Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Abstrak
Blount disease disebut juga progressive tibial varus deformity atau osteochondrosis dormans
tibiae dapat ditemukan pada anak-anak, remaja, dan dewasa. Penyebab blount disease masih
belum diketahui. Apabila tidak tertangani, maka akan menyebabkan deformitas varus yang
progresif dengan atau tanpa deformitas distal femur dan atau tibia; perbedaan panjang kaki
dan distorsi artikular tertentu yang akan mengarah pada osteoarthritis prematur di lutut.
Blount disease berhubungan dengan obesitas pada anak. Infantile blount disease dapat
sembuh dengan pengobatan non operatif.
Faktor predisposisi yaitu usia mulai dapat berjalan yang masih dini, perawakan lebar,
obesitas, atau terdapat pada anak berkulit hitam dan ras Hispanic.
Manifestasi klinis
Manifestasi klinis dapat berupa deformitas varus pada proksimal tibia, peningkatan gaya
puntiran internal tibia, penonjoan atau “beaking” epifisis dan metafisis medial tibia, dan
pada kasus unilateral terdapat ketidaksamaan panjang kaki. Pada lebih dari 50% kasus
bilateral, tidak selalu simteris. Karateristik tidak simetrinya panjang kaki dapat dilihat dari
cara berjalan anak dengan satu kaki sebagai tumpuan
Klasifikasi radiografi
- Renal osteodystrophy
- Target terapi yaitu koreksi varus, fleksi, dan internal rotasi dari tibia. Komplikasi yang
dapat terjadi yaitu sindrom kompartemen, peroneal nerve injury, infeksi, delayed
union, malunion, dan recurrent deformity. Tindakan alternative dari High tibial and
fibular osteotomy yaitu
o Elevasi hemiplateu
Diagnosis banding
Sama dengan infantile blount disease
Tatalaksana operatif
Tatalaksana standar untuk penyakit ini adalah osteotomi tibia proksimal dengan internal
atau eksternal fiksasi. Komplikasi yang dapat terjadi yaitu koreksi yang kurang atau
koreksi berlebih dari deformitas angular, infeksi superfisial dan profunda, sindrom
kompartemen, peroneal nerve injury, delayed union, nonunion.
Karena tindakan oprasi besar pada ekstremitas inferior pasien obesitas memiliki banyak
resiko, terdapat tindakan pilihan lain yang kurang invasif yaitu hemiepiphysiodesis tibia.
Kemungkinan terjadinya kegagalan pada tindakan ini yaitu akibat adanya faktor resiko
berupa oprasi pada usia ≥ 14 tahun, BMI ≥ 45 kg/m2, dan deformitas yang berat.
Pasien biasanya berumur 4 hingga 10 tahun dengan deformitas varus yang progresif.
Deformitas varus proksimal dengan derajat parah dan bilateral. Pada pemeriksaan AP
radiografi, fisis terlihat irregular dan lebar tidak jelas. Tetapi epifisis tidak terdistorsi
seperti pada infantile blount disease. Tidak terdapat deformitas pada distal femur dan atau
distal tibia.
Diagnosis banding
Tatalaksana
Tatalaksana non operatif belum tersedia pada kelainan ini. Prosedur operatif yang dapat
dilakukan sama dengan prosedur untuk adolescent blount disease: modulasi pertumbuhan
atau high tibial osteotomy dengan internal atau eksternal fiksasi, dan akut atau gradual
koreksi deformitas. Pada juvenile blount disease cenderung mengalami rekurensi sehingga
jurnal ini merekomendasikan tindakan kombinasi antara corrective osteotomy dengan
proximal tibial and fibular epiphysiodesis untuk mencegah rekurensi.
Kesimpulan
Berdasarkan gambaran kinis dan radiologis, terdapat tiga jenis blount disease yaitu
infantile blount disease, adolescent blount disease, dan juvenile blount disease. Evaluasi
klinis dan radiografi diindikasikan pada pasien infant dengan deformitas varus asimetris
atau deformitas varus yang timbul setelah usia 18 bulan. Sudut metafisis-diafisis >16o pada
gambaran AP radiologi dapat mengkonfirmasi adanya infantile blount disease.
Tatalaksananya apabila ≤ 3 tahun diberikan tatalksana non operatif yaitu long leg bracing,
sedangkan apabia > 3 tahun atau termasuk Langenskiöld stage III atau lebih dianjurkan
untuk high tibial and fibular osteotomy. Apabila tidak dapat dilakukan operasi, maka dapat
dilakukan modulasi pertumbuhan.
Adolescent blount disease merupakan blount disease yang sering menyerang pasien usia
lebih besar dan memiliki perawakan obesitas. Gambaran radiologis penyakit ini lebih baik
dari infantile blount disease namun jarang dapat terjadi perbaikan spontan seperti infantile
blount disease. Tatalaksananya hanya dapat dilakukan tindakan operatif.
Juvenile blount disease sangat jarang terjadi. Biasanya pasien ini memiliki kelainan yang
simetris, progresif, dan deformitas varus yang parah. Tatalaksananya hanya tersedia
tindakan operatif.