Vous êtes sur la page 1sur 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lambung terletak oblik dari kiri ke kanan menyilang di abdomen atas tepat dibawah
diafragma.Dalam keadaan kosong lambung berbentuk tabung J dan bila penuh berbentuk
seperti buah alpukat raksasa.Kapasitas normal lambung 1-2 liter.Lambung mengekresikan
enzim-enzim, asam hidroklorida hormon-hormon dengan mukus-mukus yang membantu
pencernaan.Pada lambung sering terjadi gangguan-gangguan, diantaranya gastritis, ulkus
peptikum dan kanker lambung.
Gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat kronik akut atau
lokal.Jenis gastritis yang pasing sering terjadi yaitu gastritis akut dan gastritis kronis, dan
biasanya gastritis akut yang sering ditemukan dan dapat sembuh sendiri karena merupakan
respon mukosa lambung terhadap berbagai iritan lokal.
Dan PO ketiga penyakit ini, cara penatalaksanaannya dengan mengajurkan pasien
memodifikasi diet, obat-obatan dan penghentian alkohol dan merokok.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi gastritis?
2. Apa saja klasifikasi gastritis?
3. Bagaimana patofisiologi dari gastritis?
4. Apa saja Etiologi?
5. Bagaimana manifestasi klinik dari gastritis?
6. Apa saja komplikasi dari gastritis?
7. Bagaimana Penatalaksanaan?
8. Bagaimana Konsep asuhan keperawatandi sponsor?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi gastritis
2. Untuk mengetahui Klasifikasi gastritis
3. Untuk mengetahui Patofisiologi dari gastritis
4. Untuk mengetahui Etiologi
5. Untuk mengetahui Manifestasi klinik dari gastritis
6. Untuk mengetahui Komplikasi dari gastritis
7. Untuk mengetahui Penatalaksanaan
8. Konsep asuhan keperawatan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Gastritis
Gastritis adalah inflamasi dari mucosa lambung.Gambaran klinis yang ditemukan
berupa dispepsi atau indisgesti.Berdasarkan pemeriksaan endoscopi di temukan eritema
mucosa, sedangkan hasil foto memeperlihatkan iregularitas mucosa.
Gastritis adalah peradangan yang terjadi pada mukosa lambung, sedangkan
gastritis akut itu sendiri adalah peradangan yang terjadi pada permukaan mukosa
lambung yang akut dengan kerusakan-kerusakan conosi.
Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung
yang dapat bersifat akut, kronik, difus, atau local.Dua jenis gastritis yang sering terjadi
adalah gastritis superficial akut dan gastritis atrofik kronik.

B. Klasifikasi Gastritis
1. Gastritis Akut
Merupakan kelainan klinis akut yang jelas penyebabnya dengan tanda dan gejala
yang khas.Biasanya ditemukan sel inflamasi akut dan neutrofil.
2. Gastritis Kronis
Penyebabanya tidak jelas, sering bersifat multi factor dengan perjalanan klinik yang
bervariasi. Kelainan ini berkaitan dengan infeksi H. Dyiori.

C. Patofisiologi
Pada gaster yang terjadi peradangan pada lapisan mukosa terjadi kemerahan,
edema dan meradang, biasanya peradangan ini terbatas pada mukosa saja.Apabila sering
mengkonsumsi bahan-bahan yang bersifat iritasi maka dapat menyebabkan perdarahan
mukosa lambung, juga dapat menimbulkan kerak yang disertai reaksi inflamasi. Jika hal
ini terus berlanjut, maka akan terjadi peningkatan sekresi asam lambung serta dapat
meningkatkan jumlah asam lambung. Keadaan demikian dapat menyebabnkan iritasi
yang lebih parah pada mukosa lambung akibat hipersekresi dari asam lambung.Terdapat
gangguan keseimbangan factor agresif dan factor defensif yang berperan dalam
menimbulkan lesi pada mucosa.Factor Agresif (asam lambung, Pepsin , Empedu,
Infeksi virus/bakteri, bahan korosif).Untuk factor defensive (Mukus, Bicarbonas mucosa,
Prostaglandia mikrosirkulasi).

D. Etiologi
Gastritis disebabkan oleh infeksi kuman Helicobacter pylori dan pada awal
infeksi mukosa lambung menunjukkan respon inflamasi akut dan jika diabaikan akan
menjadi kronik.
Gastritis akut disebabkan oleh :
1. Obat analgesik abti inflamasi, terutama aspirin. Aspirin dalam dosis rendah sudah
dapat menyebabkan erosi mukosa lambung.
2. Bahan kimia, misalnya lisol
3. Banyak merokok
4. Alkohol
5. Stres fisik
Ex : Luka bakar, trauma, pembedahan
6. Kuman-kuman
Ex : Premokokus, virus influenza, virus varcila, virus marbin
Gastritis kronik disebabkan oleh inflamasi lambung yang lama oleh ulkus atau
maligna dari lambung, atau oleh bakteri H.pylori

E. Manifestasi klinik
Kebanyakan pasien tidak memepunyai keluhan hanya sebagian kecil mengeluh
nyeri ulu hati, anoreksia, nausea dan apda pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan.
1. Gastritis akut :Nyeri epigastrium, Nausca, mual, anorexia, ada perdarahan
terselubung maupun nyata. Dengan endoskopi terlihat mukosa lambung
hyperemia dan udem, mungkin juga ditemukan erosi dan perdarahan aktif
2. Gastritis kronik : kebanyakan asimtomatis, keluhan lebih berkaitan dengan
komplikasi gastritis atrofik seperti tukak lambung, defisiensi zat besi, dan
sebagainya

F. Komplikasi
1. Perdarahan lambung yang dapat menyebabkan kedaruratan medis, kadang-kadang
perdarahan cukup banyak, sehingga menyebabkan kematian.
2. Terjadinya ulkus kalau prosesnya hebat.
3. Perforasi lambung.
4. Gangguan penyerapan Vitamin B12 karena atropi lambung dan akan terjadi
anemia pernisiosa.
5. Gangguan penyerapan zat besi.
6. Penyempitan daearah fillorus.
7. Kanker lambung.

G. Penatalaksanaan
Pada gastritis akut, penatalaksanaan dengan diet lambung dengan porsi kecil dan
sering.Obat-obatan ditujukan untuk mengatur sekresi asam lambung berupa antagonis
reseptor H2, inhibitor pompa proton, antacid, dan sebagainya.Penatalaksanaan sebaiknya
meliputi pencegahan terhadap setiap pasien dengan risiko tinggi, pengobatan terhadap
penyakit yang mendasari dan menghentikan obat yang dapat menjadi penyebab, serta
dengan pengobatan suportif.
Penatalaksanaan medical dilakukan dengan menghindari alcohol dan makanan
sampai gejala berkurang.Bila gejala menetap, diperlukan cairan intravena.
Untuk penatalaksanaan gastritis kronis bervariasi, tergantung pada penyakit yang
dicurigai.Sebagai contoh, bila terdapat ulkus duodenum, dapat diberi antibiotic untuk
membatasi H.pylori.

H. Konsep Askep Gastritis


1. Pengkajian
a. Biodata klien dan keluarga (nama, usia, jenis kelamin, alamat)
b. Riwayat penyakit (keluhan, riwayat sekelompok 11, penyakit)
c. Pengkajian fungsional
1) Aktivitas/istirahat.
Gejala:Kelemahan/kelelahan.
Tanda : Takhikardi, takipnoe, ( hiperventilasi ).
2) Sirkulasi.
Gejala :Takhikardi. Disritmia., Kelemahan nadi / perifer, Pengisian kapiler
lambat., Warna kulit pucat, sianosis., Kelembaban kulit, berkeringat.

3) IntegritasEgo.
Gejala :Faktor stress akut / psikologi.Perasaan tidak berdaya.
Tanda : Tanda ansietas, misalnya ; pucat, gelisah, berkeringat.
Perhatian menyempit.

4) Eliminasi.
Gejala :Perubahan pola defekasi / karakteristik feces.
Tanda :Nyeri tekan abdomen., Distensi abdomen. Peningkatan bunyi usus.
Karakteristik feses ; diare dan konstipasi.

5) Makanan/Cairan
Gejala :Anorexia, mual, dan muntah, cegukan., Tidak toleran terhadap
makanan.
Tanda :Muntah, membran mukosa kering, turgor kulit menurun.

6) Neorosensori
Gejala :Pusing, sakit kepala, terasa berdengung. Status mental, tingkat
kesadaran terganggu, cenderung mengantuk, disorientasi, bingung.

7) Nyeri/Kenyamanan
Gejala :Nyeri digambarkan tajam, dangkal, rasa terbakar, perih. Rasa
ketidaknyamanan / distres samar-samar setelah banyak makan & hilang
setelah minum obat antasida. Nyeri epigastrium kiri menyebar ketengah dan
menjalar tembus kepinggang 1-2 jam setelah makan ( ulkus peptik ). Nyeri
epigastrium kanan  4 jam setelah makan dan hilang setelah diberi antasida
( ulkus doudenum ). Faktor pencetus, makanan, rokok, alkohol penggunaan
obat tertentu. Stress psikologis.
2. Diagnose Keperawatan dan Intervensi
a. Nyeri (akut) berhubungan dengan inflamasi mukosa lambung

.Tujuan : Nyeri hilang (terkontrol) dan kebutuhan rasa nyaman terpenuhi

.KH :

1) Nyeri klien berkurang atau hilang.

2) Skala nyeri 0.

3) Klien dapat relaks.

4) KU klien baik .

Intervensi :

1) Observasi TTV.

2) Kaji skala nyeri klien.

3) Atur posisi yang nyaman bagi klien.

4) Ajarkan teknik distraksi dan reklasasi.


dalam pemberian analgetik.

b. Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang
tidakadekuat.

Tujuan : Pemenuhan nutrisi klien dapat teratasi dan BB klien dapat dipertahankan.
KH :

1) Nafsu makan klien membaik.

2) BB klien menunjukkan peningkatan.


Intervensi

1) Anjurkan istirahat sebelum makan.

2) Dorong tirah baring dan pembatasan aktivitas selama fase akut

3) Anjurkan makan sedikit demi sedikit tapi sering.

4) Hindari makanan yang menimbulkan gas.

5) Beri makanan selagi hangat.

6) Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian diet

c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.


Tujuan:Klien dapat beraktivitas.

KH :

1) Klien dapat beraktivitas tanpa bantuan,

2) Skala aktivitas 0-1

Intervensi

1) Observasi sejauh mana klien dapat melakukan aktivitas

2) Berikan lingkungan yang tenang.

3) Berikan bantuan dalam aktivitas.


4) Jelaskan pentingnya beraktivitas bagi klien.

d. Ganguan pola istirahat dan tidur berhubungan dengan sakit kepala dan pusing.
Tujuan : Kebutuhan istirahat dan tidur klien tidak terganggu.
KH :

1) Klien dapat istirahat dan tidur secara normal atau biasa.

2) Klien merasa lebih sehat.

3) Klien tidak kelihatan lesu.

Intervensi

1) Kaji pola istirahat dan tidur klien.

2) Ciptakan lingkungan tenang.

e. Ansietas tahap sedang berhubungan dengan perubahan status kesehatan.


Tujuan: Ansietas klien dapat teratasi.
KH :

1) Kepercayaan diri klien meningkat.

Intervensi

1) Observasi respon fisiologis, mis :takipnoe, palpitasi, pusing.

2) Catat petunjuk perilaku, mis : gelisah, midah tersinggung.

3) Dorong pernyataan takut dan ansietas, berikan respon umpan balik.


4) Berikan lingkungan yang tenang untuk beristirahat.

5) Berikan tekhnik relaksasi, mis: latihan nafas dalam dan bimbingan


imaginasi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gastritis atau lebih dikenal sebagai magh berasal dari bahasa yunani yaitu gastro,
yang berarti perut/lambung dan itis yang berarti inflamasi/peradangan. Gastritis bukan
merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa kondisi yang kesemuanya itu
mengakibatkan peradangan pada lambung. Biasanya, peradangan tersebut merupakan
akibat dari infeksi oleh bakteri yang sama dengan bakteri yang dapat mengakibatkan
borok di lambung yaitu Helicobacter pylori.
B. Saran
Diharapkan kita dapat menjaga lambung kita dari makanan dan minuman yang
masuk ke tubuh agar tidak terinfeksi oleh bakteri Helicobacter pylori. Penyebab yang lain
yang dapat menimbulkan gastritis adalah stres fisik, bila stres meningkat maka produksi
HCL (asam lambung) yang mengakibatkan pH dalam lambung menjadi asam sehingga
dapat merusak lapisan lambung, oleh karena itu disarankan untuk tidak menyepelekan
stres tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner dan Sudart.2002. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Jilid 2.Jakarta : EGC.
Huda, Amin dan Hardi Kusuma. 2016. Asuhan Keperawatan Praktis. Jogjakarta :
Mediaction
Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3. Jakarta : EGC.

Vous aimerez peut-être aussi