Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
RSUD SANGKULIRANG
Jl. Wana Bhakti Desa Benua Baru Ulu Kec. Sangkulirang Kab. Kutai Timur Kode Pos 75684
Telepon 0852-4828-4818 Email : rsu.sangkulirang@gmail.com
KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SANGKULIRANG
NOMOR :
TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN INSTALASI FARMASI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SANGKULIRANG
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di :Sangkulirang
Pada tanggal :
Direktur,
1. Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
menggunakan sistem manajemen satu pintu yang aman, bermutu, bermanfaat
dan terjangkau.
2. Pelayanan kefarmasian adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem
pelayanan rumah sakit yang komprehensif dan berorientasi kepada pelayanan
pasien meliputi sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
dan pelayanan farmasi klinik.
3. Instalasi farmasi adalah unit pelaksana fungsional yang menyelenggarakan
seluruh kegiatan pelayanan farmasi di rumah sakit.
4. Instalasi farmasi rumah sakit dipimpin oleh apoteker, berijazah sarjana farmasi
yang telah lulus sebagai apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan
apoteker, yang telah memiliki surat tanda registrasi apoteker (STRA) dan surat
ijin praktek apoteker.
5. Kepala Instalasi Farmasi bertanggung jawab terhadap segala aspek hukum dan
peraturan farmasi terhadap pelayanan kesehatan.
6. Sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetika.
7. Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
meliputi pemilihan, perencanaan kebutuhan, pengadaan, penerimaan,
penyimpanan, pendistribusian, pemusnahan dan penarikan, pengendalian dan
administrasi.
8. Pelayanan farmasi klinik meliputi pengkajian dan pelayanan resep, penelusuran
riwayat penggunaan obat, rekonsiliasi obat, pelayanan informasi obat (PIO),
konseling, visite, pemantauan terapi obat (PTO), monitoring efek samping obat
(MESO), evaluasi penggunaan obat (EPO) dan dispensing sediaan steril.
9. Pemilihan adalah kegiatan untuk menetapkan jenis sediaan farmasi, alat
kesehatan, dan bahan medis habis pakai, sesuai dengan kebutuhan
berdasarkan formularium dan standar pengobatan/pedoman diagnosa dan
terapi, standar sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
yang telah ditetapkan, efektifitas dan keamanan, harga dan ketersediaan di
pasaran.
10. Formularium rumah sakit disusun berdasarkan formularium nasional dan
usulan dari masing-masing kelompok staf medis fungsional yang diputuskan
dalam rapat Panitia Farmasi dan Terapi, revisi dilakukan sekurang-kurangnya
1 kali selama 1 tahun.
11. Pelayanan obat untuk pasien Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) mengacu
pada formularium nasional dengan penentuan harga sesuai e-catalog, jika
tidak tersedia maka menggunakan obat yang masuk formularium Rumah
Sakit.
12. Perencanaan sediaan farmasi,alat kesehatan,dan bahan medis habis pakai:
a. Perencanaan kebutuhan merupakan kegiatan menentukan jumlah dan
periode pengadaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai sesuai dengan hasil kegiatan pemilihan untuk menjamin
terpenuhinya kriteria tepat jenis, tepat jumlah, tepat waktu dan efisien.
b. Perencanaan kebutuhan tersebut dibuat dalam jumlah besar dibuat sekali
dalam satu tahun dan dibagi dalam perencanaan bulanan.
c. Pelaksanaan perencanaan melibatkan Tim Farmasi dan Terapi, Instalasi
farmasi, pengendali kegiatan dan pihak lain yang terkait.
13. Pengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai.
a. Pengadaan merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk merealisasikan
perencaaan kebutuhan. Pengadaan yang efektif harus menjamin
ketersediaan, jumlah dan waktu yang tepat dengan harga yang terjangkau
dan sesuai standar mutu.
b. Pengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis
pakai sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku dan peraturan
yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah Sangkulirang.
14. Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun ( B3 )
a. Pengadaan bahan berbahaya dilakukan oleh Bagian Pengadaan secara
rutin atas dasar permintaan dari unit-unit rumah sakit sesuai kebutuhan.
b. Pengadaan dilakukan kepada distributor resmi pemegang B3 dilengkapi
dengan MSDS ( Material Safety Data Sheet) bahan B3 tersebut.
c. Penyimpanan B3 di tempatkan tersendiri dan disesuaikan dengan
persyaratan masing-masing B3 dan diberi tanda khusus.
15. Penerimaaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
harus meneliti keadaan barang kiriman sesuai spesifikasi pesanan (jumlah,
jenis bentuk sediaan, dosis, tanggal kadaluarsa, kondisi barang apakah rusak
atau tidak dan harga).
16. Obat yang memerlukan kewaspadaan tinggi (high alert medication)
a. Obat yang harus diwaspadai karena sering menyebabkan terjadi
kesalahan/kesalahan serius (sentinel event) dan obat yang berisiko tinggi
menyebabkan Reaksi Obat yang Tidak Diinginkan (ROTD)
penyimpanannya terpisah serta membatasi akses dan diberi tanda high
alert.
b. Obat high alert disimpan di gudang farmasi, pelayanan farmasi, ruang
rawat inap, Instalasi Gawat Darurat.
17. Pencampuran sediaan injeksi didelegasikan kepada apoteker/perawat yang
memiliki sertifikat pelatihan pencampuran obat dengan teknik aseptis.
18. Pengelolaan Gas Medis:
a. Kepala instalasi Farmasi Rumah Sakit bertanggung jawab terhadap
pengelolaaan Gas Medis dan untuk pelaksanaannya dilakukan oleh
bidang Sarana dan Prasarana Rumah Sakit.
b. Pendelegasiaan pengelolaaan diketahui oleh Direktur Rumah Sakit
19. Penyimpanan sediaan farmasi,alat kesehatan,dan bahan habis pakai:
a. Penyimpanan harus dapat menjamin kualitas dan keamanan Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai sesuai dengan
persyaratan kefarmasiaan. Monitoring suhu penyimpanan dilakukan oleh
petugas shift pagi dan shift malam.
b. Pengawasan obat dan penggunaan obat dilakukan dimasing-masing
satelit, untuk sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis
pakai di ruangan maka pengawasan dan penggunaan obat menjadi
tanggung jawab kepala ruangan.
c. Pelabelan dilakukan secara akurat terhadap obat-obatan dan bahan kimia
yang digunakan untuk menyiapkan obat dan hasil pengemasan kembali,
yang berisi informasi tentang nama sediaan, komposisi, dan tanggal
pengemasan atau pembuatan serta waktu kadaluarsa.
d. Instalasi tidak menyimpan obat radioaktif, obat untuk keperluan investigasi
serta obat sampel.
20. Distribusi sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
a. Distribusi sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
dari gudang berdasarkan pada permintaan bagian pelayanan.
b. Distribusi sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
dari bagian pelayanan berdasarkan pada permintaan tiap unit yang wajib
melampirkan resep atau form amprahan.
c. Distribusi sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
mengikuti sistem barang yang masuk dahulu dikeluarkan terlebih dahulu
(FIFO) dan/atau yang kadaluarsa terlebih dahulu (FEFO).
d. Pendistribusian ke semua unit dilakukan tiap hari bergantung pada
permintaan tiap unit.
e. Distribusi sediaan farmasi untuk pasien rawat jalan dilakukan dengan
sistem resep perorangan.
f. Distribusi sediaan farmasi untuk pasien rawat inap dengan sistem unit dosis
untuk pemakaian satu hari.
21. Penghapusan dan pemusnahan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan
medis habis pakai:
a. Penghapusan dilakukan pada sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan
medis habis pakai yang tidak terpakai karena kadaluarsa, rusak dan mutu
tidak memenuhi standar
b. Sistem penarikan/recall untuk obat kadaluarsa dilakukan dengan
melaporkan obat obat yang akan kadaluarsa untuk 6 bulan yang akan
datang. Petugas pelayanan akan menginformasikan obat tersebut kepada
dokter untuk diresepkan terlebih dahulu.
c. Jika memungkinkan diretur ke distributor maka dilakukan retur distributor.
d. Obat yang kadaluarsa dikarantina ditempat khusus, dilakukan pencatatan
yang kemudian untuk dimusnahkan.
e. Pemusnahan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis
pakai dilakukan secara periodik terhadap barang yang rusak dan atau
kadaluarsa.
22. Pengendalian sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
dimaksudkan menjaga kontinuitas ketersediaan serta mutu produk.
23. Pengawasan penggunaan obat dan pengamanan obat dilakukan oleh kepala
Instalasi Farmasi beserta Tim Farmasi dan Terapi meliputi kesesuaian
penggunaan obat dengan formularium dan pengawasan terhadap
penggunaan obat dan bahan medis habis pakai baru.
24. Penarikan kembali sediaaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis
pakai:
a. Penarikan kembali (recall) dapat dilakukan terhadap :
1) Permintaan produsen atau instruksi instansi pemerintah yang
berwenang. Tindakan penarikankembali dilakukan segera (2x24
jam) setelah diumumkan instruksi untuk penarikan kembali.
2) Obat kadaluarsa
3) Obat rusak
b. Obat Recall selanjutnya dapat dikembalikan kepada distributor farmasi
dan atau dilakukan pemusnahan sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
25. Pencatatan dan pelaporan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis
habis pakai:
a. Pelaporan dilakukan dalam bentuk stock opname yang dilakukan secara
periodik tiap 6 bulan sekali.
Ditetapkan di :Sangkulirang
Pada tanggal :
Direktur,