Vous êtes sur la page 1sur 9

TUGAS INDIVIDU

KANKER NASOFARING (KARSINOMA NASOFARING)


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah : KEPERAWATAN
MENJELANG AJAL DAN PALIATIF
Dosen pengampu : Imron Rosyidi, S. Kep., M. Kep

DISUSUN
OLEH :
NAMA : ADI CHANDRA PRASETIAWAN
NIM : 010218A018

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
UNGARAN
2018
A. Definisi
Karsinoma nasofaring merupakan tumor ganas yang tumbuh di
daerah nasofaring dengan predileksi di fossa Rossenmuller dan atap
nasofaring. Karsinoma nasofaring merupakan tumor ganas daerah
kepala dan leher yang terbanyak ditemukan di Indonesia. (Efiaty &
Nurbaiti, 2001)
B. Etiologi
Kaitan Virus Epstein Barr dengan ikan asin dikatakan sebagai
penyebab utama timbulnya penyakit ini. Virus ini dapat masuk dalam
tubuh dan tetap tinggal tanpa menyebabkan suatu kelainan dalam
jangka waktu yang lama.
Untuk mengaktifkan virus ini dibutuhkan suatu mediator kebiasaan
untuk mengonsumsi ikan asin secara terus-menerus mulai dari masa
kanak-kanak. Mediator yang berpengaruh untuk timbulnya Ca
Nasofaring adalah sebagai berikut :
1. Ikan asin, makanan yang diawetkan dan nitrosamine
2. Keadaan sosial ekonomi yang rendah, lingkungan dan kebiasaan
hidup
3. Sering kontak dengan zat karsinogen (benzopyren, benzoantrance,
gas kimia, asap industry dan beberapa ekstrak tumbuhan)
4. Ras dan keturunan
5. Radang, ronis nasofaring
6. Profil HLA
Klasifikasi hispatologi menurut WHO (1982) :
Tipe WHO 1
1. Karsinoma sel skuamosa (KSS)
2. Deferensiasi baik sampai sedang
3. Sering eksofilik (tumbuh di permukaan)
Tipe WHO 2
1. Karsinoma non keratinisasi (KNK)
2. Paling banyak variasinya
3. Menyerupai transisional
4. Karsinoma
Tipe WHO 3
1. KARSINOMA TANPA DIFERENSIASI (KTD)
2. Seperti antara lain limfoepitelioma, karsinoma anaplastik
3. Lebih radiosensitive
Penentuan stadium

C. Manifestasi klinis
Simtomatologi ditentukan oleh hubungan anatomic nasofaring terhadap
hidung, tuba Eustachii dan dasar tengkorak
1. Gejala Hidung :
- Epistaksis : rapuhnya mukosa hidung sehingga mudah terjadi
perdarahan.
- Sumbatan hidung. Sumbatan menetap karena pertumbuhan tumor
kedalam rongga nasofaring dan menutupi koana, gejalanya : pilek
kronis, ingus kental, gangguan penciuman.
2. Gejala telinga
- Kataralis/ oklusi tuba Eustachii : tumor mula-mula dofosa Rosen
Muler, pertumbuhan tumor dapat menyebabkan penyumbatan
muara tuba ( berdengung, rasa penuh, kadang gangguan
pendengaran)
- Otitis Media Serosa sampai perforasi dan gangguan pendengaran
3. Gejala lanjut
- Limfadenopati servikal : melalui pembuluh limfe, sel-sel kanker
dapat mencapai kelenjar limfe dan bertahan disana. Dalam
kelenjar ini sel tumbuh dan berkembang biak hingga kelenjar
membesar dan tampak benjolan dileher bagian samping, lama
kelamaan karena tidak dirasakan kelenjar akan berkembang dan
melekat pada otot sehingga sulit digerakkan.
D. Pathway

E. Masalah yang lazim muncul


1. Nyeri (akut) berhubungan dengan agen injuri fisik (pembedahan).
2. Gangguan sensori persepsi (pendengaran) berubungan dengan
gangguan status organ sekunder metastase tumor
3. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake makanan yang kurang.
4. Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit, diet, perawatan
dan pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi.
5. Harga diri rendah berhubungan dengan perubahan perkembangan
penyakit, pengobatan penyakit.
F. Discharge planning
No Diagnosa Intervensi Rasional
1 Nyeri (akut) berhubungan Mandiri :
dengan agen injuri fisik 1. Tentukan riwayat 1. Informasi memberikan data
(pembedahan). nyeri misalnya dasar untuk mengevaluasi
Tujuan : lokasi, frekuensi, kebutuhan/ keefektivan
Rasa nyeri teratasi atau durasi intervensi
terkontrol 2. Berikan tindakan 2. Meningkatkan relaksasi dan
Kriteria hasil : kenyamanan dasar membantu memfokuskan
 Mendemonstrasikan (reposisi, gosok kembali perhatian
penggunaan punggung) dan 3. Memungkinkan pasien untuk
ketrampilan relaksasi aktivitas hiburan. berpartisipasi secara aktif dan
nyeri 3. Dorong meningkatkan rasa control
 Melaporkan penggunaan 4. Kontrol nyeri maksimum dengan
penghilangan nyeri ketrampilan pengaruh minimum pada AKS
maksimal/kontrol manajemen nyeri
dengan pengaruh (teknik relaksasi, 1. Nyeri adalah komplikasi sering
minimal pada AKS visualisasi, dari kanker, meskipun respon
bimbingan individual berbeda. Saat
imajinasi) musik, perubahan penyakit atau
sentuhan pengobatan terjadi, penilaian
terapeutik. dosis dan pemberian akan
4. Evaluasi diperlukan
penghilangan nyeri
atau control
Kolaborasi
1. Berikan analgesik
sesuai indikasi
misalnya Morfin,
metadon atau
campuran narkotik
2 Gangguan sensori 1. Tentukan ketajaman 1. Mengetahui perubahan dari hal-
persepsi (pendengaran) pendengaran, hal yang merupakan kebiasaan
berubungan dengan apakah satu atau pasien .
gangguan status organ dua telinga terlibat. 2. Lingkungan yang nyaman
sekunder metastase tumor 2. Orientasikan pasien dapat membantu meningkatkan
Tujuan : terhadap proses penyembuhan.
Mampu beradaptasi lingkungan. 3. Mengetahui faktor penyebab
terhadap perubahan 3. Observasi tanda- gangguan persepsi sensori
sensori pesepsi. tanda dan gejala yang lain dialami dan
Kriteria Hasil : disorientasi. dirasakan pasien.
Mengenal gangguan dan
berkompensasi terhadap
perubahan.
3 Gangguan pemenuhan 1. Kaji status nutrisi 1. Untuk mengetahui tentang
nutrisi kurang dari dan kebiasaan keadaan dan kebutuhan nutrisi
kebutuhan tubuh makan. pasien sehingga dapat diberikan
berhubungan dengan 2. Anjurkan pasien tindakan dan pengaturan diet
intake makanan yang untuk mematuhi yang adekuat.
kurang. diet yang telah 2. Kepatuhan terhadap diet dapat
Tujuan : diprogramkan. mencegah komplikasi terjadinya
Kebutuhan nutrisi dapat 3. Timbang berat hipoglikemia/hiperglikemia.
terpenuhi badan setiap 3. Mengetahui perkembangan
Kriteria hasil : seminggu sekali. berat badan pasien (berat
 Berat badan dan tinggi 4. Identifikasi badan merupakan salah satu
badan ideal. perubahan pola indikasi untuk menentukan diet).
 Pasien mematuhi makan. 4. Mengetahui apakah pasien telah
dietnya. melaksanakan program diet
 Kadar gula darah dalam yang ditetapkan.
batas normal.
 Tidak ada tanda-tanda
hiperglikemia/hipoglike
mia.
4 Kurangnya pengetahuan 1. Kaji tingkat 1. Untuk mengetahui sejauh mana
tentang proses penyakit, pengetahuan pengetahuan yang diketahui
diet, perawatan dan pasien/keluarga pasien/keluarga.
pengobatan berhubungan tentang penyakit 2. Agar perawat dapat
dengan kurangnya DM dan Ca. memberikan penjelasan dengan
informasi. Nasofaring menggunakan kata-kata dan
Tujuan : 2. Kaji latar belakang kalimat yang dapat dimengerti
Pasien memperoleh pendidikan pasien. pasien sesuai tingkat pendidikan
informasi yang jelas dan 3. Jelaskan tentang pasien.
benar proses penyakit, 3. Agar informasi dapat diterima
tentang penyakitnya. diet, perawatan dengan mudah dan tepat
Kriteria Hasil : dan pengobatan sehingga tidak menimbulkan
 Pasien mengetahui pada pasien kesalahpahaman.
tentang proses dengan bahasa 4. Agar pasien lebih kooperatif dan
penyakit, diet, dan kata-kata yang cemasnya berkurang.
perawatan dan mudah dimengerti. 5. Gambar-gambar dapat
pengobatannya dan 4. Jelasakan membantu mengingat
dapat menjelaskan prosedur yang kan penjelasan yang telah diberikan.
kembali bila ditanya. dilakukan,
 Pasien dapat manfaatnya bagi
melakukan perawatan pasien dan libatkan
diri sendiri berdasarkan pasien didalamnya.
pengetahuan yang 5. Gambar-gambar
diperoleh. dalam memberikan
penjelasan (jika
ada /
memungkinkan).
5 Harga diri Rendah 1. Kaji tingkat 1. Untuk menentukan tingkat
berhubungan dengan kecemasan yang kecemasan yang dialami pasien
perubahan perkembangan dialami oleh sehingga perawat bisa
penyakit, pengobatan pasien. memberikan intervensi yang
penyakit. 2. Beri kesempatan cepat dan tepat.
Tujuan : pada pasien untuk 2. Dapat meringankan beban
Setelah dilakukan askep mengungkapkan pikiran pasien.
selama 3×24 jam klien rasa cemasnya. 3. Agar terbina rasa saling percaya
menerima keadaan dirinya 3. Gunakan antar perawat-pasien sehingga
Kriteria Hasil : komunikasi pasien kooperatif dalam
 Menjaga postur yang terapeutik. tindakan keperawatan.
terbuka 4. Beri informasi yang 4. Informasi yang akurat tentang
 Menjaga kontak mata akurat tentang penyakitnya dan keikutsertaan
 Komunikasi terbuka proses penyakit pasien dalam melakukan
 Menghormati orang lain dan anjurkan tindakan dapat mengurangi

 Secara seimbang dapat pasien untuk ikut beban pikiran pasien.

berpartisipasi dan serta dalam 5. Sikap positif dari timkesehatan

mendengarkan dalam tindakan akan membantu menurunkan


keperawatan. kecemasan yang dirasakan
kelompok 5. Berikan keyakinan pasien.
 Menerima kritik yang pada pasien 6. Pasien akan merasa lebih
konstruktif bahwa perawat, tenang bila ada anggota
 Menggambarkan dokter, dan tim keluarga yang menunggu.
keberhasilan dalam kesehatan lain 7. Lingkung yang tenang dan
kelompok sosial. selalu berusaha nyaman dapat membantu
memberikan mengurangi rasa cemas
pertolongan yang
terbaik dan
seoptimal mungkin.
6. Berikan
kesempatan pada
keluarga untuk
mendampingi
pasien secara
bergantian.
7. Ciptakan
lingkungan yang
tenang dan
nyaman.

G. Pencegahan
1. Ciptakan lingkungan hidup dari lingkungan kerja yang sehat, serta
usahakan agar pergantian udara lancar.
2. Hindari polusi udara, seperti kontak dengan gas hasil kimia, asap
industri, asap kayu, asap rokok, asap minyak tanah, dan polusi lain
yang mengaktifkan virus Epstein Bar.
3. Hindari mengkonsumsi makanan yang diawetkan, makanan yang
panas, atau makanan yang merangsang selaput ledir. (Mangan,
2009)

Vous aimerez peut-être aussi