Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
RAFA AFIFAH
1811040011
A. LATAR BELAKANG
Falls atau pasien jatuh merupakan insiden di RS yang sering terjadi dan
hanya berdampak kepada fisik pasien tetapi juga dampak keuangan yang
pasien dan salah satunya adalah pengurangan risiko pasien jatuh. Dalam rangka
sesuai prosedur.
B. Tujuan
a. Tujuan umum
b. Tujuan khusus
TINJAUAN TEORI
International Patient Safety Goals (IPSG) atau Sasaran Keselamatan Pasien (SKP)
dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi
penilaian risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko
pasien, pelaporan dan analisis pasien, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
rumah sakit dipengaruhi oleh berbagai faktor yang terdiri dari: organisasi dan
manajemen, lingkungan kerja yang bersifat blaming dan beban kerja berlebih,
team work, faktor tugas seperti ketersediaan SOP dan faktor individu yang
2008). Keselamatan pasien terdiri dari 6 sasaran yaitu (1) mengidentifikasi pasien
pemberian obat, (4) mencegah kesalahan prosedur, tempat dan pasien dalam
tindakan pembedahan, (5) mencegah risiko infeksi dan (6) mencegah risiko pasien
cedera akibat jatuh (JCI, 2011). Namun, dari keenam sasaran keselamatan pasien
tersebut kejadian jatuh masih menjadi isu yang mengkhawatirkan pada seluruh
b) Etiologi
1. Osteoporosis menyebabkan tulang menjadi rapuh dan dapat
mencetuskan fraktur.
2. Perubahan refleks baroreseptor
Cenderung membuat lansia mengalami hipotensi postural,
menyebabkan pandangan berkunang-kunang, kehilangan
keseimbangan, dan jatuh.
3. Perubahan lapang pandang, penurunan adaptasi terhadap keadaan
gelap dan penurunan penglihatan perifer, ketajaman persepsi
kedalaman, dan persepsi warna dapat menyebabkan salah interpretasi
terhadap lingkungan, dan dapat mengakibatkan lansia terpeleset dan
jatuh.
4. Gaya berjalan dan keseimbangan
berubah akibat penurunan fungsi sistem saraf, otot, rangka, sensori,
sirkulasi dan pernapasan
c) Faktor Risiko
1. Faktor intrinsik
Faktor intrinsik yang dapat mengakibatkan insiden jatuh termasuk
proses penuaan dan beberapa kondisi penyakit, termasuk penyakit
jantung, stroke dan gangguan ortopedik serta neurologik.
Faktor intrinsik lain yang menimbulkan resiko jatuh adalah
permukaan lantai yang meninggi, ketinggian tmpat tidur baik yang
rendah maupun yang tinggi dan tidak ada susut tangan ditempat yang
strategis seperti kamar mandi dan lorong.
2. Faktor Ekstrinsik
Faktor ekstrinsik juga memengaruhi terjadinya jatuh. Jatuh umumnya
terjadi pada minggu pertama hospitalisasi, yang menunjukkan bahaw
megenali lingkungan sekitar dapat mengurangi kecelakaan.
Obat merupakan agen eksternal yang diberika kepada lansia dan
dapat digolongkan sebagai faktor risiko eksternal.obat yang
memengaruhi sistem kardiovaskular dan sistem saraf pusat
meningkatkan risiko terjadinya jatuh, biasanya akibat kemungkina
hipotensi atau karena mengakibatkan perubahan status ,emtal. Laksatif
juga berpengaruh terhadap insida jatuh.
Individu yang mengalami hambatan mobilitas fisik cenderung
menggunakan alat bantu gerak seperti kursi roda, tongkat tunggal,
tongkat kaki empat dan walker. Pasien yang menggunakan alat banu
lebih mungkin jatuh dibandingkan dengan pasien yang tidak
menggunakan alat bantu.
Penggunaan restrain mengakibatkan kelemahan otot dan konfusi,
yang merupakan faktor ekstrinsik terjadinya jatuh.
d) Komplikasi
Jatuh pada lansia menimbulkan komplikasi – komplikasi seperti : ( Kane,
2005; Van – der – Cammen, 2000 )
1. Perlukaan ( injury )
a. Rusaknya jaringan lunak yang terasa sangat sakit berupa robek
atau tertariknya jaringan otot, robeknya arteri / vena.
b. Patah tulang ( fraktur ) : Pelvis, Femur ( terutama kollum ),
humerus, lengan bawah, tungkai bawah, kista.
c. Hematom subdural
2. Perawatan rumah sakit
a. Komplikasi akibat tidak dapat bergerak ( imobilisasi ).
b. Risiko penyakit – penyakit iatrogenik.
3. Disabilitas
a. Penurunan mobilitas yang berhubungan dengan perlukaan fisik.
b. Penurunan mobilitas akibat jatuh, kehilangan kepercayaan diri, dan
pembatasan gerak.
Kategori:
- Risiko rendah : 0 – 24
- Risiko sedang : 25 - 44
- Risiko Tinggi : > 45
Jika skor skala risiko jatuh nilainya risiko sedang sampai risiko tinggi
maka beri penanda berupa stiker kuning yang dipakaikan dipergelangan tangan
pasien atau menempelkan stiker kuning dan dipasang penanda risiko jatuh pada
PERENCANAAN
1. Implementasi
Dalam mengoptimalkan pelaksanaan Keselamatan pasien,
mahasiswa telah melaksanakan Plan Of Action (POA) Kurangnya
Penadaan Risiko Jatuh pada pasien sebesar 60% dengan target 100%.
Tabel
Rencana Pelaksanaan Peningkatan resiko jatuh di ruang Unit Stroke RSUD
Banyumas
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
7. Melakukan Evaluasi × √ √
√
8. Dokumentasi ×
√
2. Evaluasi
No Pernyataan YA TIDA
K
TOTAL 25 0
PRESENTASE 100% 0
Sumber: sumber : observasi Ruang unit stroke 2019
Analisa :
Target peningkatan resiko jatuh di Ruang Unit Stroke, sebesar 40%
dari 60% menjadi 100 % setelah dilakukan pelaksanaan resiko jatuh
didapatkan hasil evaluasi 100 %, dalam hal tersebut terjadi peningkatan
sebesar 40% yang berarti target sudah tercapai.
3. Faktor pendukung
Faktor pendukung yaitu :
1) Adanya Motivasi dari pihak Karu dan katim untuk mengoptimalkan
Patient safety
2) Fasilitas mengenai Patient safety pelaksanaan sasaran keselamatan
pasien resiko jatuh sudah tersedia
3) Adanya komunikasi yang baik antara perawat dengan mahasiswa
4. Kendala
1) Gantungan untuk menggantungkan segitiga penanda resiko jatuh di
bed pasien tidak ada.
2) Stiker resiko jatuh tidak ada di ruangan.
5. Kesinambungan
Perawat diharapkan membiasakan memasang penanda resiko jatuh di bed
dan di gelang pasien.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
awalnya 60% meningkat menjadi 100% dan target tercapai. Hal ini
B. SARAN