Vous êtes sur la page 1sur 1

ABBAS BIN ABDUL-MUTHTHALIB

Abbas bi Abdul-Muththalib adalah seorang paman terkasih Nabi Muhammad SAW,


dengan nama panggilan Abu Fadhel. Menurut beberapa literatur sejarah, Abbas bin Abdul-
Muththalib bin Hasyim dilahirkan tahun 566, tiga tahun sebelum kedatangan Pasukan Gajah
yang hendak menghancurkan Baitullah di Mekkah (beberapa tahun sebelum keponakannya
Muhammad dan merupakan saudara termuda ayahnya Muhammad). Ibunya, Natilah binti
Khabbab bin Kulaib, adalah seorang wanita Arab pertama yang mengenakan kelambu sutra pada
Baitullah al-Haram. Pada waktu Abbas masih anak-anak , ia pernah hilang. Sang ibu lalu
bernazar, kalau puteranya itu ditemukan, ia akan mengenakan kelambu sutra pada Baitullah. Tak
lama antaranya,Abbas ditemukan maka iapun menepati nazarnya itu.
Abbas bin Abdul-Muththalib menikah dengan Ummul Fadhal atau Ummu al-Fadhl
Lubab, Ummu Fadhl diklaim sebagai wanita kedua yang memeluk islam,pada hari yang sama
dengan sahabatnya Khadijah. Bersama istrinya tersebut Abbas bin Abdul-Muththalib memiliki 5
orang anak yaitu Abdullah bin Abbas, Ubaidillah bin Abbas, Fahdl bin Abbas, Qutsam bin
Abbas dan Ma’bad bin Abbas.
Ia adalah paman Rasulullah dan salah seorang yang paling akrab dihatinya dan yang
paling dicintainya. Karena itu, beliau senantiasa berkata menegaskan, “Abbas adalah saudara
kandung Ayahku, Barangsiapa yang menyakiti Abbas sama dengan menyakitiku”. Di zaman
jahiliah, Abbas bin Abdul-Muththalib mengurus kemakmuran Masjidil Haram dan melayani
minuman para jamaah jhaji. Seperti halnya ia akrab di hati Rasulullah , Rasulullah pun dekat
dengannya. Ia pernah menjadi pembantu dan penasihat utmaanya dalam bai;at al-Aqabah
menghadapi kaum Anshar dari madinah.
Beliau juga memiliki keistimewaan yaitu pada suatu musim kemarau, di wkatu penduduk
dan negeri ditimpa kekeringan, Amirul Mukminin Umar bersama kaum Muslimin keluar
kelapangan terbuka untuk menunaikn sholat ististqa’ dan berdoa merendahkan diri kepada Allah
agar diberi awan dan menurunkan hujan kepada mereka. Umar berdiri sambil memegang tangan
kanan Abbas dengan tangan kanannya, dan mengangkat ke arah langit sembari berdoa ”Ya
Allah, sesungguhnya kami pernah memohon hujan dengan perantara Nabi-Mu, pada masa beliau
masih diantara kami. Ya Allah, sekarang kami meminta hujan kepada-Mu dengan perantara
paman Nabi-Mu, maka turunkanlah hujan untuk kami”.Saat kaum muslimin belum
meninggalkan tempat mereka, tiba-tiba awan tebal datang dan hujan lebat pun turun
mendatangkan suka cita.Para sahabat pun menemani Abbas memeluk dan menciumnya. Mereka
ingin mendapatkan berkah dengan penghormatan itu, sambil berkata , “ Selamat kami ucapkan
untukmu, wahai penyedia air minum Dua Kota Suci”.
Abbas bin Abdul-Muththalib wafat tahun 653 dan dimakamkan di Pemakaman al-balqi di
Madinah.

Vous aimerez peut-être aussi