Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Pada tahun 1980 WHO mengadakan pertemuan yang pertama tentang AIDS.Penelitian
mengenai AIDS telah dilakukan secara intensif, dan informasi mengenai AIDS sudah menyebar dan
bertambah dengan cepat.selain berdampak negative pada bidang medis, AIDS juga berdampak
pada bidang lainnya seperti ekonomi, politik, etika, dan moral.
Banyak isu legal yang terjadi dalam perawatan pasien. perawatan pasien dengan HIV/AIDS
menimbulkan banyak masalah sulit tentang tes HIV, stigma, dan diskriminasi, masalah di tempat
kerja, dan masih banyak masalah yang lain. penerimaan masyarakat terhadap pasien HIV/AIDS
masih kurang disebabkan HIV banyak dihubungkan dengan mitos-mitos dimasyarakat. Perawat
harus selalu mengevaluasi diri untuk memastikan tindakan telah sesuai dengan prinsip etik dan
hukum. Hukum merupakan proses yang dinamis sehingga tenaga kesehatan juga harus selalu
memperbaharui pengetahuan mereka tentang hukum yang berlaku saat itu. Prinsipnya, bersikap
jujur pada pasien dan meminta informed consent atas semua tindakan atau pemeriksaan
merupakan tindakan yang paling aman untuk menghindari implikasi hukum.
1.2 Tujuan
c. Untuk dapat mengerti dan memahami Asuhan Keperawatan Pada Pasien HIV/AIDS.
e. Agar mengetahui Konsep Etik dan Hukum dalam Asuhan Keperawatan Pasien HIV/AIDS
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian
HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus merupakan virus yang
dapat menyebabkan penyakit AIDS. Virus ini menyerang manusia dan menyerang sistem
kekebalan (imunitas) tubuh, sehingga tubuh menjadi lemah dalam melawan infeksi Yang
menyebabkan defisiensi (kekurangan) sistem imun. AIDS adalah singkatan dari Acquired
imune deficiency syndrome yaitu menurunnya daya tahan tubuh terhadap berbagai penyakit
karena adanya infeksi virus HIV (human Immunodeficiency virus). Antibodi HIV positif tidak
diidentik dengan AIDS, karena AIDS harus menunjukan adanya satu atau lebih gejala penyakit
skibat defisiensi sistem imun selular.
2.2 Etiologi
Penyebab adalah golongan virus retro yang disebut human immunodeficiency virus
(HIV).HIV pertama kali ditemukan pada tahun 1983 sebagai retrovirus dan disebut HIV-1.
Pada tahun 1986 di Afrika ditemukan lagi retrovirus baru yang diberi nama HIV-2. HIV-2
dianggap sebagai virus kurang pathogen dibandingkan dengan HIV Maka untuk memudahkan
keduanya disebut HIV. Transmisi infeksi HIV dan AIDS terdiri dari lima fase yaitu :
1. Periode jendela. Lamanya 4 minggu sampai 6 bulan setelah infeksi. Tidak ada gejala.
2. Fase infeksi HIV primer akut. Lamanya 1-2 minggu dengan gejala flu likes illness.
3. Infeksi asimtomatik. Lamanya 1-15 atau lebih tahun dengan gejala tidak ada.
4. Supresi imun simtomatik. Diatas 3 tahun dengan gejala demam, keringat malam hari,
B menurun, diare, neuropati, lemah, rash, limfadenopati, lesi mulut.
5. AIDS. Lamanya bervariasi antara 1-5 tahun dari kondisi AIDS pertama kali ditegakkan.
Didapatkan infeksi oportunis berat dan tumor pada berbagai system tubuh, dan
manifestasi neurologist. AIDS dapat menyerang semua golongan umur, termasuk
bayi, pria maupun wanita. Yang termasuk kelompok resiko tinggi adalah :
AIDS disebabkan oleh Human Immunodeficiency virus. Secara umum penyebab penyakit
AIDS hanya dibagi dalam 4 kategori umum, yaitu :
1. Penggunaan Jarum Suntik yang tidak Steril. Penggunaan jarum suntik yang tidak steril
sangat mampu mendorong seseorang terkena penyakit AIDS, para pengguna Narkoba
yang terkadang saling bertukar jarum suntik sangat rentan tertular penyakit ini, karena
penularan HIV AIDS sangat besar presentasenya terjadi karena cairan pada tubuh
penderita yang terkena HIV AIDS berpindah ke tubuh normal (sehat).
2. Seks Bebas serta seks yang kurang sehat dan aman. Berhubungan intim yang tidak sehat
dan tidak menggunakan pengaman adalah peringkat pertama terbesar penyebab
menularnya virus HIV AIDS, transmisi atau penularan HIV (Human Immunodeficiency
Virus) dalam hubungan seksual peluang terjadinya sangat besar, karena pada saat terjadi
kontak antara sekresi pada cairan vagina pada alat kelamin. Hubungan seksual kurang
aman dan tanpa dilengkapi pelindung (Kondom) akan lebih sangat berisiko dibandingkan
hubungan seksual yang tanpa dilengkapi pelindung (Kondom) dan risiko hubungan seks
anal lebih besar dibanding hubungan seks biasa dan oral seks, meskipun tidak berarti
bahwa kedua jenis seks tersebut tidak beresiko.
3. Penyakit Menurun. Seseorang ibu yang terkena AIDS akan dapat menurunkan penyakitnya
pada janin yang dikandungnya, transmisi atau penularan HIV melalui rahim pada masa
parinatal terjadi pada saat minggu terakhir pada kehamilan dan pada saat kehamilan,
tingkat penularan virus ini pada saat kehamilan dan persalinan yaitu sebesar 25%.
Penyakit ini tergolong penyakit yang dapat dirutunkan oleh sang ibu terhadap anaknya,
menyusui juga dapat meningkatkan resiku penulaan HIV AIDS sebesar 4%.
4. Tranfusi darah yang tidak steril Cairan didalam tubuh penderita AIDS sangat rentan
menular sehingga dibutuhkan pemeriksaan yang teliti dalam hal transfusi darah pemilihan
dan penyeleksian donor merupakan tahap awal untuk mencegah penularan penyakit
AIDS, Resiko penularan HIV AIDS di sangat kecil presentasenya di negara-negara maju, hal
ini disebabkan karena dinegara maju keamanan dalam tranfusi darah lebih terjamin
karena proses seleksi yang lebih ketat.
Syarat utama yang harus dipenuhi dalam penularan HIV untuk bisa masuk kedalam tubuh
melalui aliran darah bisa berbentuk luka, pembuluh darah maupun lewat membrane mukosa
(selaput lender).Virus HIV bisa terdapat pada semua cairan tubuh manusia, tetapi yang bisa
menjadi media penularan hanya ada pada :
a. Darah.
Melalui transfusi darah / produk darah yg sudah tercemar HIV lewat pemakaian
jarum suntik yang sudah tercemar HIV, yang dipakai bergantian tanpa disterilkan,
misalnya pemakaian jarum suntik dikalangan pengguna Narkotika Suntikan. Melalui
pemakaian jarum suntik yang berulangkali dalam kegiatan lain, misalnya : peyuntikan
obat, imunisasi, pemakaian alat tusuk yang menembus kulit, misalnya alat tindik,
tato, dan alat facial wajah
Dari tiga cairan tersebut HIV akan menular kepada orang lain jika ada salah satu jenis cairan
orang yang terinfeksi HIV masuk kedalam aliran darah orang yang tidak terinfeksi HIV.
Beberapa kegiatan yang dapat menularkan HIV yaitu :
a. Hubungan seksual yang tidak aman (tidak menggunakan kondom ) dengan orang
yang telah terinfeksi HIV
b. Penggunaan jarum suntik, tindik, tattoo yang dapat menimbulkan luka dan tidak
disterilkan, dipergunakan secara bersama-sama dan sebelumnya telah digunakan
oleh orang yang terinfeksi HIV
d. Ibu hamil yang terinfeksi HIV pada anak yang dikandungnya pada saat :
Antenatal yaitu saat bayi masih berada dalam rahim, melalui plasenta
Intranatal yaitu saat prosses persalinan, bayi terpapar darah ibu atau cairan
vagina
Kenyataanya 25-35% dari semua bayi yang dilahirkan oleh ibu yang sudah
terinfeksi dinegara berkembang tertular HIV, dan 90% bayi dan anak yang tertular
HIV tertular dari ibunya.
a. Hubungan kontak sosial biasa dari satu orang ke orang lain dirumah, tempat kerja
atau tempat umum lainnya.
b. Makanan.
d. Gigitan serangga/nyamuk.
g. Orang yang sudah terinfeksi HIV tidak dapat dibedakan dengan orang yang sehat di
masyarakat. Mereka masih dapat melakukan aktivitas, badan terlihat sehat dan
masih dapat bekerja dengan baik.
a. Pasang tanda kewaspadaan disemua tempat yang berisiko terjadi pemajanan dengan
darah cairan tubuh, dan sekresi. penerapan standar kewaspadaan yang arif dapat
mencegah penularan HIV takterencana, hepatitis B, dan penyakit infeksius lain yang
ditularkan melalui rute yang sama.
b. Ajarkan pasien, keluarga,pasangan seks dan teman tentang penularan penyakit dan
pencegahan penularan penyakit lebih lanjut pada orang lain.
c. Beri tahu pasien untuk tidak mendonorkan darah, produk darah, organ, jaringan atau
sperma.
d. Bila pasien penyalahgunaan obat suntik, beri tahu pasien untuk tidak saling berbagi jarum
suntik.
e. Beri tahu pasien bahwa perilaku seksual yang berisiko tinggi tertular HIV bila terjadi
praktik seksual yang melibatkan pertukaran cairan tubuh, seperti hubungan anal atau
vaginal tanpa kondom.
f. Bahas perilaku seks yang aman, seperti berpelukan, bercumbu, masturbasi bersama, dan
hubungan seks yang aman. tidak berhubungan seks adalah cara paling efektif untuk
mencegah penularan HIV
g. Sarankan pasieb wanita berusia subur untuk menghindari kehamilan. jelaskan bahwa bayi
dapat terinfeksi sebelum lahir, selama pelahiran, atau selama menyusui.
a. Pengobatan.
Virus HIV
Infeksi oportunistik
Kanker sekunder
Zidovudine (AZT)
Pemberian profiklaktik untuk PCP dimulai bila CD4 , 250 mm/mm 3. Dengan
kotrimokzasol dua kali/minggu. Dosis 2 tablet, atau dengan aerosol
pentamidine 300mg, dan dapsone atau fansidar.
Prokfilaksis untuk TBC dimulai bila PDD>=5mm, dan pasien anergik. Dipakai
INH 300mg po qd dengan vit.b6, atau rifampisin 600mg po qd bila intolerans
INH.
Profilaksis untuk MAI (mycobacterium avium intracelulare), bila CD4 ,
200/mm3, dengan frukanazol po q minggu, bila pernah menderita oral
kandidiasis, sebelumnya.
Pada dasarnya sama dengan penanganan pada pasien non HIV. Untuk Sakorma
Kaposi, KS soliter:radiasi, dan untuk KS multipel: kemoterapi. Untuk limfoma
maligna: sesuai dengan penanganan limfoma paa pasien non HIV.
- Interleukin 2 -Levamisol
Mengganti sel limfosit dengan cara: transfusi limfosit, transplantasi timus dan
transplantasi sumsum tulang.
Obat-obatan simtomatis dan terapi suportif sring harus diberikan pada seseorang
yang telah menderita ADIS, antara lain yang sering yaitu: analgetik, tranquiller
minor, vitamin, dan transfusi darah.
b. Rehabilitasi
Rehabilitas ditujukan pada pengidap atau pasien AIDS dan keluarga atau orang terdekat,
dengan melakukan konseling yang bertujuan untuk :
2) Membantu merekab untuk bisa mengubah perilaku yang tidak berisiko tinggi
menjadi perilaku yang tidak berisiko atau kurang berisiko.
3) Mengingatkan kembali tentang cara hidup sehat, sehingga bisa mempertahankan
kondisi tubuh yang baik.
c. Edukasi
4. Asas Manfaat
5. Asas Kerahasiaan
6. Asas Keadilan
1. Empati
2. Solidaritas
3. Tanggung jawab
Pembahasan
1. Mengkaji situasi
c. Perawat merasa bingung dan dilema dihadapkan pada dua pilihan dimana
dia harus memenuhi permintaan keluarga, tapi disisi lain dia juga harus
memenuhi haknya pasien untuk memperoleh informasi tentang hasil
pemeriksaan atau kondisinya.
4. Melaksanakan Rencana
a. Autonomy / Otonomi
Pada prinsip ini perawat harus menghargai apa yang menjadi keputusan
pasien dan keluarganya tapi ketika pasien menuntut haknya dan
keluarganya tidak setuju maka perawat harus mengutamakan hak Tn. A
tersebut untuk mendapatkan informasi tentang kondisinya.
c. Justice / Keadilan
e. Veracity / Kejujuran
g. Confidentiality / Kerahasiaan
Perawat akan berpegang teguh dalam prinsip moral etik keperawatan
yaitu menghargai apa yang menjadi keputusan pasien dengan menjamin
kerahasiaan segala sesuatu yang telah dipercayakan pasien kepadanya
kecuali seijin pasien.
5. Mengevaluasi Hasil
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
AIDS adalah singkatan dari Acquired imune deficiency syndrome yaitu menurunnya
daya tahan tubuh terhadap berbagai penyakit karena adanya infeksi virus HIV (human
Immunodeficiency virus). Antibodi HIV positif tidak diidentik dengan AIDS, karena AIDS
harus menunjukan adanya satu atau lebih gejala penyakit skibat defisiensi sistem imun
selular.HIV dan AIDS dapat menyerang siapa saja. Namun pada kelompok rawan
mempunyai risiko besar tertular HIV penyebab AIDS, yaitu :
Penularan HIV/AIDS. Hubungan seksual (anal, oral, vaginal) yang tidak terlindungi
(tanpa kondom) dengan orang yang telah terinfeksi HIV;
5. Dimensia/HIV ensefalopati
6. Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita
3.2 Saran
Penyaji menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu
penyaji berharap kritik dan saran yang membangun untuk pembuatan makalah
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Cipto, Susilo. 2006. Pengaruh Penyuluhan terhadap Penurunan
Stigma Masyarakat tentang HIV/AIDS. Skripsi. Surabaya, PSIK FK Unair.
Nursalam dkk. 2007. Asuhan Keperawatan pada Pasien Terinfeksi HIV dan
AIDS. Jakarta: Salemba Medika.
Sudoyo, Aru W. 2009.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Interna Publishing.