Vous êtes sur la page 1sur 23

TUGAS KELOMPOK

“TREND PERKEMBANGAN, TEKNOLOGI DIAGNOSIS DAN


PENATALAKSANAAN MODERN PADA PENYAKIT”

Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah : Patofisiologi


Dosen pengampu : Ns. Priyanto, M. Kep., Ns. Sp.Kep.MB

Disusun Oleh

Kelompok 12 :

1. Adi Chandra Prasetiawan


2. Irvan Yovi Rangga

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Seiring perkembangan zaman di abad ini, berbagai macam
penyakit mulai menyerang kondisi manusia tanpa melihat usia yang
ada. Beragam pula penyebab yang mendasari timbulnya penyakit-
penyakit tersebut. Mulai dari perubahan iklim cuaca yang terjadi didunia
sampai dengan pola hidup masing-masing individu.Perubahan iklim
yang sangat signifikan, juga sangat mempengaruhi kekebalan tubuh
manusia dengan melihat seringnya pergantian cuaca di dalam kurun
waktu yang sulit untuk di prediksikan.
Pada jaman sekarang ini kehidupan modern telah menjadi suatu
kebiasaan terutama bagi kalangan ekonomi menengah ke atas. Orang-
orang sibuk mengejar kebutuhan hidup dengan cara yang praktis dan
serba otomatis, seperti mengkonsumsi makanan yang cepat saji,
makanan yang berlemak, jarang berolahraga, stres berkepanjangan,
dan lain sebagainya sehingga pola makan dan kesehatan diri sendiri
dan orang lain sering terlupakan.
Teknologi telah berkembang dengan sangat pesat dan telah
berdampak ke berbagai bidang kehidupan manusia termasuk juga
bidang kesehatan. Kemajuan dalam bidang kesehatan ini diakibatkan
oleh kemajuan dalam ilmu teknologi tersebut. Begitu banyak penemuan
yang didapatkan dari kemajuan teknologi baik itu dalam hal
pengorganisasian suatu pengobatan maupun pengembangan
penelitiaan-penelitian kesehatan.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana trend perkembangan penyakit saat ini?
2. Apa saja teknologi diagnosis modern pada berbagai penyakit?
3. Bagaimana prosedur dan penatalaksanaan modern pada penyakit?
C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui bagaimana trend perkembangan penyakit
2. Untuk mengetahui teknologi diagnosis modern pada berbagai
penyakit
3. Untuk mengetahui bagaimana prosedur dan penatalaksanaan
modern pada penyakit
BAB II
PEMBAHASAN
A. Trend perkembangan penyakit
Sebelum kita mendeskripsikan suatu penyakit kita juga harus
memahami konsep penyakit itu sendiri, agar kita dapat mendeteksi
penyakit tersebut dan melakukan tindakan kesehatan sesuai prosedur
pelayanan kesehatan. Berikut beberapa pendapat tentang definisi
penyakit :
1. Dr. Beate Jacob
Suatu penyimpangan dari keadaan tubuh yang normal atau
ketidakharmonisan jiwa
2. Wahyudih Rajab, M.epid
Keadaan yang bersifat objektif dan rasa sakit yang bersifat subyektif
3. Dr. Eko Dudiarto
Kegagalan mekanisme adaptasi suatu organisme untuk bereaksi
secara tepat terhadap rangsangan atau tekanan sehingga timbul
gangguan pada fungsi atau struktur organ atau sistem tubuh
Jadi dapat disimpulkan penyakit adalah suatu keadaan tidak
normal pada suatu organism yang menyebabkan ketidakseimbangan,
ketidakselarasan, disfungsi kepada orang yang terkait atau
berhubungan dengannya.
Trend adalah hal yang sangat mendasar dalam berbagai
pendekatan analisa, tren juga dapat di definisikan salah satu gambaran
ataupun informasi yang terjadi pada saat ini yang biasanya sedang
popular di kalangan masyarakat (sesuatu yang sedang di bicarakan
oleh banyak orang saat ini dan kejadiannya berdasarkan fakta).
Digambarkan bahwa sejak tahun 1990, Indonesia memiliki gambaran
perubahan tren perkembangan penyakit yang perlu mendapatkan
perhatian khusus. Peningkatan persentase beban penyakit pada setiap
dekade, terlihat signifikan, terutama pada penyakit tidak menular yang
mengalami kenaikan hingga 12 persen setiap dekade.
Perkembangan mengenai transisi pola penyakit yang terjadi pada
masyarakat, pergeseran pola hidup, peningkatan pola sosial ekonomi
masyarakat menyebabkan pergeseran pola penyakit dari penyakit-
penyakit menular kearah penyakit-penyakit degeneratif seperti Kanker,
Penyakit Jantung Koroner (PJK) dan Diabetes Mellitus (DM).
1. Kanker
Kanker merupakan penyakit dengan karakteristik adanya
gangguan atau kegagalan mekanisme pengaturan multiplikasi pada
organisme multiseluler sehingga terjadi perubahan perilaku sel yang
tidak terkontrol. Perubahan tersebut disebabkan adanya perubahan
atau transformasi genetik, terutama pada gen-gen yang mengatur
pertumbuhan, yaitu protoonkogen dan gen penekan tumor. Sel-sel
yang mengalami transformasi terus-menerus berproliferasi dan
menekan pertumbuhan sel normal. Di Indonesia, menurut laporan
Riskesdes (2007) prevalensi kanker mencapai 4,3 per 1000
penduduk dan menjadi penyebab kematian nomor tujuh (5,7%).
Sel kanker terbentuk dari sel yang sehat dengan proses
kompleks yang disebut transformasi.
a) Langkah pertama pada poses tersebut adalah inisiasi, yaitu
sebuah pertumbuhan genetic sel (pada DNA dan kadangkala
pada struktur kromosom) memicu sel menjadi kanker. Perubahan
pada bahan genetic sel bisa terjadi secara spontan atau dibawa
oleh alat yang menyebabkan kanker (karsinogen). Karsinogen
termasuk beberapa bahan kimia, tembakau, virus, radiasi dan
sinar matahari. Tapi tidak semua sel rentan terhadap karsinogen.
b) Tahap kedua dan akhir di dalam perkembangan kanker disebut
promosi.Senyawa yang menyebabkan promosi disebut promotor.
Promotor dapat berupa zat-zat di dalam lingkungan atau bahkan
beberapa obat-obatan (seperti obat tidur). Tidak seperti
karsinogen, promotor tidak menyebabkan kanker dengan
sendirinya. Hanya, promotor membiarkan sel yang telah
mengalami inisiasi menjadi kanker. Promosi tidak mempunyai efek
pada sel noninisiasi. Sehingga beberapa faktor
seringkali berkombinasi dengan karsinogen untuk menyebabkan
kanker. Kanker berkembang secara langsung ke dalam jaringan di
sekitarnya atau menyebar ke jaringan-jaringan atau organ-organ
yang dekat atau jauh
2. Penyakit Jantung Koroner (PJK)
Penyakit jantung koroner dalam suatu keadaan akibat
terjadinya penyempitan, penyumbatan atau kelainan pembuluh nadi
koroner. Penyakit jantung koroner diakibatkan oleh penyempitan
atau penyumbatan pembuluh darah koroner. Penyempitan atau
penyumbutan ini dapat menghentikan aliran darah ke otot jantung
yang sering ditandai dengan rasa nyeri.
Penyakit Jantung Koroner (PJK) atau penyakit kardiovaskular
saat ini merupakan salah satu penyebab utama dan pertama
kematian di negara maju dan berkembang, termasuk Indonesia.
Pada tahun 2010, secara global penyakit ini akan menjadi penyebab
kematian pertama di negara berkembang, menggantikan kematian
akibat infeksi. Diperkirakan bahwa diseluruh dunia, PJK pada tahun
2020 menjadi pembunuh pertama tersering yakni sebesar 36% dari
seluruh kematian, angka ini dua kali lebih tinggi dari angka kematian
akibat kanker.
Penyebab terjadinya penyakit kardiovaskuler pada perinsipnya
disebabkan oleh dua faktor utama yaitu :
a) Aterosklerosis
Aterosklerosis pembuluh koroner merupakan penyebab penyakit
arteri koroneria yang paling sering ditemukan. Aterosklerosis
menyebabkan penimbunan lipid dan jaringan fibrosa dalam arteri
koronaria, sehingga secara progresif mempersempit lumen
pembuluh darah. Bila lumen menyempit maka resistensi terhadap
aliran darah akan meningkat dan membahayakan aliran darah
miokardium.
b) Trombosis
Endapan lemak dan pengerasan pembuluh darah terganggu dan
lama-kelamaan berakibat robek dinding pembuluh darah. Pada
mulanya, gumpalan darah merupakan mekanisme pertahanan
tubuh untuk mencegahan perdarahan berlanjut pada saat
terjadinya luka. Berkumpulnya gumpalan darah dibagian robek
tersebut, yang kemudian bersatu dengan keping-keping darah
menjadi trombus. Trombosis ini menyebabkan sumbatan di dalam
pembuluh darah jantung, dapat menyebabkan serangan jantung
mendadak, dan bila sumbatan terjadi di pembuluh darah otak
menyebabkan stroke.
Patofisiologis Penyakit Jantung Koroner (PJK) :
a) Angina pektoris stabil
Angina pektoris ditegakkan berdasarkan keluhan nyeri dada yang
khas, yaitu rasa tertekan atau berat di dada yang sering menjalar
ke lengan kiri. Nyeri dada terutama saat melakukan kegiatan fisik,
terutama dipaksa bekerja keras atau ada tekanan emosional dari
luar. Biasanya serangan angina pektoris berlangsung 1-5 menit,
tidak lebih dari 10 menit, bila serangan lebih dari 20 menit,
kemungkinan terjadi serangan infark akut. Keluhan hilang setelah
istirahat
b) Angina pektoris yang tidak stabil
Pada angina pektoris yang tidak stabil serangan rasa sakit dapat
timbul pada waktu istirahat, waktu tidur, atau aktifitas yang ringan.
Lama sakit dada lebih lama daripada angina biasa, bahkan
sampai beberapa jam. Frekuensi serangan lebih sering dibanding
dengan angina pektoris biasa
c) Angina varian (prinzmetal)
Terjadi hipoksia dan iskemik miokardium disebabkan oleh vaso
spasme (kekakuan pembuluh darah), bukan karena penyempitan
progesif arteria koroneria. Episode terjadi pada waktu istirahat
atau pada jam-jam tertentu tiap hari. EKG peningkatan segmen
ST.
d) Sindrom koroner akut (SKA)
Sindrom klinik yang mempunyai dasar patofisiologi yang sama
yaitu erosi, fisur, ataupun robeknya plak atheroma sehingga
menyebabkan thrombosis yang menyebabkan ketidak
seimbangan pasokan dan kebutuhan oksigen miokard. Termasuk
SKA adalah angina pektoris stabil dan infark miokard akut.
Sindrom Koroner Akut (SKA) adalah salah satu manifestasi klinis
Penyakit Jantung Koroner (PJK) yang utama dan paling sering
mengakibatkan kematian
3. Diabetes Mellitus (DM)
Diabetes mellitus (DM) adalah kelainan metabolik yang
disebabkan oleh banyak faktor seperti kurangnya insulin atau
ketidakmampuan tubuh untuk memanfaatkan insulin (insulin
resistan), dengan simtoma berupa hiperglikemia kronis dan
gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein, sebagai
akibat dari defisiensi sekresi hormon insulin, aktivitas insulin, atau
keduanya.
Diabetes adalah salah satu diantara penyakit tidak menular
yang akan meningkat jumlahnya dimasa mendatang. Diabetes
merupakan salah satu ancaman utama bagi kesehatan umat
manusia abad 21. WHO membuat perkiraan bahwa pada tahun 2000
jumlah pengidap diabetes diatas umur 20 tahun berjumlah 150 juta
orang dan dalam kurun waktu 25 tahun kemudian, pada tahun 2025
jumlah itu akan membengkak menjadi 300 juta orang.
Diabetes Mellitus mencakup 3 sub kelompok diagnostik, yaitu :
a) Diabetes Mellitus tipe I (Insulin dependent) :
DM jenis ini paling sering terdapat pada anak-anak dan dewasa
muda, namun demikian dapat juga ditemukan pada setiap umur.
Destruksi sel-sel pembuat insulin melalui mekanisme imunologik
menyebabkan hilangnya hampir seluruh insulin endogen.
Pemberian insulin eksogen terutama tidak hanya untuk
menurunkan kadar glukosa plasma melainkan juga untuk
menghindariketoasidosis diabetika (KAD) dan mempertahankan
kehidupan.
b) Diabetes Mellitus tipe II (non-insulin dependent) :
DM jenis ini biasanya timbul pada umur lebih 40 tahun.
Kebanyakan pasien DM jenis ini bertubuh gemuk, dan resistensi
terhadap kerja insulin dapat ditemukan pada banyak kasus.
Produksi insulin biasanya memadai untuk mencegah KAD,
namun KAD dapat timbul bila ada stress berat. Insulin eksogen
dapat digunakan untuk mengobati hiperglikemia yang membandel
pada para pasien jenis ini.
c) Diabetes Mellitus lain (sekunder) :
Pada DM jenis ini hiperglikemia berkaitan dengan penyebab lain
yang jelas, meliputi penyakit-penyakit pankreas, pankreatektomi,
sindroma cushing, acromegaly dan sejumlah kelainan genetik
yang tak lazim.
Patofisiologi diabetes mellitus (DM) :
a) DM tipe1 disebabkan oleh kerusakan sel beta pankreas yang
dimediasi oleh sistem imun. Konsekuensi dari tidak adanya
insulin, berhubungan dengan glukagon yaitu cepat terjadi
kelaparan. Pada DM tipe 1, defisiensi insulin sangat parah, dan
liver terus-menerus memproduksi glukosa dan keton bahkan
dalam jumlah yang berlebih dibanding dengan yang digunakan.
akibatnya, konsentrasi substansi ini di dalam darah sangat tinggi.
bahkan, ketika konsentrasi glukosa mencapai level 5-10 kali di
atas normal, tidak ada insulin yang dikeluarkan karena tidak ada
sel beta. Peningkatan glukosa dan ketonmemberikan beban
yang terlalu besar untuk ginjal karena osmosis diuresis.
b) Kerusakan sel I pankreas pada klien DM tipe 2 terjadi melalui 5
tahap yaitu :
 Tahap pertama yaitu homeostatis, pada tahap ini, toleransi
glukosa normal dan kerusakan sel beta belum tampak.
 Tahap kedua yaitu terjadi penurunan sensitivitas insulin dan
dikompensasi dengan peningkatan sekresi insulin oleh sel
beta pankreas, sehingga toleransi glukosa masih normal.
Meskipun terjadi penurunan fungsi sel beta pankreas.
 Tahap ketiga yaitu disfungsi sel beta pankreas sudah mulai
tampak, toleransi glukosa posprandial sudah menunjukkan
abnormal. Akan tetapi sel beta pankreas masih berusaha
untuk menjaga konsentrasi glukosa puasa normal.
 Tahap keempat yaitu kerusakan sel beta pankreas semakin
parah yang disebabkan oleh toksisitas glukosa akibat
hiperglikemi posprandial, berkurangnya sensitivitas insulin
juga terjadi. Konsentrasi glukosa puasa meningkat karena
peningkatan produksi glukosa endogen basal.
 Tahap kelima yaitu kerusakan sel beta pankreas semakin
parah, baik glukosa puasa maupun prospandial mencapai
level diagnostik diabetes.
B. Teknologi diagnosis modern pada penyakit
Kegunaan teknologi informasi saat ini telah mencakup hampir di
semua bidang ilmu, tidak terkecuali di bidang kesehatan. Saat ini
perkembangan bidang teknologi sangat berkembang pesat terutama
dalam dunia IT (InformaticTechnology). Perkembangan dunia IT
berdampak juga pada perkembangan berbagai macam aspek
kehidupan manusia. Dewasa ini dunia kesehatan modern telah
memanfaatkan perkembangan teknologi untuk meningkatkan efisiensi
serta efektifitas dalam pelaksananya.
1. Kanker
Ada kemajuan besar yang dicapai baik dalam sistem pendeteksi
berbagai jenis kanker, juga dalam bidang perawatan pengidap
kanker. Tujuan utamanya adalah membuat diagnosa dan perawatan
yang lebih aman bagi tubuh pasien dan lebih akurat, dan juga
membuat pasien merasa nyaman. Dalam kebanyakan kasus, dokter-
dokter mencoba untuk menghilangkan berbagai diagnosa yang
kurang tepat dengan tujuan untuk menghindari cedera yang tidak
diperlukan.
Beberapa contohnya adalah :
 Digital Tomosynthesis : Digunakan untuk mendeteksi kanker
payudara, tomosynthesis mammography menghasilkan gambar
3D yang digunakan oleh tenaga medis profesional sebagai hasil
scan yang lebih akurat.
 MelaFind : Melanoma sampai sekarang masih bertahan sebagai
jenis kanker kulit yang paling mematikan. Dulunya, untuk
menganalisa penyakit ini, dibutuhkan biopsy (pengambilan
jaringan tubuh untuk mendeteksi adanya penyakit) yang bisa
menimbulkan bekas luka yang bahkan terlihat lebih jelek.
MelaFind adalah alat yang digunakan oleh dokter untuk
mendapatkan informasi lebih dari seorang pasien, yang bisa
menghasilkan diagnosa yang lebih akurat tanpa memerlukan
biopsy.
 Gamma Knife : Untuk menghasilkan radiasi yang
memiliki keakuratan dosis dan area target, maka diciptakanlah
Gamma Knife. Meskipun namanya Knife (pisau), Gamma Knife
sebenarnya adalah sinar radiasi yang difokuskan untuk digunakan
pada lokasi yang diinginkan tanpa merusak jaringan di sekitarnya.
2. Penyakit Jantung Koroner (PJK)
Pada pasien angina stabil sebaiknya dilakukan pemeriksaan profil
lipid seperti LDL, HDL, kolesterol total, dan trigliserida untuk
menentukan faktor resiko dan perencanaan terapi. Selain
pemeriksaan diatas dilakukan pula pemeriksaan
 Elektrokardiogram (ECG atau juga EKG) yaitu untuk melihat
apakah Anda pernah mengalami serangan jantung atau tidak.
 Echocardiogram, yaitu untuk melihat dan mengukur tingkat fungsi
jantung
 Kateterisasi jantung (PCL), yaitu untuk memeriksa aliran darah
yang melalui jantung
 Computerized tomography (CT) scan pada organ jantung, yaitu
untuk memeriksa tumpukan plak di arteri.
 Foto sinar X dada, X-ray dada sebaiknya diperiksa pada pasien
dengan dugaan gagal jantung, penyakit katup jantung atau
gangguan paru. Adanya kardiomegali, dan kongesti paru dapat
digunakan prognosis
 Magnetic resonance angiography (MRA), dengan menggunakan
teknologi MRI untuk mencari penyumbatan pada pembuluh darah.
3. Diabetes Mellitus (DM)
Teknologi terbaru untuk mendiagnosis dibetes mellitus antara lain :
 Plester anti diabetes
Penderita penyakit diabetes diperkirakan terus meningkat tiap
tahunnya. Diabetes sendiri adalah penyakit kronis dan untuk bisa
meminimalisirnya maka pengendalian gula darah jadi kuncinya.
Tentunya untuk bisa dikontrol gula darahnya, maka tes secara
berkala harus dilakukan. Namun kini sudah ada plester anti
diabetes dimana teknologi kesehatan yang satu ini dibuat oleh
Echo Therapeutic. Plester sendiri bisa dipakai dengan
menempelkan di kulit dan biosensor pada plester akan bisa
mendeteksi pada perubahan kimia pada kulit terutama jika pada
kadar gula darah. Informasi ini nantinya akan menjadikan
kemudahan ketika cek gula darah tak perlu suntik lagi.
 GAD 65
Bentuk dan pemakaian alat yang bernama Kit Diagnostik GAD 65
ini cukup sederhana yaitu Bentuknya mirip kertas pipih sama
seperti tester kehamilan seorang perempuan hampir serupa
dengan tester kehamilan itu, dengan alat ini dokter juga tinggal
memasukkan satu tetes darah seorang pasien ke dalam kertas
setelah diberi tetesan cairan buffer dan tetesan cairan khusus,
muncul hasil diagnosa yang berupa positif dan negatif diabetes.

C. Penatalaksanaan modern pada penyakit


1. Kanker
Ada lima cara pengobatan kanker, yaitu pembedahan, terapi gen,
kemoterapi, radioterapi dan imunoterapi
a) Pembedahan
Jika pembedahan digunakan untuk pengobatan, lesi malignannya
harus masih kecil, terlokalisasi, dan mudah diangkat seluruhnya.
Pembedahan merupakan prosedur standar untuk mengangkat
sebagian jaringan sehat disekitar organ yang malignan dan
mereseksi nodus limfe regional. Pembedahan sebagai prosedur
paliatif (meringankan) juga telah dikenal dan banyak membantu
pasien kanker yang lebih lanjut.
b) Terapi gen
Secara umum, terapi gen dilakukan dengan cara mengganti atau
menginaktifkan gen yang tidak berfungsi, menambahkan gen
fungsional, atau menyisipkan gen ke dalam sel untuk membuat sel
berfungsi normal. Secara garis besar ada dua macam cara yang
biasa digunakan untuk memasukkan gen baru ke dalam sel yaitu :
Terapi Gen Ex Vivo (sel dari sejumlah organ atau jaringan seperti
kulit, system hemopoietik, hati atau jaringan tumor dapat diambil
dari pasien dan kemudian dibiakkan dalam laboratorium dan
Terapi Gen In Vivo (memberikan gen tertentu baik secara local
maupun sistemik).
Terapi genetik adalah pengobatan yang dilakukan setelah
menentukan tempat yang menjadi penyebab kanker secara tepat (
tempat ini dapat berupa molekul protein dalam sel tumor, dan juga
dapat berupa bagian dari gen ), lalu dirancang obat yang efektif
untuk pengobatan jenis tumor tersebut, setelah obat masuk ke
dalam tubuh akan secara otomatis memilih tempat yang menjadi
penyebab kanker dan membunuh sel tumor, tanpa merusak atau
mempengaruhi jaringan normal sekitarnya.
c) Kemoterapi
Jika kemoterapi diberikan ketika populasi sel-sel malignan masih
sedikit dan masih rawan terhadap kemoterapi, sel-sel malignan
dapat dimusnahkan secara total. Tujuan pengobatan semacam ini
adalah penyembuhan. Kemoterapi menjadi lebih efektif jika tumor
masih kecil dan tumbuh cepat, serta ketika sebagian besar dari
sel-sel tumor sedang berkembang biak atau sedang membagi diri
(repikasi).
d) Radioterapi
Terapi radiasi lebih memberikan manfaat daripada kemoterapi dan
pembedahan, yaitu : Tidak banyak menimbulkan efek toksisitas
sistemis seperti kemoterapi. Lamanya terapi radiasi dapat satu
menit sampai beberapa menit. Lamanya pemberian radiasi
disesuaikan dengan dosis, jenis radiasi, radiation beam.
e) Imunoterapi
Imunoterapi adalah bentuk perawatan kanker yang memanfaatkan
sistem kekebalan tubuh (imun) manusia untuk melawan kanker.
Hal ini bisa dilakukan dengan dua cara. Yang pertama adalah
merangsang sistem kekebalan Anda sendiri untuk menghentikan
pertumbuhan dan perkembang biakan sel kanker dalam tubuh.
Cara kedua yaitu memberikan zat khusus buatan manusia yang
memiliki fungsi dan sifat seperti imun, misalnya protein imun.
Sistem kekebalan tubuh terdiri dari berbagai organ tubuh, sel, dan
zat kimia yang bisa membantu menyerang virus, bakteri, dan
kuman penyebab infeksi dan penyakit. Ini karena sistem
kekebalan tubuh sudah hafal zat-zat apa saja yang memang
sudah seharusnya tinggal dalam tubuh Anda. Maka, kalau ada
kejanggalan atau zat asing yang tidak dikenalinya, imun akan
langsung bekerja untuk mencegah timbulnya reaksi yang tidak
diinginkan oleh tubuh.
2. Penyakit Jantung Koroner (PJK)
Penatalaksanaan PJK antara lain :
a) Obat yang digunakan pada kondisi penyakit jantung koroner
adalah:
 Obat-obatan untuk menurunkan kolesterol: termasuk statin,
niasin, fibrat. Obat-obatan ini membantu mengurangi kadar
kolesterol darah, sehingga mengurangi jumlah lemak yang
menempel pada angiogenesis
 Aspirin: Aspirin atau pengencer darah lainnya membantu
untuk melarutkan darah yang tersumbat, mencegah risiko
stroke atau infark miokard. Namun, dalam beberapa kasus,
aspirin mungkin bukan pilihan yang baik. Jadi silakan beritahu
dokter Anda jika Anda menderita gangguan pembekuan
darah.
 Beta blockers: Beta blockers membuat tekanan darah lebih
rendah, dan mencegah risiko infark miokard.
 Nitrogliserin dan inhibitor enzim yang mengubah angiotensin:
Obat ini dapat membantu mencegah risiko infark miokard.
b) Prosedur operasi diantaranya:
 Angioplasty
Prosedur angioplasti untuk pemasangan ring jantung biasanya
direkomendasikan untuk pasien yang hanya memiliki satu
atau dua lokasi penyempitan arteri. sebelum dimasukkan,
pasien harus berada dibawah penggunaan anestesi lokal.
Setelah itu, dokter ahli bedah akan memasukkan kateter yang
ujungnya sudah dipasangkan balon dan ring. Dokter
menggunakan alat untuk menuntun kateter melewati
pembuluh darah ke arteri koroner yang mengalami
penyempitan atau tersumbat.
Ketika kateter tersebut sudah sampai di area yang dituju,
balonnya akan dipompa. Hal ini akan merentangkan ring dan
arteri, sehingga akan terjadi peningkatan aliran darah. Setelah
itu, dokter akan mengempeskan balonnya dan mengeluarkan
kateter tersebut. Sementara itu, ringnya akan ditinggalkan di
dalam supaya arteri tetap terbuka.
Selama prosedur ini, sebuah filter akan dipasang untuk
mencegah jika plak pecah dan terbentuk bekuan darah yang
jika tidak dijaga dengan filter dapat beredar ke seluruh
pembuluh darah dan menyebabkan sumbatan. Setelah
prosedur selesai, pasien diharuskan tetap mengonsumsi obat
pengencer darah untuk mencegah terjadinya penggumpalan
darah di dalam ring jantung.
 Operasi baypass jantung
Coronary Artery Bypass Grafting (CABG) merupakan salah
satu penanganan intervensi dari Penyakit Jantung Koroner
(PJK), dengan cara membuat saluran baru melewati bagian
Arteri Coronaria yang mengalami penyempitan atau
penyumbatan. Tindakan ini dilakukan jika terdapat
penyumbatan yang panjang dan ada di dua atau lebih lokasi
yang berbeda.
Coronary Artery Bypass Grafting (CABG) bertujuan untuk
mengatasi kurang/terhambatnya aliran Arteri Coronaria akibat
adanya penyempitan bahkan penyumbatan ke otot jantung.
Pemastian daerah yang mengalami penyempitan atau
penyumbatan telah dilakukan sebelumnya dengan melakukan
kateterisasi Arteri Coronaria. CABG dilakukan dengan
membuka dinding dada melalui pemotongan tulang Sternum,
selanjutnya dilakukan pemasangan pembuluh darah baru
yang dapat diambil dari Arteri Radialis atau Arteri Mammaria
Interna ataupun Vena Saphenous tergantung pada kebutuhan,
 Direct stenting
Direct stenting ialah pemasangan stent tanpa predilatasi
dengan balon lebih dulu. Keuntungannya ialah mengurangi
waktu tindakan , radiasi dan biaya.Pada pasien infark akut
direct stenting dapat mengurangi embolisasi kebagian distal,
mengurangi kejadian no flow dan memperbaiki pefusi ke
bagian distal. Drug eluting stent yang disingkat DES ialah
stent yang dilapisi obat untuk mencegah restenosis.
 Alat pacu jantung
Alat pacu jantung adalah sebuah alat kecil yang digunakan
untuk membantu jantung berdetak lebih teratur dan normal,
tidak terlalu lambat atau cepat. Alat ini dipasang jika klien
mengalami masalah jantung tertentu. Alat pacu jantung
diperlukan untuk membantu memperbaiki irama detak jantung
agar jantung dapat memompa darah ke seluruh tubuh dengan
baik. Alat ini umumnya dipasang dengan cara diletakkan atau
ditanamkan di balik kulit di area dada, tepatnya di bawah
tulang selangka. Setelah memberikan obat bius dan membuat
sayatan kecil di bagian dada kiri, dokter akan memasang
kabel-kabel kecil yang menghubungkan jantung dengan alat
pacu jantung tersebut.
Setelah dipasang, alat seukuran kotak korek api ini akan
mengirimkan dorongan listrik kepada jantung melalui kabel-
kabel kecil yang terhubung antar keduanya. Alat pacu jantung
bisa diatur sedemikian rupa agar gelombang listrik yang
dikeluarkan untuk membuat jantung berkontraksi dapat sesuai
dengan kebutuhan tubuh.
 Transplantasi jantung
Transplantasi jantung adalah prosedur dalam operasi yang
biasanya dilakukan untuk kasus-kasus penyakit jantung
serius. Ini adalah pilihan untuk pengobatan bagi pasien yang
sudah berada pada tahapan gagal jantung. Bagi mereka yang
tujuannya untuk pengobatan atau mengganti gaya hidup,
maka transplantasi jantung tidak disarankan. Seseorang yang
menunggu jantungnya ditransplantasi, harus sangat tepat
menjadi kandidat penerima transplantasi tersebut.
Operasi transplantasi jantung biasanya memakan waktu 4
jam. Ketika operasi dilaksanakan, pasien akan ditempatkan di
atas mesin heart-lung untuk menjaga sirkulasi darah dalam
tubuh. Dokter bedah akan memindahkan jantung, membiarkan
pulmonary vein terbuka dan bagian belakang atrium tetap
utuh, siap untuk menerima jantung baru.
Saat jantung baru dijahit pada posisinya dan mulai berdetak,
pasien akan dipindahkan dari mesin heart-lung. Pada banyak
kasus, jantung baru akan berdetak seiring masuknya darah
ke dalam jantung. Akan tetapi, terkadang perlu kejutan listrik
untuk merangsang munculnya detakan jantung.
Setelah operasi berhasil dilakukan, pasien akan ditempatkan
di ICU. Pasien akan diawasi secara berkala, lalu akan
diberikan obat-obatan penghilang sakit dan akan dilengkapi
dengan drainage tubes untuk meghilangkan produksi cairan
dari lubang di dada.
3. Diabetes Mellitus (DM)
Diabetes merupakan penyakit progresif, yang artinya akan semakin
bertambah buruk seiring dengan berjalannya waktu. Hingga saat ini,
tidak ada obat yang dapat menyembuhkan diabetes secara total.
Meski begitu, bukan berarti seseorang dengan diabetes tidak dapat
memiliki kadar gula darah yang normal. Sekalipun tak bisa
disembuhkan, diabetes masih dapat dikendalikan. Hal itu berarti kita
dapat mengontrol kadar gula darah yang mengalir dalam tubuh.
Intervensi farmakologis ditambahkan jika sasaran glukosa darah
belum tercapai dengan : Obat-obatan Hipoglikemik Oral (OHO) dan
terapi insulin.
a) Obat-obatan Hipoglikemik Oral (OHO)
Obat-obatan Hipoglikemik Oral (OHO) diberikan pada pasien-
pasien DM tipe 2 dini. Terdapat dua jenis obat-obatan
hipohlikemik oral, yaitu pensensitif insulin dan sulfonilurea.
Terdapat dua tipe pensensitif insulin, yaitu metformin dan
tiazolidinedion. Metformin merupakan suatu golongan biguanid,
dapat diberikan sebagai terapi tunggal pertama dengan dosis
500-1700 mg/hari. Metformin berfungsi untuk menurunkan
produksi glukosa hepatic, meningkatkan kepekaan insulin, dan
menurunkan absorbsi glukosa pada usus.
b) Terapi insulin
Terapi insulin diberikan kepada penderita diabetes tipe 1 karena
pasien dengan diabetes tipe 1 adalah defisiensi insulin dan
selalu membutuhkan terapi insulin. Insulin ini serupa dengan
insulin manusia dan disiapkan dengan teknik rekombinan asam
deoksiribonukleat (DNA). Perubahan rangkaian struktur kristalin
dan asam amino dalam molekul insulin mengakibatkan waktu
kerja preparat yang berbeda yang dapat digunakan untuk
memodifikasi pengobatan insulin dengan kebutuhan khusus
pasien.
Sejalan dengan perkembangan teknologi kesehatan yang semakin
maju, penderita diabetes dapat mulai tersenyum karena munculnya
harapan baru untuk mencapai kesembuhan dari diabetes
diantaranya :
a) Transplantasi pancreas
Proses transplantasi pankreas dilakukan dengan mengandalkan
organ dari pendonor yang sudah meninggal. Sekalipun menjadi
alternatif yang direkomendasikan, tak semua pasien diabetes tipe
1 dapat langsung melakukan prosedur ini. Prosedur transplantasi
pankreas dapat dilakukan apabila diabetes tipe 1 yang diderita
telah disertai dengan komplikasi pada ginjal. Dengan begitu,
pasien akan langsung menjalani dua proses tranplantasi
sekaligus, yaitu pankreas dan ginjal. Yang harus diperhatikan
pula, mereka yang memiliki kondisi obesitas, hiv/aids, memiliki
riwayat kanker, dan mengonsumsi alkohol serta rokok tidak dapat
menjalani prosedur ini.
Untuk melakukan prosedur pencangkokkan pankreas dan ginjal
secara bersamaan, dibutuhkan beberapa tes terlebih dahulu.
Salah satunya adalah uji kecocokan antara organ pendonor
dengan tubuh si penerima donor. Organ pankreas dan ginjal yang
didapat dari satu donor yang sama memiliki risiko penolakan
yang lebih kecil. Meski memiliki sedikit risiko dalam menjalani
transplantasi ini, manfaat yang dibawa dapat lebih banyak,
seperti gula darah yang terkontrol tanpa konsumsi insulin,
perbaikan sistem saraf yang telah rusak, hingga menghindari
risiko komplikasi diabetes.
b) Transplantasi sel induk
Metodenya dilakukan dengan cara transplantasi sel induk melalui
sel induk yang akan digunakan, kemudian dimasukkan ke dalam
tubuh manusia, sehingga sel induk berperan untuk memperbaiki
dan berkembang menjadi sel insulin yang normal. Pada akhirnya
sel insulin dapat berfungsi kembali.
Sel induk yang masuk ke dalam tubuh memiliki fungsi yang cukup
dominan bagi insulin, yakni dapat dengan cepat memperbaiki sel
insulin. Hal ini terjadi karena pada dasarnya sel induk memiliki
kemampuan utama yaitu dapat memperbarui diri dan berubah
menjadi sel lain. Selain itu, sel induk juga bisa memperbanyak sel
insulin sehingga hormon insulin dapat berkerja dan berfungsi
secara normal. Bahkan, sel induk juga dapat meningkatkan
imunisasi diri serta membasmi penyakit komplikasi yang dialami
ketika tengah menjalani pengobatan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Seiring perkembangan zaman di abad ini, berbagai macam
penyakit mulai menyerang kondisi manusia tanpa melihat usia yang
ada. Beragam pula penyebab yang mendasari timbulnya penyakit-
penyakit tersebut.
Perkembangan mengenai transisi pola penyakit yang terjadi pada
masyarakat, pergeseran pola hidup, peningkatan pola sosial ekonomi
masyarakat menyebabkan pergeseran pola penyakit dari penyakit-
penyakit menular kearah penyakit-penyakit degenerative anatara lain :
kanker, penyakit jantung koroner (PJK) dan diabetes mellitus (DM).
Dewasa ini dunia kesehatan modern telah memanfaatkan
perkembangan teknologi untuk meningkatkan efisiensi serta efektifitas
dalam pelaksananya.
B. Saran
Perkembangan teknologi dalam bidang kesehatan tentunya
banyak memberikan dampak atau pengaruh yang positif bagi manusia.
Sebagai tenaga kesehatan yang saat ini dihadapkan pada kemajuan
teknologi semestinya beretika untuk mendukung perkembangan
teknologi yang terjadi. Tenaga kesehatan harus mengetahui
perkembangan dan mengikuti perkembangan teknologi
khususnya pada dunia kesehatan itu sendiri karena apabila tenaga
kesehatan sebagai pemberi pelayanan dan pengguna perkembangan
teknologi itu tidak mengerti dan tidak dapat menggunakan teknologi itu
maka akan percuma saja.
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.ums.ac.id/14684/3/BAB_I.pdf
https://www.slideshare.net/mansurudin1/makalah-penyakit-menular-dan-
tidak-menular
https://lifestyle.kompas.com/read/2014/09/06/153637723/Menjinakkan.Ke
ganasan.Kanker.
https://lifestyle.kompas.com/read/2015/06/25/041300923/Teknologi.Sel.In
duk.Tren.Baru.Penyembuhan.Diabetes.
https://indocropcircles.wordpress.com/2015/02/14/peneliti-kembangkan-
insulin-pintar-untuk-kendalikan-diabetes/
http://eprints.ums.ac.id/14926/2/BAB_1.pdf
http://repository.ump.ac.id/2777/3/Fitrianingsih%20BAB%20II.pdf
https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/imunoterapi-untuk-kanker/
https://hellosehat.com/penyakit/penyakit-jantung-koroner-coronary-artery-
disease/
http://fahrizalalwi.blogspot.com/2012/01/pjk-penyakit-jantung-koroner.html
https://hellosehat.com/pusat-kesehatan/diabetes-kencing
manis/transplantasi-pankreas-sembuhkan-diabetes/
https://aguskrisnoblog.wordpress.com/2012/01/09/terapi-gen-sebagai-
upaya-penyembuhan-bagi-penyakit-kanker/
http://library.usu.ac.id/download/fk/06001193.pdf
https://www.medistra.com/index.php?option=com_content&view=article&id
=108
https://hellosehat.com/pusat-kesehatan/serangan-jantung/mengenal-
seluk-beluk-transplantasi-jantung/

Vous aimerez peut-être aussi