Vous êtes sur la page 1sur 10

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
1. Anamnesa
a. Identitas pasien : terdiri dari nama (inisial),
1) Usia / tanggal lahir : memang semua usia dapat terkena gagal ginjal,
namun usia pun penting kita ketahui. Karena semakin lansia umur
seseorang, semakin beresiko.
2) Jenis kelamin : pengkajian pada jenis kelamin, pria mungkin
disebabkan oleh hipertrofi prostat.pada wanita disebabkan, infeksi
saluran kemih yang berulang yang dapat menyebabkan GGA, serta
pada wanita yang mengalami perdarahan pasca melahirkan.,
3) Alamat suku / bangsa : penting kita ketahui, karena alamat juga
mendukung untuk dijadikan data, karena masih banyak daerah yang
kekurangan air.
4) Status pernikahan : disini perlu juga kita ketahui, tentang status
perkawinan, apakah pasangan memiliki riwayat penyakit ISK, yang
mampu menjadi akibat gagal ginjal.
5) Agama/keyakinan : Disini perlu juga kita ketahui, karena masih banyak
masyarakat yang menganut kepercayaan - kepercayaan.
6) Pekerjaan / sumber penghasilan : penting juga kita ketahui, untuk
mengetahui sumber penghasilannya dari mana dan seberapa banyak,
karena berpengaruh juga terhadap pola hidup.
7) Diagnosa medic : setelah mendapatkan pemeriksaan maka diagnose
mediknya: Gaagal Ginjal Akut
8) No. Rm, tanggal masuk : penting juga kita kethui, supaya perawat tidak
salah pasien, dan tanggal masuk juga berperan untuk mendapatkan data
apakah sudah ada perubahan atau semakin parah.
b. Identitas Penanggung Jawab :
a. Terdiri dari Nama : penting kita ketahui untuk memudahkan perawat
membeikan infomasi terhadap klien.
b. Usia: penting juga kita ketahui, untuk kita mampu beradaptasi dengan
keluarga klien.
c. Jenis kelamin : juga perlu kita ketahui, untuk memudahkan perawat
berkomunikasi dalam memberikan informasi kepada keluarga klien.
d. Pekerjaan / sumber penghasilan : perlu juga kita ketahui dari mana sumber
penghasilan yang didapatkan oleh keluarga klien untuk membiayai klien itu
sendiri.
e. Hubungan dengan klien : penting juga kita ketahui untuk mengetahui
hubungan klien dengan penanggung jawab, apakah saudara, orang tua,
suami/istri, anak/cucu.
2. Keluhan Utama
Keluhan yang paling dirasakan oleh klien diantara keluhan yang dirasakan
yang didapatkan secara langsung dari pasien/ keluarga.yang dimana keluhan
yang paling dirasakan oleh klien itu sendiri adalah terjadi penurunan produksi
miksi.
3. Riwayat Kesehatan :
a. Riwayat Penyakit Sekarang
Keluhan utama tidak bias kencing, kencing sedikit, sering BAK pada
malam hari, kelemahan otot atau tanpa keluhan lainnya.

b. Riwayat Penyakit Dahulu


Adanya penyakit infeksi, kronis atau penyakit predis posisi terjadinya
GGA serta kondisi pasca akut. Riwayat terpapar toksin, obat nefrotik
dengan penggunan berulang, riwayat tes diagnostic dengan kontras
radiografik. Kondisi yang terjadi bersamaan : tumor salkemih; sepsis gram
negatif, trauma/cidera, perdarahan, DM, gagal jantung/hati.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Riwayat penyakit polikistik keluarga, nefritisherediter, batu urinarius
atau yang lainnya.

4. Pemeriksaan fisik

a. B1(BREATH)
Napas pendek, dispnea, RR : 28x/menit. Pada pemeriksaan perkusi : redup.
b. B2(BLOOD)
Nadi lemah dan cepat, hipotensi ortostatik yang menunjukkan hipovolemia,
pucat, TD : 130/90, nadi : 110x/menit, Hb : 5 g/dl, CRT: 4 detik.
c. B3(BRAIN)
Stress, ansietas, takut, penurunan kesadaran, bicara agak melantur.
d. B4(BLADDER)
Oliguria (produksi urine 300cc/24 jam), adanya rasa nyeri saat buang air kecil
dan kandung kemih yang menegang.
e. B5(BOWEL)
Antropomeri : BB = 45kg, TB = 160 cm Biochemical : Hb= 5 g/dl, creatin =
65 µmol/l, albumin = 60 g/dl Clinis : Pucat, nafsu makan menurun, mual dan
muntah, pucat, turgor jelek dan edema Diet : Makan 2x sehari, porsi makan
tidak pernah habis.
f. B6(BONE)
Klien mengalami kelemahan serta edema ekstremitas.

5. Pemeriksaan diagnostik

a. Urin
Warna :secara abnormal warna urin kotor, kecoklatan seperti teh
menunjukkan adanya darah, Hb, mioglobin, porfirin. Volume urin: kurang
dari 300 ml/ 24 jam Berat jenis: kurang dari 1,010 menunjukkan kerusakan
ginjal berat Osmolatas :kurang dari 350 m0sm/ kg menunjukkan kerusakan
ginjal tubular dan resiko urin / serum sering 1:1 Protein: derajat tinggi
proteinuria (3-41) secara kuat menunjukkan kerusakan glomerulus bila SDM
dan fragmen juga ada Klirenskreatinin: agak menurun Natrium : lebih
besardari 40 mEg / l karena ginjal tidak mampu mereabsorbsi natrium
b. Darah

HT: menurun karena adanya anemia. Hb 5 gr/ dl BUN/ kreatinin : 65 µmol/l


GDA: asidosis metabolic, pH 6 Albumin = 60 g/dl Natrium serum: 125 mEq/L
Kalium : 6,0 mEq/L

c. Osmolalitas Serum

350 mOsm/ kg

d. Pelogram Letrograd

Abnormalitas pelvis ginja ldan ureter

e. Ultrasonografiginjal

Ginjal berukuran panjang 11-12 cm, lebar 5-7 cm, tebal 2,3-3 cm dan tidak ada
masa kista obtruksi pada saluran perkemihan bagia natas

f. Endoskopi ginjal, nefroskopi

Tidak terdapat pulvis ginjal, keluar batu dan pengangkutan tumor selektif

g. EKG

Tinggi puncak gelombang T rendah atau sangat tinggi.


INTERVENSI

Diagnosa
Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
1. Gangguan Setelah dilakukan tindakan 1. Jelaskan pada klien tindakan yang 1. Agar klien dapat
pertukaran gas keperawatan selama 1x15 menit, akan dilakukan. mengerti dan dapat
berhubungan masalah gangguan pertukaran gas 2. Posisikan pasien untuk kooperatif dengan
dengan dapat teratasi dengan kriteria memaksimalkan ventilasi tindakan yang akan
penurunan hasil: 3. Auskultasi suara, catat adanya nafas dilakukan
fungsi ginjal  Pasien kooperatif tambahan 2. Untuk memastikan
pada gagal  Nadi normal 4. Catat pergerakan dada, amati ventilasi
ginjal akut  GCS normal kesimetrisan penggunaan otot 3. Untuk mengetahui
ditandai  Warna kulit normal tambahan, retraksi otot bantu nafas tindakan yang akan
dengan  AGD dalam batas normal 5. Monitor suara nafas, seperti dengkur, dilakukan selanjutnya
Takikardi,  Tidak sianosis monitor pola nafas 4. Untuk mengetahui
Kelelahan, 6. Kaji pola pernapasan klien, monitor adanya keabnormalan
GCS 9-7 TTV pada pernapasan untuk
(somnolen), 7. Kolaborasi dengan dokter dalam mengoptimalkan
Iritabilitas, pemberian obat tindakan.
Hipoksia, 5. Untuk mengetahui dan
Kebingungan, menentukan tindakan apa
Sianosis, yang akan dilakukan
Warna kulit selanjutnya
abnomal 6. Mengetahui tanda-
(pucat, tanda vital klien untuk
kehitam- menentukan tindakan
hitaman), selanjutnya
Hiperkarbia, 7. Mengoptimalkan
Abnormal pengobatan yang akan
frekuensi, dilakukan dan diberikan
kedalaman dan
irama nafas
2. Ketidakefektif Setelah dilakukan tindakan 1. Jelaskan tindakan yang dilakukan 1. Dengan
an pola nafas keperawatan selama 1x15 menit 2. Auskultasi suara nafas menjelaskan klien
berhubungan diharapkan masalah 3. Ajarkan teknik relaksasi dapat mengerti
dengan ketidakefektifan pola nafas dapat 4. Ajarkan teknik batuk efektif dan kooperatif
hiperventilasi teratasi dengan criteria hasil : 5. Atur posisi klien (semifowler/fowler) 2. mengetahui
sekunder,  Pasien kooperatif 6. Kolaborasi dalam pemberian adanya suara
kompensasi  Pasien tidak merasa sesak nebulizer tambahan dan
melalui lagi 7. Kolaborasi dengan dokter dalam menentukan
alkalosis RR : 16-20 x/menit. pemberian terapi O2 tindakan yang
respiratorik akan dilakukan
yang ditandai selanjutnya
dengan pasien 3. untuk
mengatakan memperbaiki pola
nafas terasa pernapasan
sesak, RR 4. mengeluarkan
28x/menit. sekret
5. mengoptimalkan
pernapasan/ jalan
napas
6. untuk membantu
melancarkan
pengeluaran
sekret
7. untuk membantu
pola pernapasan
3. Ketidakefektif Setelah dilakukan tindakan 1. Jelaskan tindakan yang akan 1. Agar
an perfusi
keperawatan selama 1x15 menit dilakukan pasien
jaringan
perifer diharapkan ketidakefektifan 2. Kaji secara komprehensiv sirkulasi mengetah
berhubungan
perfusi jaringan perifer dapat perifer ui
dengan suplai
O2 ke jaringan diatasi dengan criteria hasil: 3. Kaji nadi perifer tindakan
menurun yang
4. Kaji tanda dan gejala yang yang akan
ditandai  Pasien kooporatif
dengan nadi menunjukkan gangguan perfusi dilakukan
tidak teraba,  CRT normal
jaringan perifer 2. Sirkulasi
CRT > 2 detik,  Suhu kulit hangat
ektremitas 5. Anjurkan klien untuk bedrest total perifer
pucat, basah,  Warna kulit normal
6. Ukur intake dan output setiap jam dapat
dan dingin  TTV dalam batas normal
menunjuk
 TD 120/80 mmHg
kan
 N 60-100x/menit
tingkat
 RR 16-20x/menit
keparahan
penyakit
3. Pulsasi
yang
lemah
menimbul
kan
penurunan
kardiak
output
4. Untuk
mengetah
ui keadaan
umum
pasien
5. Untuk
memperce
pat
penyembu
han pasien
6. Untuk
mengetah
ui
haluaran
urine
pasien

Vous aimerez peut-être aussi