Vous êtes sur la page 1sur 17

ASUHAN KEPERAWATAN

KLIEN DENGAN OSTEOARTRITIS

A. DEFENISI

Osteoartritis (OA) merupakan penyakit sendi degeneratif yang berkaitan dengan


kerusakan kartilago sendi. Fetebrata, panggul, lutut dan pergelangan kaki yang paling
sering terkena OA (sudoyo aru, dkk: 2009)

Osteoartritis yang dikenal sebagai penyakit sendi degeneratif atau osteoartrosis (sekalipun
terdapat inflamasi) merupakan kelainan sendi yang paling sering ditemukan dan kerapkali
menimbulkan ketidakmampuan (disabilitas). (Smeltzer , C Suzanne, 2002 hal 1087)

Osteoartritis merupakan golongan rematik sebagai penyebab kecacatan yang menduduki


urutan pertama dan akan meningkat dengan meningkatnya usia, penyakit ini jarang
ditemui pada usia di bawah 46 tahun tetapi lebih sering dijumpai pada usia di atas 60
tahun. Faktor umur dan jenis kelamin menunjukkan adanya perbedaan frekuensi (Sunarto,
1994, Solomon, 1997).

Arthritis

osteoartritis merupakan kelainan sendi non inflamasi yang mengenai sendi yang dapat
digerakkan, terutama sendi penumpu badan, dengan gambaran patologis yang
karakteristik berupa buruknya tulang rawan sendi serta terbentuknya tulang-tulang baru
pada sub kondrial dan tepi-tepi tulang yang membentuk sendi, sebagai hasil akhir terjadi
perubahan biokimia, metabolisme, fisiologis dan patologis secara serentak pada jaringan
hialin rawan, jaringan subkondrial dan jaringan tulang yang membentuk persendian. (R.
Boedhi Darmojo & Martono Hadi ,1999)

B. ETIOLOGI

Faktor-faktor resiko osteoartritis

1. Umur

2. Jenis kelamin

3. Ras
4. Faktor keturunan

5. Faktor metabolik endokrin

6. Faktor mekanik serta kelainan geometri sendi

7. Trauma dan faktor okupasi

8. Cuaca atau iklim

9. Diet

Kelainan yang dapat ditemukan dalam tulang rawan sendi, tulang, membran sinofial,
kapsul sendi, badan lepas (loos bodies), efusi, nodus heberden dan bouchard. (Khairuddin:
2003)

Etiologi penyakit ini tidak diketahui dengan pasti. Hasil penelitian menunjukan 87%
adalah kasus OA primer, dan 13% kasus OA sekunder. Menurut klasifikasi
rontgentography, 38% adalah jenis awal, 28,5% jenis patellofemoral dan 23,2% jenis
medio-patellofemoral. Klasifikasi radiologi itu terkait dengan manifestasi klinis jika varus
dan deformitas valgus lebih parah, penilaian X ray juga akan menjadi lebih parah
(Yongping et al., 2000)

Ada beberapa faktor resiko yang diketahui berhubungan dengan penyakit ini, yaitu:

a. Usia lebih dari 40 tahun

b. Jenis kelamin

c. Suku bangsa

d. Genetik

e. Kegemukan den penyakit metabolik

f. Cedera sendi, pekerjaan, olahraga

g. Kelainan pertumbuhan

h. Kepadatan tulang, dan lain-lain (Mansjoer, 2000).

C. PATOFISIOLOGI

Penyakit sendi degeneratif merupakan suatu penyakit kronik, tidak meradang, dan
progresif lambat, yang seakan-akan merupakan proses penuaan, rawan sendi mengalami
kemunduran dan degenerasi disertai dengan pertumbuhan tulang baru pada bagian tepi
sendi.

Proses degenerasi ini disebabkan oleh proses pemecahan kondrosit yang merupakan
unsur penting rawan sendi. Pemecahan tersebut diduga diawali oleh stress biomekanik
tertentu. Pengeluaran enzim lisosom menyebabkan dipecahnya polisakarida protein yang
membentuk matriks di sekeliling kondrosit sehingga mengakibatkan kerusakan tulang
rawan. Sendi yang paling sering terkena adalah sendi yang harus menanggung berat
badan, seperti panggul lutut dan kolumna vertebralis. Sendi interfalanga distal dan
proksimasi.

Osteoartritis pada beberapa kejadian akan mengakibatkan terbatasnya gerakan. Hal ini
disebabkan oleh adanya rasa nyeri yang dialami atau diakibatkan penyempitan ruang sendi
atau kurang digunakannya sendi tersebut.

Perubahan-perubahan degeneratif yang mengakibatkan karena peristiwa-peristiwa tertentu


misalnya cedera sendi infeksi sendi deformitas congenital dan penyakit peradangan sendi
lainnya akan menyebabkan trauma pada kartilago yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik
sehingga menyebabkan fraktur ada ligamen atau adanya perubahan metabolisme sendi
yang pada akhirnya mengakibatkan tulang rawan mengalami erosi dan kehancuran, tulang
menjadi tebal dan terjadi penyempitan rongga sendi yang menyebabkan nyeri, kaki
kripitasi, deformitas, adanya hipertropi atau nodulus. ( Soeparman ,1995)

D. MANIFESTASI KLINIS

1. Nyeri sendi: keluhan utama

2. Hambatan gerakan sendi: gangguan ini biasanya semakin berat dengan pelan-pelan
sejalan dengan bertambahnya rasa nyeri

3. Kaku pagi

4. Prepitasi: rasa gemeretak (kadang-kadang dapat terdengar) pada sendi yang sakit

5. Pembesaran sendi (deformitas)

6. Perubahan gaya gejala

7. Tanda-tanda peradangan: tanda-tanda peradangan pada sendi (nyeri tekan,


gangguan gerak, rasa hangat yang merata dan warna kemerahan)

Gejala utama OA ialah adanya nyeri pada sendi yang terkena, terutama waktu bergerak.
Umumnya timbul secara perlahan-lahan, mula-mula rasa kaku, kemudian timbul rasa nyeri
yang berkurang dengan istirahat. Terdapat hambatan pada pergerakan sendi, kaku pagi,
krepitasi, pembesaran sendi, dan perubahan gaya berjalan. Lebih lanjut lagi terdapat
pembesaran sendi dan krepitasi tulang (Mansjoer, 2000).

Tempat prediksi osteoarthritis adalah sendi karpometakarpal I, metatarsofalangeal I,


apofiseal tulang belakang, lutut, paha. Pada falang distal timbul nodus Heberden dan pada
sendi interfalangproksimal timbul nodus Bouchard. Tanda-tanda peradangan pada sendi
tersebut tidak menonjol dan timbul belakangan, mungkin dijumpai karena adanya sinovitis,
terdiri dari nyeri tekan, gangguan gerak, rasa hangat yang merata, dan warna kemerahan
(Mansjoer, 2000).
E. KOMPLIKASI

Osteoartritis tidak mempengaruhi organ tubuh atau menyebabkan penyakit, tapi itu bisa
menyebabkan kelainan bentuk yang membatasi kebebasan pergerakan. Kehilangan berat
tulang rawan pada sendi lutut dapat menyebabkan lutut melengkung keluar, embuat
penanpilan busur berkaki. Taji tulang di sepanjang tulang belakang dapat mengiritasi saraf,
menyebabkan nyeri, mati rasa, atau kesemutan di beberapa bagian tubuh.

F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. Anamnesis

2. Pemeriksaan fisik

3. Laboratorium

a. Tidak ada pemeriksaan laboratorium yang spesifik

b. Pemeriksaan rutin biasanya didapatkan adanya peningkatan kadar leukosit, laju


endap darah, dan CRP

c. Pemeriksaan cairan synovial melalui artrosentesis untuk mendeteksi adanya


artritissepsis.

Pemeriksaan cairan synovial biasa lebih bermanfaat dari pemeriksaan X-ray. Jika sel
darah putih pada cairan synovial ) 1000 per uL, dapat diduga arthritis inflamasi atau
gout atau pseudo gout. untuk gout dan Pseudo gout dapat di identifikasi dengan
adanya Kristal.

4. Radiodiagnostik dilakukan untuk mendeteksi perubahan progresif dari kartilago dan


tulang, adanya osteofit, penurunan ruang sendi, asimetris sendi, sclerosis subkondral,
dan formasi kistasubkondrial.

Pemeriksaan X-ray merupakan indikasi untuk mengevaluasi nyeri tangan kronik dan
nyeri panggul yang diduga disebabkan OA. Untuk nyeri lutut Xray sebaiknya dilakukan
jika gejala atau tanda tidak khas OA atau nyeri tetap terasa setelah pengobatan yang
efektif
ASKEP

PENGKAJIAN
Biodata
Nama : Ny “T”
Umur : 79 Tahun
TTL : -
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : -
Agama : -
Pekerjaan : -
Hobby : -
Keluhan Utama : Nyeri lutut
Riwayat Kesehatan
Riwayat penyakit sekarang :
P : Peradangan sendi ( Osteoartritis)
Q : Nyeri dirasakan ketika baru bangun dan meningkat saat pertama kali
digerakkan
R : Nyeri dirasakan pada Lutut
S :-
T : Nyeri memburuk ketika berjalan kaki lama atau berdiri
Didiagnosis OA 20 Tahun yang lalu, 2 tahun terakhir nyeri diatasi dengan minum
obat paracetamol dan meloxicam
Riwayat penyakit Lain : - Tidak ada alergi obat atau makanan
- Tidak ada riwayat penyakit gastrointestinal dan Diabetes
- Tidak ada gangguan penglihatan
Riwayat pembedahan skeletal : -
Pola hidup (Lifestyle): -
Pemeriksaan fisik :
Inspeksi :-
Auskultasi :-
Palpasi :-
Perkusi :-
Pengkajian Psikososiospiritual
Psikologis :-
Spiritual :-
Sosial-cultural :-
Data objektif :
Kesadaran : Composmentis ?
BMI : 23 Kg/m2 Hb :-
RR : - Ht :-
Nadi : - Leukosit :-
TD : - Trombosit :-
CRT : - Protein Total :-
APTT: -
Elektrolit : Normal
Lipid : Normal
Fungsi Ginjal : Normal
Fungsi Hati : Normal
Darah Lengkap : Normal
Tampak Pembengkakan tulang (Bone swelling) pada kedua Lutut
Tampak Ada tenderness dan krepits pada lutut kanan

Data subjektif
- Klien Mengeluh nyeri lutut

Terapi - Paracetamol, meloxicam


B. PATHWAY MEDIK

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a) gangguan rasa nyaman( nyeri akut ) berhubungan dengan peradangan sendi

b) hambatan mobilitas fisik

c) gangguan citra tubuh

d) defesiensi pengetahuan

D. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan peradangan sendi

Defenisi : pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan
jaringan yang actual atau potensial atau gambaran dalam hal kerusakan sedemikian rupa ( internasional
asosiation for studi of pain ) : awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan sehingga berat
dengan akhir yang dapatdi antisipasi atau di prediksi dan berlangsung <6 bulan.

Batas karakteristik :

1. Perubahan selera makan

2. Perubahan tekanan darah

3. Perubahan frekwensi jantung

4. Perubahan frekwensi pernafasan

5. Laporan isyarat

6. Diaphoresis

7. Prilaku distraksi

1. pain level

2. pain kontrol

3. konfort level

kriteria hasil:

1. mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan teknik nonfarmakologi
untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)

2. melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan managemen nyeri

3. mampu mengenali nyeri (skala intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)

nyatakan rasa aman setelah nyeri berkurang

4. nyatakan rasa aman setelah nyeri berkurang

Pain manajemen
1. lakukan pengkajian nyeri secara komperensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas dan faktor presipitasi

2. obserfasi reaksi nonferbal dari ketidak nyamanan

3. gunakan teknik komunikasi terapetik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien

4. kaji kultur yang mempengaruhu respon nyeri

5. evaluasi pengalaman nyeri masa lampau

6. evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidak efektifan kontrol nyeri masa
lampau

7. bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan

8. kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, percahayaan dan
kebeisingan.

9. Kurang faktor presipitasi nyeri

10. Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, nonfarmakologi dan interpersonal)

11. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan interfensi

12. Ajarkan tentang teknik nonfarmakologi

13. Berikan anakgetik untuk mengurangi nyeri

14. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri

15. Tingkatkan istirahat

16. Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil

17. Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri

ANALGESIK ADMINISTRATION

1. Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas dan derajat nyeri sebelum pemberian obat

2. Instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, frekuensi.

3. Cek riwayat alergi

4. Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari analgesik ketika pemberian lebih dari Satu

5. Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyeri


2.

Hambatan mobilitas fisik

Defenisi : keterbatasan pada pergerakan fisik tubuh atau satu atau lebih ekstremitas secara mandiri dan
terarah.

Batasan karakteristik:

1. Penurunan waktu reaksi

2. Kesulitan membolak balik posisi

3. Melakukan aktivitas lain sebagai pengganti pergerakan

4. Dispnea setelah beraktivitas

5. Perubahn cara berjalan

6. Gerakan bergetar

7. Keterbatasan kemempuan melakukan keterampilan motorik halus

8. Keterbatasan kemempuan keterampilan motorik kasar

9. Keterbatasan rentang pergerakan sendi

10. Tremor akibat pergerakan

11. Ketidakstabilan postur

12. Pergerakan lambat

13. Pergerakan tidak terkoordinasi

NOC:

Joint movement:active

Mobility level

Self care : ADls

Transfer performance

kriteria hasil :

· Klien meningkat dalam aktivitas fisik

· Mengerti tujuan dari peningkatan mobilitas


· Memverbalisasikan perasaan dalam meningkatkan kekuatan dan kemampuan berpindah

· Memperagakan penggunaan alat bantu untuk mobilisasi (walker)

NIC:

Exercise therapy : ambulation

· Monitoring vital sign sebelum/ sesudah latihan dan lihat respon pasien saat latihan.

· Konsultasikan dengan terapi fisik tentang rencana ambulasi sesuai dengan kebutuhan

· Bantu klienuntuk menggunakan tongkat saat berjalan dan cegah terhadap cedera

· Ajarkan pasien tenaga kesehatan lain tentang teknik ambulasi

· Kaji kemampuan klien dalam mobilisasi

· Latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADLs secara mandiri sesuai kemampuan

· Damping dan bantu klien saat mobilisasi dan bantu penuhi kebutuhan ADls ps

· Berikan alat bantu jika klien memerlukan

· Ajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan berikan bantuan jika diperlukan.

3. Gangguan citra tubuh

Defenisi: konfusi dalam gambaran mental tentang diri fisik individu

Batasan karakteristik :

· Perilaku mengenali tubuh individu

· Perilaku menghindari tubuh individu

· Perilaku memantau tubuh individu

· Respon nonverbal terhadap perubahan actual pada tubuh

· Mengungkapkan perasaan yang mencerminkan perubahan pandangan tentang tubuh individu

· Mengungkapkan persepsi yang mencerminkan perubahan individu dalam penampilan

NOC:

Body image
Self esteem

kriteria hasil :

· Body image positif

· Mampu mengidentifikasi kekuatan personal

· Mendiskripsikan secara factual perubahan fungsi tubuh

· Mempertahankan interaksi sosial

NIC:

Body image enhancement

· Kaji secara verbal dan non verbal

· Respon klien terhadap tubuhnya

· Monitor frenkwensi mengkritik dirinya

· Jelaskan tentang pengobatan,perawatan,kemajuan dan prognosis penyakit

· Dorong klien mengungkapkan perasaannya

· Identifikasi arti pengurangan melalui alat bantu

· Fasilitasi kontak dengan individu lain dalam kelompok kecil

4. Defesiensi pengetahuan

Defenisi :

Ketiadaan atau defesiensi informasi kognitif yang berkaitan dengan topic tertentu.

Batasan karakteristik :

· Prilaku hiperbola

· Ketidakakurati mengiutui perintah

· Ketidakakurati melakukan tes

· Prilaku tidak tepat


· Pengkapan masalah

NOC:

Knowledge : disease process

Knowledge:health behavior

kriteria hasil :

· Pasien dan keluarga mengatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis, dan program
pengobatan

· Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar

· Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/ tim kesehatan
lainnya.

NIC:

Teaching: disease process

· Berikan penilaian teatang tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit yang spesifik

· Jelaskan patofisiologi dari penyakt dan bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi dan
fisiologi, dengan cara yang tepat.

· Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat

· Gambarkan proses dari penyakit, dengan cara yang tepat

· Identifikasi kemungkinan penyebab, dengan cara yang tepat

· Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat

· Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa
yang akan datang dan atau proses pengontrolan penyakt

· Diskusikan pilihan terapi atau penanganan

· Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan second opinion dengan cara yang tepat
atau diindikasikan

· Rujuk Pasien pada group atau agensi di komunitas local, dengan cara yang tepat

· Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk melaporkan pada pemberi perawatan
kesehatan, dengan cara yang tepat
E. DISCHARRGE PLANNING

Segera cari perawatan jika :

 Anda memiliki rasa sakit yang parah.

 Anda tidak bisa memindahkan sendi Anda.

Kunjungi Layanan Kesehatan Bila :

 Anda demam.

 Sendi Anda merah dan lembut.

 Anda memiliki pertanyaan atau kekhawatiran tentang kondisi atau perawatan Anda.

Obat-obatan:

Acetaminophen digunakan untuk mengurangi rasa sakit. Ini tersedia tanpa resep dokter.

Namun Tanyakan berapa dosis yang harus diminum dan seberapa sering untuk
mengkonsumsinya atau Ikuti petunjuk.

Acetaminophen dapat menyebabkan kerusakan hati jika tidak sesuai anjuran.

NSAID, seperti ibuprofen, membantu mengurangi pembengkakan, nyeri, dan demam. Obat
ini tersedia dengan atau tanpa resep dokter. NSAID dapat menyebabkan perdarahan
lambung atau masalah ginjal pada orang-orang tertentu. Jika Anda minum obat pengencer
darah, selalu tanyakan kepada dokter Anda jika NSAID aman untuk Anda.

Selalu baca label obat dan ikuti petunjuknya.

Krim capsaicin dapat membantu mengurangi rasa sakit di sendi Anda.

Obat pereda nyeri dapat diberikan untuk mengurangi rasa sakit yang parah jika obat-obatan
lain tidak berfungsi. Minum obat sesuai petunjuk. Jangan menunggu sampai rasa sakit parah
sebelum Anda minum obat Anda.

Minum obat Anda sesuai petunjuk. Hubungi penyedia layanan kesehatan Anda jika Anda
berpikir obat Anda tidak membantu atau jika Anda memiliki efek samping. Katakan padanya
jika Anda alergi terhadap obat apa pun. Simpan daftar obat, vitamin, dan herbal yang Anda
minum. Sertakan jumlah, dan kapan dan mengapa Anda mengambilnya. Bawa daftar atau
botol pil untuk kunjungan tindak lanjut. Bawalah daftar obat Anda bersama Anda dalam
keadaan
KASUS II
Ny. “T”berusia 79 tahun (BMI 23 kg / m2), didiagnosis dengan osteoarthritis 20 tahun yang lalu.
Selama 2 tahun terakhir nyeri osteoarthritik nya telah dikendalikan dengan parasetamol dan
meloxicam. Semua kondisi medis kecuali osteoarthritis terkontrol dengan baik. Hasil
pemeriksaan laboratorium (elektrolit, lipid, ginjal dan fungsi hati, hitung darah lengkap) normal.
Tidak ada alergi obat atau makanan, tidak memiliki riwayat penyakit gastrointestinal atau
diabetes, tidak ada gangguan penglihatan. Ny. “T” mengeluh Nyeri lutut telah meningkat dalam
beberapa bulan terakhir; terjadi ketikabangun dan meningkat saat pertama mulai bergerak.
Memburuk terutama jika berjalan kaki lama atau berdiri. Pada pemeriksaan, pembengakakan
tulang (bone swelling) jelas pada kedua lutut, dan ada tenderness dan krepitus pada lutut
kanannya.

PERTANYAAN PENUNTUN
1. Buatlah makalah tentang Diagnosa Medis dari kasus di atas :
a. Definisi
b. Etiologi
c. Patofisiologi
d. Manifestasi Klinik
e. Komplikasi
f. Pemeriksaan Diagnostik
2. Buatlah Asuhan Keperawatan berdasarkan kasus di atas :
a. Pengkajian
b. Pathway Medik
c. Diagnosa Keperawatan
d. Intervensi Keperawatan
e. Discharge Planning

Vous aimerez peut-être aussi