Vous êtes sur la page 1sur 7

The 2nd University Research Coloquium 2015 ISSN 2407-9189

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG KPSP TERHADAP PENGETAHUAN


GURU DI PAUD TAMAN BELIA SEMARANG

Dita Wasthu Prasida1), Maftuchah2), Dewi Mayangsari3)


1
Prodi Kebidanan, STIKes Karya Husada (Penulis 1)
email: wprasida@yahoo.co.id
2
Prodi Kebidanan, STIKes Karya Husada (Penulis 2)
email: maftuchah@stikeskaryahusada.ac.id
3
Prodi Kebidanan, STIKes Karya Husada (Penulis 3)
email: dmayang_yahud@yahoo.co.id

ABSTRACT
The quality of a children's development should be increased since the children are in their
Toddlers time for their developments determine the further developments, so the slightest deviation
must be detected and handled properly as not to reduce the quality of human resources in the
future later. One instrument of stimulation, detection and early intervention of growth and
development for children at age of 3 to 72 months drawn up by the health Office in coordination
with Indonesian Pediatric Association (IDAI) is a Pre-screening questionnaire development (). The
purpose of this study was to analyze the effect of counseling on KPSP toward the knowledge of
teachers at PAUD (early childhood education) Taman Belia Candi Semarang. The design of this
study is quantitative comparative using a quasi-experimental methods (quasi experi-mental) with
pre-post test, a sample of 22 early childhood teachers using total sampling. Bivariate analysis was
done by using paired t-test after completing the data normality test using Shapiro-Wilk. The
Average knowledge before the extension was 9.77 and deviation standard 1998. While the average
knowledge after counseling was 16 with 2,045 SD, visible differences between the mean value of
measurements before and after counseling. Results of statistical test t-paired with p value 0.000
<0.05, then there was a significant difference in knowledge between before and after counseling
about KPSP. The conclusion is KPSP counseling was capable of improving knowledge effectively.
And for Candilama Public Health Center and the ECD are expected to improve cooperation in
efforts to monitor the children’s development.

Keywords: Development, Pre-Screening Questionnaire Development (KPSP)

PENDAHULUAN perkembangan adalah keseluruhan proses


Pembangunan kesehatan sebagai bagian perubahan dari potensi yang dimiliki individu
dari upaya membangun manusia seutuhnya yang tampil dalam kualitas kemampuan, sifat
antara lain iselenggarakan melalui upaya dan ciri–ciri yang baru (Mar’at, 2008).
kesehatan anak yang dilakukan sedini Kualitas perkembangan anak harus
mungkin sejak anak dalam kandungan ditingkatkan sejak anak melalui periode
sampai lima tahun pertama kehidupannya penting yaitu pada masa Balita karena pada
untuk mempertahankan kelangsungan masa ini perkembangan yang terjadi
hidupnya sekaligus meningkatkan kualitas menentukan perkembangan selanjutnya,
hidup anak agar mencapai tumbuh kembang sehingga penyimpangan sekecil apapun harus
optimal baik fisik, mental, emosional maupun terdeteksi dan tertangani secara baik agar
sosial (Depkes, 2012). tidak mengurangi kualitas sumber daya
Pertumbuhan dan perkembangan adalah manusia kelak kemudian hari (Soetjiningsih,
proses untuk menjadi lebih besar dan mulai 2008).
dapat melakukan sesuatu yang penuh arti, Mengingat jumlah Balita di Indonesia
setiap anak akan berkembang baik secara sangat besar yaitu sekitar 10 persen dari
fisik maupun spiritual secara bertahap, seluruh populasi, maka sebagai calon
perkembangan tersebut terjadi secara generasi penerus bangsa, kualitas tumbah
berbeda–beda, ada yang berkembang secara kembang balita di Indonesia perlu mendapat
cepat dan ada pula yang berkembang secara perhatian serius yaitu mendapat gizi yang
lambat (Spock, 2008). Menurut Hadawi baik, stimulasi yang memadai serta

570
The 2nd University Research Coloquium 2015 ISSN 2407-9189

terjangkau oleh pelayanan kesehatan Selama ini deteksi dini perkembangan anak
berkualitas termasuk deteksi dan intervensi dilakukan bekerjasama dengan Puskesmas
dalam penyimpangan tumbuh kembang. Candilama, namun belum dilakukan secara
Selain hal-hal tersebut, pelbagai faktor rutin dan optimal sesuai dengan jadwal.
lingkungan yang dapat mengganggu tumbuh Puskesmas hanya akan memberikan per-
kembang anak juga perlu dieliminasi. hatian khusus terkait perkembangan anak jika
Kegiatan stimulasi, deteksi dan ada laporan penyimpangan yang sangat
intervensi dini penyimpangan tumbuh menonjol terlihat dan sejauh ini guru
kembang balita yang menyuluruh dan (pengasuh) tidak dibekali dengan materi
terkoordinasi diselenggarakan dalam bentuk tentang stimulasi, deteksi dan intervensi dini
kemitraan antara keluarga (orang tua, tumbuh kembang sehingga pemantauan
pengasuh anak, guru dan anggota keluarga perkembangan anak belum optimal dilakukan
lainnya), masyarakat (kader, organisasi di PAUD Taman Belia Candi Semarang.
profesi dll) dengan tenaga profesional Mengacu pada permasalahan yang ada di
(kesehatan, pendidikan dan sosial) akan PAUD Taman Belia Candi Semarang bahwa
meningkatkan kualitas tumbuh kembang para guru/pengasuh di PAUD Taman Candi
anak usia dini dan kesiapan memasuki Belia belum pernah mendapatkan sosialisai
jenjang pendidikan formal. Indikator tentang penggunaan KPSP dalam skrining
keberhasilan pembinaan tumbuh kembang perkembangan Balita, maka STIKes Karya
anak tidak hanya meningkatkan status Husada Semarang memberikan penyuluhan
kesehatan dan gizi anak tetapi juga mental, dengan materi tentang SDIDTK dengan
emosional, sosial dan kemandirian anak menggunakan KPSP . Setelah dilakukan
berkembang secara optimal. penyuluhan ini diharapkan Adanya
Dinas Kesehatan bekerjasama dengan peningkatan pengetahuan tentang SDIDTK
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah dan bagaimana cara menggunakan Instrumen
menyusun pelbagai instrumen stimulasi, yang valid dan yang relatif mudah sehingga
deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang mendorong para pengasuh atau guru untuk
untuk anak umur tiga bulan sampai dengan lebih aktif melakukan deteksi dini per-
72 bulan yaitu dengan kuesioner Pra Skrining kembangan menggunakan kuesioner KPSP.
Perkembangan (KPSP). Instrumen ini Hipotesis yaitu terdapat perbedaan sebelum
ditujukan bukan hanya untuk tenaga dan sesudah penyuluhan tentang SDIDTK
kesehatan di Puskesmas dan jajarannya saja menggunakan KPSP.
(dokter, bidan, perawat, ahli gizi, penyuluh
kesehatan masyarakat, dan tenaga kesehatan KAJIAN LITERATUR
lainnya yang peduli anak) tetapi juga untuk Kuesioner Pra Skrining Perkembangan
petugas sektor lainnya dalam menjalankan atau disebut KPSP merupakan suatu daftar
tugas melakukan stimulasi dan deteksi dini pertanyaan singkat yang ditujukan kepada
penyimpangan tumbuh kembang anak. para orang tua dan dipergunakan sebagai alat
Pengasuh atau guru disekolah dalam hal ini untuk melakukan skrining pendahuluan
adalah Pada pendidikan Anak Usia Dini perkembangan anak usia 3 bulan sampai
(PAUD) merupakan salah satu mitra tenaga dengan 72 bulan. Bagi setiap golongan umur
kesehatan dalam melakukan stimulasi dan terdapat 10 pertanyaan untuk orang tua atau
deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang pengasuh anak. Untuk memudahkan,
anak (Depkes, 2006). Adanya pengetahuan KPSP dipakai untuk mengetahui
tentang SDIDTK dan bagaimana cara perkembangan anak normal atau ada
menggunakan Instrumen yang valid dan yang penyimpangan.
relatif mudah akan mendorong para pengasuh Interpretasi hasil KPSP dengan cara (1)
atau guru untuk lebih aktif melakukannya Hitunglah berapa jumlah jawaban Ya (2)
dengan tepat. Namun para guru di PAUD Apabila jumlah jawaban Ya = 9 atau 10,
Taman Belia Candi Semarang belum perkembangan anak sesuai (S) dengan tahap
mendapatkan sosialisasi terkait dengan perkembangannya (3) Apabila jumlah
SDIDTK sehingga deteksi dini tumbuh jawaban Ya = 7 atau 8, perkembangan anak
kembang belum dilakukan secara optimal. meragukan (M), tentukan jadwal untuk
Jumlah Balita di PAUD Taman Belia dilakukan pemeriksaan ulang dua minggu
Candi pada tahun 2015 adalah 83 anak. kemudian (4) Apabila jumlah jawaban Ya =

571
The 2nd University Research Coloquium 2015 ISSN 2407-9189

6 atau kurang, kemungkinan ada Contoh KPSP


penyimpangan (P) maka anak tersebut Tabel 1. KPSP untuk usia 30 bulan
memerlukan pemeriksaan lebih lanjut atau N Perkembangan Aspek Hasil
dirujuk. o
Pemeriksaan ulang dengan menggunakan 1. Dapatkah anak melepas Gerak
KPSP dilaksanakan pada tiga keadaan pakaiannya seperti: baju, rok, halus
dibawah ini : (1) Hasil KPSP negatif atau ataupun celananya ? ( topi dan Sosialis
kaos kaki tidak ikut dinilai ) asi &
jumlah jawaban Ya = 9 atau 10, pemeriksaan
keman
ulang dapat dilakukan Tiap 3 bulan untuk dirian
usia dibawah 12 bulan (2) Tiap 6 bulan untuk 2. Dapatkah anak berjalan menaiki
usia 12 sampai 72 bulan. Walaupun demikian tangga sendiri ? jawab YA jika ia
pemeriksaan yang lebih sering akan lebih naik tangga dengan posisi tegak Gerak
baik. Hasil KPSP dengan jawaban Ya = 7 ataupun berpegangan pada kasar
atau 8, pemeriksaan ulang dilakukan satu dinding ataupun pegangan pada
minggu kemudian setelah pemeriksaan tangga.
pertama. Hasil KPSP dengan jawaban Ya = Jawab TIDAK jika ia naik tangga
kurang dari 7 atau pemeriksaan ulang tetap dengan merangkak atau anda
tidak memperbolehkan anak naik
7–8, anak perlu dirujuk kefasilitas pelayanan
tangga atau anak harus
kesehatan yang lebih lengkap. berpegangan pada seseorang.
Instrumen Yang Digunakan antara lain : 3. Tanpa bimbingan, petunjuk atau
(1) Formulir KPSP menurut umur. Formulir bantuan anda, dapatkah anak Bicara
ini berisi 9–10 pertanyaan tentang menunjuk dengan benar paling &
kemampuan perkembangan yang telah sedikit 1 bagian badanya ( bahasa
dicapai anak. Sasaran KPSP anak umur 0–72 rambut, mata, hidung, mulut atau
bulan.(2) Alat bantu pemeriksaan berupa bagian badan yang lain ).
pensil, kertas, bola sebesar bola tenis, 4. Dapatkah anak makan nasi Sosialis
kerincingan, kubus berukuran sisi 2,5 cm sendiri tanpa banyak tumpah ? asi &
keman
sebanyak 6 buah, kismis, kacang tanah,
dirian
potongan biskuit kecil berukuran 0,5–1 cm. 5. Dapatkah anak membantu
Hal Yang Harus Dilakukan Apabila memungut mainanya sendiri atau Bicara
Terjadi Penyimpangan Perkembangan Yaitu membantu mengangkat piring &
dengan melakukan rujukan ke Rumah Sakit jika diminta ? bahasa
dengan menuliskan jenis dan jumlah 6. Dapatkah anak menendang bola
penyimpangan perkembangan (Gerak kasar, kecil ( sebesar bola tenis ) ke Gerak
Gerak halus, Bicara dan Bahasa, Sosialisasi depan tanpa berpegangan pada kasar
dan Kemandirian. apapun ? mendorong tidak ikut
Petugas Yang Dapat Melakukan dinilai .
7. Bila diberi pensil, apakah anak Gerak
Pemeriksaan Yaitu Tenaga kesehatan, Guru
mencoret – coret kertas tanpa halus
TK, dan Petugas PADU terlatih bantuan / petunjuk ?
Jadwal pemeriksaan atau skrining KPSP 8. Dapatkah anak meletakkan 4
rutin adalah pada umur 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, buah kubus satu persatu di atas Gerak
24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66 dan 72 bulan, kubus yang lain tanpa halus
jika anak belum mencapai umur skrining menjatuhkan kubus itu ? Kubus
tersebut, minta ibu datang kembali pada umur yang digunakan ukuran 2,5 – 5,0
skrining yang terdekat untuk pemeriksaan cm.
rutin. Apabila orang tua datang dengan 9. Dapatkah anak menggunakan 2
keluhan anaknya mempunyai masalah kata pada saat berbicara seperti “ Bicara
minta minum “, “ mau tidur “ ? &
perkembangan sedangkan umur anak bukan
“ terimakasih “ dan “ dada “ tidak bahasa
umur skrining maka pemeriksaan ikut dinilai
menggunakan KPSP untuk umur skrining 10 Apakah anak dapt menyebut 2
terdekat yang lebih muda. . diantara gambar – gambar ini Bicara
tanpa bantuan ? &
bahasa
Sumber : Depkes, 2012

572
The 2nd University Research Coloquium 2015 ISSN 2407-9189

Konsep Perkembangan Faktor Pascasalin, meliputi: gizi, penyakit


Perkembangan merupakan hasil interaksi kronis/ kelainan kongenital,lingkungan fisik
kematangan susunan saraf pusat dengan dan kimia, psikologis, endokrin, sosio-
organ yang dipengaruhinya, misalnya ekonomi, lingkungan pengasuhan, stimulasi
perkembangan sistem neuromuskuler, dan obat-obatan.
kemampuan bicara, emosi dan sosialisasi.
Kesemua fungsi tersebut berperan penting METODE PENELITIAN
dalam kehidupan manusia yang utuh Rancangan penelitian ini adalah kuan
(Depkes, 2006). Perkembangan proses titatif komparatif dengan menggunakan
transmisi dari konstitusi psiko fisik yang metode eksperimen semu (quasi experi-
herediter, dirangsang oleh faktor–faktor mental), karena tidak terpenuhinya prinsip
lingkungan yang menguntungkan dalam untuk penelitian eksperimen sesungguhnya,
perwujudan proses aktif menjadi secara sampel kelompok tidak dilakukan
kontinyu (Suryani dan Widyasih, 2008). pengacakan (randomized) tapi berdasarkan
Perkembangan adalah bertambahnya populasi yang sudah ada. Populasi dalam
kemampuan (Skill) dalam struktur dan fungsi penelitian ini adalah pengasuh (guru) di
tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang PAUD Taman Belia Candi Semarang
teratur sebagai hasil dari proses pematangan. sejumlah 22 orang. Sampel pada penelitian
Disini menyangkut adanya proses diferensasi ini menggunakan sampel total dengan me-
sel–sel tubuh, jaringan tubuh, organ dan masukkan keseluruhan jumlah populasi
sistem organ yang berkembang sedemikian sebagai sampel penelitian Secara rinci. Bahan
rupa sehingga masing–masing dapat dan alat yang digunakan yaitu pengeras
memenuhi fungsinya termasuk suara, LCD, laptop, KPSP, alat tulis, SAP,
perkembangan emosi, intelektual, dan APE. Penelitian dilakukan pada tanggal 05
tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan Juni 2015 di Aula PAUD Taman Belia Candi
lingkungan (Ngastiyah, 2005). Semarang dengan dilakukan pre tes sebelum
Menurut Hadawi perkembangan adalah pemberian materi dan post tes setelah
keseluruhan proses perubahan dari potensi pemberian materi. Dalam penyam-paian
yang dimiliki individu yang tampil dalam materi menggabungkan metode ceramah
kualitas kemampuan, sifat dan ciri–ciri yang dengan demonstrasi pengisian Kuesioner Pra
baru. Menurut Chaplin perkembangan adalah Skrining Perkembangan. Analisis bivariat
perubahan yang berkesinambungan dan dengan menggunakan uji t-berpasangan
progresif dalam organisme dari lahir sampai setelah memenuhi uji normalitas data
mati. Perkembangan tidak terbatas pada menggunakan shapiro-wilk.
pengertian pertumbuhan yang semakin
membesar, melainkan didalamnya juga Tabel 1. Definisi Operasional
terkandung serangkaian perubahan yang Variab Definisi Alat Hasil Skala
berlangsung secara terus menerusdan bersifat el Operasional Ukur Ukur Ukur
tetap dalam sifat jasmaniah dan rohaniah Penyul Memberikan materi
yang dimiliki individu menuju ketahap uhan tentang Stimulasi,
kematangan melalui pertumbuhan, tentang Deteksi dan
pematangan, dan belajar (Mar’at, 2008). KPSP Intervensi Dini
Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Tumbuh Kembang
dengan KPSP,
Pada umumnya anak memiliki pola meliputi :
perkembangan normal yang 2merupakan Pengertian, Tujuan,
hasil interaksi banyak faktor yang cara penggunaan,
mempengaruhi perkembangan anak. Adapun Interpretasi hasil,
faktor-faktor tersebut antara lain: (1) Faktor pemeriksaan ulang,
dalam (Internal) meliputi: Ras/ etnik atau Alat, Jadwal
bangsa, keluarga, umur, jenis kelamin, Pemeriksaan dan
genetic, dan kelainan kromosom (2) Faktor tindak lajut hasil
KPSP
Luar (Eksternal) meliputi : Faktor Prenatal
(gizi, mekanis, toksin/ zat kimia, endokrin, Penget Kemampuan kuesi 0-20 Rasio
ahuan menjawab oner
radiasi, infeksi, kelainan imunologi, anoksia
tentang pertanyaan tentang
embrio,dan psikologi ibu), Faktor Persalinan,

573
The 2nd University Research Coloquium 2015 ISSN 2407-9189

KPSP KPSP, meliputi : hipotesis yang digunakan adalah uji t


Pengertian, Tujuan, berpasangan.
Interpretasi hasil, Rata-rata pengetahuan sebelum
pemeriksaan ulang, penyuluhan adalah 9.77 dan SD 1.998.
Alat, Jadwal
Sedangkan rata-rata pengetahuan setelah
Pemeriksaan dan
tindak lajut penyuluhan adalah 16 dengan SD 2.045,
terlihat perbedaaan nilai mean antara
pengukuran sebelum dan sesudah
HASIL DAN PEMBAHASAN penyuluhan. Hasil Uji statistik t-berpasangan
a. Pengetahuan sebelum dan sesudah dengan p value 0.000 < 0.05, maka terdapat
penyuluhan perbedaan pengetahuan yang bermakna
antara pengetahuan sebelum dan sesudah
Tabel 2. Pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan tentang KPSP
penyuluhan Hasil penelitian terdapat perbedaan yang
Mea Media Std. Mi Ma signifikan sebelum dan sesudah dilakukan
n n dev. n x penyuluhan terhadap perubahan pengetahuan
Sebelu 9.77 10 1.998 6 13 tentang KPSP pada guru di PAUD Taman
m Belia Candi Semarang.
penyulu Menurut Notoatmodjo (2011) penge-
han tahuan dipengaruhi oleh: umur, semakin
setelah 16 17 2.045 13 20 cukup umur, tingkat kematangan dan
penyulu kekuatan seseorang akan lebih matang dalam
han berfikir dan bekerja. Pendidikan, semakin
Sumber : data primer tinggi tingkat pendidikan, semakin mudah
mendapat informasi sehingga semakin
Berdasarkan Tabel 2 rata-rata banyak pula pengetahuan yang dimiliki.
pengetahuan tentang KPSP sebelum Pekerjaan, semakin tinggi pekerjaan semakin
penyuluhan adalah 9.77 dan SD 1.998. mudah memperolah informasi. Sosial
Sedangkan rata-rata pengetahuan tentang Ekonomi, informasi dan pengalaman.
KPSP setelah penyuluhan adalah 16 dengan Hasil penelitian menunjukkan ada
SD 2.045. pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap
pengetahuan tentang KPSP. Faktor yang
b. Perbedaan pengetahuan sebelum dan mempengaruhi keberhasilan penyuluhan
sesudah penyuluhan dapat dilihat dari pemilihan metode yang
digunakan, metode juga sangat
Tabel 3. Perbedaan Pengetahuan sebelum dan mempengaruhi keberhasilan penyuluhan dan
sesudah penyuluhan melihat sasaran yang mempunyai latar
95%
belakang yang berbeda atau beragam,
Confidence
Mea P penyuluhan disini menggunakan metode
Variabel n Interval
n Lowe Uppe valu ceramah dan proyektor, pemberian kuesioner
r r e pra skrining perkembangan, serta pemberian
Sebelum 1 leaflet, sehingga respoden dapat menerima
penyuluhan 9.77
5 - - 0.00 materi dengan berbagai alat indra, baik itu
setelah 1 7.344 6.929 0 pendengaran maupun penglihatan.
penyuluhan 16
5 Diharapkan dengan berbagai kombinasi
Sumber : data primer metode dan media dapat merubah
pengetahuan serta perilaku responden.
Sebelum melakukan uji bivariat, Menurut Pulungan (2008), bahwa
dilakukan uji normalitas data dengan Shapiro semakin banyak indera yang digunakan untuk
Wilk dengan hasil: sebelum penyuluhan menerima informasi maka akan semakin
sig 0.386 dan setelah penyuluhan sig 0.264. banyak dan semakin jelas pengetahuan yang
Kedua variabel lebih besar dari p value 0.05 di peroleh sesorang.
sehingga distribusinya normal, karena syarat Kegiatan stimulasi, deteksi dan
data berdistribusi normal terpenuhi, maka uji intervensi dini penyimpangan tumbuh
kembang balita yang menyuluruh dan ter-

574
The 2nd University Research Coloquium 2015 ISSN 2407-9189

koordinasi diselenggarakan dalam bentuk pengetahuan yang dimilikinya atau cara


kemitraan antara keluarga (orang tua, mencoba-coba (trial and error)
pengasuh anak, guru dan anggota keluarga (Notoadmojo, 2007)
lainnya), masyarakat (kader, organisasi pro- Metode yang digunakan dalam
fesi dll) dengan tenaga profesional penyuluhan kali ini dengan menggabungkan
(kesehatan, pendidikan dan sosial) akan metode Ceramah dengan demonstrasi. Materi
meningkatkan kualitas tumbuh kembang disampaikan dengan ceramah dilanjutkan
anak usia dini dan kesiapan memasuki jen- demonstrasi cara pengisian kuesioner pra
jang pendidikan formal. Indikator keber- skrining perkembangan, cara menghitung
hasilan pembinaan tumbuh kembang anak hasil, cara interpretasi dan rencana tindak
tidak hanya meningkatkan status kesehatan lanjut. Ceramah adalah salah satu cara
dan gizi anak tetapi juga mental, emosional, menerangkan atau menjelaskan suatu ide,
sosial dan kemandirian anak berkembang pengertian, atau pesan secara lisan kepada
secara optimal. sekelompok pendengar yang disertai diskusi
KPSP ditujukan bukan hanya untuk dan tanya jawab, serta dibantu oleh beberapa
tenaga kesehatan di Puskesmas dan alat peraga yang diperlukan (Hikmawati,
jajarannya saja (dokter, bidan, perawat, ahli 2011). Seseorang yang diberikan pendidikan
gizi, penyuluh kesehatan masyarakat, dan kesehatan dengan metode ceramah yang bisa
tenaga kesehatan lainnya yang peduli anak) diingat sebesar 20% dari yang didengar
tetapi juga untuk petugas sektor lainnya (Depkes RI, 2004).
dalam menjalankan tugas melakukan Selain itu menurut Astuti (2002), bahwa
stimulasi dan deteksi dini penyimpangan metode pendidikan kesehatan dengan
tumbuh kembang anak. Pengasuh atau guru penyuluhan (ceramah) dapat meningkatkan
disekolah yang terlatih dalam hal ini adalah pengetahuan setelah dilakukan post-test
Pada pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dibandingkan dengan pengetahuan pre-test.
merupakan salah satu mitra tenaga kesehatan Demonstrasi adalah suatu cara penyajian
dalam melakukan stimulasi dan deteksi dini pengertian atau ide yang dipersiapkan dengan
penyimpangan tumbuh kembang anak teliti untuk memperlihatkan bagaimana cara
(Depkes, 2006). melaksanakan suatu tindakan, adegan atau
Adanya pengetahuan tentang SDIDTK menggunakan suatu prosedur. Penyajian ini
dan bagaimana cara menggunakan Instrumen disertai penggunaan alat peraga dan tanya
yang valid dan yang relatif mudah akan jawab. Biasanya demonstrasi diberikan pada
mendorong para pengasuh atau guru untuk kelompok individu yang tidak terlalu besar
lebih aktif melakukannya, tepat jumlahnya (Hikmawati, 2011).
penggunaannya, tepat interpretasinya, tepat Keuntungan tekhnik demonstrasi adalah
juga intervensinya sehingga tercapai pula konsentrasi meningkat/maksimal, kesalahan
tujuan dari pemantauan perkembangan Balita minimal dibandingkan dengan ceramah atau
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, baca, dan merupakan metode untuk
dan ini terjadi setelah orang melakukan mengasah ketrampilan psikomotor/
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. ketrampilan. Limitasi/ kelemahan: benda
Penginderaan terjadi melalui panca indera terlalu kecil walaupun masih tanda tanya,
manusia. Sebagian besar pengetahuan tidak semua ikut mencoba, tempat yang tidak
manusia diperoleh melalui mata dan telinga analog dengan aslinya atau tidak sesuai
(Notoatmojo, 2003). dengan keadaan sesungguhnya (Susilo,
Kemampuan seseorang untuk melakukan 2010).
tindakan aatau ketrampilan juga dipengaruhi Pengetahuan atau kognitif merupakan
dari bagaimana seseorang itu mendapatkan domain yang sangat penting dalam
pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki membentuk tindakan seseorang (overt
seseorang. Pengetahuan dan ketrampilan behavior). Dari pengalaman dan penelitian
dapat diperoleh dengan cara medengarkan terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh
suatu informasi, melihat dan mencoba pengetahuan akan lebih langgeng dari pada
melakukan ketrampilan itu melaui perilaku yang tidak didasari oleh
demonstrasi. Seseorang yang belum terpapar pengetahuan (Notoatmodjo, 2003) .
ketrampilan tertentu akan melakukan Keuntungan dari metode ceramah adalah
kerampilan tersebut sesuai dengan ekonomis, jumlah pendengar relative banyak,

575
The 2nd University Research Coloquium 2015 ISSN 2407-9189

informasi ilmu pengetahuan, meningkatkan


motivasi, pengantar untuk masuk ke metode
lain, bahan dengan hanya untuk jangka
pendek.

SIMPULAN
Penyuluhan tentang stimulasi, deteksi
dan intervensi dini perkembangan balita
menggunakan kuesioner pra skrining
perkembangan (KPSP) yang menggabungkan
metode ceramah dan demonstrasi mampu
meningkatkan pengetahuan secara efektif. .
Ada perbedaan pengetahuan sebelum dan
sesudah penyuluhan dengan nilai hasil Uji Gambar 3. Foto Bersama Responden
statistik t-berpasangan p value 0.000 < 0.05,
maka terdapat Penelitian lebih lanjut DAFTAR PUSTAKA
sebaiknya melakukan penilaian terhadap Adiningsih. 2010. Waspadai Gizi Balita
praktik responden dalam menggunakan Anda. Jakarta: Gramedia
KPSP secara langsung ke Balita. Saran bagi
Kepala Sekolah di PAUD Taman Belia Candi Budiarto. 2010. Biostatistika Untuk
Semarang untuk meningkatkan pengetahuan Kedokteran dan Kesehatan
guru (pengasuh) tentang pertumbuhan dan Masyarakat. Jakarta: EGC
perkembangan anak dengan melakukan
workshop tentang SDIDTK sehingga Departemen Kesehatan. 2012. Pedoman
pemantauan pertumbuhan dan perkembangan Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi &
dapat berjalan dengan optimal. Intervensi Dini Tumbuh Kembang
Anak

FOTO KEGIATAN Mar’at. 2008. Psikologi Perkembangan.


Bandung. PT Remaja Rosdakarya

Nursalam. 2010. Konsep dan Penerapan


Metode Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.
Notoadmodjo, S. (2005). Metodelogi
Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT
Rineka Cipta
Spock, B (2008). Perawatan Bayi Dan Anak.
Yogyakarta. Panji Pustaka
Suryani dan Widyasih (2008). Psikologi Ibu
Gambar 1. Kegiatan Penyuluhan & Anak. Yogyakarta: Fitramaya

Departemen Kesehatan RI. (2005) Tahap


Perkembangan Balita, dan Profil
kesehatan RI
F.J. Monks. 2008. Tahapan Perkembangan
Kognitif Balita. Jakarta: Selemba
medika

Gambar 2. Pengisian Kuesioner

576

Vous aimerez peut-être aussi