Vous êtes sur la page 1sur 36

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA USIA SEKOLAH

PADA KELUARGA BAPAK K

ANGGOTA KELOMPOK :

1. ERI PURNOMO AJI 1411020006


2. VENA NATHANIELA 1411020016
3. SUCI MURNIASIH 1411020017
4. FEPTRIYANTO 1411020037
5. DWI SEPTI S. 1411020044
6. SITI KOMARIYAH 1411020046
7. ARIF GINAJAR. 1311020086

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN S1

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

TAHUN 2016

1
KATA PENGANTAR

Dengan rahmat Allah SWT dan puji syukur atas kehadirat-Nya atas karunia yang
telah dilimpahkan kepada kami selaku penyusun sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul ”ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA DALAM
KELUAKELUARGA PADA USIA SEKOLAH”.

Makalah ini bertujuan untuk memenuhi kurikulim akademik yang harus dikerjakan
oleh mahasiswa dalam menempuh jenjang pendidikan pada jurusan Keperawatan S1.
Diharapkan dengan penulisan makalah ini dapat memperdalam dan sekaligus melatih
mahasiswa agar dapat menerapkan ilmu yang didapat pada waktu kuliah dengan kondisi yang
sesungguhnya.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, karena itu saran dan kritik
yang membangun sangat kami harapkan. Atas tersusunnya makalah ini tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu keperawatan gerontik.

Akhirnya kami selaku penyusun mohon maaf kepada semua pihak apabila ada
kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan makalah ini.

Purwokerto, 20 April 2016

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ 1

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... 2

DAFTAR ISI .................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 4

1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................ 5

1.4 Manfaat Penulisan ........................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Konsep Keluarga ............................................................................................ 6

2.2 Konsep Usia Anak Sekolah ............................................................................ 8

2.3 Asuhan Keperawatan Keluarga ...................................................................... 13

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan .................................................................................................... 32

3.2 Saran .............................................................................................................. 32

RESUME ......................................................................................................................... 33

LAMPIRAN ..................................................................................................................... 36

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anak merupakan individu tersendiri yang bertumbuh dan berkembang secara


unik dan tidak dapat diulang setelah usianya bertambah.Menurut UU No. 4 tahun
1979 tentang Kesejahteraan Anak, yang dimaksud anak adalah seseorang yang belum
mencapai umur 21 tahun dan belum pernah menikah. Saat ini yang disebut anak
bukan lagi yang berumur 21 tahun, tetapi berumur 18 tahun, seperti yang ditulis
Hurlock (1980) masa dewasa dini dimulai umur 18 tahun.

Meskipun demikian, anak masih dikelompokkan lagi menjadi tiga sesuai


dengan kelompok usia, yaitu: usia 2-5 tahun disebut usia prasekolah; usia 6-12
tahun sisebut usia sekolah; dan usia 13-18 tahun disebut usia remaja.

Anak usia sekolah dapat disebut sebagai akhir dari masa kanak-kanak sejak
usia 6 tahun atau masuk sekolah dasar kelas satu, ditandai oleh kondisi yang sangat
mempengaruhi penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial anak.

Selama “pertengahan tahun” masa kanak-kanak ini, dasar-dasar untuk peran


dewasa dalam pekerjaan, rekreasi, dan interaksi sosial terbentuk. Dinegara-negara
industri periode ini dimulai saat anak mulai masuk sekolah dasar sekitar usia 6 tahun,
pubertas sekitar usia 12 tahun merupakan tanda akhir masa kanak-kanak menengah.
Langkah perkembangan selama anak mengembangkan kompetensi dalam ketrampilan
fisik, kognitif, dan psikososial. Selama masa ini anak menjadi lebih baiak dalam
berbagai hal; misalnya, mereka dapat berlari lebih cepat dan lebih jauh sesuai
perkembangan kecakapan dan daya tahannya.

Sekolah atau pengalaman pendidikan memperluas dunia anak dan merupakan


transisi dari kehidupan yang secara relatif bebas bermain ke kehidupan dengan
bermain, belajar, dan bekerja yang terstruktur. Sekolah dan rumah mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan membutuhkan penyesuaian dengan orang tua dan
anak, anak harus belajar menghadapi peraturan dan harapan yang dituntut oleh
sekolah dan teman sebaya. Orang tua harus membiarkan anak-anak membuat
keputusan menerima tanggung jawab dan belajar dari pengalaman kehidupan.

Saat anak melalui penyesuaian ini, perawat membantu meningkatkan


kesehatannya. Hal ini dilakukan dengan membantu orang tua dan anak
mengidentifikasi stresor potensial dan merancang intervensi untuk meminimalkan

4
stres dan respons stres anak. Intervensi melibatkan orang tua, anak dan guru untuk
mencapai ke-0 keberhasilan yang maksimal.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari penyajian makalah ini selain untuk memenuhi tugas mata
kuliah Keperawatan Keluarga juga secara khusus untuk :

1. Untuk lebih memahami perkembangan anak usia sekolah.

2. Untuk memahami dan mengidentifikasi masalah yang biasa muncul pada anak usia
sekolah.

3. Untuk memahami proses keperawatan keluarga pada anak usia sekolah.

1.3 Manfaat

Manfaat yang dapat kita ambil dari isi makalah ini, antara lain :

1. Memahami perkembangan anak usia sekolah.

2. Memahami dan mampu mengidentifikasi masalah yang biasa muncul pada anak
usia sekolah.

3. Memahami proses keperawatan keluarga pada anak usia sekolah.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Keluarga

A. Pengertian

Keluarga adalah unit terkecil masyarakat, terdiri dari suami istri dan anaknya
atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya. (UU. No 10, 1992). keluarga adalah
kumpulan dua orang / lebih hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional,
dan setiap individu punya peran masing-masing (Friedman 1998).

Whall (1986) dalam analisis konsep tentang keluarga sebagai unit yang perlu
dirawat, ia mendefinisikan keluarga sebagai kelompok yang mengidentifikasikan diri
dengan anggotanya yang terdiri dari dua individu atau lebih yang asosiasinya
dicirikan oleh istilah-istilah khusus, yang boleh jadi tidak diikat oleh hubungan darah
atau hukum, tapi yang berfungsi sedemikian rupa sehingga mereka menganggap diri
mereka sebagai sebuah keluarga .

Dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat dua
orang / lebih, memiliki ikatan perkawinan dan pertalian darah, hidup dalam satu
rumah tangga, berinteraksi, punya peran masing-masing danmempertahankan suatu
budaya.

B. Ciri-ciri keluarga

Ciri-ciri keluarga, antara lain sebagai berikut :Diikat tali perkawinan, ada
hubungan darah, ada ikatan batin, tanggung jawab masing–masing, ada pengambil
keputusan, kerjasama diantara anggota keluarga , interaksi, dan tinggal dalam suatu
rumah.

C. Struktur keluarga

Struktur keluarga (ikatan darah) : 1.Patrilineal, keluarga sedarah terdiri


sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu berasal dari
jalur ayah 2. Matrilineal, keluarga sedarah terdiri sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi , dimana hubungan itu berasal dari jalur ibu 3. Matrilokal, suami
istri tinggal pada keluarga sedarah istri 4. Patrilokal, suami istri tinggal pada
keluarga sedarah suami 5. keluarga kawinan, hubungan. Suami istri sebagai dasar
bagi pembinaan keluarga dan sanak saudara baik dari pihak suami dan istri.

Ciri-ciri struktur keluarga :

1. Terorganisasi, bergantung satu sama lain

2. Ada keterbatasan

6
3. Perbedaan dan kekhususan, peran dan fungsi masing-masing.

D. Kelompok keluarga di Indonesia berdasarkan sosial ekonomi dan kebutuhan dasar

1. PRASEJATERA

Belum dapat memenuhi kebutuhan dasar minimal: pengajaran agama,


sandang, papan, pangan, kesehatan atau keluarga belum dapat memenuhi salah
satu / lebih indikator KS tahap I.

2. KELUARGA SEJAHTERA (KS I)

Telah dapat memenuhi kebutuhan dasar secara minimal, tetapi belum


dapat sosial psikologis, pendidikan, KB, interaksi lingkungan.

Indikator : ibadah sesuai agama, makan 2 kali sehari, pakaian berbeda tiap
keperluan, lantai bukan tanah, kesehatan : anak sakit, ber-KB, dibawa kesarana
kesehatan

3. KELUARGA SEJAHTERA II

Indikator : belum dapat menabung, ibadah (anggota keluarga) sesuai agama,


makan 2 kali sehari, pakaian berbeda, lantai bukan tanah, kesehatan (idem),
daging/ telur minimal 1 kali seminggu, Pakaian baru setahun sekali, Luas
lantai 8m2 per orang, Sehat 3 bulan terakhir, Anggota yang berumur 15 tahun
keatas punya penghasilan tetap, Umur 10, 60 tahun dapat baca tulis, Umur 7-
15 tahun bersekolah, Anak hidup 2/lebih, keluarga PUS saat ini berkontrasepsi.

4. KELUARGA SEJAHTERA III

Indikator : belum berkontribusi pada masyarakat, ibadah sesuai agama,


pakaian berbeda tiap keperluan, lantai bukan tanah, kesehatan idem, anggota
melaksanakan ibadah, daging / telur seminggu sekali, memperoleh pakaian
baru dalam satu tahun terakhir, luas lantai 8 m2 perorang, anggota keluarga
sehat dalam 3 bulan terakhir.

5. KS TAHAP III PLUS

Dapat memenuhi seluruh kebutuhannya: dasar, sosial, pengembangan,


kontribusi pada masyarakat, indikator KS III + (ditambah), memberikan
sumbangan.

E. Fungsi keluarga

1. Fungsi afektif dan koping keluarga memberikan kenyamanan emosional


anggota, membantu anggota dalam membentuk identitas dan mempertahankan
saat terjadi stress.

7
2. Fungsi sosialisasi keluarga sebagai guru, menanamkan kepercayaan, nilai,
sikap, dan mekanisme koping, memberikan feedback, dan memberikan petunjuk
dalam pemecahan masalah.

3. Fungsi reproduksi keluarga melahirkan anak, menumbuh-kembangkan anak dan


meneruskan keturunan.

4. Fungsi ekonomi keluarga memberikan finansial untuk anggota keluarga nya dan
kepentingan di masyarakat.

5. Fungsi fisik, keluarga memberikan keamanan, kenyamanan lingkungan yang


dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan dan istirahat termasuk untuk
penyembuhan dari sakit.

F. Tugas perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah

1. Membantu sosialisasi anak dengan lingkungan luar

2. Mempertahankan keintiman pasangan

3. Memenuhi kebutuhan yang meningkat

G. Masalah keperawatan kesehatan keluarga

Bahaya fisik

 Penyakit
 Kegemukan
 Kecelakaan
 Kecanggungan
 Kesederhanaan

Bahaya Psikologis

 Bahaya dalam konsep diri


 Bahaya moral
 Bahaya yang menyangkut minat
 Bahaya dalam penggolongan peran seks
 Bahaya dalam perkembangan kepribadian
 Bahaya hubungan keluarga

2.2 Konsep Anak Usia Sekolah

A. Pengertian

Anak usia sekolah merupakan suatu periode yang dimulai saat anak
masuk sekolah dasar sekitar usia 6 tahun sampai menunjukan tanda akhir masa
kanak-kanak yaitu 12 tahun. Langkah perkembangan selama anak mengembangkan
kompetensi dalam ketrampilan fisik, kognitif, dan psikososial. Selama masa ini

8
anak menjadi lebih baik dalam berbagai hal, misalnya mereka dapat berlari dengan
cepat dan lebih jauh sesuai perkembangan kecakapan dan daya tahannya.

B. Perkembangan usia sekolah

1. Perkembangan biologis

Saat umur 6-12 tahun, pertumbuhan rata-rata 5 cm pertahun untuk tinggi


badan dan meningkat 2-3 kg pertahun untuk berat badan. Selama usia tersebut,
anak laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan ukuran tubuh. Anak laki-laki
cenderung kurus dan tinggi, anak perempuan cenderung gemuk. Pada usia ini,
pembentukan jaringan lebih cepat perkembangannya daripada otot.

2. Perkembangan psikososial

Menurut freud, perkembangan psikoseksualnya digolongkan dalam fase


laten, yaitu ketika anak berada dalam fase Oedipus yang terjadi pada masa
prasekolah dan mencintai seseorang. Dalam tahap ini, anak cenderung membina
hubungan yang erat dan akrap dengan teman sebaya, juga banyak bertanya tentang
gambar seks yang dilihat dan dieksploitasi sendiri melalui media.

Menurut Erickson, perkembangan psikoseksualnya berada dalam tahap


industri vs inverior. Dalam tahap ini, anak mampu melakukan atau menguasai
keterampilan yang bersifst teknologi dan social, memiliki keinginan untuk mandiri,
dan berupaya menyelesaikan tugas, inilah yang merupakan tahap industri. Bla
tugas tersebut tidak dapat dilakukan, anak akan menjadi inferior. Tahap ini sangat
dipengaruhi factor intrinsik (motivasi, kemampuan, tanggungjawab yang dimiliki,
kebebasan yang dimiliki, interaksi dengan lingkungan, dan teman sebaya ) dan
factor ekstrinsik (penghargaan yang didapat, stimulus, dan keterlibatan orang lain).

3. Temperamen

Sifat temperamental yang dialami sebelumnya merupakan factor terpenting


dalam perilakunya pada masa ini. Pola perilakunya menunjukkan anak muda
bereaksi terhadap situasi yang baru. Pada usia ini, sifat temperamental ini sering
muncul sehingga peran orang tua dan guru sangat besar untuk mengendalikannnya.
Yang perlu dilakukan orang tua dan guru adalah bersabar, menciptakan situasi baru
agar tidak bosan, menjadi figure dalam sehari-hari, selalu memberikan harapan,
dan mengurangi ketergantungannya dengan cara memberikan pengertian.

4. Perkembangan kognitif

Menurut peaget, usian ini berada dalam tahap operasional konkrit, yaitu
anak mengekspresikan apa yang dilakukan dengan verbal dan simbol. Selama
periode ini kemampuan anak belajar konseptual mulai meningkat dengan pesat dan
memiliki kemampuan belajar dari benda, situasi, dan pengalaman yang
dijumpai. Kemampuan anak yang dimiliki dalam tahap opersional konkrit :

9
a. Konservasi, menyukai sesuatu yang didapat dipelajari secara konkrit bukan
magis.

b. Klasifikasi, mulai belajar mengelompokkan, menyusun, dan menguruntukan.

c. Kombinasi, mulai mencoba belajar dengan angka dan huruf sesuai dengan
keinginannya yang dihubungkan dengan pengalaman yang diperoleh sebelumnya.

5. Perkembangan moral

Masa akhir kanak-kanak, perkembangan moralnya dikatagorikan


oleh kohlbherg berda dalam tahap konvesional. Pada tahap ini, anak mulai
belajar peraturan-peraturan yang berlaku, menerim peraturan, dan merasa
bersalah bila tidak sesuai dengan aturan yang telah diterimanya. Anak mencoba
bersikap konsekuen. Ornag tua perlu memberikan suatu imbalan atau hukuman
terhadap perilaku anak.

6. Perkembangan spiritual

Anak usia sekolah menginginkan segala sesuatunya adalah konkrit atau


nyata dari pada belajar tentang “God”. Mereka mulai tertarik terhadap surag dan
neraka sehingga cenderung melakukan atau mematuhi peraturan, karena takut
bila masuk neraka. Anak mulai belajar tentang alam nyata dan sulit memahami
simbol-simbol supranatural sehingga konsep-konsep religius perlu disajiakan
secara konkrit atau nyata dan juga mencoba menghubungkan fenomena yang
terjadi dengan logika.

7. Perkembangan bahasa

Pada usia ini terjadi penambahan kosakata umum yang berasal dari
berbagai pelajaran di sekolah, bacaan, pembicaraan, dan media. Kesalahan
pengucapan mengalami penurunan karena selama mencari pengalaman anak
telah mendengar pengucapan yang benar sehingga mampu
mengucapkannya dengan benar. Pembentukan kalimatnya teratur dan tidak
terpotong-potong setelah usia 9 tahun. Untuk meningkatkan pengertian terhadap
bahasa, anak perlu diberi kesempatan mendengarkan radio dan menonton
televise untuk meningkatkan konsentrasi dan pengertian. Juga perlu dilibatkan
dalam pembicaraan sosial sehingga egosenrisnya sedikit hilang. Pembicaraan
yang dilakukan dalam tahap ini lebih terkendalai dan terseleksi, karena anak
menggunakan pembicaraan sebagai alat komunikasi.

8. Perkembangan sosial

Akhir masa kanak-kanak sering disebut usia berkelompok, yanag


ditandai dengan adanya minat terahadap aktivitas teman-teman dan
meningkatnya keinginan yang kuat untuk diterima sebagai anggota kelompok.
Wujud dari aktivitas ini banyak orang menyebut sebagai geng anak, tetapi

10
berbeda tujuannya dengan geng remaja. Tujuan dari geng anak-anak diantaranya
memperoleh kesenangan dalam bermain.

9. Perkembangan seksual

Masa ini anak mulai belajar tentang seksualnya dari teman-taman telebih
guru dan pelajaran di sekolah. Anak mulai berupaya menyesuaikan penampilan,
pakaian,l dan bahkan gerk gerik sesuai dengan peran seksnya. Kecenderungan
pada usia ini, anak mengembangkan minat-mionat yang sesuai denga dirinya.
Disini, peran orang tua sangat penting untukl mempersiapkan anak menjelang
pubertas.

10. Perkembangan konsep diri

Perkembangan konsep diri sangat dipengaruhi oleh mutu hubungan


dengan orang tua, saudara dan sanak keluarga lain. Saat usia ini, anak-
anak membentuk konsep diri ideal, seperti dalm tokoh-tokoh sejarah, cerita
khayalan, sandiwara, film, dan tokoh nasional atau dunia yang dikagumi, untuk
membangun ego idea, yang menurut Van den Daele berfungsi sebagai standar
perilaku umum yang diinternalisasi. Pada usia ini pula, anak pada umumnya
mencari identitas diri agar diterima kelompoknya karena takut kehilangan
dukungan dari kelompok.

11. Bermain

Bermain dianggap sangat penting untuk perkembangan fisik dan


fisiologis karena serlama bermain anak mengembangkan berbagai
keterampilan social sehingga memungkinkannya untuk menikmati
keanggotaan kelompok dalam masyarakat anak-anak.Bentuk permainan yang
sering diminati pada usia ini :

1. Bermain konstruktif membuat sesuatu hanya untuk bersenang-senang saja


tanpa memikirkan manfaatnya, seperti menggambar, melukis, dan membentuk
sesuatu.

2. Menjelajah : ingin bermain jauh dari lingkungan rumah.

3. Mengumpulkan : benda-benda yang menarik perhatian dan minatnya,


membawa benda ke rumah, menyimpan dalam laci, dan tidak memperlihatkan
koleksinya dalam laci.

4. Permainan dan olahraga: cenderung ingin memainkan permainan anak besar


(bola basket dan sepak bola) dan senang pada permainan yang bersaing.

5. Hiburan : anak ingin maluangkan waktu untuk membaca, mendengar radio,


menonton, atau melamun.

11
Keluarga dengan usia sekolah merupakan salah satu tahap yang mesti
dilalui dan merupakan masa-masa yang sibuk bagi orang tuanya dan
banyaknya keinginan yang dilakukan oleh anak-anak. Pada tahap ini tugas
perkembangan keluarga, yaitu :

1. Mensosialisasikan anak dengan lingkungannya, termasuk keberhasilan


dalam belajar dan kebutuhan kelompok dengan teman sebayanya.

2. Mempertahankan hubungan perkawinan yang harmonis.

3. Memenuhi kebutuhan kesehatan anggota keluarga (Friedman. 1998).

C. Masalah Anak Usia Sekolah

Masalah-masalah yang sering terjadi pada anak usia sekolah meliputi bahaya
fisik dan psikologis.

Bahaya fisik :

1. Penyakit

2. Kegemukan

3. Kecelakaan

4. Kecanggungan

5. Kesederhanaan

Bahaya Psikologis

1. Bahaya dalam berbicara

2. Bahaya emosi

3. Bahaya bermain

4. Bahaya dalam konsep diri

5. Bahaya moral

6. Bahaya yang menyangkut minat

7. Bahaya dalam penggolongan peran seks

8. Bahaya dalam perkembangan kepribadian

9. Bahaya hubungan keluarga

12
2.3 Asuhan Keperawatan Pada Anak Usia Sekolah

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA USIA ANAK SEKOLAH


PADA KELUARGA BAPAK K

PENGKAJIAN

Dilaksanakan pada tanggal 19 April 2016 dengan menggunakan pendekatan model


konseptual Struktural Functional Model dari Marlyn Friedman.

I. Data Umum

1. Nama Kepala Keluarga : Bapak K


2. Usia : 44 Tahun
3. Pendidikan : SD
4. Pekerjaan : Buruh
5. Alamat : Sokaraja Kulon
6. Komposisi Keluarga

No Nama Umur L/P Agama Hub.dg KK Pek. Keterangan


1. Ibu I 42 Tahun P Islam Istri Buruh
2. An. F 11 Tahun L Islam Anak Pelajar
3. An. R 5 Tahun L Islam Anak -

Genogram

Bpk K 44 thn Ibu I 45 thn

An.F An.R

13
7. Tipe Keluarga

Jenis Type Keluarga : Keluarga inti, dimana terdiri dari Kepala keluarga, ibu dan
anak.

8. Suku Bangsa

Keluarga Bapak K dan Ibu I berasal dari suku Jawa, yang mempunyai kebiasaan
masak sayur dengan rasa pedas, manis dan gurih.

9. Agama

Keluarga menganut agama islam. Sebelum Walaupun Bapak K terkena hipertensi


namun Bapak K rajin sholat lima waktu dan sering mengikuti pengajian.
10. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Saat ini Bapak K masih bekerja dan uang penghasilannya digunakan untuk
menafkahi keluarga dan membiayai sekolah kedua anaknya yang masih duduk di
Sekolah Dasar.
11. Aktivitas Keluarga
Setelah Bapak K terkena hipertensi keluarga jarang sekali rekreasi ketempat
hiburan atau berkunjung kekeluarga yang jauh.

II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


12. Tahap Perkembangan Keluarga Saat ini :
Keluarga berada pada tahap perkembangan keluarga dengan kedua anak yang
masih duduk di Sekolah Dasar. Keluarga Bapak K sudah menjalankan
kebutuhannya dan kalau ada penghasilan tambahan diberikan kepada Ibunya dan
anak-anaknya.
13. Tahap Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi :
Keluarga (Bapak K dan Ibu I) belum dapat dapat memberikan contoh dalam
berkomunikasi antara seorang istri dengan suami.
14. Riwayat Keluarga Inti :
Bapak K dan Ibu I menikah karena atas dasar saling mencintai. Bapak K menikah
pada usia muda Ibu I pada usia 19 Tahun dan Bapak K pada usia 22 Tahun, pada
awal pernikahan Bapak K sudah terkena penyakit Hypertensi. Sejak awal menikah
Bapak K sudah memiliki sifat agak pendiam.
15. Riwayat Keluarga Sebelumnya
Bapak K adalah anak ketiga dari 5 bersaudara, ayah Bapak K menderita
hypertensi, sedangkan Ibu I anak kedua dari empat bersaudara dari pihak Ibu I
tidak memiliki riwayat hypertensi atau penyakit keturunan lainnya.

III.Lingkungan
16. Karakteristik Rumah
Rumah milik sendiri ukuran 5x8 meter menghadap ke arah Barat, jenis
rumah permanen, lantai rumah plester. Rumah cukup bersih, Ibu I biasa
membersihkan rumah 2x sehari, ventilasi : ada jendela di Ruang tamu dan kamar
sering dibuka. Kamar belakang, dapur dan kamar mandi agak pengap. Sumber air
yang digunakan air sumur kualitas air tidak berbau, tidak berwarna dan tidak

14
berasa. Berdasarkan observasi penilaian rumah sehat mendapatkan skore (912,5)
yang berarti rumah Ibu K termasuk rumah tidak sehat.

Denah Rumah

KELUARGA
RUANG

BELAKANG
RUANG
TAMU

KAMAR
TENGAH B T
KAMAR
KAMAR
DEPAN

Pintu Utama

DAPUR
S

KAMAR
MANDI
KEBUN

17. Karakteristik Tetangga dan Komunitas :


Jarak rumah keluarga Bapak K berdekatan dengan tetangga. Hubungan dengan
tetangga cukup akrab/rukun. Sebagian besar tetangga bekerja sebagai
buruh/wiraswasta. Fasilitas posyandu anak, mesjid dekat agak jauh dari rumah
Bapak K. Jarak dari rumah ke Puskesmas juga agak jauh. Transportasi yang
dugunakan adalah motor.
18. Mobilitas Geografi
Keluarga Bapak K sudah lama (+12 Tahun) tinggal diwilayah Sokaraja Kulon.
19. Perkumpulan Keluarga & Interaksi dengan Masyarakat
Saudara Bapak K kdang-kadang berkunjung menengok Bapak K dan keluarga.
Biasanya setiap Hari Raya Idul Fitri saja. Saat ini Bapak K sudah jarang
mengikuti kegiatan pengajian di Masyarakat.
20. Sistem Pendukung Keluarga :
Anak – anknya suka membantu pekerjaan rumah seperti menyapu dan mencuci
piring. Apabila Bapak K kambuh sakitnya anak-anaknya selalu memberikan
perhatian yang lebih kepada Bapaknya.

IV. Struktur Keluarga


21. Pola dan Proses Komunikasi
Komunikasi Ibu I dan anak-anaknya atau keluarga yang lain cukup baik dan
terbuka tetapi Bapak K komunikasi dengan anak-anaknya terkdang hanya
seperlunya saja. Bapak K tidak tau sejak kapan ia terkena darah tinggi, Bapak K
sering merasakan pusing terkadang marah tanpa sebab karena faktor hipertensi
jika kelelahan.

15
22. Struktur Kekuatan
Apabila ada suatu permasalahan dalam keluarganya Ibu I sering membicaraknnya
kepada Bapak K.

23.Struktur peran

Bapak K sudah tidak dapat menafkahi keluarganya karena sering sakit dan kambu
kambuhan jadi Bapak K tidak bekerja .pada saat bapak K sakit ibu I melakukan
peran yang sangat penting seperti menyapu ,menyetrika ,membereskan rumah dan
memasak .

V. Fungsi fungsi keluarga

25. Fungsi aktif

Semua anggota keluarga saling menyayangi menghargai dan menghormati pada


Ibu I dan bapak K .

26. Fungsi sosialisasi

Semua anggota keluarga bisa berdaptasi dengan baik dalam lingkungan rumah
maupun di masyarakat , namun karena sering kambuh jadi bapak K jarang
mengikuti kegiatan di masyarakat.

27. Fungsi Perawatan keluarga

Dulu Bapak K tidak memiliki riwayat Hipertensi namun semenjak menikah


beliau sering merasa pusing dan marah marah. Pada tahun 2010 Bapak K
penyakit Hipertensinya sering kambuh dan dokter pun menyarankan untuk di
rawat namun bapak K tetap menolak karena dia anggap itu hanya pusing biasa.

V. Koping Keluarga
28. Setressor keluarga jangka pendek
Ibu I mengalami stress ketika Bapak K hipertensinya kambuh terkadang marah
tanpa sebab.

29. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah

Ibu I terkadang Kesal dengan kondisi bapak K yang sering marah marah tanpa
sebab, terkadang Ibu I acuh tak acuh dan membiarkan Bapak K sendiria.

30. Strategi Koping yang digunakan

Jika ada masalah Bapak K cenderung marah marah untuk mengekspresikannya ,


sedangkan ibu I acuh tak acuh dalam merawat Bapak K dan selalu bercerita
dengan anaknya jika ada masalah.

16
31.Strategi adaptasi difungsional

Bapak K dalam mengahadapi masalah terkadang dengan marah marah


sedangakan ibujika jengkel langsung pergi dan membiarkan Bapak K.

32. Pemeriksaan Fisik

No Aspek Yang Diperiksa Bpk.K Ibu I An. F


1. Tekanan darah 140/100 mm/Hg 120/80 80x/menit
Nadi 80x/menit mm/Hg 20x/menit
Respirasi Rate dan BB 20x/menit 78x/menit
18x/menit

2. Kepala dan leher Bersih, beruban & Bersih, Bersih


 Rambut dan kulit sakit pada bagian sedikit
kepala kepala belakang beruban

 Mata Tidak anemis Tidak anemis Tidak anemis


Konjungtiva Tidak iktretik Tidak iktretik Tidak iktretik
Skelera Dapat membaca Dapat Dapat membaca
Fungsi Penglihatan buku membaca buku
buku
 Hidung Simetris, bersih Simetris, Simetris, bersih
Fungsi Penciuman Dapat membedakan bersih Dapat
bau kayu putih Dapat membedakan
membedakan bau kayu putih
bau kayu
putih

 Telinga + fungsi Bersih, dapat Bersih, dapat Bersih, dapat


pendengaran menjawab mendengar mendengar detik
pertanyaan yang detik jam jam tangan
diajukan dgn suara tangan
yang sedang

 Mulut dan Gigi Tidak simetris, Simetris, Simetris,


Otot-otot muka+mulut terdapat caries terdapat terdapat caries
Produksi air liur >> caries gigi, gigi, gigi sudah
Bapak N tidak dapat tidak mengalami gigi sudah ada yang tanggal
mengucapkan huruf R sulit menelan ada yang
dengan jelas Otot-oto rahang tanggal
Bawah tidak kuat
karena sudah ada
yang tanggal

 Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada


pembesaran kelenjar, pembesaran pembesaran
kuduk sedikit kaku kelenjar, kelenjar

17
3. Dada Bunyi nafas Bunyi nafas Bunyi nafas
vesikuler vesikuler vesikuler
4. Abdomen normal normal Normal (bunyi
timpani)
5. Ekstermitas
 Kekuatan otot

6. Genetalia BAB 1-2x/hari BAB 1- BAB 1-2x/hari


BAB+BAK BAK Lancar 2x/hari BAK Lancar
BAK Lancar

VII. Harapan keluarga terhadap asuhan keperawatan keluarga :

Keluarga berharap asuhan keperawatan keluarga dilakukan terus secara teratur,


sehingga bisa bertanya apabila mempunyai masalah kesehatan yang dihadapi dan
beritahu tentang cara meerawatnya.

Sokaraja, 28 April 2016

(......................................)

18
Analisa Data

Data (DS/DO) Problem


DATA SUBYEKTIF Domain 11 : Keamanan/Perlindungan
Kelas 6 : Termoregulasi
 Ibu I mengatakan bahwa An. F mengalami 00007. Hipertermia
demam tinggi
 Ibu I mengatakan bahwa An. F terus menerus Sumber : NANDA international Nursing
menangis Dagnoses, Definitions and Classification 2015-
 Ibu I mengatakan cemas dengan keadaan 2017 Hal 457
anaknya

DATA OBJEKTIF
Nadi : 90x/mnt
Suhu : 38,50C
An F terlihat lemas dan pucat

DATA SUBYEKTIF Domain 2 : Nutrisi


Kelas 1 : Makan
 Ibu I mengatakan An. F tidak nafsu makan 00201. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari
 Ibu I mengatakan bahwa anaknya kebutuhan tubuh.
mengalami mual muntah
 Ibu I mengatakan bahwa An. F Ibu I Sumber : NANDA international Nursing
mengatakan bahwa An. F mengalami diare, Dagnoses, Definitions and Classification 2015-
satu hari lebih dari 3x 2017. Hal 70

DATA OBYEKTIF

 Terlihat makanan An.F tidak habis


 Terlihat bibir An.F kering dan pucat

DATA SUBYEKTIF Domain 1 :Promosi Kesehatan


Kelas 2 : Manajemen Kesehatan
 Ibu I mengatakan kurangnya pengetahuan 00099. Ketidakefektifan pemeliharaan
tentang penyakit yang sedang dialami kesehatan.
anaknya
 Ibu I mengatakan takut membawa anaknya Sumber : NANDA international Nursing
kedokter karena ibu I akan merasa cemas Dagnoses, Definitions and Classification 2015-
jka mengetahui penyakit anaknya 2017. Hal 161
 Ibu I mengatakan hanya memberikan
kompres dan obat warung karena ibu I tidak
mengetaui apa yang harus dilakukan

DATA OBYEKTIF :
 Feses encer
 Suhu 38,50C

19
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Perumusan Masalah
a. Peningkatan suhu tubuh
b. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
c. Kurangnya pengetahuan

2. Skoring Prioritas

a. Peningkatan suhu tubuh

No Kriteria Skor Pembenaran


1. Sifat masalah aktual 3/3x1=1 Masalah sudah terjadi, perlu
penanganan segera agar tidak
menimbulkan berbagai
komplikasi dari typoid

2. Kemungkinan masalah dapat diubah ½ x 2=1 Dengan kontrol yang teratur dapat
sebagian menurunkan suhu tubuh

3. Potensi masalah untuk dicegah rendah 1/3x1=1/3 Masalah yang lebih lanjut sudah
terjadi, tetapi dengan pemantauan
penurunan suhu tubuh dapat
mengurangi demam

4. Menonjolnya masalah, rendah tetapi 1/2x 1 = ½ Keluarga mengatakan penyakit


tidak perlu segera ditangani typoid pada An.F tidak perlu
segera ditangani

Total Skor 2 5/6

b. gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi

No Kriteria Skor Pembenaran


1. Sifat aktual masalah 3/3x1=1 Masalah sudah terjadietapi perlu
pengnangani sehingga tidak
terjadi komplikasi

2. Kemungkinan masalah dapat 1/2x2=1 Mengatasi masalah dengan


diubah sebagian mengupayakn agar selalu istirahat
dan makan sevara teratur

3. Potensi masalah untuk dicegah 2/3x1=2/3 Masalah dapat ditangani dengan


rendah memberi makann sedikit tetapi
sering dan memberikan makanan
yang bernutrisi

4. Menonjolnya masalah, berat harus 2/2x1=1 Masalah harus segera di

20
segera ditangani tangani,supaya tidak terjadi
maslah komplikasi lebih lanjut

Total Skor 3 2/3

c. kurangnya pengetahuan

No Kriteria Skor Pembenaran


1. Sifat aktual masalah Masalah kurangnya pengetahuan
3/3 x1= 1 pada keluarga ibu I , tentang
beberapa penyakit yang di derita
anggota keluarga , sudah di sadari
Ibu I dan anggota keluarga lainya.
Namun mereka sangat ingin tau
tantang penyakit yang dialami
anggota keluarga mereka .

2. Kemungkinan masalah dapat ½ x 2=1 Ketidaktahuan , Ibu I dan anggota


diubah sebagian kelurga lainya dapat di cegah
dengan memberikan pengetahuan
dan pendidikan kesehatan melalui
penyuluhan yang dilakukan oleh
tim kesehatan.

3. Potensi masalah untuk dicegah Ibu I mengatakan bahwa selama


rendah 2/3 x1 =2/3 ini belum pernah memeriksakan
keadaan demam typoid , dan
belum pernah mendapatkan
informasi tentang demam typoid,
sehingga di perlukan penyuluhan
tentang penyakit yang di derita An
F dan anggota keluarga lain.

4. Menonjolnya masalah, berat harus ½ x1=1/2 Menurut Ibu I dan anggota


gera ditangani keluarga , tentang ketidak tahuan
mereka dengan penyakit Ibu I
dan anggota keluarga lain , tidak
harus segera diatasi

Total Skor Jumlah : 2 3/5

Urutan prioritas diagnose keperawatan/masalah adalah :

1. Peningkatan suhu tubuh 2 5/6

2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi 3 2/3

3. Kurangnya pengetahuan 2 3/5

21
PERENCANAAN

No DIAGNOSA TUJUAN NOC NIC


KEPERAWATAN (TUM&TUK)
1. Peningkatan suhu TUM : 1. Keluarga mampu 2. Keluarga mampu
tubuh (hipertermi) Keluarga mampu mengenal level 1 mengenal
mengetahui tentang tanda domain 4 : Level 1
gejala dan penyebab Health Domain 1
penyakit typoid Knowledge & = pisiologi
Behavior palpasic
TUK 1 : (1821) Level 2
Setelah dilakukan intervensi Knowledge Intervention
keperawatan, keluarga conception (1320)
sudah sedikit mampu prevation akupressure
mengenal tentang :
 Pengertian typoid
 Keluarga mampu
menyebutkan penyebab
typoid
 Keluarga mampu
menjelaskan tanda gejala
typod penyebab typoid

TUK 2 : Keluarga mampu 2.Keluarga mampu


Setelah dilakukan 2 kali mengenal memutuska
kunjungan keluarga dapat Level 1 domain 3 =
mengastasi deman pada Level 1 behavioral
AnF Level 2
Domain II : Kelas R = koping
Physiologic Health asistance

TUK 3 :
Setelah dilakukan 3 kali 3.Keluarga mampu
Level 2 merawat ganguan
kunjungan keluarga dapat
menunjukan keluarga adptif tipoid
Kelas K : Digestion Level 1 domain 5=
dan cara merawat gangguan & Nutrition Pereived Health
pada An.F dengan benar dan Level 2
tepat (1004) Nutritional Kelas R=U health &
status live quality
TUK 4:
Setelah dilakukan satu kali (1008) Nutritional
kunjungan keluarga, status:food&fluid
keluarga mampu intake
memodifikasi lingkungan
yang dapat membantu (1009) Nutritional
meningkatkan status status:nutrient intake
kesehatan An.F

22
TUK 5 :

Setelah dilakukan
kunjungan keluarga,
keluarga dapat
memanfaatkan fasilitas
kesehatan untuk membantu
meningkatkan status
kesehatan An.F

2. Gangguan TUM: 1.Keluarga mampu


pemenuhan Keluarga mampu mengatasi Keluarga mampu mengenal level 1
kebutuhan nutrisi dalam pemenuhan gangguan mengenal : Domain 5 =
pemenuhan kebutuhan memberikan
nutrisi di akhir kunjungan 5 Level 1 dukungan kepada
hari keluarga
Domain II :
TUK : Physiologic Health Level 2 kelas X =
Setelah dilakukan intervensi lifespan care
Level 2
keperawatan dalam 5 kali interverensi untuk
kunjungan keluarga mampu Kelas K : Digestion memfasilitasi unit
mengenal tentang gangguan & Nutrition fungsi keluarga dan
pemenuhan kebutuhan mendukung
nutrisi (1004) Nutrition kesehatan seluruh
Status anggota keluarga
Level 3
(1009) Nutritional Intervensi 7140.
Status : Nutrient family support
Intake (hal.193)

TUK 2 :
Setelah dilakukan 2 kali
kunjungan keluarga,
keluarga dapat mengambil
keputusan untuk mengatasi
pemenuhan kebutuhan
nutrisi

TUK 3 :
Setelah dilakukan 3 kali
kunjungan keluarga,
keluarga dapat merawat
An.F

23
TUK 4 :

Setelah dilakukan 1 kali


kunjungan keluarga,
keluarga mampu
memodifikasi lingkungan
yang dapat mencegah
gangguan pemenuhan
kebutuhan nutrisi

TUK 5 :
Setelah dilakukan 3 kali
kunjungan
keluarga,keluarga dapat
memanfaatkan fasilitas
kesehatan untuk membantu
mencegah gangguan
pemenuhan kebutuhan
nutrisi

3. Kurangnya TUM : 1. Keluarga mampu


pengetahuan Setelah dilakukan mengetahui
terhadap penyakit pertemuan selama 5 kali, informasi
diharapkan keluarga ibu I tentang tekanan
dapat memahami dan darah
mengetahui tentang 2. Kesal x level 2 =
penyakit typoid lifespankare
Intervensi
TUK 1 : mendukung
Setelah dilakukan 1 kali kesehatan dan
kunjungan diharapkan kesejahteraan
keluarga mampu mengenal keluarga
dan memahami penyakit
typoid

TUK 2 :

Setelah dilakukan 2 kali


kunjungan keluarga mampu
mengambil keputusan untuk
merawat anggota keluarga
dengan typoid

TUK 3 : Keluarga mampu


Setelah dilakukan 3 kali Domain health

24
kunjungan keluarga mampu Knogledge
merawat anggota keluarga &bihavior
dengan typoid Kelas Health
knowledge (2013)

TUK 4 :
Setelah dilakukan 4 kali Keluarga mampu Keluarga mampu
kunjungan keluarga mampu mengenal : mengenal :
memodifikasi lingkungan
yang dapat mencegah typoid Level 1 Level 1

Domain V : Domain 1 :
Perceived Health Physiological : Basic

Level 2 Level 2

Kelas U : Health & Kelas E : Physical


Life Quality Comfort Promotion
(2012) Comfort (6482)
Status : Environmental
Sociocultural Management :
Comfort

TUK 5 :
Setelah dilakukan 5 kali Keluarga mampu Keluarga mampu
kunjungan keluarga mampu mengenal : mengenal :
memanfaatkan pelayanan
kesehatan Level 1 Level 1

Domain V : Domain 1 :
Perceived Health Physiological : Basic

Level 2 Level 2

Kelas U : Health & Kelas E : Physical


Life Quality Comfort Promotion
(2006) Personal (6482)
Health Status Environmental
Management :
Comfort

25
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

No DIAGNOSA IMPLEMENTASI T.T/TGL EVALUASI T.T/TGL


KEPERAWATA (per-TUK) & &
N WAKTU WAKTU

1. Peningkatan suhu TUK 1 19 April Subjektif


tubuh (hipertermi)  Mendiskusikan 2016
dengan keluarga  Keluarga mampu
tentang pengertian, menjelaskan kembali
tanda dan pengertian dan tanda
penyebab typoid gejala typoid dengan
 Mengindentifikasi bahasa yg sederhana
bersama-sama  Keluarga mampu
keluarga kondisi mengidentifikasi
typoid pada An.F tanda dan gejala yang
 Memotivasi ada An.F yg
keluarga untuk menyimpulkan bahwa
menjelaskan An.F sakit typoid
kembali tentang  Keluarga mengatakan
pengertian,tanda akan merawat An. F
gejala dan dengan baik agar
penyebab tidak terjadi kondisi
 Memberi yg lebih berat lagi
kesempatan pada  Ibu I mengatakan
keluarga untuk akan memenuhi
menanyakan hal kebutuhan nutrisi yg
yang kurang jelas dikonsumsi An.F dan
tidak akan membeli
TUK 2 : makanan
 Mendiskusikan sembarangan
bersama keluarga  Keluarga mengatakn
tentang akibat dari akan mendampingi
typoid jika tidak An.F untuk kontrol ke
ditanggulangi layanan kesehatan
segera
 Memotiva keluarga Objektif
untuk memutuskan  Keluarga An.F sangat
mengatasi typoid memperhatikan
yang dialami An. F penjelasan yang di
 Memberikan sampaikan dan
reinforcemen antusias menanyakan
positif pada hal hal yang belum
keluarga atas jelas Suhu badan
kemampuan 38,50C bibir kering
mengambil dan pucat
keputusan
Analisa
TUK 3 : Masalah teratasi sebagian
 Mendiskusikan dan tuk baru tercapai

26
dengan keluarga sebagian
tentang cara
merawat anggota Perencanaan
keluarga dengan  Lanjutkan interfensi
typoid dan motifasi keluarga
 Memberi untuk
pendidikan mempertahankan
kesehatan untuk perilaku positif
ibu i untuk  Diskusikan kembali
menganjurkan hal hal yang belum
An.F dibawa ke jelas
pelayanan  Jelskan bebrapa
kesehatan alternatif yang dapat
 Mengontrol suhu di lakukan untuk
tubuh setiap kali menurunkan suhu
kunjungan tubuh dari An.F

19/04/2016:38,50C Implementasi
20/04/2016:380C  Mengingatkan
22/04/2016:37,80C keluarga untuk
24/04/2016:37,50C membantu
26/04/2016:360C mengendalikan suhu
tubuh An.F
TUK 4 :  Mendenmonstarasika
 Mendiskusikan n cara menurunkan
dengan keluarga suhu tubuh dengn
tentang lingkungan cara mengkompres
yang aman dan  Meminta keluarga
tenang agar tidak untuk
menimbulkan rasa mendemonstrasikan
tidak nyaman bagi ulang
anak An.F  Memantau suhu tubuh
 Memotivasi An.F 380C
keluarga untuk
menciptakan Subjektif
lingkungan aman  Keluarga mengatakan
dan tenang untuk makanan An.F
akan di penuhi
TUK 5 : kebutuhan nutrisi
 Menjelaskan pada yang bergizi
keluarga tentang  An.F masih menangis
fasilitas kesehatan ketika suhu badanya
yang dapat tinggi
digunakan dan
manfaatnya OBJEKTIF
 Menganjurkan Suhu tubuh 37,80C
pada keluarga
untuk Analisa
menggunakan Teratasi sebagian
fasilitas kesehatan

27
jika suhu badan
tetap tinggi Perencanaan
 Motifasi keluarga
untuk tetap
menyediakan
makanan untuk An.F
dan buat mekanan
selingan untuk
menurunkan suhu
tubuh
 Pantau suhu tubuh
secara teratur

2. Gangguan TUK 1: 24 April Subjektif


pemenuhan  Mendiskusikan 2016  Keluarga mampu
kebutuhan nutrisi dengan keluarga menjelaskan kembali
tentang tentang pemenuhan
komunikasi yang kebutuhan nutrisi
berfungsi baik  Keluarga mampu
dalam keluarga menyebutkan faktor
 Mendiskusikan penyebab gangguan
bersama keluarga pemenuhan
penyebab kebutuhan nutrisi
komunikasi yang  Penyebab gangguan
tidak berfungsi pemenuhan nutrisi
 Memberikan dikarenakan
rainforcemen kurangnya
positif atas pengetahuan keluarga
kemampuan mengenai penyakit
keluarga yang dialami oleh An.
dalammengidentifi F
kasi  Keluarga mengatakan
akan memperbaiki
TUK 2 : pemenuhan
 Mendiskusikan kebutuhan nutrisi
bersama keluarga yang diberikan pada
tentang pemenuhan An. F
kebutuhan nutrisi  Keluarga menjelaskan
 Memotifasi sebagian cara dalam
keluarga agar mengatasi gangguan
dapat memutuskan pemenuhan
mengatasi kebutuhan nutrisi
gangguan
pemenuhan Obyektif
kebutuhan nutrisi  An. F terlihat lemas
 An. F sudah terlihat
TUK 3 nafsu makan
 Mendiskusikan
dengan keluarga Analisa
cara mengatasi Masalah teratasi

28
gangguan sebgaian dan TUK baru
pemenuhan tercapai sebagian
kebutuhan nutrisi
 Memotifasi Perencanaan
keluarga untuk  Anjurkan keluarga
melakukan untuk lebih
pemenuhan memahami cara
kebutuhan nutrisi perawatan dalam
pemenuhan
TUK 4 : kebutuhan nutrisi
 Mendiskusikan pada
bersama keluarg  Evaluasi kembali
tenatng lingkungan penjelasan cara
yang kondusif merawat anggota
untuk memberikan keluarga yang
rasa nyaman pada mengalami gangguan
An.F pemenuhan
kebutuhan nutrisi
TUK 5 :
 Mendiskusikan Implementasi
bersama keluarga Sesuai rencana
tentang fasilitas
kesehatan yg dapat Subyektif
digunakan dan  Keluarga mengatakan
manfaatnnya bahwa An. F sudah
 Memotivasi mau makan walau
keluarga untuk hanya sedikit tapi
memperbaiki dan sering
memanfaatkan
fasilitas kesehatan Obyektif
 An. F sudah tidak
terlihat lemas seperti
sebelumnya

Analisa
Masalah teratasi
sebagian dan perlu
dilakukan secara teratur

Perencanaan
 Bujuk An. F untuk
terus makan dengan
teratur
 Anjurkan keluarga
untuk selalu memberi
dukungan

3. Kurangnya Tuk 1 26 April Subyektif keluarga


pengetahuan  Memotivasi 2016  Keluarga mampu kurang
terhadap penyakit keluarga agar lebih menjelaskan kembali mengetahui

29
paham mengenai tentang penyakit informasi
penyakit typoid typoid beserta bahaya domain
 Mendukung yang ditimbulkan physiologi
keluarga dalam melalui bimbingan health
memanfaatkan  Keluarga mampu kelas
fasilitas kesehatan menyebutkan faktor =Neurogko
 Mendukung penyebab kurangnya knitive
keluarga dalam pengetahuan penyakit
menangani typoid
penyakit typoid  Keluarga mengatakan
yang menjadi
penyebab kurangnya
pengetahuan penyakit
typoid karena ibu I
tidak mau kedokter
dengan alasan malah
akan menjadi takut
jika mengetahui
penyakit typoid
 Keluarga dapat
menjelaskan akibat
kurangnya
pengetahuan penyakit
typoid apabila tidak
diatasi
 Keluarga mampu
menjelaskan sebagian
cara memuat dan
mengatasi
ketidaktahuan akan
penyakit typod

Obyektif
 Ibu I masih terlihat
cemas apabila
disarankan untuk
membawa anaknya
kedokter

Analisa
Masalah teratasi
sebagian dan perlu
dilakukan secara teratur
Perencanaan
 Anjurkan keluarga
untuk memanfaatkan
fasilitas kesehatan
dalam mengatasi
ketidaktahuan akan
penyakit typoid

30
 Memotivasi keluarga
dapat menerima
segala informasi yang
diberikan oleh
pelayanan kesehatan
 Evaluasi kembali
penjelasan cara
merawat anggota
keluarga yang sedang
mengalami sakit
typoid

Implementasi
Sesuai rencana

Subyektif
 Ibu I mengtakan rasa
cemasnya berkurang
ketika mendapat
anjuran dari
pelayanan kesehatan

Obyektif
Ibu I sudah terlihat lebih
tenang ketika membawa
anaknya kepelayanan
kesehatan

Analisa
Masalah sudah teratasi

Perencanaan
Motivasi Ibu I agar
segera membawa
anggota keluarganya
yang sedang sakit ke
pelayanan fasilitas
kesehatan

31
BAB III

PENUTUP

a. KESIMPULAN

Demam typoid adalah suatu infeksi akut pada usus kecil yang disebabkan oleh
bakteri salmonella tiphy diindonesia penderita demam typoid cukup banyak
diperkirakan 800/100000 penduduk pertahun, tersebar dimana mana dan ditemukan
hampir sepanjang tahun .

Demam typoid dapat ditemukan pada semua umur, termasuk pada pasien An.
F pada umur 11 tahun dengan keadaan seperti ini adalah penting melakukan
pengenalan dini demam typoid.

Pada klien dengan typhoid ditemukan tanda dan gejala dengan demam yang
berlangsung 3 minggu, bersifat febris remitten dan suhu tidakterlalu tinggi, pada
mulut terdapat bau tidak sedap, bibir kering dan umumnya kesadaran pasien menurun
walaupun tidak dalam yaitu apatis sampai samolen.

Dari hasil pengkajian dapat dirumuskan masalah keperawatan pada klien


dengan typhoid adalah peningkatan suhu tubuh (hipertermi), gangguan pemenuhan
nutrisi kurang dari kebutuhan, dan kurangnya pengetahuan pada keluarga.

b. SARAN

Dari uraian asuhan keperawatan yang disajikan maka kami dapat memberikan
saran untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan, makanan yang dikonsumsi harus
higenes dan perlu penyuluhan kepada masyarakat tentang demam typoid

32
RESUME

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ANAK SEKOLAH

DENGAN THYPOID

A. DEFINISI

Demam thypoid merupakan penyakit infeksi akut usus halus yang di sebabkan
oleh kuman salmonella typhosa. Penyakit ini termasuk penyakit menular dendan rute
penularannya dalam bahasa inggris disiingkat 5 F yaitu Feses, Fly (lalat), food
(makanan),finger,fommit.

Demam typoid adalah penyakit sitemik akut yang sering terjadi di daerah
tropik di bandingkan dengan daerah dingin. Penyakiy yang juga sering terjadi pada
masyarakat dengan standar hidup dan kebersihan rendah,cenderung terjadi endemis.

Demam typoid adalah penyakit infeksi akut yang si sebabkan oleh kuman
gram negatif salmonella typhi. Selama terjadi infeksi,kuman tersebut bermultiplikasi
dalam sel fagositik mononuklear dan secara berkelanjutan di lepaskan ke aliran darah.

Demam typoid disebabkan oleh bakteri salmonella typhi dengan gejala demam
1 minggu lebih (39°C- 40°C) disertai gangguan pada saluran pencernaan.

B. ETIOLOGI

Salmonella typhi merupakan bakteri gram negatif yang bersifat motil tidak
membentuk spora, dan tidak berkapsul. Kebanyakan strain meragikan glukosa,
manosa dan manitol untuk menghasilkan asam dan gas,tetapi tidak meragikan laktosa
dan sukrosa. Organisme salmonella tumbuh secara aerob falkutatif. Kebanyakan
spesies resisten terhadap agen fisik namun dapat dibunuh dengan pemanasan 54,4°C
selama 1 jam atau 60°C selama 15 menit. Salmonella tetap dapat hidup pada suhu
ruang dan suhu rendah selama beberapa hari dan bertahan hidup selama berminggu-
minggu dalam sampah, bahan makanan kering, tinja. ( Ashkenazi et al, 2002).

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Perumusan Masalah
a. Peningkatan suhu tubuh

33
b. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi

c. Kurangnya pengetahuan

D. INTERVENSI

Diagnosa I : Peningkatan suhu tubuh

TUM :

Keluarga mampu mengetahui tentang tanda gejala dan penyebab penyakit typoid

TUK :

Setelah dilakukan intervensi keperawatan, keluarga sudah sedikit mampu mengenal


tentang :

 Pengertian typoid
 Keluarga mampu menyebutkan penyebab typoid
 Keluarga mampu menjelaskan tanda gejala typod penyebab typoid

Diagnosa II : Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi

TUM :

Keluarga mampu mengatasi dalam pemenuhan gangguan pemenuhan kebutuhan


nutrisi di akhir kunjungan 2 hari

TUK :

Setelah dilakukan intervensi keperawatan dalam 2 kali kunjungan keluarga mampu


mengenal tentang gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi

Diagnosa III : Kurangnya pengetahuan

TUM :

Setelah dilakukan pertemuan selama 5 kali, diharapkan keluarga ibu I dapat


memahami dan mengetahui tentang penyakit typoid

TUK 1 :

Setelah dilakukan 1 kali kunjungan diharapkan keluarga mampu mengenal dan


memahami penyakit typoid

34
E. IMPLEMENTASI

Diagnosa I : Peningkatan suhu tubuh (hipertermi)

TUK

 Mendiskusikan dengan keluarga tentang pengertian, tanda dan penyebab typoid


 Mengindentifikasi bersama-sama keluarga kondisi typoid pada An.F
 Memotivasi keluarga untuk menjelaskan kembali tentang pengertian,tanda gejala dan
penyebab.

Diagnosa II : Gangguan Pemenuhan kebutuhan nutrisi

TUK

 Mendiskusikan dengan keluarga tentang komunikasi yang berfungsi baik dalam


keluarga
 Mendiskusikan bersama keluarga penyebab komunikasi yang tidak berfungsi
 Memberikan rainforcemen positif atas kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi

Diagnosa III : kurangnya pengetahuan

TUK

 Memotivasi keluarga agar lebih paham mengenai penyakit typoid


 Mendukung keluarga dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan
 Mendukung keluarga dalam menangani penyakit typoid

F. EVALUASI

Diagnosa I : Peningkatan suhu tubuh (hipertermi)

Subjektif

 Keluarga mampu menjelaskan kembali pengertian dan tanda gejala typoid dengan
bahasa yg sederhana
 Keluarga mampu mengidentifikasi tanda dan gejala yang ada An.F yg menyimpulkan
bahwa An.F sakit typoid

35
LAMPIRAN DOKUMENTASI

36

Vous aimerez peut-être aussi