Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
kronik dari penyakit ini biasanya berupa limfedema, elephantiasis/kaki gajah, dan
hidrokel. Infeksi ini disebabkan oleh tiga spesies cacing yaitu Wuchereria
bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori yang ditularkan oleh nyamuk ke
Pada tahun 2014 kasus filariasis menyerang 1,1 juta orang di 73 negara
yang berisiko filariasis. Kasus menyerang 632 juta (57%) penduduk yang tinggal
penduduk yang tinggal di wilayah Afrika (35 negara endemis) dan sisanya (6%)
Mediterania Timur (3 negara endemis) dan wilayah barat Pasifik (22 negara
endemis).4
dan subtropis. Parasit ini memiliki periodisitas nokturna yang tersebar di Negara
Cacing filaria ini hanya dapat menginfeksi manusia melalui nyamuk Anopheles
dan nyamuk), agent (parasit filaria), dan environment (lingkungan fisik, biologik,
kimia, dan sosial). Melakukan kontrol terhadap faktor risiko akan meningkatkan
1. Agent
stadium 3 dengan membrantas vektor parasit filaria tersebut yang telah diketahui
bionomiknya.18
2. Host
Host atau hospes perantara parasit filaria adalah nyamuk dan hospes
a. Vektor
tempat peristirahatan, kebiasaan nyamuk dalam menggigit, serta lama hidup, dan
tersebut. Nyamuk dikatakan sebagai vektor filariasis jika kepadatan atau jumlah
tinggi, sifat nyamuk yang menggigit orang pada malam hari, dan umur nyamuk
yang lebih panjang (minimal 10 hari) sehingga parasit memiliki kesempatan untuk
b. Manusia
1. Umur
2. Jenis Kelamin
filariasis. Insidensi lebih tinggi pada laki-laki karena dipengaruhi pekerjaan dan
3. Pekerjaan
waktu pelaksanaan kerja yang dilakukan pada saat nyamuk mencari darah pada
malam hari seperti nelayan. Contoh pekerjaan berisiko adalah petani, nelayan,
pedagang, pencari kayu. Contoh pekerjaan yang tidak berisko adalah pegawai
kantor dan pekerjaan lainnya yang banyak melakukan aktivitas di dalam ruangan
tertutup.14
4. Ras
Ras dapat menjadi penanda bahwa seseorang berasal dari daerah endemis
filariasis atau tidak. Penduduk asli suatu daerah endemis bisa saja telah memiliki
sel imun spesifik terhadap parasit filaria sehingga jika terinfeksi kembali tidak
akan menunjukan gejala klinis yang nyata. Hal ini berbeda dengan penduduk
asli dan gejala yang ditimbulkan lebih berat walaupun pada pemeriksaan darah
11
3. Environment
Lingkungan menjadi salah satu faktor risiko yang harus dikontrol untuk
a. Lingkungan Fisik
angin, hujan, sinar matahari, arus air, dan kelembapan yang erat kaitannya dengan
peristirahatannya.18
b. Lingkungan Biologik
Lingkungan biologik seperti tanaman air, genanga air, rawa-rawa, dan semak-
semak, adanya hewan ternak seperti sapi, kerbau, dan babi akan mempengaruhi
c. Lingkungan Kimia
contoh nyamuk Anopheles tumbuh optimal pada air payau yang kadar garamnya
berkisar antara 12-18% dan tidak dapat berkembang biak pada kadar garam 40%
ke atas.18
malam hari, pemakaian kelambu, dan obat antinyamuk akan berkaitan erat dengan
risiko kontak. Pendidikan dan ekonomi sebenarnya tidak memiliki pengaruh yang
langsung hanya saja hal tersebut akan mempengaruhi jenis pekerjaan dan perilaku
wukereriasis bankrofti. Cacing ini memiliki siklus hidup mulai dengan larva
stadium I, larva stadium II, dan larva stadium III yang tumbuh di dalam tubuh
badan halus, panjang ruang kepala sama dengan lebarnya. Inti halus dan teratur
serta tidak ada inti tambahan. Cacing dewasa berbentuk seperti benang dengan
Penyakit yang disebabkan oleh Brugia malayi disebut filariasis malayi dan
Brugia sp. sama halnya dengan Wuchereria bancrofti, namun daur hidup
giemsa, lekuk badan kaku, panjang ruang kepalanya dua kali lebarnya, badannya
pewarnaan haematoxylin, lekuk badan kaku, panjang ruang kepalanya tiga kali
lebarnya, badannya juga memiliki inti tidak teratur dengan dua inti tambahan pada
ekor. Cacing dewasa (makrofilaria) Brugia sp. berbentuk seperti benang dengan
warna putih kekuningan. Cacing jantan memiliki ekor yang melingkar dan cacing
membentuk larva filaform yang aktif. Penularan larva infektif ke dalam kulit
15
hospes baru terjadi melalui probosis serangga yang menggigit dan kemudian
pertumbuhan larva setelah masuk ke dalam luka gigitan lalu berkembang menjadi
mengandung parasit filaria. Pembentukan antibodi dan sel T menjadi sel T helper
tipe 2 terjadi pada tubuh seseorang yang terinfeksi mikrofilaria. Pada penderita
filariasis kronis, terjadi hiporesponsif pembentuk sel Th-1 yang berfungsi sebagai
endotelial dan dilatasi jaringan limfatik melalui mekanisme yang tidak melibatkan
obstruksi limfatik atau keterlibatan respon imun tubuh penderita. Keadaan ini
dicurigai karena adanya toksin yang dihasilkan oleh parasit filaria yang mirip
mikroba yang dapat menyebabkan adenolimfangitis akut (ADL). Hal ini sering
disertai dengan edema di bagian yang terkena, dan serangan berulang dari
dari bakteri dan jamur yang berulang dapat menjadi akses masuknya mikroba di
kaki gajah.1
16
baik secara alamiah maupun akibat induksi obat antifilaria. Reaksi inflamasi yang
limfangitis filaria akut (AFL). Manifestasi klinis dapat berupa hidrokel yang
karena cacing filaria dapat hidup di pembuluh darah limfatik sehingga dapat
berulang kali dengan vektor parasit filaria serta status gizi seseorang. 3 Penegakan
1. Gejala Klinis
mikrofilaria dalam jumlah yang besar disertai eosinofil pada masyarakat di daerah
berulang-ulang selama 3-5 hari dan akan hilang jika beristirahat. Pada
tanpa luka yang disertai warna kemerahan, rasa panas, dan sakit di daerah lipatan
limfangitis yang menjalar dari pangkal kaki atau pangkal lengan kearah ujung.
sistem imun yang ditandai dengan gangguan pernapasan) dapat terjadi pada
stadium ini.12
menjadi cacing dewasa pada jaringan limfatik yang lebar, jaringan limfatik
akibat cacing dewasa pada sistem limfatik dan oleh reaksi hiperresponsif akibat
occult filariasis. Gejala pada stadium ini dapat berupa hidrokel, limfedema,
elephantiasis, kiluria.2,12
Tabel 2.1 Stadium Limfedema3
2. Diagnosis Parasitologi
mikrofilaria dalam darah atau jaringan. Waktu optimum untuk pengambilan darah
dalam pembuatan sediaan basah darah tebal dan tipis yakni pada malam hari yaitu
Inti di ekor
Mansonella ozzardi
Mansonella perstans
Inti tidak sampai ke
ujung ekor Inti sampai ke ujung ekor
Wuchereria bancrofti
3. Dietylcarbamazine Provocative
Gambar 2.7 Diagnosis Day Test Mikrofilaria di Darah Tepi16
Parasitologi
Dietylcarbamazine Provocative Day Test merupakan tes provokatif dengan
ELISA dan ICT yang memiliki sensitifitas 96-100% dan spesifitas mendekati
Og4C3. Pemeriksaan antigen untuk Brugia sp. belum ada sampai saat ini.12
pemeriksaan ini memiliki spesifitas dan sensitifitas 90-95% tetapi tidak dapat
membedakan antara infeksi sekarang atau lampau. Uji serologi lebih bermanfaat
5. Ultrasonografi
jaringan pembuluh limfatik skrotal. Cacing filaria pada wanita lebih tersebar di
menemukan Brugia malayi di payudara, paha, betis, dan nodus limfatik inguinal.1
1. Perawatan Umum
2. Medikamentosa
bankrofti adalah 6 mg/kg BB diminum 3 kali sehari setelah makan selama 12 hari.
21
Penderita filariasis malayi dan timori diobati dengan dosis yang lebih rendah
alergi akibat langsung matinya parasit filaria. Manifestasi yang timbul dapat
ringan sampai berat dengan gejala sakit kepala, malaise, popular rash, edema
kulit, gatal yang hebat, pembesaran, dan nyeri pada kelenjar inguinal, sakit-sakit
sendi, dan takikardi. Obat ini juga tidak boleh diberikan pada ibu hamil karena
Ivermektin dapat juga diberikan sebagai dosis tunggal 400 ug/kg BB yang
bulan sekali atau satu kali setahun dengan kombinasi Dietilkarbamasin sitrat. 15
Efek samping Ivermektin dapat berupa demam, pruritus, sakit otot dan sendi, sakit
kepala, hipotensi dan nyeri di kelenjar limfe. Efek samping berkaitan dengan
3. Operasi
skrotum telah terbukti bermanfaat. Prosedur operasi ini belum terbukti berhasil
dan alat kelamin baik laki-laki maupun perempuan akibat obstruksi kelenjar
limfe.2
1. Chemotherapeutic Control
dosis 400 μg/kg BB yang dapat diberikan sebagai obat tunggal setiap 6 bulan
endemis infeksi Onchocerca volvulus karena efek samping yang berat pada
μg/kg BB.1
2. Kontrol Nyamuk/vekor
risiko kontak dengan vektor filariasis. Selain itu, pengelolaan lingkungan seperti
Daerah endemis ini diperkirakan terdapat penduduk sebanyak 1,39 miliar orang.
dua tujuan utama dalam memberantas filariasis di dunia yakni untuk mencegah
memutuskan rantai penularan parasit filaria. Program ini menargetkan 65% dari
jumlah total penduduk suatu daerah endemis dengan cakupan minimal 85%
sitrat.3,27
Program ini dimulai dengan pemetaan daerah yang diduga sebagai daerah
filariasis kronis dan survei data dasar prevalensi mikrofilaria melalui pemeriksaan
darah jari.3,27
obat DEC dan Albendazol dosis tunggal setiap tahunnya selama lima tahun
berturut-turut. Pada tahun ke lima pemberian obat akan dilakukan survei evaluasi
darah jari masyarakat yang berusia >5 tahun pada desa terpilih sebagai Desa
25
Sentinel dan Desa Spot dengan jumlah sample 600 orang. Daerah dengan hasil
MR <1% akan dinyatakan lulus pada tahap pre-TAS dan akan masuk ketahap
bertujuan untuk menilai apakah masih ditemukan adanya penularan filariasis pada
daerah tersebut. TAS dilakukan sebanyak 3 kali. Survei ini dilakukan dengan
menggunakan rapid test pada anak yang berumur 6-7 tahun. Sertifikasi eliminasi
mencapai kondisi Pre Eliminasi Filariasis pada TAS III dan verifikasi eliminasi
Indonesia.3,27
membatasi kecacatan akibat filariasis. Peningkatan kualitas hidup yang lebih baik
maupun daerah non endemis. Perawatan filariasis disesuaikan dengan gejala akut
perawatan dan pengobatan oleh penderita atau keluarga, frekuensi serangan akut
Pengobatan filariasis telah diberikan pada lebih dari 6,7 miliar penduduk
di daerah endemis sejak program ini diresmikan tahun 2000. Pada Tahun 2016,
belum menerapkan program ini dan 16 negara lainnya telah menerapkan namun
Tahun 2016 diperkiran terdapat 28,2 juta anak usia prasekolah (2-4 tahun)
dan 135 juta jiwa anak sekolah (5-14 tahun) diobati dengan obat selama
yang membutuhkan obat pencegah filariasis telah menurun dari 856 miliar jiwa
pada tahun 2011 menjadi 1,4 juta jiwa pada tahun 2016.5
2016 didapatkan hasil bahwa 360,3 miliar jiwa tidak lagi membutuhkan obat
dibutuhkan pada 449,3 miliar jiwa pada 5 dari 9 negara endemis termasuk
Berdasarkan teori yang telah diuraikan, kerangka teori penelitian ini sebagai berikut:
Filariasis Limfatik