Vous êtes sur la page 1sur 52

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TAHAP PRASEKOLAH

Tugas Mata Kuliah Keperawatan Keluarga

Dosen Pembimbing :
Faisal Ibnu, S.Kep.Ns.,M.Kes

Di susun oleh :
KELOMPOK 3
Kelas/Semester : 3D/VI

1. Resma Fabiya Andrianti (201601123)


2. Siti Nurfiyah (201601127)
3. Khoirun Nisak (201601138)
4. Nabillah Choirun Nisa (201601152)

Program Studi S1 Ilmu Keperawatan


STIKES BINA SEHAT PPNI KABUPATEN MOJOKERTO
Tahun Ajaran 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Swt. atas selesainya Makalah yang berjudul
Asuhan Keperawatan Keluarga Tahap Prasekolah atas dukungan moral dan materi yang
diberikan dalam menyusun makalah ini. Maka kami mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. M. Sajidin S.Kep, M.Kes. selaku ketua Stikes Bina Sehat PPNI Mojokerto
2. Ibu Ana Zakiyah M.Kep. selaku ketua program studi S1 ilmu keperawatan
3. Bapak Faisal Ibnu, S.Kep.Ns.,M.Kes selaku dosen Keperawatan Keluarga
4. Teman-teman kelompok 3 kelas D Program Studi S1 Ilmu Keperawatan yang telah
membantu untuk menyelesaikan Tugas Makalah ini.
Terima kasih atas dukungannya, dalam penulisan ini sangat disadari bahwa Tugas
Makalah ini tentu masih jauh dari kata sempurna, dikarenakan sangat terbatasnya
pengetahuan penulis. Oleh sebab itu, kritik dan saran sangat diharapkan oleh penulis untuk
menyempurnakan Tugas Makalah ini.

Mojokerto, 30 April 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
.......................................................................................................................................................
i
DAFTAR ISI
.......................................................................................................................................................
ii
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................................1

1.1 Latar Belakang..................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................2

1.3 Tujuan...............................................................................................................2

BAB 2 TINJAUAN TEORI...........................................................................................3

2.1 Konsep Keluarga..............................................................................................3

2.1.1 Definisi.......................................................................................................3

2.1.2 Tipe Keluarga.............................................................................................3

2.1.3 Struktur Keluarga.......................................................................................4

2.1.4 Peran Keluarga...........................................................................................5

2.1.5 Fungsi Keluarga.........................................................................................5

2.1.6 Tugas Keluarga...........................................................................................7

2.2 Konsep Keluarga Anak Prasekolah.................................................................7

2.2.1 Definisi.......................................................................................................7

2.2.2 Tugas Perkembangan Keluarga Anak Prasekolah......................................8

2.2.3 Masalah Kesehatan Yang Muncul..............................................................8

2.2.4 Peran Perawat.............................................................................................9

2.3 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Keluarga.................................................9

BAB 3 TINJAUAN KASUS........................................................................................24

ii
3.1 Kasus..............................................................................................................24

3.2 Pengkajian......................................................................................................24

BAB 4 PENUTUP........................................................................................................46

4.1 Kesimpulan.....................................................................................................46

4.2 Saran...............................................................................................................46

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................47

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
keterikatan aturan dan emosional serta individu mempunyai peran masing-masing yang
merupakan bagian dari keluarga (Friedman: 1998).
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan
melalui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga. Asuhan ini bertujuan untuk
menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan menggunakan
pendidikan proses keperawatan. Secara umum, tujuan keperawatan keluarga adalah
ditingkatkannya kemampuan keluarga dalam mengantasi masalah kesehatan keluarga
secara mandiri.
Asuhan keperawatan keluarga pada anak prasekolah adalah suatu rangkaian kegiatan
yang diberikan kepada keluarga dengan anak usia prasekolah. Dimana, pada anak usia
inilah yang rentan dan memiliki masalah tertentu dalam menghadapi proses tumbuh
kembangnya. Peran keluarga sangat dibutuhkan sehingga proses tumbuh dan kembang
anak dapat mencapai hasil yang sesuai dengan yang diharapkan, terutama dalam pola
hidup sehat.
Pada anak usia prasekolah, anak mengalami lompatan kemajuan yang menakjubkan.
Tidak hanya kemajuan fisik tetapi juga secara sosial dan emosional. Anak usia
prasekolah ini sedang dalamproses awal pencarian jati dirinya. Beberapa prilaku yang
tidak ada, sekarang muncul. Secara fisik dan psikis usia ini adalah usia yag rentan
berbagai penyakitbdan menimbulkan masalah yang dapat mempengaruhi tumbuh
kembang anak jika kondisi kesehatan anak tidak ditangani secara baik oleh praktisi
kesehatan dan juga usaha-usaha pencegahan adalah yang tetap paling baik dilakukan.
Keluarga dengan tahap anak prasekolah atau TK memerlukan perhatian yang
khusus terhadap perkembangan fisik, social , emosional dan kognitif anak. disamping itu
keluarga mempunyai tugas yaitu memenuhi kebutuhan rasa aman anak, membantu untuk
bersosialisasi mempertahankan hubungan yang sehat keluarga intern dan luar, pembagian
tanggung jawab, dan kegiatan untuk menstimulasi perkembangan anak.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian keluarga tahap tiga?
2. Apa saja tugas perkembangan yang harus di lakukan pada keluarga dengan tahap
tiga?
3. Masalah apa yang sering muncul pada kelurga tahap tiga?
4. Apa peran perawat dalam keluarga tahap tiga?
1.3 Tujuan
Tujuan Intruksional Umum:
Mahasiswa mampu mererapkan konsep asuhan keperawatan keluarga dengan anak
prasekolah
Tujuan Intrusional Khusus:
1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi keluarga.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan tugas perkembangan keluarga dengan anak
prasekolah.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan masalah-masalah pada anak usia prasekolah.
4. Mahasiswa mampu menjelaskan asuhan keperawatan keluarga dengan anak
prasekolah.

BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Keluarga


2.1.1 Definisi
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat,
dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan ( Depkes RI, 1998 ).

2
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena hubungan
darah, perkawinan dan adopsi dalam satu rumah tangga, yang berinteraksi satu
dengan yang lainnya dalam peran dan menciptakan serta mempertahankan suatu
budaya (Bailon dan Maglaya, 1989).
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan
perkawinan, adaptasi dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan
mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental
dan emosional serta sosial individu yang ada didalamnya, dilihat dari interaksi
yang reguler dan ditandai dengan adanya ketergantungan dan hubungan untuk
mencapai tujuan umum (Duval, 1972).
2.1.2 Tipe Keluarga
Menurut Nasrul Effendy (1998) hal 33 – 34 tipe keluarga terdiri dari :

a. Keluarga inti (Nuclear Family)


Adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak- anak.
b. Keluarga besar (Extended Family)
Adalah keluarga inti di tambah sanak saudara, misalnya ; nenek, kakek,
keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
c. Keluarga berantai (Serial Family)
Adalah keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang menikah lebih dari
satu kali dan merupakan suatu keluarga inti.
d. Keluarga duda atau janda (Single Family)
Adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.
e. Keluarga berkomposisi (Compocite)
Adalah keluarga yang berpoligami yang hidup bersama.

f. Keluarga kabitas (Cahabitation)


Adalah keluarga yang terdiri dari dua orang menjadi satu tanpa pernikahan
tetapi membentuk satu keluarga.
2.1.3 Struktur Keluarga
Menurut Friedmen (1998) struktur keluarga terdiri atas:

a. Struktur Komunikasi

3
Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila dilakuakn
secara jujur, terbuka, melibatkan emosi, konflik selesai, danada hirarki
kekuatan. Komunikasi keluarga bagi pengirim yakin mengemukakan pesan
secara jelas dan berkualitas, serta meminta dan menerima umpan balik.
Penerima pesan mendengarkan pesan, memberikan umpan balik, dan valid.

Komunikasi dalam keluarga dikatakan tidak berfungsi apabila


tertutup, adanya isu atau berita negative, tidak berfokus pada satu hal, dan
selalu mengulang isu dan pendapat sendiri. Komunikasi keluarga bagi
pengirim bersifat asumsi, ekspresi perasaan tidak jelas, judgemental
ekspresi, dan komunikasi tidak sesuai. Penerima pesan gagal mendengar,
diskualifikasi, ofensif (bersifat negatif), terjadi miskominikasi, dan kurang
atau tidak valid.

b. Struktur Peran
Struktur peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai
dengan posisi social yang diberikan. Jadi, pada struktur peran bisa bersifat
formal atau informal.
c. Struktur Kekuatan
Struktur kekuatan adalah kemampuan dari individu untuk
mengontrol, memengaruhi, atau mengubah perilaku oaring lain. Hak
(legitimate power), ditiru (referent power), keahlian (expert power), hadiah
(reward power), paksa (coercive power), dan affektif power.

4
d. Struktur Nilai dan Norma
Nilai adalah system ide-ide, sikap keyakinan yang mengikat anggota
keluarga dalam budaya tertentu. Sedangkan norma adalah pola perilaku
yang diterima pada lingkungan sosial tertentu, lingkungan keluarga, dan
lingkungan masyarakat sekitar keluarga.
2.1.4 Peran Keluarga
Berbagai peranan yang terdapat didalam keluarga menurut Nasrul Effendy 1998,
hal 34 adalah sebagai berikut :
1. Peran ayah: Ayah sebagai suami dari istri dan anak – anak, berperan sebagai
pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala
keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya.
2. Peran ibu: Sebagai istri dan ibu dari anak–anaknya. Ibu mempunyai
peranan untuk mengurus rumah tangga sebagai pengasuh dan pendidik
anak–anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan
sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping
itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam
keluarganya.
3. Peran anak: Anak–anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan
tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
2.1.5 Fungsi Keluarga
Friedman, 1988 mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga, di antaranya
adalah fungsi afektif, fungsi sosialisasi, fungsi reproduksi, fungsi ekonomi dan
fungsi perawatan keluarga.

5. Fungsi afektif (the affective function)

Fungsi afektif berkaitan dengan fungsi internal keluarga yang


merupakan basis kekuatna dari keluarga. Fungsi afektif berguna untuk
pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan fungsi afektif tampak
melalui keluarga yang bergembira dan bahagia. Anggota keluarga
mengembangkan gambaran diri yang positif, perasaan yang dimiliki,
perasaan yang berarti dan merupakan kasih saying. Dukungna
(reinforcement) yang semuanya dipelajari dan dikembangkan melalui

5
interaksi dalam keluarga. Fungsi afektif merupakan sumber energy yang
sering timbul dalam keluarga dikarenakan fungsi afektif yang tidak
terpenuhi. Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga untuk fungsi afektif
antara lain:
a. Memelihara saling asuh (mutual nurturance)

Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima, dan saling


mendukung antar anggota. Setiap anggota yang mendapat kasih saying
dan dukungan dari anggota yang lain, maka kemampuannya untuk
member akan meningkat, sehingga tercipta hubungan yang hangat dan
saling mendukung. Hubungan intim dalam keluarga merupakan modal
dasar dalam membina hubungan dengan orang lain diluar keluarga.
Prasyarat untuk mencpai saling asuh adalah komitmen dasar dari masing-
masing pasangan dan hubungan perkawinan yang secara
emosional memuaskan dan terpelihara. Brown (1989), memandang
mutual nurturance sebagai suatu fenomena spiral, karena setiap anggota
menerima kaish saying dan perhatian dari anggota lain dalam keluarga,
sehingga kepastiannya untuk member kepada anggota lainmeningkat.
Dengan demikian, akan timbul adanya sikap saling mendukung dan
kehangatan emosional.konsep kunci disini adalah mutualitas dan
reproksitas.

b. Keseimbangan saling menghargai

Pendekatan yang cukup baik untuk menjadi orang ta diistilahkan dengan


keseimbangan saling menghargai. Adanya sikap saling menghargai
dengan mempertahankan iklim yang positif di mana tiap anggota diakui
serta dihargai keberadaan dan haknya sebagai orang tua maupun sebagai
anak

c. Pertalian dan identifikasi

d. Keterpisahan dan kepaduan

2. Sosialisai dan Fungsi penempatan sosial : untuk sosialisasi primer anak –


anak yang bertujuan untuk membuat mereka menjadi anggota masyarakat
yang produktif, dan juga sebagai penganugrahan status anggota keluarga.

6
3. Fungsi Reproduksi : untuk menjaga kelangsungan keturunan atau generasi
dan menambah sumber daya manusia, juga untuk kelangsungan hidup
masyarakat.

4. Fungsi Ekonomis : untuk mengadakan sumber – sumber ekonomi yang


memadai dan mengalokasikan sumber – sumber tersebut secara efektif

5. Fungsi Perawatan keluarga : Untuk mengetahui sejauh mana keluarga


mengenal masalah kesehatan pada keluarganya, kemampuan keluarga
dalam pengambilan keputusan, kemampuan melakukan perawatan terhadap
anggota yang sakit, kemampuan keluarga dalam pengambilan keputusan

2.1.6 Tugas Keluarga


Lima tugas keluarga dalam bidang kesehatan yang harus dilakukan menurut
Friedman (1998), yaitu:
a. Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya.
Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak
langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga, maka apabila menyadari
adanya perubahan perlu segera dicatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi
beberapa besar perubahannya.
b. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga.
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan
yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara
keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan
keluarga maka segera melakukan tindakan tepat agar masalah kesehatan dapat
dikurangi atau bahkan teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan seyogyanya
meminta bantuan orang lain dilingkungan sekitar keluarga.
Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit.
Perawatan ini dapat dilakukan tindakan dirumh apabila keluarga memiliki
kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama atau kepelayanan
kesehatan untuk memperoleh tindakan lanjutan agar masalah yang lebih para tidak
terjadi.
c. Mempertahankan /menciptakan suasana rumah sehat.
d. Mempertahankan hubungan dengan menggunakan fasilitas kesehatan masyarakat
yang ada

7
2.2 Konsep Keluarga Anak Prasekolah

2.2.1 Definisi
Keluarga dengan tahap tiga (tahap prasekolah ) adalah dimulai dari anak
pertama berusia 2 ½ tahun-5 tahun. Peran orangtua sebagai arsitek keluarga
merancang dan mengarahkan perkembangan keluarga untuk memperkokoh agar
perkawinan hidup lestari.
2.2.2 Tugas Perkembangan Keluarga Anak Prasekolah
Tugas perkembangan menyesuaikan pada kebutuhan anak prasekolah
(sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar, dan kontak sosial) dan
merencanakan kelahiran berikutnya.
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini sebagai berikut:
1. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga spt rumah,ruang
bermain,privasi,keamanan
2. Mensosialisasikan anak (Anak pra sekolah mengembangkan konsep diri (sikap
dir sendiri) dan cepat belajar mengepresikan diri mereka spt menangkap
bahasa dengan cepat.
3. Mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi kebutuhan anak
anak yang lain
4. Mempertahankan hubungan sehat dalam keluarga (hubungan perkawinan dan
hubungan ortu dan anak) dan diluar keluarga(keluarga besar dan komunitas).
2.2.3 Masalah Kesehatan Yang Muncul
1. Masalah kesehatan fisik yang utama adalah penyakit infeksi dan menular pada
anak,dan kerentanan umum terhadap penyakit merupakan masalah kesehatan
yang utama. Misalnya kecelakaan, jatuh,luka bakar;keracunan.kejadian ini
banyak terjadi pada keluarga besar. Keamanan lingkungan dan pengawasan
anak yang adekuat merupakan kunci untuk mengurangi kecelakaan.
2. Masalah kesehatan psikososial keluarga ysng utama adlah hubungan
perkawinan, seperti menurunnya kepuasan yang dialami banyak pasangan
suami-istri pada tahap ini komunikasi
3. Masalah persaingan antar kakak dan adik(sibling rivalty) yang diungkapkan
dengan memukul / berhubungan negatif dgn bayi,tingkah laku
regresif,melakukan kegiatan menarik perhatian. Berhubungan lebih erat
dengan anak yg lebih tua untuk menyakinkannya bahwa ia masih dicintai dan
dikehendaki
4. Keluarga berencana

8
5. Maslaah pengasuhan anak (Misalnya membatasi lingkungan/disiplin,
penganiayaan dan menelantarkan anak,keamanan di rumah)
6. Masalah komunikasi dlm keluarga, misalnya tingkah laku dan gaya hidup di
masa kanak kanak mempunyai konsekuensi yg pendek dan panjang.
2.2.4 Peran Perawat
1. Monitor perkembangan anak dengan prasekolah atau awal masa kanak-kanak.
2. Pendidik: tindakan perawatan/pertolongan pertama dan kegawatan , perawatan
gigi.
3. Pemecah masalah: dukungan penjelasan tentang penguasaan tugas-tugas
perkembangan anak usia prasekolah
4. Fasilitator: KB, alat kontrasepsi
5. Tujuan utama bagi perawat: membantu mereka membentuk gaya hidup yang
sehat dan memfasilitasi pertumbuhan fisik,intelektual,emosional,dan sosial
sacara optimal.

2.3 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Keluarga

gkajian
Pengkajian merupakan suatu tahapan dimana perawat mengambil data secara terus
menerus terhadap keluarga binaannya.

Sumber informasi dari tahapan pengumpulan data dapat menggunakan metode


wawancara, observasi misalnya tentang keadaan/ fasilitas rumah, pemerikasaan fisik
terhadap seluruh anggota keluarga secara head to too dan telaah data sekunder dari hasil
laboratorium, hasil x-ray, pap smear dan lain sebagainya.
Hal-hal yang perlu dikumpulkan datanya dalam pengkajian keluarga adalah:

1. Data umum

Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :

a. Nama kepala keluarga (KK)

b. Alamat dan telepon

c. Pekerjaan kepala keluarga

d. Pendidikan kepala keluarga

e. Komposisi keluarga

9
Menjelaskan anggota keluarga yang diidentifikasi sebagai bagian dari keluarga
mereka. Komposisi tidak hanya mencantumkan penghuni rumah tangga, tetapi juga
anggota keluarga lain yang menjadi bagian dari keluarga tersebut. Bentuk komposisi
keluarga dengan mencatat terlebih dahulu anggota keluarga yang sudah dewasa,
kemudian diikuti dengan anggota keluarga lain sesuai dengan susunan kelahiran
mulai dari yang lebih tua, kemudian mencantumkan jenis kelamin, hubunga setiap
anggota keluarga tersebut, tempat tiggal lahir/ umur, pekerjaan dan pendidikan.

No Nama Umur Jenis Tanggal Pendidikan Pekerjaan Keterangan


Kelamin Lahir

f. Genogram
Genogram keluarga merupakan sebuah diagram yang menggambarkan
konstelasi keluarga (pohon keluarga). Genogram merupakan alat pengkajian
informatif yang digunakan untuk mengetahui keluarga, riwayat dan sumber-
sumber keluarga. Digaram ini menggambarkan hubungan vertikal (lintas
generasi) dan horizontal (dalam generasi yang sama) untuk memahami
kehidupan keluarga dihubungkan dengan pola penyakit. Untuk hal tersebut,
maka genogram keluarga harus memuat informasi tiga generasi keluarga
(keluarga inti dan keluarga masing-masing orang tua).
Aturan pembuatan genogram adalah sebagai berikut:
1. Anggota keluarga yang lebih tua berada disebelah kiri
2. Umur anggota keluarga ditulis pada simbol laki-laki atau perempuan
3.Tahun dan penyebab kematian ditulis disebelah simbol laki-laki atau perempuan
4. Paling sedikit disusun 3 generasi

g. Tipe keluarga
Menjelaskan mengenai jenis/ tipe keluarga beserta kendala atau masalah-
masalah yang terjadi dengan jenis/ tipe keluarga tersebut.

h. Suku bangsa

10
Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi
budaya suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan.

i. Status sosial ekonomi keluarga

Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari


kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu status sosial
ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan
oleh keluarga serta barang-barang yang dimiliki keluarga.

j. Aktivitas rekreasi keluarga

Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat dari kapan saja keluarga pergi
bersama-sama untuk mengunungi tempat rekreasi tertentu, namun dengan
menonton televisi dan mendengarkan radio juga merupakan aktivitas rekreasi.

2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

a. Tahap perkembangan keluarga saat ini

Tahap perkembangan keluarga ditentukan oleh anak tertua dari keluarga inti,
contoh: keluarga bapak A memiliki dua orang anak, anak pertama berusia 7 tahun
dan anak kedua berusia 4 tahun, maka keluarga bapak A berada pada tahap
perkembangan keluarga dengn anak usia sekolah.

b. Tahap perkembangan keluarga yang belun terpenuhi

Menjelaskan perkembangan keluarga yang belum terpenuhi oleh keluarga serta


kendala-kendala megapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.
c. Riwayat keluarga inti

Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, meliputi riwayat


penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian
keluarga terhadp pencegahan penyakit termasuk status imunisasi, sumber pelayanan
kesehatan yang biasa digunakan keluarga dan pengalaman terhadap pelayanan
kesehatan.

d. Riwayat keluarga sebelumnya

Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dri pihak suami dan istri.

11
3. Pengkajian lingkungan

a. Karakteristik rumah

Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe rumah,


jumlah ruangan, jumlah jendela, jarak septictank dengan sumber air, sumber air
minum yang digunakan serta dilengkapi dengan denah rumah.

b. Karakteristik tetangga dan komunitas

Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas setempat


meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan atau kesepakatan penduduk setempat
serta budaya setempat yang mempengaruhi.

c. Mobilitas geografis keluarga

Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan melihat kebiasaan keluarga


berpindah tempat, tempat dimana keluarga pernah tinggal sebelumnya, atau pernah
mengunjungi suatu tempat dalam waktu yang lama sebelum dilakukan pengkajian.
Hal ini dilakukan untuk mengidentifikasi apakah keluarga pernah tinggal diwilayah
yang pernah menjadi endemik penyakit.

d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta


perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana interaksi keluarga dengan
masyarakat.
4. Struktur keluarga
a. Sistem pendukung keluarga
Termasuk sistem pendukung keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang
sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan
mencakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau dukungan dari anggota keluarga
dan fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat setempat.
b. Pola komunikasi keluarga
Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antara anggota keluarga.
1.Apakah anggota keluarga mengutarakan kebutuhan-kebutuhan dan perasaan
mereka dengan jelas.
2.Apakah anggota keluarga memperoleh dan berikan respons dengan baik terhadap
pesan.

12
3.Apakah anggota keluarga mendengar dan mengikuti pesan.
4.Bahasa apa yang digunakan dalam keluarga.
5.Pola yang digunakan dalam komunikasi untuk menyampaikan pesan (langsung
atau tidak langsung)
6.Jenis-jenis disfungsional komunikasi apa yang terlihat dalam pola komunikasi
keluarga.
c. Struktur kekuatan keluarga
Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang lain
untuk merubah perilaku, juga dikaji tentang sistem dukungan terhadap kesehatan
keluarga meliputi; asumsi keluarga terhadap pelayanan kesehatan, keluarga
memiliki askes tertentu/ tidak untuk dukungan ketika anggota keluarga sakit, jarak
tempat tinggal keluarga terhadap tempat pelayanan kesehatan.
d. Struktur peran
Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara formal
maupun informal.
e. Nilai atau norma keluarga
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut keluarga yang
berhubungan dengan kesehatan.
5. Fungsi keluarga

a. Fungsi efketif

Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki
dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya,
bagaimana kehangatan tercipta pada anggota keluarga dan bagaimana keluarga
mengembangkan sikap saling menghargai.

b. Fungsi sosialisasi

Dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga, sejauh mana


anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya serta perilaku.

c. Fungsi perawatan kesehatan

Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian,


perlindungan serta merawat anggota keluarga yang sakit. Sejauh mana pengetahuan
keluarga mengenai sehat sakit. Kesanggupan keluarga di dalam melaksanakan

13
perawatan kesehatan dapat dilihat dari kemampuan keluarga dalam melaksanakan
lima tugas kesehatan keluarga, yaitu:

1) Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan

2) Keluarga mampu mengambil keputusan untuk melakukan tindakan

3) Keluarga mampu melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit

4) Keluarga mampu menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan


(memodifikasi lingkungan)

5) Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia


dilingkungan setempat.

Hal yang perlu dikaji sejauh mana keluarga melakukan pemenuhan tugas
perawatan kesehatan keluarga adalah:

1) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, maka perlu


dikaji sejauhmana keluarga mengetahui fakta-fakta dari masalah kesehatan
meliputi, meliputi pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab dan yang
mempengaruhinya serta persepsi keluarga terhadap masalah.

2) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan


kesehatan yang tepat, perlu dikaji:

a) Sejauh mana kemampuan keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya


masalah?
b) Apakah masalah kesehatan yang dirasakan oleh keluarga?
c) Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah kesehatan yang
dialami?
d) Apakah keluarga merasa takut terhadap penyakit yang dihadapi?
e) Apakah keluarga mempunyai sifat negative terhadap masalah kesehatan?
f) Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas yang ada?
g) Apakah keluarga kurang percaya terhadap fasilitas kesehatan yang ada?
h) Apakah keluarga dapat informasi yang salah terhadap tindakan dalam
mengatasi masalah?

14
3) Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga merawat anggota keluarga
yang sakit termasuk kemampuan memelihara lingkungan dan menggunakan
sumber/ fasilitas kesehatan yang ada dimasyarakat, maka perlu dikaji:
a) Apakah keluarga menegtahui sifat dan perkembangan perawatan yang
dibutuhkan untuk menanggulangi masalah kesehatan atau penyakit?
b) Apakah keluarga mempunyaisumber daya dan fasilitas yang dibutuhkan untuk
perawatan di rumah?
c) Apakah keterampilan keluarga mengenai macam perawatan yang diperlukan
memadai?
d) Apakah keluarga mempunyai pandangan negative tetntang perawatan yang
diperlukan?
e) Apakah keluarga kurang dapat memelihara keuntungan dalam pemeliharaan
lingkungan di masa mendatang?
f) Apakah keluarga mengetahui upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan
penyakit?
g) Apakah keluarga merasa takut akan akibat tindakan (diagnostik, pengobatan
dan rehabilitasi)?
h) Bagaimana falsafah hidup keluarga berkaitan dengan upaya perawatan dan
pencegahan?
4) Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga dalam memelihara
lingkungan/ memodifikasi lingkungan rumah yang sehat, maka perlu dikaji:
a) Sejauh mana keluarga mengetahui sumber-sumber keluarga yang dimiliki?

b) Sejauh mana keluarga melihat keuntungan atau manfaat pemeliharaan


lingkungan?

c) Sejauh mana keluarga mengetahui pentingnya hygine dan sanitasi?

d) Sejauh mana keluarga menegtahui upaya pencegahan penyakit?

e) Bagaimana sikap atau pandangan keluarga terhadap hygine dan sanitasi?

f) Sejauh mana kekompakan antar anggota keluarga?

5) Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga mamanfaatkan fasilitas


pelayanan kesehatan di masyarakat, maka perlu dikaji:

15
a) Sejauh mana keluarga menegtahui keberadaan fasilitas kesehatan?
b) Sejauh mana keluarga memahami keuntungan yang dapat diperoleh dari
fasilitas kesehatan?
c) Sejauh mana tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas dan fasilitas
kesehatan?
d) Apakah keluarga mempunyai pengalaman yang kurang baik terhadap petugas
kesehatan?
e) Apakah fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga?
d. Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah:

1) Berapa jumlah anak?

2) Apakah rencana keluarga yang berkaitan dengan jumlah anggota keluarga?

3) Metode yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah anggota


keluarga?

e. Fungsi ekonomi

Hal yang perlu dikaji menegnai fungsi ekonomi keluarga adalah:

1) Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan?

2) Sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di masyarakatdalam


upaya peningkatan status kesehatan keluarga?

6. Stress dan koping keluarga

a. Stresor jangka pendek dan panjang

1) Stresor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan
waktu penyelesaian dalam waktu kurang dari 6 bulan.

2) Stresor jangka panjang yaitu stresor yang dialami keluarga yang memerlukan
penyelesaian waktu lebih dari 6 bulan.

b. Kemampuan keluarga berespon terhadap stresor dikaji sejauh mana keluarga


berespon terhadap stressor.

16
c. Strategi koping yang digunakan

Dikaji strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan/


stress.

d. Strategi adaptasi disfungsional

Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga


bila menghadapi masalah/ stress.

7. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang dgunakan
sama dengan pemeriksaan fisik klinik. Bila ada anggota keluarga yang masih anak-
anak diperlukan juga pemerikasaan tumbuh kembang anak.
8. Harapan keluarga

Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas


kesehatan yang ada.

A. Perumusan diagnosa keperawatan keluarga

Diagnosa keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan masalah keperawatan


yang didapat dari data-data pada pengkajian yang berhubungan dengan etiologi yang
berasal dari data-data pengkajian fungsi perawatan keluarga.

Diagnosa keperawatan mengacu pada rumusan PES (problem, etiologi, symptom)


dimana untuk problem menggunakan rumusan masalah dari NANDA, sedangkan untuk
etiologi dapat menggunakan pendekatan lima tugas keshatan keluarga (friedman) atau
dengan pohon masalah.

Tipologi dari diagnosakeperawatan keluarga terdiri dari diagnosa keperawatan


keluarga aktual (terjadi defisit/ gangguan kesehatan), risiko (ancaman kesehatan) dan
keadaan sejahtera (wellness).

Penulisan diagnosa keperawatan keluarga:

1. Diagnosa keperawatan keluarga: aktual

Contoh:

17
a. Gangguan nutrisi: kurang dari kebutuhan pada anak balita T pada keluarga bapak N
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan
kekurangan nutrisi.

b. Ketidak mampuan keluarga merawat, dapat pula mencerminkan tiga etioogi atau
lebih dari masalah yang sama, namun pada saat merumuskan tujuan dan intervensi
harus melibatkan ketiga hal atau lebih dari etiologi tersebut.

2. Diagnosa keperawatan keluarga: risiko (ancaman)

Diagnosa keperawatan keluarga risiko dirumuskan apabila sudah ada data yang
menunjang namun belum terjadi gangguan misalnya lingkungan rumah yang kurang
bersih, pola makan yang tidak adekuat, stimulasi tumbuh kembang yang tidak adekuat
dan lain sebagainya.

18
Contoh:

a. Risiko gangguan perkembangan pada balita (An. P) keluarga bapak N


berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga melakukan perawatan stimulasi
terhadap balita.

b. Risiko terjadi kinflik pada keluarga bapak N berhubungan dengan


ketidakmampuan keluarga mengenal masalah komunikasi.

3. Diagnosa keperawatan keluarga: sejahtera (potensial)

Diagnosa keperawatan keluarga sejahtera merupakan suatu keadaan dimana


keluarga di dalam kondisi sejahtera sehingga kesehatan keluarga dapat di tingkatkan.
Rumusan diagnosanya boleh tidak menggunakan etiologi.

Contoh:

a. Potensial peningkatan status kesehatan bayi (An. K) keluarga bapak G

b. Potensial peningkatan status kesehatan pada pasangan baru menikah keluarga


bapak A.

Berikut ini disajikan rumusan masalah keperawatan terkait dengan kondisi


kesehatan keluarga berdasarkan NANDA dalam friedman (1989).
Tabel. Rumusan diagnosa keperawatan keluarga
Aspek Rumusan diagnosa

Kesehatan lingkungan keluarga Kerusakan pemeliharaan rumah


Pola dan proses komunikasi Kerusakan komuniksi verbal

Struktur kekuatan keluarga Konflik menyangkut keputusan

Struktur peran (role) keluarga  Berduka yang diantisipasi


 Berduka disfungsional
 Isolasi sosial
 Perubahan dalam parenting
 Perubahan kinerja peran
 Gangguan citra tubuh
Nilai-nilai keluarga Konflik lain

Fungsi efektif  Gangguan proses keluarga


 Gangguan menjadi orang tua

19
 Berkabung yang disfungsional

 Koping keluarga tidak efektif

 Risiko terjadi kekerasan

Fungsi sosialisasi  Perubahan proses keluarga

 Kurang pengetahuan

 Kurang peran orang tua

 Perilaku mencari pertolongan kesehatan


(diagnosa wellness)

Fungsi perawatan kesehatan  Perubahan pemeliharaan kesehatan

 Perilaku mencari kesehatan

Proses dan strategi koping keluarga  Koping keluarga tidak efektif

 Risiko kekerasan

Setelah seluruh diagnosa keperawatan keluarga ditetapkan sesuai perortitas. Pada


satu keluarga mungkin saja perawat akan menemukan lebih dari satu diagnosa keperawatan
keluarga, maka perioritas dengan menggunakan skala perhitungan sebagai berikut:

Tabel. Skala perioritas masalah keluarga

Kriteria Skor Bobot Pembenaran

1. Sifat masalah

a. Aktual (tidak/ kurang sehat) 3 1

b. Ancaman kesehatan (risiko) 2

c. Keadaan sejahtera (potensial) 1

2. Kemungkinan masalah dapat


diubah
2 2
a. Mudah
1
b. Sebagaian
0

20
c. Tidak dapat

3.Potensial
masalah
1
dicegah
a.Tinggi 3
b.Cukup 2
c.Rendah 1
4.Menonjolnya masalah 1
2
a. Berat harus segera ditangani
1
b. Ada masalah, tetapi tidak perlu
segera ditangani 0

c. Masalah tidak dirasakan

Cara melakukan skoringnya adalah:

a. Tentukan skor untuk setiap kriteria

b. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot

c. Jumlah skor untuk semua kriteria

d. Tentukan skor, nilai tertinggi menentukan urutan nomor diagnosa keperawatan.

Dalam menentukan perioritas, banyak faktor yang mempengaruhi untuk


kriteria yang pertama yaitu sifat masalah, skor yang lebih besar (3) diberikan pada
tidak/ kurang sehat karena kondisi ini biasanya disadari dan dirasakan oleh keluarga,
ancaman kesehatan skor dua (2) dan keadaan sejahtera skor satu (1).

Untuk kriteria kedua yaitu kemungkinan masalah dapat diubah, perawat perlu
memperhatikan faktor-faktor:

21
1. Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk menangani
masalah.

2. Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan waktu.

3. Sumber daya masyarakat dalam bentuk fasilitas, organisasi masyarakat dan


dukungan masyarakat.

Untuk kriteria ketiga yaitu potensi masalah dapat dicegah, perawat perlu
memperhatikan faktor-faktor berikut:

1. Kepelikan masalah yang berhubungan dengan penyakit atau masalah

2. Lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka waktu masalah itu ada.

3. Tindakan-tindakan yang sedang dijalankan, yaitu tindakan-tindakan yang tepat


dalam memperbaiki masalah.

4. Adanya kelompok high risk atau kelompok yang sangat peka menambah masalah.

Untuk kriteria keempat yaitu menonjolnya masalah, perawat perlu menilai


persepsi atau bagaimana keluarga melihat masalah kesehatan tersebut.

B. Perencanaan/ intervensi

Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan, mencakup tujuan


umum dan khusus, rencana intervensi serta dilengkapi dengan rencana evaluasi yang
memuat kriteria dan standart.

Tujuan dirumuskan secara spesifik, dapat diukur (marusable), dapat dicapai


(achivable), rasional dan menunjukkan waktu (SMART). Rencana intervensi ditetapkan
untuk mencapai tujuan. Wright & leahey dalam friedman (1998) membagi intervensi
keperawatan keluarga menjadi dua tingkatan intervensi yaitu; (1) intervensi permulaan,
dan (2) intervensi lanjut.

Intervensi permulaan meliputi intervensi yang bersifat suportif, edukatif dan


langsung ke arah sasaran, sedangkan intervensi lanjut, meliputi sejumlah intervensi terapi
keluarga yang lebih bersifat psikososial dan tidak langsung.

Feeman (1970) dalam friedman (1998) mengklasifikasi intervensi keperawatan


keluarga menjadi:

22
1. Intervensi suplemental

Perawat sebagai pemberi perawatan langsung dengan mengintervensi bidang-bidang


yang keluarga tidak dapat melakukannya.

2. Intervensi fasilitatif

Perawat berusaha memfasilitasi pelayanan yang diperlukan keluarga seperti pelayanan


medis, transportasi, dan pelayanan kesehatan di rumah.

3. Intervensi perkembangan

Perawat melakukan tindakan dengan tujuan memperbaiki dan meningkatkan kapasitas


keluarga dalam perawatan diri dan tanggung jawab pribadi. Perawat membantu
keluarga memanfaatkan sumber-sumber perawatan untuk keluarganya termasuk
dukungan internal dan eksternal.

Selanjutnya intervensi keperawatan keluarga diklasifikasikan menjadi intervensi


yang mengarah pada aspek kognitif, afektif dan psikomotor (perilaku). semua
intervensi baik berupa pendidikan, kesehatan, terapi modalitas, ataupun tujuan terapi
komplementer pada akhirnya ditujukan untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam
melaksanankan lima tugas kesehatan keluarga.

Kriteria dan standart merupakan rencana evaluasi, berupa pernyaaan spesifik


tentang hasil yang diharapkan dari setiap tindakan berdasarkan tujuan khusus yang
ditetapkan. Kriteria dapat berupa respon verbal, sikap atau psikomotor. Sedangkan
standart berupa patoka/ ukuran yang kita tentukan berdasarkan kemampuan keluarga dan
juga pengkajian keluarga yang telah kita dapatkan, sehingga dalam menentukan antara
satu klien dengan klien lainnya walaupun masalahnya sama tetapi standartnya bisa
berbeda.

Contoh:

1. Tujuan khusus: setelah dilakukan penyuluhan keluarga dapat menjelaskan tanda-tanda


bahaya demam virus dangue.

2. Kriteria: respon verbal (karena menjelaskan)

3. Standart: tanda-tanda bahaya demam oleh virus dangue, seperti:

a. Panas tinggi tidak turun dengan obat penurun panas.

23
b. Perdarahan di bawah kulit, dan lain sebagainya.

D.Penatalaksanaan/ implementasi

Pelaksanaan atau implementasi adalah serangkaian tindakan perawat pada keluarga


berdasarkan perencanaan sebelumnya. Tindakan perawatan terhadap keluarga dapat
berupa:

1. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenal msalah dan kebutuhan


kesehatan dengan cara:

a. Memberikan informasi: penyuluhan atau konseling

b. Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan

c. Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah.

2. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara/ tindakan perawatan yang tepat,


dengan cara:

a. Mengidentifikasi konsekuensi tidak melakukan tindakan

b. Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga

c. Mendiskiusikan tentang konsekuensi setiap tindakan.

3. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit:

a. Mendemonstrasikan cara perawatan

b. Menggunakan alat dan fasilitas yang ada dirumah

c. Mengawasi keluarga melakukan tindakan perawatan.

4. Membantu keluarga menemukan cara bagaimana membuat lingkungan yang sehat


dengan cara:

a. Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga

b. Melakukan prubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin.

5. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada, dengan


cara:

24
a. Memperkenalkan fasilitas kesehatan ynag ada dalam lingkungan keluarga

b. Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.

Metode yang dapat dilakukan untuk menerapkan implementas dapat bervariasi


seperti melalui partisipasi aktif keluarga, pendidikan kesehatan, kontrak, manajemen
kasus, kolaborasi dan konsultasi.

E. Evaluasi

Untuk penilaian keberhasilan tindakan, maka selanjutnya dilakuakn suatu


penilaian atau evaluasi. Tindakan-tindakan keperawatan keluarga mungkin saja tidak
dapat dilakukan salam satu kali kunjungan, untuk itu dilakukan secara bertahap, demikian
halnya dengan penilaian. Penilaian dilaksanakan dengan menggunakatan pendekatan
SOAP (subyektif, obyektif, analisa, planning)

S : hal-hal yang dikemukakan keluarga, misalnya keluarga mengatakan An.P nafsu


makannya lebih baik/ meningkat.

O : hal-hal yang ditemukan perawat yang dapat diukur, misalnya anak P BB- nya naik 0,5
kg.

A : analisa hasil yang telah dicapai, mengacu pada tujuan dan diagnosa.

P : perencanaan yang akan datang setelah melihat respon keluarga.

Penilaian terhadap asuhan keperawatan juga dilakukan dengan melakukan


pennilaian tingkat kemandirian keluarga. Pada saat pengkajian, kemandirian
keluarga dikaji untuk mengetahui tingkat kemandirian keluarga sebelum diberikan
pembinaan/ tindakan keperawatan, sedangkan pada saat evaluasi dilakukan untuk
mengetahui tingkat kemandirian keluarga setelah pembinaan/ tindakan keperawatan
dilakukan.

25
BAB 4

TINJAUAN KASUS

4.1 Kasus

Perawat U mendatangi salah satu daerah Malang jalan Babatan barat. Dalam
pengkajian di salah satu rumah perawat mendapatkan data Ibu R (29th) istri dari Bp.J
(31th) mempunyai seorang anak An.Y (4 th) seorang laki-laki. Pekerjaan Bp. J adalah
seorang TNI dan Ibu R sebagai ibu rumah tangga. Ibu R dan Bp J tinggal di perumahan
milik TNI. Dalam keluarga Bp.J salah satu anggota keluarga, yaitu An. Y mengalami
demam, batuk pilek dan An Y belum mendapatkan imunisasi lengkap yaitu DPT. Jika
anggota keluarga Bp. J ada yang sakit mereka berobat ke klinik atau langsung membeli
obat ke apotek ataupun dengan obat-obatan tradisional.

4.2 Pengkajian

A. Data Identitas
1. Nama kepala keluarga : Bp.J
2. Alamat : RT/RW : 05/01 Kelurahan Babatan
3. Komposisi keluarga

No Nama Jenis Hubungan Umur Pendidikan


Kelamin dengan KK

1. Bp.J L Suami 31 th SMA

2. Ibu R P Istri 29 th SMA

3. An. Y L Anak 4 th -

26
4. Genogram

\
Bp J Ibu R
31 29
Th T
h
4
Th
An Y

Keterangan :

: Laki-Laki

: Perempuan

: Tinggal satu rumah

: Sakit

: Meninggal

5. Tipe keluarga : Nuklear Family (Keluarga inti)


6. Latar belakang budaya
Latar belakang budaya keluarga adalah suku Jawa, bahasa yang dipakai
adalah bahasa Indonesia dan bahasa Jawa. Keluarga masih percaya dengan
pengobatan tradisional dan kebiasaan dalam keluarga apabila ada yang sakit berobat
ke klinik ataupun langsung membeli obat ke apotek.
7. Identifikasi agama

27
Semua anggota keluarga beragam Islam dan menjalankan kewajiban shalat 5
waktu, semua aktivitas yang dilakukan tidak boleh bertentangan dengan ajaran
agama.
8. Status sosial ekonomi keluarga
Ibu R dan Bpk J tinggal di perumahan TNI Penghasilan Bp.J kurang lebih
4.000.000/ bln dan setiap bulanannya ibu R mendapat penghasilan tambahan dari
bayaran/ sewa kamar kos di rumah yang ditempati sekitar 1.500.00/bln. Bp.J dan Ibu
R mengatakan penghasilan yang mereka dapat lebih dari cukup untuk memenuhi
kebutuhan setiap hari dan untuk membiayai kebutuhan anaknya. Keluarga Bp. J
mempunyai tabungan untuk kebutuhan yang mendesak maupun untuk biaya
kesehatan keluarganya. Perabotan rumah tangga yang dimiliki keluarga adalah 2
buah kursi, televisi 14 inch, bufet dan 3 tempat tidur.
9. Aktivitas rekreasi keluarga
Keluarga Bp. J tidak mempunyai kebiasaan rutin untuk berekreasi keluar kota,
salah satu disebabkan karna aktifitas suami ibu R yang sibuk sebagai komandan di
tempat kerja. Anak mereka biasanya menghabiskan waktu liburannya bermain
dengan teman sebayanya dan menonton TV dirumah. Kadang- kadang keluarga
mereka pergi ke rumah neneknya yang ada di Mojokerto jika musim liburan
panjang atau sekedar makan diluar bersama.
B. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini :
Keluarga berada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak usia
prasekolah. Tugas perkembangan saat ini menanamkan nilai dan norma
agama, mengatur waktu bermain, bersosialisasi, menstimulasi pertumbuhan
dan perkembangan. Ibu mengatakan jarak kelahiran anaknya cukup atau sesuai
sehingga mereka jarang berantem dan bisa bermain serta perhatian yang
diberikan cukup oleh kedua orang tua.

2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :


Tidak ditemukannya tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.
Anak pertama berusia 4th dan Bp.J dan Ibu R mengatakan komunikasi
dengan anak-anaknya bersifat terbuka
3. Riwayat keluarga inti :
Bp. J dan Ibu R menikah berdasarkan rasa saling mencintai, menikah pada
tahun 2015. Bp. J menikah pada umur 27 tahun, Ibu R umur 25 tahun dan

28
mempunyai anak yang bernama An. Y umur 4th. Saat ini An. Y mengeluh
badannya panas dan batuk pilek.
7. Riwayat keluarga sebelumnya
Ibu R adalah anak pertama dari dua bersaudara, semua saudara Ibu masih
hidup dan dalam keadaan sehat. Bp J adalah anak kedua dari dua bersaudara.
Bp J dan Ibu R mengatakan keluarganya tidak memiliki riwayat menderita
penyakit menular atau tidak menular dan semua saudaranya dalam kondisi
sehat. Akan tetapi terkadang saudaranya juga mengalami batuk pilek.

C. Data Lingkungan
1. Karakteristik rumah :
Rumah yang ditempati keluarga Bpk. J adalah rumah dinas TNI dengan luas
15 x 10 m2. Rumah terdiri atas tiga kamar tidur,satu ruang tamu, satu ruang
untuk sholat,dua kamar mandi, dan satu dapur, 1 lantai dengan tipe permanent,
lantai semen di lapisi karpet dan dalam keadaan bersih. Ventilasi dan
pencahayaan rumah baik, keluarga memiliki kamar mandi dan jamban sendiri,
keadaan bersih sumber air dari PDAM air tidak berasa, berbau dan dalam
keadaan bersih.

Denah Rumah

Septict Jarak 7m
Tank Sumur
U

Kamar Dapur
Mandi

Musholla
Kamar B T
Tidur

Kamar

29
Mandi
Kamar Kamar S
Tidur Tidur

Ruang Tamu

2. Karakteristik tetangga dan komunitas :


Keluarga Bp. J Karna tinggal di perumahan dinas TNI tetangganya merupakan
anggota TNI dan Pegawai negri di lingkungan TNI. Kehidupan antar tetangga
dan warga sekitar terjalin baik dan saling mengunjungi.
3. Mobilitas geografis keluarga :
Keluarga Bpk J pada awalnya tinggal di Bandung, kemudian pindah ke Medan
dan terakhir di Malang karna penempatan dinas.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat :
Bpk J tidak aktif dalam kegiatan warga di wilayahnya karna sibuk bekerja. Ibu
R mengatakan mengikuti kegiatan seperti arisan, olahraga Volly di lingkungan
tempat tinggal dan aktif dengan Pengajian rutin yang dilaksanakan di mushola
tiap seminggu sekali. Sedangkan anaknya setiap sore mengaji di mushola
dekat rumah.
5. Sistem pendukung keluarga :
Selama An. Y sakit Ibu R yang merawatnya, meskipun kadang-kadang Bp. J
harus meninggalkan pekerjaanya untuk membantu Ibu M mengurus keperluan
rumah. Ibu. R dan Bp. J mempunyai tabungan yang digunakan untuk
keperluan mendadak dan untuk biaya sekolah anaknya nanti sehingga ketika
berobat keluarga Ibu. R dapat membiayai sendiri, meskipun kadang-kadang
saudara Ibu. R dan Bp. J juga membantu serta mencarikan pengobatan baik
alternatif maupun secara medis (puskesmas,dokter serta layanan kesehatan
yang mendukung).
D. Struktur Keluarga
1. Pola Komunikasi Keluarga :
Keluaga Ibu. R dan Bp. J melakukan komunikasi secara terbuka satu sama
baik Dalam permasalahan yang dihadapi, masalah keluarga maupun masalah
pekerjaan. Ibu.R adalah ibu yang santai yang jarang memarahi anak-anknya
tapi Bp. N sangat tegas tehadap anak dan tak segan memarahi anaknya ketika
anaknya berbuat kesalahan.
2. Struktur Peran Keluarga :

30
Keluarga Bpk J saling menghargai satu sama lain. Saling membantu, serta
saling mendukung. Bpk J dan Ibu R, mampu untuk merawat diri sendiri dan
memenuhi kebutuhan sehari – hari. Untuk An. J masih berusia 4th sehingga
untuk pemenuhan kebutuhan sehari – hari ataupun apabila sedang sakit
dirawat oleh ibu R dan dibantu oleh Bpk J. Apabila ada masalah ibu R diskusi
dengan suami dan meminta nasehat kepadanya.

3. Struktur Peran (peran masing-masing anggota keluarga) :


a) Bp. J sebagai kepala keluarga dan bekerja sebagai Komandan di TNI di
salah satu kesatuan di Malang. Bpk J bekerja dari hari Senin – Jum’at dan
pada hari libur membantu mengasuh anaknya di rumah
b) Ibu. R sebagai seorang ibu RT dan merawat anaknya yang berusia 4th.
4. Nilai dan Norma Keluarga :
Keluarga Bpk J menerapkan aturan – aturan sesuai dengan ajaran agama Islam
dan mengharapkan kepada anaknya nanti menjadi anak yang taat dalam
menjalankan agama. Dalam keluarga diterapkan hidup bersih seperti mencuci
tangan sebelum makan. Tidak ada nilai dan norma dalam keluarga yang dapat
mempengaruhi penyakit menurut mereka. An. Y sakit memang karena
disebabkan oleh suatu penyakit bukan karena hal-hal tertentu. Sehingga
mereka lebih memilih untuk memeriksakan kesehatannya ke dokter atau
dengan obat-obat tradisional.
E. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif :
Semua Anggota keluarga Bpk J saling menyayangi satu sama lain. Dan apabila
ada yang sakit mereka saling membantu
2. Fungsi Sosial :
Semua anggota keluarga dapat bersosialisasi dengan baik dalam lingkungan
rumah dan Keluarga Bpk J menekankan perlunya berhubungan dengan orang
lain. Mereka membiasakan anak – anak mareka bermain denga temannya.

3. Fungsi Perawatan Kesehatan :


a) Mengenal Masalah Keluarga
Ibu R mengatakan mengatakan An. Y sering demam dan batuk.
b) Kemampuan Keluarga Mengambil Keputusan
Keluarga Bp.J mengatakan apabila An. Y apabila sedang demam biasanya
dikompres dan bila kondisi panas tidak turun maka Ibu H menebus obat
penurun panas yang diresepkan dokter.
c) Kemampuan Merawat Anggota Keluarga yang Sakit

31
Ibu R mengatakan An Y belum lengkap imunisasinya. Imunisasi yang
belum adalah DPT. Ibu mengatakan An Y pernah dibawa keklinik karna
sedang demam, sehingga tidak jadi imunisasi dan hanya diberi obat. Ibu
mengakui sejak itu tidak jadi membawa anaknya lagi untuk diimunisasi
dengan alasan takut. Ibu R mengatakan belum mengetahui secara jelas
manfaat imunisasi.
d) Kemampuan Keluarga Memelihara/Memodifikasi Lingkungan Rumah yang
Sehat
Keluarga Bp.J mengatakan mampu memelihara dan memodifikasi
lingkungan rumah untuk mendukung status kesehatan anggota keluarga
e) Menggunakan Fasilitas Kesehatan yang Ada di Masyarakat
Keluarga Bp.N mengatakan sudah menggunakan fasilitas kesehatan yang
tersedia, apabila ada keluarga yang sakit diajak berobat ke puskesmas,
dokter maupun rumah sakit.
4. Fungsi Reproduksi :
Ibu. M masih mengikuti program KB dikarenakan masih haid dan melakukan
hubungan suami istri. Mereka sepakat untuk membesarkan anaknya dengan
baik dan memberi pendidikan yang baik.
5. Fungsi Ekonomi :
Keluarga mengatakan kondisi keluarga mereka tetap stabil meskipun Ibu. M
sakit dan Bp. N jarang berjualan karena mereka mempunyai tabungan keluarga
yang dapat digunakan kapan saja.
F. Stres dan Koping Keluarga
1. Stresor Jangka Pendek dan panjang :
Ibu R mengatakan ingin sekali sering berkumpul dengan keluarga besar, hal itu
di rasa agak sulit di wujudkan karena kondisi pekerjaan / dinas bpk J yang
tidak memungkinkan sering cuti lama.
2. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Stresor :
Jika ada masalah dalam keluarga biasanya didiskusikan bersama-sama.
Keluarga bisanya mencoba mandiri dan menyelesaikan masalah tanpa
melibatkan keluarga di kampung halaman karna ibu R dan Bpk J tidak mau
membuat resah keluarga dengan keadaan mereka di perantauan.
3. Strategi Koping Yang Digunakan :
Keluarga Ibu. M dan suami selalu membicarakan masalah keluarga bersama
dan sesekali bersama anaknya jika membicarakan tentang harapan-harapan
mereka terhadap anaknya.
4. Strategi Adaptasi Disfungsional :
32
Tidak pernah terdapat perselisihan antar anggota keluarga dalam mengambil
suatu keputusan.

F. Pemeriksaan Fisik

33
No Pemeriksaan Bp. J Ibu. R An. Y
Fisik
1 Kepala Simetris, Simetris,tidak ada Simetris, rambut
rambutberwarna ketombe,Rambut berwarna hitam, tidak
hitam, tidak ada sedikit kusut ada ketombe.
ketombe.
2. Leher leher tidak nampak leher tidak nampak leher tidak nampak
adanya peningkatan adanya peningkatan adanya peningkatan
tekanan vena tekanan vena tekanan vena
jugularis dan arteri jugularis dan arteri jugularis dan arteri
carotis, tidak teraba carotis, tidak teraba carotis, tidak teraba
adanya pembesaran adanya pembesaran adanya pembesaran
kelenjar tiroid kelenjar tiroid kelenjar tiroid
(struma). (struma). (struma).
3. Mata Konjungtiva tidak Konjungtiva tidak Konjungtiva tidak
terlihat anemis, tidak terlihat anemis, tidak terlihat anemis, tidak
ada katarak, ada katarak, ada katarak,
penglihatan jelas penglihatan jelas penglihatan jelas
4. Telinga Simetris, keadaan Simetris, keadaan Simetris, keadaan
bersih,Fungsi bersih,Fungsi bersih,Fungsi
pendengaran baik pendengaran baik pendengaran baik
5. Hidung Simetris,keadaan Simetris,keadaan Simetris,keadaan
bersih,Tidak ada bersih,Tidak ada bersih,Tidak ada
kelainan yang kelainan yang kelainan yang
ditemukan ditemukan ditemukan
6. Mulut Mukosa mulut Mukosa mulut agak Mukosa mulut
lembab,keadaan sedikit kering,Mulut lembab,keadaan
bersih,Tidak ada sedikit kotor, makan bersih,Tidak ada
kelainan 1x/hari porsi habis ½. kelainan
7. Dada Pergerakan dada Pergerakan dada Pergerakan dada
terlihat simetris, suaraterlihat simetris, suaraterlihat simetris, suara
jantung S1 dan S2 jantung S1 dan S2 jantung S1 dan S2
tunggal,tidak terdapat tunggal,tidak terdapat tunggal,tidak terdapat
palpitasi, suara mur- palpitasi, suara mur- palpitasi, suara mur-
mur (-), ronchi (-), mur (-), ronchi (-), mur (-), ronchi (+),
wheezing (-) wheezing (-) wheezing (-)
8. Abdomen Pada pemeriksaan Pada pemeriksaan Pada pemeriksaan
abdomen tidak abdomen tidak abdomen tidak
didapatkan adanya didapatkan adanya didapatkan adanya
pembesaran hepar, pembesaran hepar, pembesaran hepar,
tidak kembung, tidak kembung, tidak kembung, 34
pergerakan peristaltik pergerakan peristaltik pergerakan peristaltik
usus 35x/mnt, tidak usus 35x/mnt, tidak usus 35x/mnt, tidak
G. Harapan Keluarga
Keluarga berharap An. Y dapat sembuh dan petugas kesehatan dapat memberi

pelayanan kesehatan dengan baik.


H. Analisa Data, Perumusan masalah dan Diagnosa Keperawatan

DATA KEMUNGKINA DIAGNOSA


NO N PENYEBAB KEPERAWATAN
KELUARGA
1 DS : Ketidakmampuan Ketidakefektifan
1. Ibu R mengatakan anaknya sering keluarga bersihan jalan nafas
merawat anggota pada An. Y keluarga
demam
keluarga sakit Bp. J
2. Ibu R mengatakan anaknya sering
ISPA
pilek
3. Ibu R mengatakan mengapa
anaknya demam dan pilek
4. Ibu R mengatakan bila anaknya
demam dikompres
DO :
1. Kesadaran kompos mentis
2. Keadaan umum baik
3. Terdapat secret pada An. R
4. TTV:
N : 100 x/ mnt
R : 30x/ mnt
S : 37,2OC
2 DS : ketidak mampuan Resiko terjadinya
1. Ibu R mengatakan An. Y belum keluarga penyakit yang bisa
mengambil dicegah dengan
lengkap imunisasinya
keputusan imunusasi pada An. Y
2. Imunisasi yang belum didapat
keluarga Bp. J
adalah DPT
3. Ibu tidak membawa lagi anaknya
imunisasi dengan alasan pernah
membawa anaknya tapi tidak jadi
imunisasi karena An. Y demam.
4. Ibu R belum tahu manfaat
imunisasi

J. Rumusan diagnosa keperawatan keluarga


1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada An. Y keluarga Bp J b/d ketidakmampuan
keluarga Bp. J merawat An. Y dengan masala ISPA ditandai dengan An. Y batuk pilek
dan demam dengan suhu 37,2OC

35
2. Resiko terjadinya penyakit yang bisa dicegah dengan imunusasi pada An. Y keluarga
Bp. J b/d ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan ditandai dengan An. Y
belum lengkap imunisasinya
K. Skoring Prioritas Masalah
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada An. Y keluarga Bp J b/d ketidakmampuan
keluarga Bp. J merawat An. Y dengan masala ISPA ditandai dengan An. Y batuk pilek
dan demam dengan suhu 37,2OC

Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran


Sifat masalah: 3 3x1/3 1 Demam pilek dirasakan
Aktual
dengan tanda dan gejala
yang sesuai dengan
penyakit ISPA, belum
dilakukan tindakan
apapun jika tidak
ditangani akan berlanjut
keinfeksi saluran nafas
bawah.
Kemungkinan 1 1x2/2 1 Pengetahuan sumber
masalah dapat daya dan fasilitas
diubah: kesehatan tersedia dan
Sebagian
dapat dijangkau /
dimanfaatkan.
Potensial masalah 2 2x1/3 0,6 Masalah masih bisa
untuk dicegah: dicegah agar tidak
cukup
berlanjut mengingat ispa
merupakan penyakit yang
mudah untuk dicegah.
Tetapi ibu masih ragu –
ragu dalam merawat
anaknya..

36
Menonjol masalah: 2 2x1/2 1 Masalah dirasakan oleh
Mmasalah
Ibu M dan bisa menjadi
dirasakan dan perlu
lebih serius bila tidak
segera ditangani
segera ditangani.

Total skor 3,6

2. Resiko terjadinya penyakit yang bisa dicegah dengan imunusasi pada An. Y keluarga
Bp. J b/d ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan ditandai dengan An. Y
belum lengkap imunisasi

Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran

Sifat masalah: 3 2/3 x 1 0,6 Masalah belum terjadi


Resiko Tinggi
namun terdapat bahwa
An. Y belum DPT. Bila
kelurga tidak dimotivasi
An. Y untuk diimunisasi
maka waktu yang tepat
untuk diimunisasi terlewat
Kemungkinan 1 1x1/2 0,5 Masalah dapat diubah
masalah dapat sebagian dilihat dari
diubah: sumber dana , jarak klinik
cukup
dekat. Namun
pemahaman keluarga
beranggapan bahwa bila
anak setelah diimunisasi
rewel maka keluarga tidak
mendukung untuk
diimunisasi.
Potensial masalah 3 1x3/3 1 Dengan pemberian
untuk dicegah: tentang imunisasi masalah
Tinggi
sangat tinggi untuk
dicegah sehingga keluarga
mendukung serta
kooperatif unutk

37
kelengkapan imunisasi..

Menonjol masalah: 0 1x1/2 0.5 Keluarga merasakan


masalah dirasakan
bahwa bila tidak
tapi tidak segera
diimunisasi An. Y akan
ditangani.
terjangkit berbagai
penyakit terkait dengan
tidak lengkapnya
imunisasi, tapi keluarga
tidak ingin segera
mengatasi
Total skor 2,6

38
J. Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga

NO Tujuan Kriteria evaluasi Intervensi

Umum Khusus Kriteria Standar


X

1 Setelah dilakukan Tujuan Khusus :


tindakan keluarga
Setelah melakukan
mampu merawat
kunjungan 2 x 60 menit
anggota keluarga
keluarga dapat mencapai:
yang mengalami
ISPA Tuk :

Keluarga mampu
merawat anggota
keluarga yang
mengalami ISPA

Keluarga dapat menyebutkan 3 Diskusikan dengan keluarga tentang


Menyebutkan cara Verbal
dari 5 cara pencegahan ISPA : pencegahan ISPA
perawatan ISPA di rumah
1. Jauhkan anak dari penderita
batuk
2. Imunisasi lengkap

39
3. Berikan makanan bergizi tiap
hari
4. Jagalah kebersihan tubuh,
makanan serta lingkungan
5. Jika hidung tersumbat karna
pilek, bersihkan lubang
hidung dengan sapu tangan
bersih
6. Selama anak dirawat
dirumah, beri minum lebih
banyak dari biasanya
7. Jangan pakai selimut atau
pakaian tebal selama badan
anak masih panas
8. Awasi tanda penyakit
bertambah parah, anak tidak
mau minum, nafas sesak dan
cepat

Keluarga dapat
Melakukan kompres
mendemonstrasikan cara
dingin 1. Demonstasikan kepada keluarga cara

40
melakukan kompres dingin melakukan kompres dingin
2. Berikan kesempatan kepada keluarga
Psikomotor untuk melakukan kompres dingin
3. Beri reinforcemen positif atas usaha
keluarga
4. Pastikan keluarga akan yang diajarkan
jika diperlukan

Keluarga dapat 1. Demonstrasikan kepada keluarga cara


mendemonstrasikan dan membersihkan hidung yang tersumbat
Membersihkan hidung
membersihkan hidung yang 2. Beri kesempatan keluarga untuk
yang tersumbat karna
Psikomotor tersumbat karna pilek mencoba membersihkan hidung yang
pilek
tersumbat karena pilek
3. Beri reinforcemen positif atas usaha
keluarga
4. Pastikan keluarga akan melakukan
tindakan yang diajarkan jika diperlukan
2 Setelah dilakukan Tujuan Khusus :
tindakan keluarga
Setelah melakukan
mampu
kunjungan 1 x 60 menit
mengambil
keluarga dapat
keputusan untuk
mengambil keputusan
mencegah
untuk mencegah penyakit

41
penyakit dengan dengan imunisasi
imunisasi
TUK :
Verbal Menyebutkan 1 dari 2 Akiba tidak
a. Menyebutkan akibat 1. Motivasi keluarga agar dapat mengambil
melakukan imunisasi:
tidak melakukan keputusan untuk mengatasi masalah
imunisasi 1. Penyakit akan mudah akibat tidak melakukan imunisasi
2. Berikan penguatan apabila keputusan
menyerang
2. Mudah tertular orang yang keluarga sudah tepat
sakit

Keluarga dapat mengambil


b. Mengambil
Verbal keputusan untuk melakukan
keputusan untuk
perawatan pada An. Y dan
mengatasi masalah
berupaya untuk menghindari
akibat tidak
akibat dari masalah akibat tidak
melakukan
melakukan imunisasi dengan
imunisasi
tindakan sesuai dengan anjuran
perawat

42
43
CATATAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

No Diagnosa Keperawatan Implementasi Hari/


Asuhan Keperawatan Keluarga tanggal
1 Ketidakefektifan bersihan jalan Implementasi
nafas pada An. Y keluarga Bp J Tuk
b/d ketidakmampuan keluarga 1. Mengkaji pengetahuan keluarga Senin, 29 April
Bp. J merawat An. Y dengan tentang cara perawatan ISPA : 2019
2. Menjelaskan tentang cara merawat
masala ISPA ditandai dengan
anggota keluarga dengan masalah
An. Y batuk pilek dan demam
ISPA:
dengan suhu 37,2OC
a. Jika panas berikan obet
penurun panas / kompres
dingin,
b. Jika hidung tersumbat
bersihkan hidung dengan kain
bersih
c. Selama anak diwarat
dirumah, beri makan sedikit
tapi sering
d. Minum lebih banyak dari
biasanya
e. Jangan pakaikan selimut
selama anak masih panas
f. Pemeriksaan kesehatan
secara teratur pada pelayanan
kesehatan
2 Resiko terjadinya penyakit Tuk
yang bisa dicegah dengan 1. Menjelaskan akibat tidak Selasa, 30 April
imunusasi pada An. Y keluarga melakukan imunisasi 2019
2. Memotivasi keluarga agar dapat
Bp. J b/d ketidakmampuan
mengambil keputusan untuk
keluarga mengambil keputusan
mengatasi masalah akibat tidak
ditandai dengan An. Y belum
melakukan imunisasi
lengkap imunisasi

CATATAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

44
No Diagnosa Evaluasi Hari/tanggal
Keperawatan Asuhan Keperawatan Keluarga
1 Ketidakefektifan S: Senin, 29 April
bersihan jalan nafas 1. Ibu mengatakan cara perawatan ISPA di 2019
pada An. Y keluarga rumah dengan memberikan obat panas
Bp J b/d sesuai resep atau kompres dingin
2. Ibu mengatakan jika anak pilek hidung di
ketidakmampuan
bersihklan dengan kain bersih
keluarga Bp. J
3. Ibu mengatakan selama anak dirawat di
merawat An. Y
rumah, makan sedikit tapi sering dan
dengan masala ISPA
jangan memakai selimut jika anak panas
ditandai dengan An.
O:
Y batuk pilek dan
1. Keluarga menyebutkan cara merawat ISPA
demam dengan suhu
sesauai standar
37,2OC 2. Keluarga mendemonstrasikan cara
membersihkan hidung tersumbat
A:
Keluarga mampu menyebutkan cara
perawatan ISPA, mendemonstrasikan cara
membersihkan hidung tersumbat
P:
Motivasi keluarga untuk mempertahankan
perilaku yang positif

2 Resiko terjadinya S : Selasa, 30 April


penyakit yang bisa 1. Ibu R mengatakan akibat apabila tidak 2019
dicegah dengan melakukan imunisasi
2. Ibu mengatakan dapat mengambil
imunusasi pada An.
keputusan untuk mengatasi masalah akibat
Y keluarga Bp. J b/d
tidak melakukan imunisasi
ketidakmampuan
O:
keluarga mengambil
1. keluarga menyebutkan akibat apabila tidak
keputusan ditandai
melakukan imunisasi
dengan An. Y belum
lengkap imunisasi
2. keluarga memutuskan tindakan untuk

45
melakukan imunisasi
A:
Keluarga dapat memutuskan tindakan unutk
melakukan imunisasi
P:
Memberikan motivasi dan penguatan pada
perilaku yang sudah sesuai

BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat, dibawah satu atap
dalam keadaan saling ketergantungan ( Depkes RI, 1998 ).

46
Keluarga dengan tahap tiga adalah dimulai dari anak pertama berusia 2 ½ tahun-5
tahun. Peran orangtua sebagai arsitek keluarga merancang dan mengarahkan
perkembangan keluarga untuk memperkokoh agar perkawinan hidup lestari.

5.2 Saran
1. Keluarga perlu diberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit klien dengan tujuan
kecemasan keluarga dapat berkurang dan keluarga tahu tentang proses penyakit yang
diderita klien.

2. Kepada teman – teman apabila melakukan perawatan keluarga dapat berpedoman pada
proses keperawatan. Dengan memeperhatikan aspek bio, psiko, dan spiritual.

47
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Z. (2010). Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC.

Amin Huda Nur Arif, H. K. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa

Medis dan Nanda NIC NOC. Jogjakarta: MediaAction.

Sylvia Anderson Price, W. L. (2006). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.

Jakarta: EGC.

48

Vous aimerez peut-être aussi