Vous êtes sur la page 1sur 11

A.

Konsep teori Penyakit


1. Definisi
Menurut Cunningham (2006), plasenta previa merupakan implantasi plasenta di
bagian bawah sehingga menutupi ostium uteri internum, serta menimbulkan
perdarahan saat pembentukan segmen bawah Rahim
Plasenta Previa adalah plasenta yang berimplantasi rendah sehingga menutupi
sebagian /seluruh ostium uteri internum (implantasi plasenta yang normal adalah pada
dinding depan, dinding belakang rahim atau di daerah fundus uteri).(Yuni Kusmiyati
dkk, 2009, Perawatan Ibu Hamil, hal. 158-159.
2. Anatomi Dan Fisiologi

Keterangan (1). Rektum dilapisi mukosa usus (2). Lapisan otot sirkuler dinding rectum (3).
Lapisan otot longitudinal dinding rektum( 4). Tulang panggul (5). m.obturator internus (6). m.levator
anus (7). m.pubo-rektal (8). m.sfingter internus (9). m.sfingter externus (10). Garis atas-sfingter (dari
hilton ) merupakan perbatasan antara sfingter intern dan ekstern yang dapat diraba (11). Tonjolan
rektum atau kolumna morgagni dengan muara kelenjar rektum diantaranya di dalam kripta (12).
Garis mokokuktan atau linea pektinata merupakan perbatasan antara selaput lendir (=mukosa)
rektum dan kutis (=kulit) anus (13). Kanalis analis dengan epitel gepeng.
Normalnya, kelenjar rektum yang terdapat di kripta antar kolumna rektum
berfungsi sebagai barrier terhadap lewatnya mikroorganisme penyebab infeksi yang
berasal dari lumen usus ke daerah perirektal. Kelenjar ini mengeluarkan semacam
lendir, berguna sebagai pelicin/ lubrikasi. Saluran ini memiliki klep satu arah agar
produksi bisa keluar tapi feses tidak bisa masuk. Terhalangnya jalan keluar produksi
dari kelenjar ini akibat stasis menyebabkan kuman dan cairan feses masuk ke dalam
kelenjar. Feses yang banyak kumannya berkembang biak ke dalam kelenjar,
membentuk peradangan yang jadi abses. Abses akan mencari jalan keluar
dan membentuk semacam pipa yang menembus kulit. Akibatnya, kulit jadi tampak
seperti bisul lalu pecah. Pecahan ini tidak bisa menutup karena nanah selalu keluar
dan tidak bisa kering karena berhubungan dengan feses. Kondisi ini bisa berlangsung
berbulan-bulan hingga bertahun-tahun.
3. Etiologi
Menurut Chalik (2008), yang menjadi penyebab implantasinya blastokis pada
segman bawah rahim belum diketahui secara pasti. Namun teori lain mengemukakan
bahwa yang menjadi salah satu penyebabnya adalah vaskularisasi desidua yang tidak
memadai, yang mungkin terjadi karena proses radang maupun atropi.

4. Patofisiologi
a. Lokasi implantasi dan ukuran placenta saling terkait. Secara rinci, karena sirkulasi
pada segmen bawah sdikit lebih baik daripada fundus, placenta previa mungkin
butuh untuk menutupi area yang lebih besar untuk efisiensi yang adekuat.
Permukaan placenta previa mungkin lebih besar setidak-tidaknya 30% lebih besar
daripada placenta yang terimplantasi di fundus.
b. Segmen bagian bawah relatif tanpa kontraksi dan perdarahan pantas
dipertimbangkan pada pembukaan sinus.
c. Infeksi ascending dari vagina dapat menyebabkan placentitis, terutama di daerah
pajana atau di atas tulang.
d. Placenta previa dapat terdorong miring, melintang, presentasi dan mencegah
perikatan pada keadaan fetal.

5. Komplikasi
 Syok
 Penggumpalan darah
 Kelahiran prematur
 Asfiksia janin

6. Manifestasi klinik
a) Perdarahan pervaginam
b) Tanpa alasan dan tanpa nyeri
c) Pada ibu, tergantung keadaan umum dan jumlah darah yang hilang, perdarahan
yang sedikit demi sedikit atau dalam jumlah banyak dengan waktu yang singkat,
dapat menimbulkan anemia sampai syok.
d) Pada janin, turunnya bagian terbawah janin ke dalam Pintu Atas panggul (PAP)
akan terhalang, tidak jarang terjadi kelainan letak janin dalam rahim, dan dapat
menimbulkan aspiksia sampai kematian janin dalam rahim (Manuaba, 2005; Murah
dkk, 1999).
7. Pemeriksaan diagnostik
a) USG : biometri janin, indeks cairan amnion, kelainan congenital, letak dan derajat
maturasi plasenta. Lokasi plasenta sangat penting karena hal ini berkaitan dengan
teknik operasi yang akan dilakukan.
b) Kardiotokografi (KTG) : Kardiotokografi dalam Persalinan adalah suatu metoda
elektronik untuk memantau kesejahteraan janin dalam kehamilan dan atau dalam
persalinan. Dilakukan pada kehamilan > 28 minggu.
c) Laboratorium : darah perifer lengkap. Bila akan dilakukan PDMO atau operasi,
perlu diperiksa faktor waktu pembekuan darah, waktu perdarahan dan gula darah
sewaktu. Pemeriksaan lainnya dilakukan atas indikasi medis.
d) Sinar X
Menampakkan kepadatan jaringan lembut untuk menampakkan bagian-bagian
tubuh janin.

B. Proses Keperawatan
1. Pengkajian
a) Data Demografi
b) Riwayat Kesehatan
c) Pemeriksaan Fisik
d) Pola Sehat Fungsional
2. Analisis Data/Pathways
No Data Etiologi Masalah
Keperawatan
1 DS : Plasenta previa Perubahan
 Klien klien mengeluh perpusi jaringan
badannya terasa lemas. Bertambahnya usia kehamilan utero plasenta
 Kontraksi uterus menurun (trimester ke 3)
 Gerakan janin berkurang.
Uterus mengalami perubahan
DO : (semakin melebar dan servik
 Klien tampak pucat mulai membuka)
 Tampak adanya perdarahan
pervaginam. Terjadi pembentukkan segmen
 TTV : bawah Rahim dan pembukaan
 TD : < 110-120/70-90 ostium interna
mmHg.
 Nadi : > 60-100 x/menit. Plasenta menenpel di segmen
 RR : > 22x/menit. bawah Rahim/plasenta lepas
 Suhu: Normal/meningkat dari dinding uterus
(>37,5oC).
 Djj : >/< 160x/menit Sinus uterus robek/rupture
 Hasil USG diperoleh
gambaran plasenta previa Perdarahan
menutupi pinggir, sebagian,
keseluruhan, ostium uteri HbO2 dalam darah menurun
interna, dan disegmen
bawah uterus. O2 kejaringan menurun

Perubahan perpusi jaringan


utero plasenta
2 DS : Plasenta previa Intoleransi
 Klien mengatakan badanya Aktivitas
lemas Bertambahnya usia kehamilan
 Klien mengeluh pusing. (trimester ke 3)

DO : Uterus mengalami perubahan


 Klien tampak tidak (semakin melebar dan servik
berenergi atau bertenaga mulai membuka)
 Klien kelelahan
 TTV : Terjadi pembentukkan segmen
 TD : < 110-120/70-90 bawah Rahim dan pembukaan
mmHg. ostium interna
 Nadi : > 60-100 x/menit.
 RR : > 22x/menit. Plasenta menenpel di segmen
 Suhu: Normal/meningkat bawah Rahim/plasenta lepas
(>37,5oC). dari dinding uterus
 Hb: < 11 g/dL
 ADL klien di bantu Sinus uterus robek/rupture
 Kekuatan otot klien :
5/5 Perdarahan
5/5
HbO2 dalam darah menurun

O2 kejaringan menurun

Metabolisme anaerob
Penumpukan asam laktat

Kelelahan

Intoleransi Aktivitas
3 DS : Plasenta previa Risiko Syok
 Klien mengatakan hipovoliemik
mengalami perdarahan Bertambahnya usia kehamilan
sejak trimester kedua atau (trimester ke 3)
awal trimester ketiga.
 Menurut klien, perdarahan Uterus mengalami perubahan
pertama yang keluar sedikit (semakin melebar dan servik
namun lama kelaman mulai membuka)
erdarahan bertambah
banyak. Terjadi pembentukkan segmen
bawah Rahim dan pembukaan
DO : ostium interna
 Klien tampak pucat
 Tampak adanya perdarahan Plasenta menenpel di segmen
pervaginam. bawah Rahim/plasenta lepas
 TTV : dari dinding uterus
 TD : < 110-120/70-90
mmHg. Sinus uterus robek/rupture
 Nadi : > 60-100 x/menit.
 RR : > 22x/menit. Perdarahan
 Suhu: Normal/meningkat
(>37,5oC). Kehilangan cairan dan darah
 Hasil USG diperoleh
gambaran plasenta previa Resti syok hipovolemik
menutupi pinggir, sebagian,
keseluruhan, ostium uteri
interna, dan disegmen
bawah uterus.
 Hb: < 11 g/dL
Pathways

- bekas luka operasi pada uterus


- kehamilan multiple
- kehamilan multipara
- tumor endometrium
- vaskularisasi fundus ↓

vaskularisasi desidua menururn

Plasenta previa

Totalis Partialis Marginalis law lying

Bertambahnya usia kehamilan (trimester ke 3)

Uterus mengalami perubahan (semakin melebar dan servik mulai membuka)

Terjadi pembentukkan segmen bawah Rahim dan pembukaan ostium interna

Plasenta menenpel di segmen bawah Rahim/plasenta lepas dari dinding uterus

Sinus uterus robek/rupture

Perdarahan

Risiko
Kehilangan cairan HbO2 dalam O2 kejaringan pertumbuhan janin
dan darah darah menurun fetus menurun terhambat/kematia
n janin

Resti syok O2 kejaringan


Metabolisme anaerob
hipovolemik menurun
Penumpukan asam
Perubahan perpusi laktat
jaringan utero
plasenta Kelelahan

Intoleransi Aktivitas
3. Diagnosa keperawatan
a. Syok hipovoliemik b.d kehilangan cairan dan darah akibat perdarahan
b. Perubahan perpusi jaringan utero plasenta b.d kadar O2 ke jaringan janin/fetus
menurun
c. Intoleransi Aktivitas b.d kelelahan

4. Intervensi keperawatan
No Dx Tujuan Intervensi Rasional
Kep
1 1 Umum : 1. Pantau tanda – tanda vital, 1. Membantu
Setelah dilakuka tindakan penisian kapiler pada dasar menentukan
keperawatan selama 1x24 kuku, warna membran mukosa/ beratnya
jam syok hipovolemik kulit dan suhu. Ukur tekanan kehilangan darah,
teratasi. vena sentarl, bila ada. meskipun
sianosis dan
Khusus: perubahan pada
Setelah dilakuka tindakan 2. Evaluasi, laporkan, dan catat tekanan darah,
keperawatan selama 2-3 jumlah serta jumlah kehilangan nadi adalah
jam syok hipovolemik darah. Lakukan perhitungan tanda-tanda lanjut
teratasi. pembalut Timbang pembalut dari kehilangan
pengalas. sirkulasi atau
Kriteria hasil: terjadinya syok.
 TTV dalam batas normal 3. Posisikan klien dengan tepat, 2. Perkiraan
TD : 110-120/70-90 telentang dengan panggul kehilangan darah
N : 60-100x/menit ditinggikan atau posisi semi- membantu
RR: 16-22x/menit fowler. Hindari posisi membedakan
0
Suhu : 36,3-37,5 C trendelenburg. diagnosa, Setiap
 Akral hangat gram peningkatan
 Kadar Hb dalam batas berat pembalut
normal (12-16g/dL). 4. Hindari pemeriksaan rectal atau sama dengan
 Klien tidak tampak pucat vagina kehilangan kira-
 Konjungtiva tidak kira 1 ml darah.
Anemis 3. Menjamin
 CRT : < 3 detik 5. Berikan larutan intravena, keadekuatan
ekspander plasma, darah darah yang
lengkap, atau sel-sel kemasan, tersedia untuk
sesuai indikasi. otak; peninggian
6. Siapkan untuk kelahiran sesaria. panggul
menghindari
kompresi vena
kava. Posisi
semi- fowler
memungkinkan
janin bertindak
sebagai tampon.
4. Dapat
meningkatkan
hemoragi,
khususnya bila
plasenta previa
marginal atau
total terjadi.
5. Meningkatkan
volume darah
sirkulasi dan
mengatasi gejala-
gejala syok.
6. Hemoragi
berhenti bila
plasenta
diangkat dan
sinus-sinus
vena tertutup.
2 2 Umum : 1. Perhatikan status fisiologis ibu 1. Kejadian
Setelah dilakuka tindakan dan janin, status sirkulasi, dan perdarahan
keperawatan selama 1x24 volume darah. potensial
jam tidak terjadi perubahan merusak hasil
perpusi jaringan utero kehamilan,
plasenta. 2. Auskultasi dan laporkan DJJ , kemungkinan
catat bradikardia atau takikardia. menyebabkan
Khusus: Catat perubahan pada aktivitas hipovolemia atau
Setelah dilakuka tindakan janin (hipoaktivitas atau hipoksia
keperawatan selama 2-3 hiperaktivitas. uteroplasenta.
jam tidak terjadi perubahan 2. Mengkaji
perpusi jaringan utero berlanjutnya
plasenta. hipoksia janin.
3. Anjurkan tirah baring pada Pada awalnya,
Kriteria hasil: posisi miring kiri. janin berespon
 TTV dalam batas normal pada penurunan
TD : 110-120/70-90 kadar oksigen
N : 60-100x/menit 4. Berikan suplemen oksigen pada dengan takikardia
RR: 16-22x/menit klien dan peningkatan
Suhu : 36,3-37,50C gerakan. Bila
 Akral hangat 5. Ganti kehilangan darah/cairan tetap defisit,
 Kadar Hb dlam batas ibu. bradikardia dan
normal (12-16g/dL). penurunan
 Klien tidak tampak pucat aktivitas terjadi.
 DJJ : 120-160x/menit 6. Kolaborasi dengan dokter untuk 3. Menghilangkan
 Pergerakan bayi (+) persiapkan intervensi bedah tekanan pada
 Kontraksi uterus (+) dengan tepat. vena kava
 Tidak terjadi pembukaan inferior dan
ostium interna. meningkatkan
sirkulasi
plasenta/janin
dan pertukaran
oksigen.
4. Meningkatkan
ketersediaan
oksigen untuk
ambilan janin.
5. Mempertahankan
volume sirkulasi
yang adekuat
untuk transport
oksigen.
6. Pembedahan
perlu bila terjadi
pelepasan
plasenta yang
berat, atau bila
perdarahan
berlebihan ,
terjadi
penyimpangan
oksigen janin,
dan kelahiran
vagina tidak
mungkin.

3 3 Umum : 1. Kaji ulang keluhan klien. 1. Untuk


Setelah dilakukan tindakan mengidentifikasi
keperawatan 4x24 jam 2. Kaji hal-hal yang mampu atau masalah-masalah
aktifitas terpenuhi secara yang tidak mampu dilakukan klien.
mandiri. oleh klien. 2. Untuk
mengetahui
Khusus: 3. Bantu klien untuk memenuhi tingkat
Setelah dilakukan tindakan kebutuhan aktivitasnya sehari- ketergantungan
keperawatan selama 1x24 hari sesuai tingkat keterbatasan klien dalam
jam aktifitas terpenuhi klien (membatu kekamar memenuhi
secara bertahap, mandi, memberikan makan). kebutuhannya.
3. Pemberian
Kriteria hasil: bantuan sangat
 Klien mampu 4. Letakkan barang-barang di diperlukan oleh
melakukan aktivitas tempat yang mudah terjangkau klien pada saat
mandiri. oleh klien. kondisinya lemah
 Kebutuhan aktivitas dan perawat
sehari-hari terpenuhi 5. Kolaborasi dengan keluarga mempunyai
 Klien tampak segar dalam memenuhi kebutuhan. tanggung jawab
 Kekuatan otot dalam
5/5 pemenuhan
5/5 kebutuhan sehari-
hari klien tanpa
mengalami
ketergantungan
pada perawat.
4. Akan membantu
klien untuk
memenuhi
kebutuhannya
sendiri tanpa
bantuan orang
lain.
5. Memudahkan
klien pemenuhan
kebutuhan.
DAFTAR PUSTAKA

Chalik TMA. 2008. Perdarahan pada kehamilan lanjut dan persalinan. Ilmu Kebidanan
Edisi Keempat Cetakan Pertama. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Manuaba, Ida bagus Gde, (2015). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
berencana unuk Pendidikan Bidan. EGC. Jakarta.
Murah Manoe dkk, 2018, Pedoman Diagnosis Dan Terapi Obstetri Dan Ginekologi.

Bagian /SMF obstetri dan ginekologi FK Unhas . Ujung Pandang.

Prawirohardjo Sarwono, 2018, ed. Keempat. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka:
Jakarta.
Sandra M. Nettina, 2011, Pedoman Praktik Keperawatan. Penerbit buku kedokteran
EGC. Jakarta.

Vous aimerez peut-être aussi