Vous êtes sur la page 1sur 2

Pengertian Abses Peritonsil

Abses peritonsil adalah kumpulan nanah atau pus yang terbentuk di dekat tenggorokan, tepatnya di
dekat tonsil atau yang biasa dikenal dengan amandel. Pada umumnya, abses peritonsil mengenai
satu sisi tenggorokan. Penyakit ini merupakan jenis infeksi dalam yang terutama terjadi pada usia
dewasa muda, dengan kasus terbanyak pada usia 20-40 tahun. Namun demikian, abses peritonsil
dapat pula terjadi pada anak-anak.

Gejala Abses Peritonsil


Gejala yang dialami oleh pengidap lain adalah nyeri pada satu sisi tenggorokan, demam, nyeri
telinga, suara yang bindeng, bengkak, dan sulit membuka mulut atau terasa ada yang mengganjal
pada tenggorokan. Pada kondisi yang lebih lanjut, dapat terjadi kesulitan dan nyeri menelan, bicara
atau bernapas, serta air liur yang berlebih. Selain itu, dapat terjadi pembesaran kelenjar getah
bening di sekitar leher

Penyebab Abses Peritonsil


Abses peritonsil biasanya disebabkan karena infeksi amandel (tonsilitis) yang tidak diterapi,
sehingga menyebar hingga ke jaringan sekitarnya. Penyakit ini pada umumnya disebabkan oleh
kuman Streptokokus yang dapat disertai juga dengan infeksi bakteri anaerob lainnya.

Faktor Risiko Abses Peritonsil


Faktor risiko abses peritonsil, antara lain adanya infeksi gigi, tonsilitis (radang amandel) kronik,
merokok, leukimia, dan batu/kalsium yang terdeposit di tonsil (amandel).

Diagnosis Abses Peritonsil


Penegakkan diagnosis abses peritonsil adalah berdasarkan hasil wawancara dan pemeriksaan fisik.
Dokter akan menggunakan senter untuk melihat kondisi amandel dan jaringan sekitarnya dan akan
menekan bagian yang dicurigai abses untuk memastikan adanya nanah didalamnya. Penggunaan
pemeriksaan penunjang lain, seperti rontgen, CT Scan, ataupun USG biasanya digunakan untuk
melihat keterlibatan jaringan lain atau untuk menyingkirkan kemungkinan penyebab lain.

Pengobatan dan Efek Samping Abses Peritonsil


Terapi utama pada abses peritonsil adalah antibiotik yang harus diberikan oleh dokter. Tujuan
pemberian antibiotik ditujukan untuk membunuh bakteri dan sebagian besar kasus dapat ditangani
dengan rawat jalan, tetapi jika diperlukan dokter akan menyarankan untuk dirawat di rumah sakit.
Selain itu, dokter juga kemungkinan akan memberikan obat untuk meredakan nyeri dan
mempercepat perbaikan kondisi. Apabila terapi klinis tidak memberikan hasil yang diharapkan,
maka kemungkinan diperlukan pemeriksaan kultur bakteri dari abses.

Disamping itu, drainase atau pengeluaran abses juga diperlukan untuk mengeluarkan nanah
pada abses yang berukuran lebih dari 1 cm dan disertai dengan keluhan bicara dan membuka mulut.
Prosedur yang biasanya digunakan adalah dengan menggunakan jarum, insisi dengan pisau, ataupun
tonsilektomi. Tonsilektomi biasanya dianjurkan pada pengidap dengan riwayat tonsilitis berulang
atau pada anak yang tidak dapat menjalankan tindakan drainase dengan pembiusan lokal.

Komplikasi Abses Peritonsil


Abses peritonsil mengganggu pernapasan membuat pengidap akan sulit untuk makan atau minum,
sehingga seringkali pengidap abses peritonsil mengalami dehidrasi. Selain itu, pada pengidap
dengan masalah medis lain, seperti diabetes melitus, penyakit gangguan daya tahan
tubuh, penggunaan steroid lama, ataupun tanda sepsis dapat memperberat kondisi.

Pencegahan Abses Peritonsil


Abses peritonsil dapat dicegah dengan banyak minum air putih, makan-makanan yang sehat,
menghindari terlalu banyak minum es atau makan gorengan, dan jika terjadi radang pada tonsil
(amandel) segera berdiskusi dengan dokter untuk diobati hingga sembuh. Selain itu, pola istirahat
yang baik dan dengan tidur yang teratur juga diperlukan agar daya tahan tubuh tetap baik.

Kapan Harus ke Dokter?


Apabila mengalami keluhan seperti nyeri tenggorokan atau nyeri menelan yang disertai demam dan
tidak membaik dengan perbaikan pola makan, minum, dan istirahat yang cukup, segera
konsultasikan kepada dokter.

Vous aimerez peut-être aussi