Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
XX no X 201X
ISSN 1412-9418
Tersedia online di http://ejournal.undip.ac.id/index.php/humanika
Abstract
Sebuah Kajian Sastra Marxisme Model Refleksi pada Dialektika Dua Etnis dalam Cerpen “Clara Atawa
Wanita yang Diperkosa” karya Seno Gumira Ajidarma. “Clara Atawa Wanita yang Diperkosa” is a short story
by Seno Gumira Ajidarma which written and published in 1998, precisely during the Reformasi era. This story
specifically addresses the issue of two ethnic dialectics because the gap between the Natives and the Chinese has
become the main story idea in this short story. That issues has selected as story ideas can not be separated from
the role of literature which has been a media of propaganda as well as expression of the author's soul to the social
issues that surround it. In this research, the researcher uses two theories, which are Structural and Marxist
Literary (Reflection Mode) theory. Structural theory is used to determine the interrelationships between elements
that build the story, so it can simplify the process of object analysis. Marxist Literary (reflection mode) is used to
analyze the gap and the dialectic between two ethnicities which are then comparable to the historical facts on the
tragedy of 1998 to know the correlations between the fact and fiction which interrelated of each other. The result
of this research is to show that as the product of literature which reflect the reality and the product of political
literature which concern on subtantion of issue in object, CAWyD determines the gap between Indigenous and
Chinese during the 1998 incident is a form of propaganda deliberately made by certain individuals so that chaos
as it occurs as a result of social and economic vibrations. This result is obtained from the comparison between
the facts in fiction obtained from the process of using the Marxist Literary (reflection mode) with the facts which
found by Tim Gabungan Pencari Fakta. (TGPF).
Keyword: Short Story, Structural, Marxist Literary (Reflection Mode), Dialectics, Seno Gumira
Ajidarma.
beberapa rumusan masalah sebagai bentuk berbagai teori dan sudut pandang,
perwujudan dari permasalahan yang termasuk di dalamnya adalah penelitian-
ditemukan pada objek material penelitian berikut: (a) Skripsi berjudul
sebagaimana berikut: "Ambivalensi Nasionalisme dalam Cerpen
“Clara Atawa Wanita yang Diperkosa”
1. bagaimana analisis struktur yang karya Seno Gumira Ajidarma: Kajian
membangun cerpen CAWyD?; Poskolonial" oleh Arif Kurnia Rahman
2. bagaimana analisis cerpen CAWyD (UGM); (b) Makalah berjudul "Analisis
dengan menggunakan Teori Sastra Cerpen Clara Atawa Wanita yang
Marxisme-Model Refleksi?; Diperkosa Menggunakan Pendekatan
3. bagaimana korelasi antara fakta dan Strukturalisme Genetik" oleh Alya
fiksi yang ada dalam cerpen CAWyD Agustin (UNJ); (c) Artikel berjudul
dengan peristiwa Reformasi 1998?. "Analisis Cerpen Clara Atawa Wanita
yang Diperkosa dengan Pendekatan
1.3 Tujuan dan Manfaat
Historis" oleh Resita Agustin (Universitas
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
Negeri Sultan Agung Tirtayasa); (d)
menjawab rumusan masalah yang telah
Makalah dengan judul "Pertentangan
ditentukan, yakni mengetahui hasil analisis
Kelas Sosial dalam Cerpen Clara Atawa
struktural yang membangun karya,
Wanita yang Diperkosa" oleh Arinda
mengetahui hasil analisis objek
Saraswati Wulandari (UNISULA); (e) Esai
menggunakan teori Sastra Marxisme
berjudul "Membongkar Cerpen Clara
Model Refleksi, serta memahami korelasi
Atawa Wanita yang Diperkosa karya Seno
antara fakta dan fiksi yang ada dalam
Gumira Ajidarma; Sebuah Analisis
cerpen dengan apa yang terjadi pada
Dekontruksi dengan Fokus Sudut Pandang
peristiwa Reformasi (tragedi 1998). Tujuan
1" oleh Derick Adeboi, dkk. (UI); (f)
tersebut kemudian diharapkan mampu
Artikel ilmiah dengan judul "Clara Seno
memberikan manfaat, baik secara praktis
Gumira Ajidarma dalam Kajian Stilistika"
maupun teoritis.
oleh Christine Resnitriwati (UNDIP).
Secara praktis, penelitian ini diharapkan
mampu memperkaya khazanah kajian Dari beberapa penelitian tersebut,
sastra Indonesia yang menggunakan teori maka, terdapat 2 hasil analisis yang
sejenis. Kemudian secara teoritis, hasil dari memiliki kemiripan dengan penelitian
penelitian ini dapat dijadikan referensi yang akan dilakukan oleh penulis. Berikut
penelitian yang berkaitan dengan kajian ini merupakan paparan perbedaan dari
sastra politik yang menggunakan Teori penelitian sebelumnya dengan penelitian
Sastra Marxisme-Model Refleksi. yang akan dilakukan penulis.
1.4 Tinjauan Pustaka 1. Penelitian yang dilakukan oleh
a) Penelitian Sebelumnya penulis memiliki kemiripan
Ide cerita yang berkaitan dengan isu SARA dengan hasil analisis yang
dan politik menjadikan cerpen ini sering dilakukan oleh Resita Agustin.
digunakan sebagai objek penelitian dengan
“Clara Atawa Wanita yang Diperkosa” Dari dua baris kutipan tersebut dapat
dalam buku kumpulan cerpen Iblis Tak dilihat sebuah penderitaan yang dialami
Pernah Mati; oleh tokoh Clara yang tidak lain adalah
2. penulis mencatat hal-hal penting yang representasi dari etnis Tionghoa.
akan diteliti, kemudian melakukan Penderitaan akibat diskriminasi yang
klasifikasi dua kubu menggunakan berujung pada pemerkosaan, pembunuhan
sistem oposisi biner yang dilanjutkan dan tindak pidana kriminal sejenis
dengan menentukan aspek-aspek merupakan bagian dari dinamika
sosiologi sastra yang sesuai dengan kemanusiaan yang terjadi pada saat tragedi
objek dan tujuan yang hendak dicapai; 1998 (Reformasi). Tragedi kemanusiaan
3. penulis melakukan analisis struktural yang ditunjukkan dalam cerpen ini atau
yang terfokus pada unsur instrinsik tema kemanusiaan yang diangkat dalam
dalam cerpen CAWyD; cerpen CAWyD ditunjukkan pula melalui
4. penulis melakukan analisis penggambaran sikap sentimentil kaum
menggunakan Teori Sastra-Marxisme Pribumi terhadap etnis Tionghoa pada
Model Refleksi; kutipan baris 10, 17, 37 dan 39.
5. penulis mengumpulkan data
3.2 Tokoh dan Penokohan
pendukung yang terkait dengan
peristiwa Reformasi 1998; Berikut ini merupakan penjabaran tokoh
6. penulis melakukan komparasi dari serta penokohannya dalam cerpen CAWyD.
hasil analisis fakta dan fiksi yang
- Clara
berkaitan dengan perisitiwa Reformasi
Clara merupakan nama tokoh utama
1998 dengan dialektika yang diangkat
dalam cerpen yang merepresentasikan
dalam objek;
kaum Tionghoa. Penulis menyimpulkan
7. penarikan kesimpulan dari proses
bahwa Clara merupakan tokoh utama
penelitian komparasi yang selanjutnya
karena pada cerpen CAWyD, nama
disajikan secara deskriptif.
Clara digunakan sebagai judul. Selain
itu, peristiwa yang dialami oleh Clara
3. Hasil dan Pembahasan
serta penggambaran peristiwa yang
a) Hasil Analisis dengan Pendekatan
dialami oleh Clara dalam cerpen. Tokoh
Struktural
dalam sebuah cerita, dapat dipastikan
3.1 Tema
memiliki watak yang membangun
Berdasar pada pengertian tema yang
karakter serta citra yang dapat
sebelumnya telah dijabarkan pada Bab
menggiring opini pembaca terhadap
II, maka penulis menyimpulkan cerpen
fungsi dari kehadiran tokoh tersebut,
CAWyD memiliki tema kemanusiaan.
termasuk di dalam cerpen ini adalah
Hal ini diperkuat dengan deskripsi
watak yang dimiliki oleh Clara. Hal
pengarang yang terdapat pada baris 4
tersebut diperkuat oleh kutipan yang
dan baris 37.
terdapat pada baris 37.
terhadang oleh para pengunjuk rasa di Latar waktu yang paling menonjol
jalan tol yang ia lewati. Selain itu, tokoh dalam cerpen ini adalah malam hari.
tersebut juga dideskripsikan dalam sebuah Hal ini secara eksplisit ditunjukkan
alur mundur, di mana ia menceritakan apa pengarang pada baris 12 dan 36.
yang terjadi pada tokoh aku (polisi)
melalui baris berikut. c) Latar Sosial
Pada landasan teori telah dijelaskan arti
Kemudian untuk baris mundur dapat
dari latar sosial yang berkaitan dengan
dilihat pada baris 36, khususnya pada
tradisi, pola pikir dan tatanan kehidupan
kalimat “Saya tidak tahu berapa lama saya
dalam sebuah kelompok masyarakat.
pingsan.”. Kalimat tersebut menunjukkan
Pada penelitian ini, penulis menemukan
bahwa baris tersebut mendeskripsikan
bahwa terdapat stereotype yang masih
sebuah kejadian yang telah berlalu atau
melekat erat pada pola pikir masyarakat
telah dialami oleh tokoh. Hal itu juga
Pribumi yang cenderung membenci dan
diperkuat dengan kalimat-kalimat penjelas
sentimen terhadap orang-orang dari
yang membangun satu paragraf atau
etnis Tionghoa sebagaimana kutipan
sebuah deskripsi utuh kondisi yang telah
pada baris 17. Terdapat juga stereotype
terjadi pada baris tersebut. Sehingga, dari
atau pandangan masyarakat terkait
penjelasan yang disertai kutipan-kutipan
warna merah yang diidentikan dengan
tersebut, penulis menyimpulkan bahwa
simbol ideologi terlarang di Indonesia
keberadaan alur maju dan mundur dalam
sebagaimana kutipan pada baris 2.
cerpen CAWyD adalah bukti bahwa cerpen
Ada pula stereotype yang
tersebut beralur campuran.
menyudutkan pihak Tionghoa dengan
3.4 Latar perspektif theisme, di mana pihak
Pribumi menggeneralisasikan bahwa
Cerpen CAWyD memiliki tiga latar yang
orang Cina dinilai tidak beragama
meliputi latar tempat, waktu dan suasana.
seperti pada baris 25.
Berikut ini merupakan penjabaran dari
Dari tiga kutipan yang mewakili
masing-masing latar tersebut.
tiga stereotype yang berada dalam
a) Latar Tempat beberapa baris tersebut, maka penulis
Ada dua tempat yang ditonjolkan secara menarik kesimpulan bahwa latar sosial
eksplisit dan implisit dalam cerpen ini. yang digambarkan pada cerpen ini
Tempat tersebut adalah jalan tol dan cenderung terfokus pada sisi pola pikir
kantor polisi. Penonjolan latar tempat masyarakat terkait hal-hal yang
pertama dapat dilihat pada baris 41. berkaitan dengan ideologi dan theisme
Kemudian untuk latar tempat dari pihak yang dianggap berbeda, atau
“jalan tol” ditunjukkan pengarang dalam hal ini adalah etnis minoritas
secara eksplisit melalui deskripsi yang yang ada.
terdapat pada baris 12 dan 36.
3.5 Sudut Pandang
b) Latar Waktu
bahwa latar belakang terjadinya tragedi George Lukasc dalam Ibe Karyanto
1998 adalah kesenjangan sosial antara (1997:67) menyatakan bahwa, “proses
Pribumi dengan etnis Tionghoa. Hal ini sejarah pada dasarnya merupakan proses
dapat dilihat dari cara pengarang tranformasi diri manusia. Proses ini
memaparkan konflik yang merujuk pada berlangsung secara dialektis, terus
sikap brutal Pribumi terhadap etnis menerus hingga terjadi penyingkapan
Tionghoa. kesadaran palsu”.
Menurut pendapat penulis,
Sebagaimana gagasan Lukacs
“penyingkapan kesadaran palsu” dalam
(dalam Noor, 2015:127) bahwa sastra
konteks ini berarti bahwa setiap sejarah
bukan sebagai cermin realitas yang
memiliki sisi lain yang bertentangan
memantulkan objek di depannya.
dengan opini publik atau stereotype yang
Artinya, sastra tidak serta-merta
telah berkembang sebelumnya. Sisi
menceritakan sebuah realita yang
tersebut bisa saja menjadi bagian yang
sama persis dengan fakta. Kreatifitas
memperkuat fakta sejarah, namun juga
pengarang dalam hal ini jelas
bisa menjadi bagian yang menyangsikan
mempengaruhi hasil teks yang berupa
fakta tersebut. Artinya, sebuah stereotype
isi dan tujuan dari sebuah karya yang
yang telah berkembang dan mengakar
diciptakan. Cara pengarang dalam
dalam pola pikir masyarakat, pada
menyampaikan pergerakan realitas
akhirnya akan tergoyahkan dengan
secara dialektik jelas mempengaruhi
hadirnya karya-karya sastra realis yang
resepsi pembaca saat memahami isi
pada dasarnya dipengaruhi oleh
dari karya sastra. Resepsi tersebut bisa
kreatifitas pengarangnya. Kreatifitas
saja sama dengan fakta atau realita
dalam konteks ini tidak semata-mata
yang terjadi, namun tidak menutup
menjadi bagian yang bebas berdasarkan
kemungkinan jika resepsi pembaca
imajinasi dan rekaan dari pengarang,
justru bertentangan dengan realita
melainkan juga didasarkan pada hasil
yang menjadi latar belakang dari
riset serta pengkajian yang lebih dalam
sebuah karya. Hal ini lah yang
terhadap sebuah fakta sejarah tertentu.
dimaksud sebagai fungsi sastra
Cerpen CAWyD merupakan salah
sebagai alat propaganda.
satu karya sastra yang memenuhi poin
Untuk memperjelas hasil dari analisis “menunjukkan hal implisit” berdasarkan
menggunakan teori sastra marxisme gagasan Lukasc. Hal implisit atau
model refleksi terhadap cerpen CAWyD, sesuatu yang ditunjukkan secara tidak
maka barikut ini adalah hasil analisis langsung melalui cerpen ini adalah
objek yang didasarkan pada poin-poin adanya kesangsian atau sikap skeptis
utama dari gagasan Luckacs. terhadap penyebab utama terjadinya
tragedi 1998. Sebagaimana penjelasan
Menunjukkan Hal Implisit (Tidak penulis pada penjabaran sebelumnya,
Terlihat) Seno seolah-olah ingin menumbuhkan
pola pikir kritis dan sikap skeptis
pembaca dalam memaknai tragedi 1998 masyarakat menjadi hal penting di dalam
yang menjadi latar belakang cerita. proses penciptaan karya sastra.
Meskipun pada kenyataannya, Menurut pendapat penulis, sebagai
pemaparan kronologi dalam cerpen seorang pengarang, Seno Gumira
memiliki kemiripan dengan realita yang Ajidarma telah menangkap akar dari
terjadi pada tragedi tersebut, namun permasalahan yang berkembang pada diri
dalam konteks resepsi, cerpen ini telah masyarakat. Masalah tersebut berkaitan
menjadi pemicu bagi para pembaca dengan berbagai stereotype yang
untuk lebih cermat dalam menyikapi menjadikan pihak etnis Tionghoa sebagai
penjelasan sejarah yang terkait. korban hingga generalisasi pemaknaan
Bagi penulis, dialektika dua etnis tanda Komunis yang disampaikan secara
yang menjadi representasi dua kubu implisit dalam monolog tokohnya di awal
utama dalam cerpen tersebut hanyalah cerita. Mengingat latar belakang Seno
media yang digunakan oleh pengarang yang sebagai jurnalis, maka tidak
dalam menggiring opini pembaca. Opini mengherankan jika deskripsi kronologi
tersebut memiliki dua fungsi, fungsi dalam cerpen dapat tersusun dengan
pertama adalah menjadi bagian yang runtut, baik, lugas dan jelas. Bukti
memperkuat pendapat masyarakat sederhana dari pemahaman mendasar
terhadap isu SARA dalam tragedi 1998, Seno pada akar masalah adalah Seno
jika cerpen CAWyD dipahami secara dapat menghadirkan sudut pandang
umum. Kedua, menjadi alat yang campuran.
mengembangkan sikap skeptis terhadap Jika dikaitkan dengan poin
realita yang terjadi pada tragedi tersebut kedua dari gagasan Lukasc yang
jika ditelaah secara khusus dan mendalam. berarti bahwa setiap karya sastra
memandang realitas secara utuh, maka
Memandang Realitas secara Utuh cerpen CAWyD adalah bukti dari
Lukasc dalam Ibe Karyanto (1997:70) karya yang diangkat dari stereotype
menyatakan bahwa, “seorang seniman yang berkembang di masyarakat.
mesti mampu dengan kesadarannya Artinya, cerpen tersebut disesuaikan
menangkap akar dari realitas yang dengan realitas yang terjadi di masa
nampak di permukaan”. Dari pernyataan itu dengan perspektif umum atau
tersebut, jelas bahwa Lukasc sesuai dengan opini publik yang telah
mempertegas statement bahwa setiap mengakar di pola pikir masyarakat.
seniman (sastrawan) harus memahami Hal ini bertujuan agar tendensi khusus
secara utuh sebuah realita atau fakta yang yang terdapat dalam sebuah karya
nantinya akan diangkat menjadi sebuah dapat tersampaikan dengan baik pada
karya. Pemahaman tersebut menjadi pembaca. Meskipun pada dasarnya,
dasar penciptaan, baik dari segi bahasa penafsiran setiap karya tetap
dan alur serta konten dari karya yang bergantung pada pemahaman dan
akan dibuatnya. Maka dari itu, pengetahuan dari masing-masing
pemahaman atau penangkapan akar dari pembaca.
realitas yang ada di lingkungan
Kreasi Total Kesadaran Manusia
Menurut Lukasc, prinsip dasar seni yang dialami oleh Clara merupakan
(sastra) adalah kreasi total yang wujud kesadaran dari pihak Seno
bersumber pada persepsi total yang (pengarang) terhadap stereotype atau
mengarah pada isi konkret lapisan pandangan umum yang telah melekat
bawah dari realitas. Bentuk seni itu pada masyarakat. Penyesuaian ini juga
memecahkan relasi yang nampak dan bertujuan untuk memberikan tempat
melugaskan ketegangan antara bagi cerpen CAWyD agar dapat
pengalaman yang dinamis, yang diterima dengan baik, serta dipahami
bergerak tak terduga dan kekakuan dengan baik oleh para pembaca dari
bahasa rasio (Karyanto, 1997:72). Dari berbagai orang dengan pemahaman
pernyataan tersebut, maka dapat sekaligus perspektif yang beragam.
disimpulkan bahwa seni atau yang Sehingga pada akhirnya, karya ini
dalam konteks ini adalah sastra (CAWyD) dapat dikaji atau ditelaah dan
merupakan hasil dari olah pikir dipahami dengan berbagai sudut
seorang pengarang yang didasarkan pandang oleh para pembacanya.
pada realita dan diolah dengan kreatif.
Refleksi Artistik atas Realitas
Bentuk seni (sastra) yang dapat
Menurut Lukacs, teori seni realis lahir
memecahkan relasi antara fleksibilitas
dari desakan realitas sosial yang
pengalaman dengan stereotype
terpecah. Sebagai sebuah refleksi, seni
terdahulu yang telah mengakar dalam
realis merupakan sebuah jawaban yang
pola pikir masyarakat, menjadikan
paling dekat dengan kebutuhan dan
sastra sebagai media propaganda,
kerinduan akan keutuhan. Refleksi
termasuk untuk menyampaikan fakta
artistik mencakup kekhasan individual
yang tidak disampaikan secara lugas
dan ciri umum dari realitas sosial.
melalui pemberitaan media.
Seorang sastrawan realis, misalnya,
Jika dikaitkan pada analisis objek dalam karyanya memberikan gambaran
dalam penelitian ini, maka objek pun dunia utuh deengan tindakan khas
merupakan hasil kreasi pengarang yang individu yang muncul sebagai tindakan
mengolah poin-poin inti dari kekisruhan yang integral dengan sifat umum
pada era Reformasi dalam bentuk fiksi. lingkungan sosialnya (Karyanto,
Hal yang ditonjolkan dalam cerpen pun 1997:76).
didasarkan pada peristiwa 1998 yang
Berdasar pada pernyataan
disesuaikan dengan konten dari
tersebut, maka CAWyD adalah salah
pemberitaan dalam berbagai media, di
satu bentuk karya sastra yang
mana pada peristiwa tersebut, dua etnis
merefleksikan realitas dengan gaya
besar di Indonesia sedang mengalami
artistik. Artinya, setiap hal yang
gap yang berujung pada kekisruhan.
berkaitan dengan deskripsi kronologi
Bagi penulis, penonjolan inti dari latar
maupun kejadian yang dialami oleh
belakang cerita serta deskripsi dari
tokoh Clara dikemas secara dramatis,
kronologi kekisruhan dan pemerkosaan
namun tidak berlebihan karena
disesuaikan dengan kondisi yang terjadi penciptaan, situasi dan tragedi yang terjadi,
pada tahun 1998. maupun faktor-faktor lain.
Adeboy, Derick. dkk. 2016. Membongkar Ahsan, Aulia Ivan. 2018. 20 Tahun
Cerpen Clara Atawa Wanita yang Reformasi: Yang Terjadi Sepanjang
Diperkosa karya Seno Gumira Mei 1998. https://tirto.id/12-mei-
Ajidarma; Sebuah Analisis 1998-empat-mahasiswa-trisakti-
Dekontruksi dengan Fokus Sudut ditembak-aparat-cKhq , diakses pada
Pandang 1. 12 Mei 2018.
https://www.academia.edu/32293799
diakses pada 14 Desember 2017. Andini, Alfany Roosi. 2016. Fahri
Hamzah: Nyawa Melayang di
Agustin, Alya. dkk. 2016. Analisis Cerpen Tragedi Mei 1998 Tak Sepele.
Clara Atawa Wanita yang Diperkosa https://www.cnnindonesia.com/nasio
Menggunakan Pendekatan nal/ , diakses pada 29 April 2018.
Strukturalisme Genetik. Jakarta: FBS
Universitas Indonesia. Damono, Sapardi Djoko. 1979. Sosiologi
https://academia.edu/23969078 Sastra: Sebuah Pengantar Ringkas.
diakses pada 14 Desember 2017. Jakarta: Depdikbud
Agustin, Resita. Analisis Cerpen Clara Faruk. 2003. Pengantar Sosiologi Sastra:
Atawa Wanita yang Diperkosa Dari Strukturalisme Genetik sampai
Copyright @201X, HUMANIKA, e-ISSN: 2502-3535, p-ISSN: 2338-249X
HUMANIKA Vol. XX no X 201X
ISSN 1412-9418
Tersedia online di http://ejournal.undip.ac.id/index.php/humanika
Gumilang, Prima. 2016. Kisah Mencekam Karyanto, Ibe. 1997. Realisme Sosialis
Mugiyanto Korban Penculikan 1998 Georg Lukasc. Jakarta: Gramedia
Dekati Maut. Pustaka Utama.
https://cnnindonesia.com , diakses
pada 29 April 2018. Koentjoroningrat.. 1979. Metode-Metode
Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT
http://ensiklopedia.kemdikbud.go.id/sastra/ Gramedia.
artikel/Seno_Gumira_Ajidarma |
Ensiklopedia Sastra Indonesia - Mardjianto, F.X. Lilik Dwi. Politik Sastra
Badan Pengembangan dan Politik,
Pembinaan Bahasa, Kementerian http://fikom.umn.ac.id/2015/01/15/ /,
Pendidikan dan Kebudayaan diakses pada 13 Juli 2018
Republik Indonesia. Diakses pada 29
April 2018. Noor, Redyanto. 2015. Pengantar
Pengkajian Sastra. Semarang:
https://www.scribd.com/doc/213685571/C Fasindo.
LARA-Atawa-Wanita-Yang-
Diperkosa , diakses pada tanggal 6 Nurgiyantoro, Burhan. 2009. Teori
September 2017 Pengkajian Fiksi. Yogyakarta:
Universitas Gajah Mada.
https://tionghoa.info. Mei, 9 2016.
Peristiwa Mei 1998 di Jakarta: Titik Putri, Ann. 2017. Mohon Izin untuk
Terendah Sejarah Etnis Tionghoa di Membunuh dan Memperkosa!: Bara
Indonesia, diakses pada 25 Mei ’98 dan Kesunyian Setelahnya.
November 2017. https://medium.com/ . Diakses pada
tanggal 21 April 2018.
Jaya, Rendy Sukma. Dominasi Etnis Cina
dalam Kegiatan Ekonomi di Rahman, Kurnia Arif. 2014. Ambivalensi
Indonesia periode tahun 1930 Nasionalisme dalam Cerpen “Clara
sampai tahun 2000, Atawa Wanita yang Diperkosa”
(http://historyrendhy.blogspot.com/ , karya Seno Gumira Ajidarma:
diakses pada 14 September 2017 Kajian Poskolonial. Jurnal Poetika
Vol.II No.2.
Juliastuti, Nuraini. “Andy Fuller: https://jurnal.ugm.ac.id/poetika/
Memahami Seno dan (diakses pada 14 Desember 2017).
Menghadapkannya dengan
Pascamodernisme”, Rane, Zakridatul Agusmaniar. 2013. Teori
http://kunci.or.id/articles/ diakses Strukturalisme Levi-Starrus.
pada 15 September 2017 Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
htpps://ydhasnote.blogspot.com
Jupriono, D. dkk. 2009. Kemampuan (diakses pada 15 Maret 2018).
Mahasiswa Mengimplementasikan
Kritik Sastra Marxis dalam Rappler. 2015. Menolak Lupa: 13 Aktivis
Penelitian Sastra Interdisipliner. 1998 Masih Hilang.
Parafrase Vol.09 No.2.