkan melalui arteri pada lengan atau paha menuju
jantung. Prosedur ini dinamakan kateterisasi jantung, yang merupakan bagian
dari angiografi koroner
Zat kontras yang terlihat melalui sinar X diinjeksikan melalui ujung
kateter pada aliran darah. Zat kontras itu pemeriksa dapat mempelajari aliran
darah yang melewati pembuluh darah dan jantung
Jika ditemukan sumbatan, tindakan lain yang dinamakan angioplasty,
dapat dilakukan untuk memulihkan aliran darah pada arteri tersebut. Kadang-
kadang akan ditempatkan stent (pipa kecil yang berpori) dalam arteri untuk
menjaga arteri tetap terbuk
G. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Umum
Kebanyakan pasien harus beristirahat di tempat tidur selama 12-24 jam
pertama, selama waktu tersebut akan tampak apakah infark tersebut akan
mengalami komplikasi. Pada kasus yang tidak mengalami komplikasi, pasien
dapat duduk di tempat tidur pada akhir hari pertama, diizinkan menggunakan
suatu meja kecil, merawat diri sendiri dan makan sendiri. Mobilisasi dapat
dimulai hari berikutnya dan pasien tersebut dapat berjalan hingga 200 m pada
permukaan yang datar, dan naik tangga dalam beberapa hari. Mereka yang
pernah mengalami gagal jantung, syok, atau aritmia yang serius harus tetap
berada di tempat tidur lebih lama, dan aktivitas fisiknya meningkat secara
perlahan, tergantung pada gejala dan derajat kerusakan miokard (Sargowo,
2015).
b. Trombus Vena Dalam dan Emboli Paru
Komplikasi-komplikasi ini sekarang relatif jarang setelah infark,
kecuali pada pasien yang tetap di tempat tidur oleh karena gagal jantung.
Pada pasien semacam itu, komplikasi-komplikasi tersebut dapat dicegah oleh
heparin. Jika hal-hal tersebut terjadi, harus diterapi dengan heparin, diikuti
pemberian antikoagulan oral selama 3-6 bulan (Sargowo, 2015)
c. Trombus Intraventrikular dan Emboli Sistemik
Echokardiografi akan mampu menunjukkan trombi intraventrikular
pada banyak kasus, terutama infark anterior yang luas. Apabila trombi yang
bergerak dan menonjol, keadaan tersebut harus ditangani, mula-mula dengan
heparin dan selanjutnya dengan antikoagulan oral selama 3-6 bulan
(Sargowo, 2015)
d. Perikarditis
Perikarditis akut dapat sebagai penyulit infark miokard, meningkatkan
nyeri dada yang dapat disalahartikan sebagai infark rekuren atau angina.
Nyeri tersebut, dibedakan menurut sifatnya yang tajam, dan hubungannya
dengan postur dan respirasi. Diagnosisnya dapat ditegakkan dengan suatu
pericardial rub. Bila nyeri mengganggu, dapat ditangani dengan pemberian
aspirin oral dosis tinggi atau intravena, NSAID, atau steroid. Suatu efusi
haemorhagik dengan tamponade jarang terjadi, dan khususnya dihubungkan
dengan penanganan antikoagulan. Hal tersebut dapat diketahui melalui
ekhokardiografi. Penanganannya ialah dengan pericardiocentesis bila
gangguan hemodinamik terjadi (Sargowo, 2015)
e. Aritmia Ventrikel
Tarikardi ventrikel dan fibrilasi ventrikel terjadi pada hari pertama
menyebabkan hanya sedikit prognosis buruk, namun aritmia-aritmia yang
H. Komplikasi
4. Sistem perkemihan
Oligouria
5. Sistem pencernaan
perut kembung perisyaltik usus menurun
6. Sistem integument
warna kulit mungkin pucat baik di bibir atau kuku
7. Sistem musculoskeletal
kelelahan saat beraktifitas
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b/d iskemia jaringan
2. Penurunan curah jantung b/d penurunan kontralitias miokard
3. Gangguan pertukaran gas b/d ketidak seimbangan perfusi ventilasi
4. Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan antara suplai oksigen/kebutuhan,
kelemahan.
5. Defisiensi pengetahuan berhubungna dengan kurang informasi
6. Ansietas b/d stress akibat kesulitan bernafas dan pengetahuan bahwa jantung
tidak berfungsi dengan baik
C. Rencana Keperawatan
1. Nyeri akut b/d iskemia jaringan
Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan
Masalah Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Nyeri akut berhubungan NOC : NIC :
dengan: Pain Level, Lakukan pengkajian nyeri secara
Agen injuri (biologi, kimia, pain control, komprehensif termasuk lokasi,
fisik, psikologis), kerusakan comfort level karakteristik, durasi, frekuensi,
jaringan Setelah dilakukan tinfakan kualitas dan faktor presipitasi
keperawatan Pasien tidak Observasi reaksi nonverbal dari
DS: mengalami nyeri, dengan ketidaknyamanan
- Laporan secara verbal kriteria hasil: Bantu pasien dan keluarga untuk
DO: Mampu mengontrol nyeri mencari dan menemukan
- Posisi untuk menahan nyeri (tahu penyebab nyeri, dukungan
- Tingkah laku berhati-hati mampu menggunakan Kontrol lingkungan yang dapat
- Gangguan tidur (mata sayu, tehnik nonfarmakologi mempengaruhi nyeri seperti suhu
tampak capek, sulit atau untuk mengurangi nyeri, ruangan, pencahayaan dan
gerakan kacau, menyeringai) mencari bantuan) kebisingan
- Terfokus pada diri sendiri Melaporkan bahwa nyeri Kurangi faktor presipitasi nyeri
- Fokus menyempit berkurang dengan Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
(penurunan persepsi waktu, menggunakan manajemen menentukan intervensi
kerusakan proses berpikir, nyeri Ajarkan tentang teknik non
penurunan interaksi dengan Mampu mengenali nyeri farmakologi: napas dala,
orang dan lingkungan) (skala, intensitas, frekuensi relaksasi, distraksi, kompres
- Tingkah laku distraksi, hangat/ dingin
irama jantung
Monitor frekuensi dan irama
pernapasan
Monitor pola pernapasan
abnormal
Monitor suhu, warna, dan
kelembaban kulit
Monitor sianosis perifer
Monitor adanya cushing triad
(tekanan nadi yang melebar,
bradikardi, peningkatan
sistolik)
Identifikasi penyebab dari
perubahan vital sign
Jelaskan pada pasien tujuan
dari pemberian oksigen
Sediakan informasi untuk
mengurangi stress
Kelola pemberian obat anti
aritmia, inotropik, nitrogliserin
dan vasodilator untuk
mempertahankan kontraktilitas
jantung
Kelola pemberian antikoagulan
untuk mencegah trombus
perifer
Minimalkan stress lingkungan
DAFTAR PUSTAKA
Johnson, M.,et all. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition.
New Jersey: Upper Saddle River
Mansjoer, A dkk. 2013. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media
Aesculapius
Mc Closkey, C.J., Iet all. 2016. Nursing Interventions Classification (NIC) Second
Edition. New Jersey: Upper Saddle River
Price, Silvia dan Wilson, Lorraine, 2015. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-
Proses Penyakit, EGC, Jakarta