Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Usia : 22 Tahun
Suku :Ambon
Agama : Islam
Penanggung Jawab :
21
Riwayat Penyakit saat ini : Pada tanggal 15 april 2019 pasien mengalami sesak
napas, batuk lendir warna kuning sudah 3 hari yang
lalu dan memberat sejak 2 jam sebelum masuk RS.
Kemudian pasien langsung di bawa ke RSU Piru.
Di RSU Piru pasien di tangani 1 hari kemudian di
rujuk ke RSUD Dr. M. Haulussy Ambon pada
tanggal 16 april 2019 pkl 21.20 wit. Tiba di IGD
dalam keadaan sesak napas, riwayat batuk darah,
nyeri ulu hati, penurunan BB, ada riwayat minum
obat TB 1 tahun yang lalu, riwayat pernah
kecelakaan motor tahun 2017. Tanggan 17 april
2019 pasien di bawa ke ruang bedah laki. Pada saat
pengkajian di Bedah laki klien mengatakan nafas
sesak, nyeri pada tempat pemasangan WSD, WSD
sudah terpasang kurang lebih 5 hari.
Riwayat Pengobatan :
22
Debu : Tidak ada
Riwayat Tranfusi darah : tidak ada
Riwayat Merokok : ada
Riwayat Minuman Keras : Ya, sejak 1 tahun yang lalu
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Lemas
Kesadaran : Composmentis
GCS : 15 : Eye 4, Verbal 5, Motorik 6
Tanda Vital : TD : 110/70 MmHg
Nadi : 108 x/menit
Suhu : 36,5 ° C
RR : 26x/menit
BB : 43 Kg
TB : 163 C m
IMT : 16,2 kg/m2
B1 – Breathing (Pernapasan)
Pola napas : irama reguler, jenis kusmaul
Bunyi napas : Wheezing
Sesak Napas : Ya
Produksi Sputum : Ya, warna coklat
Pergerakan dada : Simetris kiri dan kanan
Terpasang WSD : ya, terpasang pada tanggal 17 april 2019, warna cairan
coklat, jumlah cairan 10 cc
Alat Bantu Nafas : terpasang O2 kanul 4 liter/menit
SPO2 : 96 %
Batuk : Ya, kurang lebih 1 bulan
23
B2 – Blood (Kardiovaskuler)
Irama Jantug : Reguler
S1/S2 Tunggal : Normal tunggal
Nyeri dada : Tidak ada
CRT : > 2 detik
Akral : Hangat
Cyanosis : Tidak ada
B3 – Brain (Persarafan)
Refleks Fisiologi : Patela : ++/++ (normal)
Triseps : ++/++ (normal)
Biseps : ++/++ (normal)
Refleks Patologi : Babinsky: -/-(normal)
Kernigs : -/- (normal)
Keluhan Pusing : Tidak ada
Penglihatan ( Mata )
Penglihatan : Normal (tidak menggunakan kaca mata)
Bentuk Mata : Simetris kiri dan kanan
Pupil : Isokor
Refleks Cahaya (Ka/Ki) : Normal
Dimeter (Ka/Ki) : 3 mm/ 3 mm
Konjungtiva : tidak anemis
Scelara : tidak ikterik
Pendengaran ( Telinga )
Bentuk Telinga : Simetris kiri dan kanan
Kebersihan : Bersih
Tinnitus : Tidak
Otitis Media : Tidak
Gangguang Pendengaran : Tidak
Menggunakan Alat Bantu Dengar: Tidak
24
Penciuman ( Hidung )
Bentuk : Normal
Membau : Tidak bermasalah, pasien dapat mencium bau
kopi dan minyak kayu putih
Pola Tidur : Normal
Istirahat/Tidur : Malam ± 6 Jam, Siang ± 2 jam
PENGKAJIAN NYERI
Pencetus Penyebab nyeri Kalitas Lokasi Skala Durasi
bertambah/berkurang yang di
rasakan
Pemasangan Bertambah : saat Nyeri Ditempat 6 1-2 Menit
WSD pasien bergerak yang seperti pemasangan (sedang)
berlebihan tertusuk- WSD
Berkurang : tusuk
istirahat/tidur
25
B4 – Bladder (Perkemihan)
Kebersihan : Besih
Urine : 1.500 cc/hari
Warna : Kuning jernih
Bau : Khas Amoniak
Kateter Jenis :Tidak ada
Waktu Pemasangan : Tidak ada
Kantung Kemih Membesar : Tidak
Gangguan : Tidak ada
Intake Cairan : 200 cc/hari
B5 – Bowel (Pencernaan)
Nafsu makan : Baik
Nousea : Tidak ada
Vomiting : Tidak ada
Porsi Makan : Pasien menghabiskan 1 porsi makanan
Diet Saat Ini : TKTP
Perubahan BB : Tidak ada BB
Alat Bantu Makan dan minum : Tidak ada
Mulut dan Tenggorokan : Bersih
Mukosa : Kering
Abdomen
Inspeksi : Perut datar
Auskultasi : Bising usus 7x/menit
Perkusi : Timpani
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada abdomen
Pembesaran Limpa : Tidak ada
BAB : 1 x/hari
26
B6 – Bone and Musculosceleta ( Muskuloskelettal / Integumen )
Kemampuan Pergeraan sendi : Bebas
Ketuatan otot :
5 5
5 5
27
Kegiatan Ibadah : Baik
Sebelum sakit : Pasien mengatakan selalu sholat 5 waktu
Selama sakit : Pasien tidak bisa sholat, hanya berdoa
Konsep Diri
Identitas Diri : Pasien Mangatakan Nama : Tn AH sudah menikah serta
mempunyai 1 orang anak
Peran Diri : Pasien merupakan kepala rumah tangga
Gambaran diri : Pasien menerima dirinya apa adanya (tidak ada bagian tubuh
yang dibenci)
Harga Diri : Pasien tidak malu dengan penyakit yang dideritnya
Ideal diri : Pasien berharap angar bisa cepat sembuh dan dapat beraktifis
kembali seperti dulu
Pemeriksaan Penunjang dan Terapi
Laboratorium
Tanggal : 22 April 2019
Jenis Hasil Satuan Nilai Normal
HEMATOLOGI
Jumlah eritrosit 3.45 106 /𝑚𝑚3 3.5 – 5.5
Hemoglobin 12,5 g/dl 14.0 – 18.0 (P), 12.0 – 15.0 (W)
Hematokrit 40.1 % 40 – 52 (P), 37 – 43 (W)
MCU 90 𝜇𝑚3 80 – 100
MCH 30.7 Pg 27 – 37
MCHC 34.2 g/dl 32 – 26
RDW 16.0 % 11 – 16
Jumlah Trombisit 200 106 /𝑚𝑚3 150 – 400
MPV 8.8 𝜇𝑚3 6 – 11
PCT 0.155 % 0.150 – 0. 500
PDW 16.6 % 11 – 18
Jumlah Leokosit 12.0 106 /𝑚𝑚3 5.0 – 10.0
LED
28
HITUNG JENIS
Neotrofil 64.4 % 50 - 70
Limposit 24.4 % 20 - 40
Monosit 6 % 2-8
Eosinofil 2 % 1-3
Basofil 0.4 % 0-1
Masa perdarahan menit 1-3
Masa pembekuan menit 2–6
Golongan darah
29
ANALISA DATA
30
3 Faktor – faktor resiko : Resiko infeksi
Do :
Terpasang WSD
Terdpat 2 jahitan di
bagian tulang rusuk
kiri
Panjang 2 cm
Tampak kemerahan
disekitar lokasi luka
Leukosit 12.0
31
RENCANA PENATALAKSANAAN / INTERVENSI
32
NO DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI
KEPERAWATAN KRITERIA HASIL
2. Nyeri akut b/d Agen Setelah dilakukan 1. Kaji nyeri secara
pencedra fisik ( tindakan keperawatan komprehensif
prosedur operasi ) selama 3 x 24 jam termasuk lokasi,
diharapkan nyeri akut karakteristik,
teratasi dengan kriteria durasi, frekuensi,
hasil : kualitas, skala dan
a. Mampu mengontrol faktor pencetus.
nyeri 2. Observasi reaksi
b. Melaporkan bahwa non verbal
nyeri berkurang 3. Berikan tekhnik
c. Mampu mengenali non farmakologis
nyeri (skala, untuk mengurangi
intensitas, rasa nyeri
frekuensi, dan 4. Jelaskan penyebab,
tanda nyeri) priode, dan pemicu
d. Menyatakan rasa nyeri
nyaman setelah 5. Kolaborasi dengan
nyeri berkurang dokter dalam
pemberian
analgetik
33
3 Resiko infeksi Setelah dilakukan 1. Monitor tanda –
Faktor – faktor tindakan keperawatan tanda infeksi
resiko : selama 3 x 24 masalah 2. Monitor
Prosedur Infasif integritas kulit teratasi karakteristik luka
dengan kriteria: (mis: drainase,
1. Integritas kulit atau warna, ukuran bau)
jaringan utuh 3. Pertahankan teknik
2. Tidak ada tanda- steril saat
tanda infeksi melakukan
perawatan luka
4. Anjurkan pasien
mengkomsumsi
makan tinggi
kalori dan protein
5. Berikan edukasi
kepada keluarga
dan pasien tentang
luka dan perawatan
luka
6. Kolaborasi dengan
dokter pemberian
antibiotik
34
IMPLEMENTASI
Hari/tgl/jam Diagnosa kep Implementasi Respon
Selasa, Ketidakefektifan 1. Mengukur pola 1. RR : 26×/menit,
23-04-2019 bersihan jalan napas irama reguler,
12.00 wit napas (frekuensi,kedalam jenis kusmaul,
berhubungan an, usaha napas) pasien tampak
dengan eksudat sesak
08.10 wit dalam alveoli 2. Mengukur saturasi 2. SPO2 96 %
oksigen terpasang
oksingen 4
liter/m nasal
kanule
3. Mengatur pasien
08.20 wit 3. Posisi Pasien
untuk
head up 45
memaksimalkan
derajat namun
ventilasi
masih sesak
4. Mengajarkan 4. Pasien
09.00 wit
pasien teknik batuk mampu
efektif melakukan
batuk efektif
dengan baik dan
mengeluarkan
lender berwarna
coklat
5. Melaksanakan 5. Sesak napas
10.00 wit hasilkolaborasi berkurang,
dokter dengan
SPO2 97 %
memberikan :
Nebulizer
(combivent 2,5 mg)
35
IMPLEMENTASI
Hari/tgl/jam Diagnose Kep Implementasi Respon
Selasa, Nyeri akut 1. Lakukan 1. Nyeri terpasang
23-04-2019 berubungan pengkajian nyeri WSD
08.25 wit dengan Agen secara Nyeri seperti
pencedra fisik komprehensif tertusuk-tusuk
(prosedur termasuk okasi, Nyeri di rusuk
operasi ) karakteristik, sebelah kiri
durasi, frekuensi, Skala nyeri 6
kualitas, skala dan (sedang)
faktor pencetus. Durasi nyeri 1-2
menit
08.45 wit 2. Observasi reaksi 2. Ekspesi wajah
non verbal meringis
36
IMPLEMENTASI
Hari/tgl/jam Diagnosa kep Implementasi Respon
Selasa, Resiko infeksi 1. Monitor tanda 1. Ada kemerahan
23-04-2019 Faktor – faktor dan gejala di sekitar luka,
08. 00 wit resiko : infeksi terpasang WSD
Prosedur Infasif dan leukosit 12.0
37
11.45 wit 5. Beri hear 5. Pasien paham
education dan mengerti
tentang tentang cara
perawatan luka perawatan luka
6. Melaksanakan 6. Luka kering
hasil kolaborasi
dokter dengan
meberikan
ceftriaxon 1 gr iv
`13.00 wit
38
EVALUASI
Hari/Tgl/Jam NO DX Evaluasi
Selasa, I S : Pasien mengatakan sesak nafas
23-04-2019 berkurang
13.00 wit O : Batuk mengeluarkan dahak
berwarna coklat
RR : 24×/menit
Spo2 97%
O2 4 ltr/mnit
A : Masalah ketidakefektifan
bersihan jalan napas belum
teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
1. Monitor pola napas (frekuensi,
kedalaman, usaha napas)
2. Posisikan pasien untuk memaksimalkan
ventilasi
3. Kolaborasi dengan dokter untuk
pemberian obat
Selasa, II S : Pasien mengatakan Nyeri
23-04-2019 P : Nyeri karena pemasangan
13.10 wit WSD
Q : Nyeri seperti tertusuk-tusuk
R : rusuk sebelah kiri
S : 4 ( sedang )
T : 1-2 menit
O:
Ekspresi wajah meringis
A : Masalah nyeri akut belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
39
1. Kaji nyeri secara komprehensif
termasuk lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, skala dan faktor
pencetus.
2. Observasi reaksi non verbal
3. Berikan tekhnik non farmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
4. Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian analgetik
40
IMPLEMENTASI
Hari/tgl/jam Diagnosa kep Implementasi Respon
Rabu, Ketidakefektifan 1. Mengukur pola 1. RR : 24×/menit,
24-04-2019 bersihan jalan napas irama reguler,
12.00 wit napas (frekuensi,kedal jenis kusmaul,
berhubungan aman, usaha pasien tampak
dengan eksudat napas) sesak
08.10 wit dalam alveoli 2. Mengukur 2. SPO2 97 %
saturasi oksigen
08.20 wit 3. Mengatur 3. Posisi Pasien
pasien untuk head up 45
memaksimalkan derajat namun
ventilasi masih sesak
10.00 wit 4. Melaksanakan 4. Sesak napas
hasilkolaborasi berkurang,
dokter dengan SPO2 98 %
memberikan :
Nebulizer
(combivent 2,5
mg)
41
IMPLEMENTASI
Hari/tgl/jam Diagnose Kep Implementasi Respon
Rabu , Nyeri akut 1. Lakukan 1. Nyeri terpasang
24-04-2019 berubungan pengkajian WSD Nyeri
08.25 wit dengan Agen nyeri secara seperti tertusuk-
pencedra fisik komprehensif tusuk Nyeri di
(prosedur termasuk okasi, rusuk sebelah
operasi ) karakteristik, kiri Skala nyeri
durasi, 4 (sedang)
frekuensi, Durasi nyeri 1-2
kualitas, skala menit
dan faktor
pencetus.
08.45 wit 2. Observasi 2. Ekspesi wajah
reaksi non meringis
verbal
09.10 wit 3. Masase ringan 3. Pasien tampak
pada rusuk rileks nyeri
sebelah kiri berkurang
12.00 wit 4. melaksanakan 4. Nyeri berkurang
hasil kolaborasi skala nyeri 2 (
dokter dengan ringan )
meberikan
injeksi
ketterolac 30
mg (IV)
42
IMPLEMENTASI
43
EVALUASI
Hari/Tgl/Jam NO DX Evaluasi
Rabu, I S: pasien mengatakan sesak nafas
24-04-2019 berkurang
13.00 wit O:
Spo2 98 %
O2 4 ltr/mnit
RR : 22×/menit
A : Masalah ketidakefektifan
bersihan jalan napas teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
1. Monitor pola napas (frekuensi,
kedalaman, usaha napas)
2. Posisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi
3. Kolaborasi dengan dokter untuk
pemberian obat
Rabu, II S : pasien mengatakanNyeri berkurang
24-04-2019 P : Nyeri karena pemasangan
13.10 wit WSD
Q : Nyeri dirasakan seperti peri
R : rusuk sebelah kiri
S : 2 (sedang)
T : 1 menit
O:
Ekpresi wajah rileks
A : Masalah nyeri akut teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
1. Kaji nyeri secara komprehensif
termasuk lokasi, karakteristik,
44
durasi, frekuensi, kualitas, skala
dan faktor pencetus.
2. Observasi reaksi non verbal
3. Berikan tekhnik non farmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
4. Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian analgetik
45
IMPLEMENTASI
Hari/tgl/jam Diagnosa kep Implementasi Respon
Kamis , Ketidakefektifan 1. Mengukur pola 1. RR : 22×/menit,
25-04-2019 bersihan jalan napas irama reguler,
12.00 wit napas (frekuensi,kedal jenis kusmaul,
berhubungan aman, usaha pasien tampak
dengan eksudat napas) sesak
08.10 wit dalam alveoli 2. Mengukur 2. SPO2 98 % dan
saturasi oksigen terpasang
oksigen 4 liter/m
nasal kanule
46
IMPLEMENTASI
Hari/tgl/jam Diagnose Kep Implementasi Respon
Kamis , Nyeri akut 1. Lakukan 1. Nyeri terpasang
25-04-2019 berubungan pengkajian WSD Nyeri
08.25 wit dengan Agen nyeri secara seperti perih
pencedra fisik komprehensif Nyeri di rusuk
(prosedur termasuk okasi, sebelah kiri
operasi ) karakteristik, Skala nyeri 2
durasi, (ringan)
frekuensi, Durasi nyeri 1
kualitas, skala menit
dan faktor
pencetus.
08.45 wit 2. Observasi reaksi 2. Ekspesi wajah
non verbal rileks
47
IMPLEMENTASI
Hari/tgl/jam Diagnosa kep Implementasi Respon
Rabu, Resiko infeksi 1. Monitor tanda 1. Tidak ada
24-04-2019 Faktor – faktor dan gejala infeksi kemerahan di
08. 00 wit resiko : sekitar luka ,dan
Prosedur Infasif WSD sudah di
aff
08.05 wit 2. Kaji karakteristik 2. Luka post
luka ( mis: hacting pada
drainase, warna, rusuk kiri
ukuran bau ) P : 2 cm
Hacting 2
jahitan
Luka bersih
dan kering
3. Rawat luka
08.15 wit 3. Luka kering
secara steril
dan bersih
menggunakan
Nacl 0,9% dan
ditutup kassa
steril
4. Melaksanakan 4. Luka kering
13.00 wit
hasil kolaborasi
dokter dengan
meberikan
ceftriaxon 1 gr iv
48
EVALUASI
Hari/Tgl/Jam NO DX Evaluasi
Kamis, I S : pasien mengatakan sesak nafas
25-04-2019 berkurang
19.00 wit O:
Spo2 98 %
O2 4 ltr/mnit
RR : 22 ×/menit
A : Masalah ketidakefektifan
bersihan jalan napas teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
1. Monitor pola napas (frekuensi,
kedalaman, usaha napas)
2. Posisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi
3. Kolaborasi dengan dokter untuk
pemberian obat
Kamis, II S : sudah tidak ada nyeri
25-04-2019
19.10 wit O:
Ekpresi wajah rileks
A : Masalah nyeri akut teratasi
P : Intervensi dihentikan
49
Kamis. III S: klien mengatakan ada luka jahit
25-04-2019 pada tulang rusuk sebelah kiri
50