Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH :
Ali Muhtar(1807079)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10 hingga 19 tahun.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 25 tahun 2014, remaja adalah penduduk
dalam rentang usia 10-18 tahun. Sementara itu, menurut Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN), rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah.
Perbedaan definisi tersebut menunjukkan bahwa dak ada kesepakatan universal mengenai
batasan kelompok usia remaja. Namun begitu, masa remaja itu diasosiasikan dengan masa
transisi dari anak-anak menuju dewasa. Masa ini merupakan periode persiapan menuju masa
dewasa yang akan melewa beberapa tahapan perkembangan pen ng dalam hidup. Selain
kematangan fisik dan seksual, remaja juga mengalami tahapan menuju kemandirian sosial
dan ekonomi, membangun iden tas, akuisisi kemampuan (skill) untuk kehidupan masa
dewasa serta kemampuan bernegosiasi (abstract reasoning) (WHO, 2015).
Pada masa remaja terjadi perubahan fisik dan seksual yang signifikan sehingga
ketertarikan seksual terhadap lawan jenis cukup besar dan dorongan seksual juga
berkembang. Menurut Erikson (1950; 1963), remaja akan beradaptasi dengan perubahan
tubuhnya serta belajar menerima perbedaan dengan individu lain, baik fisik maupun ideologi.
Perubahan fisik yang pesat dan perubahan hormonal merupakan pemicu masalah
kesehatan remaja serius karena mbulnya dorongan mo vasi seksual yang menjadikan remaja
rawan terhadap penyakit dan masalah kesehatan reproduksi (kespro), kehamilan remaja
dengan segala konsekuensinya yaitu hubungan seks pranikah, aborsi, Penyakit Menular
Seksual (PMS), HIV-AIDS serta narko ka (Margaretha, 2012)
Hasil Survei Penduduk Antar Sensus 2015 menunjukkan bahwa penduduk usia 15-24
tahun mencapai 42.061,2 juta atau sebesar 16,5 persen dari total penduduk Indonesia. Hasil
Proyeksi Penduduk menunjukkan bahwa jumlah penduduk usia remaja ini akan mengalami
peningkatan hingga tahun 2030 dan kemudian menurun sesudahnya. Perubahan jumlah
penduduk usia remaja tersebut terkait dengan transisi demografi di Indonesia, dimana angka
fer litas yang menurun telah mengubah struktur usia penduduk. Awalnya, proporsinya
terbesar adalah penduduk muda (usia 0-14 tahun).
Namun seiring dengan menurunnya fertilitas, terjadi perubahan dimana proporsi
penduduk yang dominan bukan lagi penduduk muda tetapi penduduk usia produkif (15-64).
Di antara mereka yang ada dalam kelompok usia produktif tersebut adalah remaja usia 15-24
tahun. Mereka inilah yang kelak akan menjadi kelompok penduduk dewasa dan tua pada
tahun 2030.
Yang dimaksud dengan perilaku berisiko adalah perilaku yang berisiko terhadap
kesehatan (merokok, narkoba, minuman keras), berisiko terhadap masa depan (putus sekolah,
kehamilan tidak diinginkan, konsep diri yang dak cukup) dan berisiko terhadap lingkungan
sosialnya (pengangguran, kriminalitas). Oleh karena itu, perilaku berisiko dapat
membahayakan aspek-aspek psikososial sehingga remaja sulit berhasil dalam melalui masa
berkembangnya. Berikut adalah beberapa temuan terkait dengan perilaku berisiko pada
remaja.
Secara umum, remaja laki-laki yang menyatakan pernah melakukan hubungan seks pra
nikah lebih banyak dibandingkan remaja perempuan. Dibandingkan dengan tahun 2007,
bahkan persentasenya cenderung meningkat. Padahal, seks pra nikah pada remaja berisiko
terhadap terjadinya kehamilan di usia muda dan penularan penyakitmenularseksual.
Kehamilan yang dak direncanakan pada remaja perempuan dapat berlanjut pada aborsi dan
pernikahan dini. Kedua risiko ini akan berdampak pada masa depan remaja tersebut, janin
yang dikandung dan keluarga remaja tersebut.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menemukan bahwa kehamilan pada usia
kurang dari 15 tahun terutama terjadi di perdesaan, meskipun dengan proporsi yang sangat
kecil (0,03%). Sementara itu, proporsi kehamilan di usia 15-19 tahun adalah sebesar 1,97
persen, dengan proporsi di perdesaan lebih nggi daripada di perkotaan
Remaja sebagai generasi penerus bangsa perlu dipersiapkan menjadi
manusia yang sehat secara jasmani, rohani, dan mental spiritual. Namun berbagai penelitian
menunjukkan bahwa banyak remaja pada usia dini sudah terjebak dalam perilaku yangtidak
semestinya dilakukan, seperti penyalahgunaan NAPZA, seks bebas, Bullying dan berbagai
kenakalan-kenalan lainnya.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi Remaja
1. Ramaja
Remaja pada umumnya didefinisikan sebagai orang-orang yang mengalami masa
peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. menurut WHO, remaja (adolescence)
adalah mereka yang berusia 10-19 tahun. Sementara dalam terminology lain PBB
menyebutkan anak muda yang berusia 15-24 tahun (Marmi, 2013).
Gunarsa (1978) dalam Kusmiran (2014), mengungkapkan bahwa masa remaja merupakan
masa peralihan dari masa kanakkanak ke masa dewasa, yang meliputi semua perkembangan
yang dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa. Masa remaja adalah masa yang
penting dalam perjalanan kehidupan manusia. Golongan umur ini penting karena menjadi
jembatan antara masa kanak-kanak yang bebas menuju masa dewasa yang menuntut
tanggung jawab (Kusmiran, 2014).
Remaja merupakan periode transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa. Didalam
ilmu kedokteran dan ilmu-ilmu lain yang terkait, remaja dikenal sebagai suatu tahap
perkembangan fisik ketika alat-alat kelamin manusia mencapai kematangan. Hal ini berarti,
secara anatomi, alat-alat kelamin maupun organ tubuh yang lain akan memperoleh bentuknya
yang sempurna. Masa pematangan fisik berjalan kurang lebih selama dua tahun. Biasanya
dihitung mulai haid pertama pada wanita dan mimpi basah pertama pada pria.
Masa remaja merupakan usia diantara masa anak – anak dan dewasa, yang secara
biologis yaitu antara umur 10 sampai 19 tahun. Peristiwa yang terpenting yang terjadi pada
gadis remaja ialah datang haid yang pertama kali, biasanya sekitar umur 10 sampai 16 tahun.
Saat haid yang pertama ini datang dinamakan menarche
Masa remaja adalah masa yang khusus dan penting karena merupakan periode
pematangan organ reproduksi manusia. Khususnya remaja putri yang mengalami menarche
tidak lepas dari keluhan nyeri haid / dismenorhea.
Penggolongan Masa Remaja menurut WHO menjelaskan masa remaja adalah usia 12 – 24
tahun, sedangkan berdasarkan penggolongan umur masa remaja terbagi atas:
a. Masa remaja awal : masa remaja yang berusia 12 – 15 tahun.
Yaitu periode sekitar kurang lebih 2 tahun sebelum terjadinya pemasakan seksual yang
sesungguhnya tetapi sudah terjadi perkembangan fisiologi yang berhubungan dengan
pemasakan beberapa kelenjar endokrin.
b. Masa remaja tengah : masa remaja yang berusia 15 – 18 tahun.
Yaitu periode dalam rentang perkembangan dimana terjadi kematangan alat – alat seksual
dan tercapai kemampuan reproduksi
c. Masa remaja akhir : masa remaja yang berusia 18 – 21 tahun.
Berarti tumbuh menjadi dewasa yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial
dan fisik.
2. Tahap Remaja
Menurut Sarwono (2011) dan Hurlock (2011) ada tiga tahap perkembangan remaja yaitu :
a. Remaja awal (early adolescence) usia 11-13 tahun Seorang remaja pada tahap ini
masih heran akan perubahanperubahan yang terjadi pada tubuhnya. Remaja
mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada lawan jenis, dan mudah
terangsang secara erotis. Pada tahap ini remaja awal sulit untuk mengerti dan
dimengerti oleh orang dewasa. Remaja ingin bebas dan mulai berfikir abstrak.
b. Remaja Madya (middle adolescence) 14-16 tahun Pada tahap ini remaja sangat
membutuhkan teman-teman. Remaja merasa senang jika banyak teman yang
menyukainya. Ada kecendrungan “narcistic”, yaitu mencintai diri sendiri, dengan
menyukai teman-teman yang mempunyai sifat yang sama pada dirinya. Remaja
cendrung berada dalam kondisi kebingungan karena ia tidak tahu harus memilih yang
mana. Pada fase remaja madya ini mulai timbul keinginan untuk berkencan dengan
lawan jenis dan berkhayal tentang aktivitas seksual sehingga remaja mulai mencoba
aktivitas-aktivitas seksual yang mereka inginkan.
c. Remaja akhir (late adolesence) 17-20 tahun Tahap ini adalah masa konsolidasi
menuju periode dewasa yang ditandai dengan pencapaian 5 hal, yaitu :
1) Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek.
2) Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang dan dalam
pengalaman-pengalaman yang baru.
3) Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi.
4) Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri).
5) Tumbuh “dinding” yang memisahkan diri pribadinya (private self) dan publik
Menurut Kusmiran (2014), definisi remaja sendiri dapat ditinjau dari tiga sudut
pandang, yaitu :
1) Secara kronologis
Remaja adalah individu yang berusia antara 11-12 tahun sampai 20-21 tahun
2) Secara fisik
Remaja ditandai oleh ciri perubahan pada penampilan fisik dan fungsi fisiologis,
terutama yang terkait dengan kelenjar seksual
3) Secara psikologis
Remaja merupakan masa dimana individu mengalami perubahan – perubahan
dalam aspek kognitif, emosi, sosial, dan moral, diantara masa anak-anak menuju
masa dewasa.
3. Ciri-Ciri Remaja
a. Pertumbuhan fisik
Pertumbuhan fisik mengalami perubahan dengan cepat, lebih cepat dibandingkan
dengan masa anak – anak dan masa dewasa.
b. Perkembangan seksual
Seksual mengalami perkembangan yang kadang – kadang menimbulkan masalah
dan menjadi penyebab timbulnya perkelahian, bunuh diri dan sebagainya.
c. Cara berfikir
Cara berpikir causatif yaitu menyangkut hubungan sebab dan akibat. Misalnya remaja
duduk didepan pintu, kemudian orang tua melarangnya sambil berkata “pantang“.
Andai yang dilarang itu anak kecil, pasti ia akan menuruti perintah orang tuanya,
tetapi remaja yang dilarang itu akan mempertanyakan mengapa ia tidak boleh duduk
didepan pintu.
d. Emosi yang meluap – luap
Keadaan emosi remaja masih labil karena erat hubungannya dengan keadaan hormon.
Suatu saat ia bisa sedih sekali, dilain waktu ia bisa marah sekali.
e. Mulai tertarik pada lawan jenis
Dalam kehidupan sosial remaja, mereka lebih tertarik pada lawan jenisnya dan mulai
pacaran.
f. Menarik perhatian lingkungan
Pada masa ini remaja mulai mencari perhatian lingkungannya, berusaha mendapatkan
status dan peran seperti melalui kegiatan remaja di kampung – kampung.
g. Terikat dengan kelompok
Remaja dalam kehidupan sosialnya tertarik pada kelompok sebayanya sehingga tidak
jarang orang tua dinomor duakan sedangkan kelompoknya dinomor satukan.
2. Winsield Survey
Digunakan perawat komunitas untuk mengidentifikasi berbagai dimensi dari
komunitas ,lingkungan,serta gaya hidup masyarakat .Beberapa aspek yang dikaji
dengan menggunakan metode ini adalah sebagai berikut .
ELEMEN DESKRIPSI
3. 8 susb sistem
a. Delapan subsistem yang mempengaruhi komunitas (Betty Neuman) :
1) Perumahan : rumah yang dihuni oleh penduduk, penerangan, sirkulasi dan
kepadatan
2) Pendidikan
- Pelayanan (pendidikan,
Peserta didik dan staf
rekreasi, komunikasi, dan
kesehatan)
- Sumber (staf, luas lahan,
keuangan, sistem pencatatan)
- Karakteristik penggunan
(distribusi geografik dan profil
demografik)
Keadekuatan, keterjangkauan, dan
penerimaan pendididkan oleh peserta
didik dan staf
Keamanan
- Pelayanan perlindungan Kantor perencanaan ( kota, daerah,
dan Negara bagian)
Dinas pemadam kebakaran (lokal)
- Pemadam kebakaran Dinas kepolisian (kota dan daerah)
- Polisi Pabrik pengolahan air dan limbah
- Sanitasi Air Control Board ( badan
- Sumber limbah dan pengawasan udara) (kantor Negara
penangannannya bagian, regional, dan lokal
- Limbah padat
6) Sistem Komunikasi : sarana komunikasi apa saja yang data dimanfaatkan di komunitas
tersebut untuk meningkatkan pengentahuan
Formal
- Koran (jumlah, sirkulasi, Kamar dagang
Kantor penerbit koran
frekuansi, dan lingkup berita
Perusahaan telepon
- Radio dan televisi (jumlah
- Buku kuning
stasiun, komersial versus - Buku telepon
- Data sensus pengguna
pendidikan, dan audiens)
- Pelayanan pos telepon
- Status telepon
Rumah tangga
Status kepegawaian
Catatan sensus
Populasi umum (usia 18 tahun/>) Kantor serikat buruh setempat
- % bekerja
- % tidak bekerja
- % tidak ikut serta bekerja
(pension)
Kelompok khusus
- Manajerial
- Teknisi
- Pelayanan
- Petani
- Produksi
- Operator/buruh
Aktivitas dan keanggotaan serikat
buruh
8) Rekreasi
Pengkajian subsistem rekreasi diarahkan pada kebiasaan komunitas berekreasi,
aktivitas di luar rumah termasuk dalam mengisi waktu luang dan jenis rekreasi
yang dapat dimanfaatkan oleh komunitas, dan sarana penyaluran bakat komunitas.
Apakah tersedia sarananya, kapan saja dibuka, dan apakah biayanya terjangkau
oleh komunitas. Rekreasi ini hendaknya dapat digunakan komunitas untuk
mengurangi stress.
BAB III
PEMBAHASAN
1. PENGKAJIAN
A. Data Inti
1) Identitas Kelompok
Remaja di RW 2 , di RT 7 berjumlah 10 orang, di RT 8 berjumlah 12 orang, di RT
9 berjumlah 8 orang, dan di RW 10 berjumlah 22 orang.
Lokasi tempat tinggal berada dikelurahan M, di dusun S.
2) Masalah Kesehatan
a. 50% remaja laki-laki mengkonsumsi alkohol untuk mabuk.
b. 70% remaja laki-laki memiliki kebiasaan merokok.
c. 60% remaja jarang melakukan olah raga
d. 1 orang remaja diduga menderita penyakit menular seksual
e. 10 orang remaja mengaku pernah melakukan hubungan seksual pra nikah.
3) Demografi
Remaja laki laki ada 24
Remaja perempuan ada 18 orang
Beragama islam 40 orang
Beragama kristen 2 orang
4) Suku
Semua remaja bersuku jawa
5) Nilai dan keyakinan
Di desa S terdapat 1 gereja, 3 mushola dan 1 masjid
5) Lingkungan
Tampak umum
o Halaman dan pekarangan terlihat bersih
o Halaman rumah 80% sudah plestran, 20 % masih tanah
o Di dusun terdapat kesenian reog
6) Bahaya lingkungan
Tidak teramati adanya polusi udara
Tidak terlihat adanya sampah yang menumpuk.
Ada penerangan di kanan-kiri jalan.
Terdengar bising kendaraan karena dekat dengan jalan raya
7) Stressor lingkungan
Tidak ada tanda-tanda yang menyebabkan banyak angka kriminal.
Terlihat adanya menkonsumsi alkohol.
Tidak terlihat adanya tanda-tanda kemiskinan. Keluarga terlihat memiliki
ekonomi menengah ke atas.
8) Sumber-sumber ( yang ada dan tidak ada )
Ada kelurga remaja yang beternak ayam petelor.
Terdapat transportasi umum seperti angkot.
Tidak terdapat tempat rekreasi.
Terdapat tempat ibadah gereja, mushola dan masjid.
Tidak terdapat apotek.
Tidak terdapat kantor pos.
Tidak terdapat ATM.
9) Pelayanan kesehatan
a. Fasilitas kesehatan
Terdapat praktek keperawatan di RT 10.
Sumber pelayanan kesehatan
Tidak terdapat puskesmas.
2. ANALISA DATA
Analisa Data dan Perumusan Diagnosa Keperawatan
3. PRIORITAS MASALAH
Skoring prioritas masalah
4. DIAGNOSA KEPERAWATAN
A. Perilaku kesehatan cenderung beresiko berhubungan dengan merokok dan kurangnya
pengetahuan
B. Resiko perilaku kekerasan terhadap orang lain berhubungan dengan
ketidaktahuan remaja akan bahaya penyalahgunaan komik, minuman beralkohol dan
perilaku kebut-kebutan yang dapat mengancam keselamatan dirinya sendiri dan orang
lain (mengancam sosial).
5. INTERVENSI
A. Perilaku kesehatan cenderung beresiko berhubungan dengan merokok dan kurnagnya
pengetahuan bahaya merokok
1) Tujuan umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 kali pertemuan diharapkan
pengetahuan remaja bertambah
2) Tujuan khusus
Dengan melakukan penkes
Meningkatkan pengetahuan remaja tentang definisi merokok
Meningkatkan pengetahuan remaja tentang dampak dan bahayanya menghisap
rokok
Memberikan
pendidikan kesehatan
tentang definisi
merokok
2. Memberikan
pendidikan kesehatan
tentang bahaya
merokok bagi
kesehatan/merokok di
dalam ruma
Memberikan
pendidikan kesehatan
tentang definisi
merokok
2. Memberikan
pendidikan kesehatan
tentang bahaya
merokok bagi
kesehatan/merokok di
dalam ruma
3) Intervensi
Berikan pendidikan kesehatan dengan media leaflet tentang definisi merokok
Berikan penkes tentang dampak dan bahayanya merokok
4) Implemantasi
Berikan pendidikan kesehatan dengan media leaflet tentang definisi merokok
Berikan penkes tentang dampak dan bahayanya merokok
5) Evaluasi
S : remaja mengatakan paham dengan materi yang dijelaskan
O : semua remaja menganggukkan kepala
A : masalah teratasi pengetahuan remaja tentang merokok dan dampaknya
P:-
B. Resiko perilaku kekerasan terhadap orang lain berhubungan dengan
ketidaktahuan remaja akan bahaya penyalahgunaan komik, minuman beralkohol dan
perilaku kebut-kebutan yang dapat mengancam keselamatan dirinya sendiri dan orang
lain (mengancam sosial).
1) Tujuan umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 kali pertemuan diharapkan
pengetahuan remaja bertambah
2) Tujuan khusus
Dengan melakukan penkes
Meningkatkan pengetahuan remaja tentang penyalahgunaan obat penenang
Meningkatkan pengetahuan remaja tentang dampak dan bahayanya mimum
alkohol dan dampak kebut-kebutan naik motor
Memberikan
pendidikan kesehatan
tentang definisi
merokok
2. Memberikan
pendidikan kesehatan
tentang bahaya
merokok bagi
kesehatan/merokok di
dalam ruma
Memberikan
pendidikan kesehatan
tentang definisi
merokok
2. Memberikan
pendidikan kesehatan
tentang bahaya
merokok bagi
kesehatan/merokok di
dalam ruma
3) Intervensi
Berikan penkes tentang penyalahgunaan obat penenang
Berikan pendidikan kesehatan dengan media leaflet, poster tentang bahaya
dampak minum alkohol serta kebut-kebutan berkendara.
4) Implemantasi
Memerikan penkes tentang penyalahgunaan obat penenang
Memberikan pendidikan kesehatan dengan media leaflet, poster tentang bahaya
dampak minum alkohol serta kebut-kebutan berkendara.
5) Evaluasi
S : remaja mengatakan paham dengan materi yang dijelaskan
O : semua remaja menganggukkan kepala
A : masalah teratasi pengetahuan remaja tentang penyalahgunaan obat penenang dan
dampaknya bahaya minum beralkohol dan kebut-kebutan berkendara.
P:-
Daftar Pustaka
ldfebui.org/wp-content/uploads/2017/08/BN-06-2017( didapat pada tanggal 13 maret 2019)
https://www.scribd.com/document/371625251/Makalah-Komunitas-Kelompok-4-Askep-Pada-
Kelompok-Remaja-reviewed( didapat pada tanggal 13 maret 2019)
http://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11895/2/T1_462012094_BAB%20II ( didapat
pada tanggal 13 maret 2019)