Vous êtes sur la page 1sur 6

Direct Observation Prosedural Skill (DOPS)

Nama : Muhammad Afriyaldi


Tanggal : 24 April 2019
NIM : 18NS257
Ruangan : ICU RSUD.Ulin Banjarmasin

1. Identitias klien : Tn. A


2. Diagnosa medis : CKD Stage V
3. Tindakan keperawatan : Resusitasi jantung paru
4. Diagnosa Keperawatan : Penurunan curah jantung
5. Data : Tn. A mengalami penurunan kesadaran dan perubahan EKG
6. Resusitasi
Aktivitas-aktivitas :
 Evaluasi ketiadaan respon untuk menentukan tindakan yang cepat
 Panggil bantuan jika tidak ada pernapasan atau tidak ada respon
 Lakukan RJP yang memfokuskan pada kompresi dada pada pasien
 Mulai 30 kompresi dada dengan laju dan kedalaman yang spesifik dan
menghindari ventilasi berlebih
 Berikan dua pernafasan buatan setelah pemberian 30 kompresi dada
komplit
 Monitor respon pasien setelah usaha resusitasi
 Sediakan obat sesuai kebutuhan
Prinsip-prinsip tindakan dan rasional
No Prinsip Tindakan Rasional

1 Periksa Kesadaran Penderita Mengetahui status


a. Menepuk bahu/ menggoyangkan badan kesadaran pasien
penderita
b. Jika belum merespon, panggil dengan
suara keras
c. Jika tidak merespon berikan rangsangan
nyeri
2 Call For Help Meminta bantuan segera
a. Berteriak minta tolong dengan orang untuk meminimalkan
sekitar angka keparahan saat kita
b. Aktifkan EMS (Emergency Medical menghadapi situasi kritis
Service) dengan menelpon 911 atau
Panggilan petugas kesehatan terdekat
c. Saat menghubungi petugas kesehatan,
informasikan tentang kejadian, jarak
terdekat menuju kejadian, nama tempat
kejadian, lantai, kamar, dengan lengkap
d. Jelaskan nama anda yang menghubungi,
apa yang terjadi, jumlah korban, kondisi
korban, dan pertolongan yang sudah
diberikan.
3 Atur Posisi Korban Mempermudah kita dalam
a. Posisi baring telentang (agar efektif melakukan pemeriksaan
dalam melakukan pemeriksaan napas tanda-tanda vital
dan nadi
b. Baringkan ditempat datar dan keras
4 Ekstensikan Kepala Korban Membuka jalan nafas
Tehnik mengangkat dengan cara 1 tangan di korban
dahi korban dan tangan lainnya di bawah dagu
korban
5 Periksa Mulut Korban Mencega terjadinya ada
Kaji adanya benda asing/ material muntahan sumbatan nafas yang
dimulut korban. Jika terlihat ambil benda asing disebakan oleh benda
tersebut. Pengambilan material cair dengan asing
kain, pengambilan material padat dengan jari
6 Periksa Napas Mengetahui apakah terjadi
a. Lihat dada penderita apakah normal abnormal dinding dada &
(normalnya turun naik) suara tambahan saat
b. Dengar suara napas dengan merasakan bernafas
hembusan napas di pipi
7 Beri 2x napas buatan Memaksimalkan
a. Pencet hidung korban, lingkari mulut pemberian O2 saat terjadi
korban dengan mulut anda secara ketat keadaan kritis
b. Hembuskan napas pelan dan
dalam sampai melihat dada penderita naik
c. Batas waktu antara napas kedua 1,5 detik
8 Periksa nadi korban Mengetahui tanda-tanda
a. Pada orang dewasa terletak di arteri vital pasien, dan untuk
karotis (leher) melanjutkan tindakan
b. Angkat dagu seperti tahap 4, tekan selanjutnnya
dan rasakan nadi carotis, tahan 5-10 detik
c. Jika nadi ADA dan napas TIDAK ADA, beri
napas buatan sebanyak 10-12x/menit
d. Jika nadi dan napas TIDAK ADA, mulai
gunakan KOMPRESI DADA
9 Kompresi Dada Memaksimalkan kerja
a. Tekan teratur pada dinding dada. pompa jantung untuk
Diharapkan darah akan mengalir ke organ mengaliri ke organ tubuh
vital dan organ vital masih tetap berfungsi terutama di otak agar sel
hingga EMS dating tidak mengalami banyak
b. Lokasi penekanan pada area, dua jari di kematian.
atas proxesus xifoideus.
c. Penekanan dilakukan dengan
menggunakan pangkal telapak tangan.
Dengan posisi satu tangan diatas tangan
yang lain.
d. Tekanan pada tulang dada dilakukan
sedemikian rupa sehingga masuk 4-6 cm
(pada orang dewasa).
e. Jaga lengan penolong agar tetap lurus,
sehingga yang menekan adalah bahu
(atau lebih tepat tubuh bagian atas) dan
bukan tangan atau siku
f. Pastikan tekanan lurus ke bawah pada
tulang dada karena jika tidak, tubuh dapat
tergelincir dan tekanan untuk mendorong
akan hilang
g. Gunakan berat badan saat kita berikan
tekanan
h. Dorongan yang terlalu besar akan
mematahkan tulang dada
i. Waktu untuk menekan dan waktu untuk
melepas harus sama waktunya
j. Berikan kompresi 30x dengan kecepatan
100-120x/menit
k. Setiap 30 kali kompresi harus
dikombinasikan dengan napas buatan
10 Kordinasikan Antara Kompresi dengan napas Konsentrasi udara
buatan inspirasi dari udara kamar
a. Setiap akhir 30x kompresi diselingi dengan sekitar 21%, konsumsi
1-1,5 detik napas buatan oksigen tubuh sekitar 5%,
b. Rangkaian 30 kali kompresi dan 2 kali sehingga udara ekspirasi
napas buatan diulang selama 5 kali siklus sekitar 16%, oleh karena
baru lakukan evaluasi nadi(tahap ke-8) iitu walaupun bantuan
c. Lanjutkan resusitasi hingga petugas nafas menggunakan
kesehatan datang udara ekspirasi, namun
masih memberikan
konsentrasi oksigen tiga
kali lipat kebutuhan
konsumsi oksigen.

7. Tujuan tindakan tersebut dilakukan :


a. Mengembalikan fungsi pernafasan dan atau sirkulasi pada henti nafas
(respiratory arrest) dan atau henti jantung (cardiac arrest) pada orang
dimana fungsi tersebut gagal total oleh suatu sebab yang
memungkinkan untuk hidup normal selanjutnya bila kedua fungsi
tersebut bekerja kembali.
b. Mencegah berhentinya sirkulasi atau berhentinya respirasi (nafas)
c. Memberikan bantuan eksternal terhadap sirkukasi (fungsi jantung) dan
ventilasi (fungsi pernafasan/paru) pada pasien/korban yang mengalami
henti jantung atau henti nafas melalui Cardio Pulmonary Resuciation
(CPR) atau Resusitasi Jantung Paru (RJP)
8. Kontra indikasi :
a. Fraktur Kosta, trauma thorax
b. Pneumothorax, Emphysema berat
c. Cardiac tamponade
d. Cardiac arrest lebih dari 5-6 menit
e. Keadaan terminal penyakit yang tidak dapat disembuhkan, misalnya
Gagal Ginjal Kronis

9. Analisa Sintesa

Penurunan Tingkat Kesadaran

Penurunan Curah Jantung

Gangguan Ventilasi Spontan

Resusitasi Jantung Paru

Mengembalikan fungsi Jantung & Paru

10. Evaluasi
Setelah dilakukan tindakan RJP, monitor EKG pasien masih menunjukan
keterangan Asistole, dan reaksi pupil terhadap cahaya negatif.
Maknanya :Klien dinyatakan mati biologis saat sel otak mengalami
kematian, bila terjadi henti nafas dan henti jantung tidak dapat
mendistribusikan darah yang mengandung oksigen, kemungkinan
kerusakan yang irreversibel terjadi dalam 4-6 menit dan otak memulai
kematian dalam 10 menit
Banjarmasin, April 2019

Ners Muda,

Muhammad Afriyaldi

Preseptor klinik,

(……………………………………….)

Vous aimerez peut-être aussi