Vous êtes sur la page 1sur 23

MAKALAH KOMUNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELOMPOK KHUSUS REMAJA

DISUSUN OLEH :

Agung Siswoyo (1807078)

Ali Muhtar(1807079)

Anis Dwi Kusumawati(1807080)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
2019

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10 hingga 19 tahun.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 25 tahun 2014, remaja adalah penduduk
dalam rentang usia 10-18 tahun. Sementara itu, menurut Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN), rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah.
Perbedaan definisi tersebut menunjukkan bahwa dak ada kesepakatan universal mengenai
batasan kelompok usia remaja. Namun begitu, masa remaja itu diasosiasikan dengan masa
transisi dari anak-anak menuju dewasa. Masa ini merupakan periode persiapan menuju masa
dewasa yang akan melewa beberapa tahapan perkembangan pen ng dalam hidup. Selain
kematangan fisik dan seksual, remaja juga mengalami tahapan menuju kemandirian sosial
dan ekonomi, membangun iden tas, akuisisi kemampuan (skill) untuk kehidupan masa
dewasa serta kemampuan bernegosiasi (abstract reasoning) (WHO, 2015).
Pada masa remaja terjadi perubahan fisik dan seksual yang signifikan sehingga
ketertarikan seksual terhadap lawan jenis cukup besar dan dorongan seksual juga
berkembang. Menurut Erikson (1950; 1963), remaja akan beradaptasi dengan perubahan
tubuhnya serta belajar menerima perbedaan dengan individu lain, baik fisik maupun ideologi.
Perubahan fisik yang pesat dan perubahan hormonal merupakan pemicu masalah
kesehatan remaja serius karena mbulnya dorongan mo vasi seksual yang menjadikan remaja
rawan terhadap penyakit dan masalah kesehatan reproduksi (kespro), kehamilan remaja
dengan segala konsekuensinya yaitu hubungan seks pranikah, aborsi, Penyakit Menular
Seksual (PMS), HIV-AIDS serta narko ka (Margaretha, 2012)
Hasil Survei Penduduk Antar Sensus 2015 menunjukkan bahwa penduduk usia 15-24
tahun mencapai 42.061,2 juta atau sebesar 16,5 persen dari total penduduk Indonesia. Hasil
Proyeksi Penduduk menunjukkan bahwa jumlah penduduk usia remaja ini akan mengalami
peningkatan hingga tahun 2030 dan kemudian menurun sesudahnya. Perubahan jumlah
penduduk usia remaja tersebut terkait dengan transisi demografi di Indonesia, dimana angka
fer litas yang menurun telah mengubah struktur usia penduduk. Awalnya, proporsinya
terbesar adalah penduduk muda (usia 0-14 tahun).
Namun seiring dengan menurunnya fertilitas, terjadi perubahan dimana proporsi
penduduk yang dominan bukan lagi penduduk muda tetapi penduduk usia produkif (15-64).
Di antara mereka yang ada dalam kelompok usia produktif tersebut adalah remaja usia 15-24
tahun. Mereka inilah yang kelak akan menjadi kelompok penduduk dewasa dan tua pada
tahun 2030.
Yang dimaksud dengan perilaku berisiko adalah perilaku yang berisiko terhadap
kesehatan (merokok, narkoba, minuman keras), berisiko terhadap masa depan (putus sekolah,
kehamilan tidak diinginkan, konsep diri yang dak cukup) dan berisiko terhadap lingkungan
sosialnya (pengangguran, kriminalitas). Oleh karena itu, perilaku berisiko dapat
membahayakan aspek-aspek psikososial sehingga remaja sulit berhasil dalam melalui masa
berkembangnya. Berikut adalah beberapa temuan terkait dengan perilaku berisiko pada
remaja.
Secara umum, remaja laki-laki yang menyatakan pernah melakukan hubungan seks pra
nikah lebih banyak dibandingkan remaja perempuan. Dibandingkan dengan tahun 2007,
bahkan persentasenya cenderung meningkat. Padahal, seks pra nikah pada remaja berisiko
terhadap terjadinya kehamilan di usia muda dan penularan penyakitmenularseksual.
Kehamilan yang dak direncanakan pada remaja perempuan dapat berlanjut pada aborsi dan
pernikahan dini. Kedua risiko ini akan berdampak pada masa depan remaja tersebut, janin
yang dikandung dan keluarga remaja tersebut.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menemukan bahwa kehamilan pada usia
kurang dari 15 tahun terutama terjadi di perdesaan, meskipun dengan proporsi yang sangat
kecil (0,03%). Sementara itu, proporsi kehamilan di usia 15-19 tahun adalah sebesar 1,97
persen, dengan proporsi di perdesaan lebih nggi daripada di perkotaan
Remaja sebagai generasi penerus bangsa perlu dipersiapkan menjadi
manusia yang sehat secara jasmani, rohani, dan mental spiritual. Namun berbagai penelitian
menunjukkan bahwa banyak remaja pada usia dini sudah terjebak dalam perilaku yangtidak
semestinya dilakukan, seperti penyalahgunaan NAPZA, seks bebas, Bullying dan berbagai
kenakalan-kenalan lainnya.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Agar mahasiswa / mahasiswi STIKES Karya Husada Semarang memperoleh informasi


dan gambaran tentang Asuhan Keperawatan Komunitas Pada Remaja

2. Tujuan Khusus

a. Mampu menjelaskan konsep teori tentang remaja.


b. Mampu menjelaskan tahap dan ciri remaja.
c. Mampu memahami dan melakukan pengkajian winsield survey
d. Mampu memahami dan melakuka pengkajian 8 sub sistem
e. Mampu menentukan diagnosa keperawatan pada komunitas remaja.
f. Mampu membuat rencana tindakan asuhan keperawatan komunitas pada remaja.

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi Remaja
1. Ramaja
Remaja pada umumnya didefinisikan sebagai orang-orang yang mengalami masa
peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. menurut WHO, remaja (adolescence)
adalah mereka yang berusia 10-19 tahun. Sementara dalam terminology lain PBB
menyebutkan anak muda yang berusia 15-24 tahun (Marmi, 2013).
Gunarsa (1978) dalam Kusmiran (2014), mengungkapkan bahwa masa remaja merupakan
masa peralihan dari masa kanakkanak ke masa dewasa, yang meliputi semua perkembangan
yang dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa. Masa remaja adalah masa yang
penting dalam perjalanan kehidupan manusia. Golongan umur ini penting karena menjadi
jembatan antara masa kanak-kanak yang bebas menuju masa dewasa yang menuntut
tanggung jawab (Kusmiran, 2014).
Remaja merupakan periode transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa. Didalam
ilmu kedokteran dan ilmu-ilmu lain yang terkait, remaja dikenal sebagai suatu tahap
perkembangan fisik ketika alat-alat kelamin manusia mencapai kematangan. Hal ini berarti,
secara anatomi, alat-alat kelamin maupun organ tubuh yang lain akan memperoleh bentuknya
yang sempurna. Masa pematangan fisik berjalan kurang lebih selama dua tahun. Biasanya
dihitung mulai haid pertama pada wanita dan mimpi basah pertama pada pria.
Masa remaja merupakan usia diantara masa anak – anak dan dewasa, yang secara
biologis yaitu antara umur 10 sampai 19 tahun. Peristiwa yang terpenting yang terjadi pada
gadis remaja ialah datang haid yang pertama kali, biasanya sekitar umur 10 sampai 16 tahun.
Saat haid yang pertama ini datang dinamakan menarche
Masa remaja adalah masa yang khusus dan penting karena merupakan periode
pematangan organ reproduksi manusia. Khususnya remaja putri yang mengalami menarche
tidak lepas dari keluhan nyeri haid / dismenorhea.
Penggolongan Masa Remaja menurut WHO menjelaskan masa remaja adalah usia 12 – 24
tahun, sedangkan berdasarkan penggolongan umur masa remaja terbagi atas:
a. Masa remaja awal : masa remaja yang berusia 12 – 15 tahun.
Yaitu periode sekitar kurang lebih 2 tahun sebelum terjadinya pemasakan seksual yang
sesungguhnya tetapi sudah terjadi perkembangan fisiologi yang berhubungan dengan
pemasakan beberapa kelenjar endokrin.
b. Masa remaja tengah : masa remaja yang berusia 15 – 18 tahun.
Yaitu periode dalam rentang perkembangan dimana terjadi kematangan alat – alat seksual
dan tercapai kemampuan reproduksi
c. Masa remaja akhir : masa remaja yang berusia 18 – 21 tahun.
Berarti tumbuh menjadi dewasa yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial
dan fisik.

2. Tahap Remaja
Menurut Sarwono (2011) dan Hurlock (2011) ada tiga tahap perkembangan remaja yaitu :
a. Remaja awal (early adolescence) usia 11-13 tahun Seorang remaja pada tahap ini
masih heran akan perubahanperubahan yang terjadi pada tubuhnya. Remaja
mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada lawan jenis, dan mudah
terangsang secara erotis. Pada tahap ini remaja awal sulit untuk mengerti dan
dimengerti oleh orang dewasa. Remaja ingin bebas dan mulai berfikir abstrak.
b. Remaja Madya (middle adolescence) 14-16 tahun Pada tahap ini remaja sangat
membutuhkan teman-teman. Remaja merasa senang jika banyak teman yang
menyukainya. Ada kecendrungan “narcistic”, yaitu mencintai diri sendiri, dengan
menyukai teman-teman yang mempunyai sifat yang sama pada dirinya. Remaja
cendrung berada dalam kondisi kebingungan karena ia tidak tahu harus memilih yang
mana. Pada fase remaja madya ini mulai timbul keinginan untuk berkencan dengan
lawan jenis dan berkhayal tentang aktivitas seksual sehingga remaja mulai mencoba
aktivitas-aktivitas seksual yang mereka inginkan.
c. Remaja akhir (late adolesence) 17-20 tahun Tahap ini adalah masa konsolidasi
menuju periode dewasa yang ditandai dengan pencapaian 5 hal, yaitu :
1) Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek.
2) Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang dan dalam
pengalaman-pengalaman yang baru.
3) Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi.
4) Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri).
5) Tumbuh “dinding” yang memisahkan diri pribadinya (private self) dan publik

Menurut Kusmiran (2014), definisi remaja sendiri dapat ditinjau dari tiga sudut
pandang, yaitu :

1) Secara kronologis
Remaja adalah individu yang berusia antara 11-12 tahun sampai 20-21 tahun
2) Secara fisik
Remaja ditandai oleh ciri perubahan pada penampilan fisik dan fungsi fisiologis,
terutama yang terkait dengan kelenjar seksual
3) Secara psikologis
Remaja merupakan masa dimana individu mengalami perubahan – perubahan
dalam aspek kognitif, emosi, sosial, dan moral, diantara masa anak-anak menuju
masa dewasa.

3. Ciri-Ciri Remaja
a. Pertumbuhan fisik
Pertumbuhan fisik mengalami perubahan dengan cepat, lebih cepat dibandingkan
dengan masa anak – anak dan masa dewasa.
b. Perkembangan seksual
Seksual mengalami perkembangan yang kadang – kadang menimbulkan masalah
dan menjadi penyebab timbulnya perkelahian, bunuh diri dan sebagainya.
c. Cara berfikir
Cara berpikir causatif yaitu menyangkut hubungan sebab dan akibat. Misalnya remaja
duduk didepan pintu, kemudian orang tua melarangnya sambil berkata “pantang“.
Andai yang dilarang itu anak kecil, pasti ia akan menuruti perintah orang tuanya,
tetapi remaja yang dilarang itu akan mempertanyakan mengapa ia tidak boleh duduk
didepan pintu.
d. Emosi yang meluap – luap
Keadaan emosi remaja masih labil karena erat hubungannya dengan keadaan hormon.
Suatu saat ia bisa sedih sekali, dilain waktu ia bisa marah sekali.
e. Mulai tertarik pada lawan jenis
Dalam kehidupan sosial remaja, mereka lebih tertarik pada lawan jenisnya dan mulai
pacaran.
f. Menarik perhatian lingkungan
Pada masa ini remaja mulai mencari perhatian lingkungannya, berusaha mendapatkan
status dan peran seperti melalui kegiatan remaja di kampung – kampung.
g. Terikat dengan kelompok
Remaja dalam kehidupan sosialnya tertarik pada kelompok sebayanya sehingga tidak
jarang orang tua dinomor duakan sedangkan kelompoknya dinomor satukan.

B. Instrumen Pengkajian Komunitas


1. Data Inti
Inti Komunitas Observasi Data

1. Sejarah-Apa yang Anda dapat dari


pengamatan sementara di wilayah
tersebut ?Tanyakan mengenai sejarah
wilayah tersebut kepada tetua atau tokoh
masyarakat
2. Demografi-Tipe orang apa yang Anda
jumpai ?Termasuk data mengenai usia
,jenis kelamin, dan piramida penduduk.
3. Kelompok etnis-Identifikasi berbagai
suku atau etnis yang Anda jumpai.
4. Nilai dan keyakinan-Apakah disana
terdapat rumah ibadah ?Apakah tempat
tersebut terlihat homogen?Identifikasi
nilai dan keyakinan dalam masyarakat.

2. Winsield Survey
Digunakan perawat komunitas untuk mengidentifikasi berbagai dimensi dari
komunitas ,lingkungan,serta gaya hidup masyarakat .Beberapa aspek yang dikaji
dengan menggunakan metode ini adalah sebagai berikut .

ELEMEN DESKRIPSI

Perumahan dan Lingkungan  Bangunan, arsitektur


 Jarak antar rumah
 Halaman rumah
Lingkungan terbuka  Luas lahan terbuka
 Kegunaan
Batas  Apa batas daerah: Jalan, sungai,
tembok, dan lain-lain.
 Nama wilayah
Kebiasaan  Tempat kumpul-kumpul : siapa, jam
berapa (Warung, gardu, taman)
Transportasi  Jenis transportasi
 Akses jalan
Pusat Pelayanan  Klinik, pusat rekreasi, sekolah, agen
penyedia jasa
Toko / Warung / Pasar  Pola konsumsi masyarakat
 Pusat pemenuhan kebutuhan
masyarakat
Orang-orang pengguna jalan  Siapa yang anda jumpai dijalan?
 Ibu-ibu dan bayi, anak sekolah,
pengangguran, pedagang dan lain-
lain.
Ras  Identifikasi suku bangsa
Agama  Identifikasi agama dan kepercayaan
Kesehatan dan morbiditas  Penyakit kronis, akut
 Jarak ke pelayanan kesehatan?
Politik  Partai mayoritas,
 Poster kampanye
Media  TV, Radio, koran, majalah, papan
pengumuman, dan lain-lain.
Layanan perlindungan  Pos-pos polisi, perlindungan
kebakaran

3. 8 susb sistem
a. Delapan subsistem yang mempengaruhi komunitas (Betty Neuman) :
1) Perumahan : rumah yang dihuni oleh penduduk, penerangan, sirkulasi dan
kepadatan
2) Pendidikan

Komponen Sumber informasi

Status pendidikan Data sensus-karakteristik social


- Usia lulus sekolah
- Jumlah pendaftar untuk setiap
jenis sekolah
- Bahasa yang digunakan
Dewan pendidikan setempat
Pengelola sekolah (direktur atau
kepala) dan perawat sekolah
Sumber pendidikan

Intra – atau ekstrakomunitas


Pengelola sekolah
(kumpulkan data untuk setiap
fasilitas) Guru dan staf

- Pelayanan (pendidikan,
Peserta didik dan staf
rekreasi, komunikasi, dan
kesehatan)
- Sumber (staf, luas lahan,
keuangan, sistem pencatatan)
- Karakteristik penggunan
(distribusi geografik dan profil
demografik)
Keadekuatan, keterjangkauan, dan
penerimaan pendididkan oleh peserta
didik dan staf

3) Keamanan dan transportasi

Indikator Sumber informasi

Keamanan
- Pelayanan perlindungan Kantor perencanaan ( kota, daerah,
dan Negara bagian)
Dinas pemadam kebakaran (lokal)
- Pemadam kebakaran Dinas kepolisian (kota dan daerah)
- Polisi Pabrik pengolahan air dan limbah
- Sanitasi Air Control Board ( badan
- Sumber limbah dan pengawasan udara) (kantor Negara
penangannannya bagian, regional, dan lokal
- Limbah padat

Transportasi Data sensus: karakteristik


penduduk dan perumahan
Pribadi
Otoritas transportasi lokal dan kota
- Sumber transportasi Dinas jalan raya ngara bagian
- Jumlah orang yang tidak
mampu transportasi
Lapangan udara lokal
Umum

- Pelayanan bis (rute, jadwal,


dan ongkos)
- Jalan (jumlah dan kondisi;
primer, sekunder, dan jalan
dari area pertanian ke pasar)
- Jalan tol antarnegara bagian
sistem lintas jalan-raya
- Pelayanan udara
- Pelayanan kereta api

4) Politik dan kebijakan pemerintah terkait dengan dengan kesehatan : Apakah


cukup menunjang sehingga memudahkan komunitas mendapat pelayanan di
berbagai bidang termasuk kesehatan. Dikaji situasi politik dan pemerintahan di
komunitas, peraturan dan kebijakan pemerintah daerah terkait kesehatan
komunitas, dan adaya program kesehatan yang ditunjukan pada penigkatan
kesehatan komunitas
5) Pelayanan kesehatan yang tersedia untuk melakukan deteksi dini gangguan atau
merawat atau memantau apabila sudah terjadi gangguan

Komponen Sumber informasi

Pelayanan kesehatan Kmar dagang


- Fasilitas ekstra-atau Badan Perencanaan (Daerah,
intrakomunitas Kota)
- Setelah teridentifikasi, Petunjuk Telepon
Berbicara dengan warga
kelompokkan ke dalam beberapa
Wawancara dengan pimpinan
kategori (misalnya, rumah sakit
atau staf
dan klinik, perawatan kesehatan Fasilitas laporan tahunan
di rumah, fasilitas perawatan
lanjut, pelayanan kesehatan
masyarakat, pelayanan
emergensi)
- Untuk setiap fasilitas,
kumpulkan data berikut :
1. Berbagai pelayanan (tarif,
waktu, rencana pelayanan
baru, pelayanan dihentikan)
2. Sumber (tenaga, tempat,
biaya, dan sistem
pencacatan)
3. Karakteristik pengguna
(distribusi geografik, profil
demografik, dan
transportasi)
4. Statistik (jumlah pengguna
yang dilayani setiap hari,
setiap minggu, dan setiap
bulan)
5. Kesesuaian, keterjangkauan,
dan penerimaan fasilitas
menurut pengguna maupun
pemberi pelayanan

6) Sistem Komunikasi : sarana komunikasi apa saja yang data dimanfaatkan di komunitas
tersebut untuk meningkatkan pengentahuan

Komponen Sumber Informasi

Formal
- Koran (jumlah, sirkulasi, Kamar dagang
Kantor penerbit koran
frekuansi, dan lingkup berita
Perusahaan telepon
- Radio dan televisi (jumlah
- Buku kuning
stasiun, komersial versus - Buku telepon
- Data sensus pengguna
pendidikan, dan audiens)
- Pelayanan pos telepon
- Status telepon

Learning about the community on


Informal
foot
- Sumber : papan pengumuman,
Mewawancarai warga
poster, brosur, dan surat kabar
di tempat ibadah, kota, dan Survey
sekolah
- Desiminasi ( bagaimana warga
menerima informasi?)
Dari mulut ke mulut
Pos
Radio, televisi
7) Ekonomi

Indikator Sumber Informasi

Karakteristik financial Catatan sensus

Rumah tangga

- Median penghasilan runah


tangga
% rumah tangga prasejahtera
% rumah tangga penerima
bantuin publik
% rumah tangga yang dikepalai
perempuan
- Biaya bulanan untuk rumah
Catatan sensus
tangga pemilik dan rumah
tangga penyewa
Individu
Kamar dagang
- Pendapatan per kapita Departemen tenaga kerja
- % orang yang hidup
berkecukupan
Catatan sensus
Karakteristik tenaga kerja

Status kepegawaian
Catatan sensus
Populasi umum (usia 18 tahun/>) Kantor serikat buruh setempat

- % bekerja
- % tidak bekerja
- % tidak ikut serta bekerja
(pension)
Kelompok khusus

- % karyawan perempuan dengan


anak di bawah 6 tahun
Kategori pekerjaan dan jumlah (%)
orang yang bekerja

- Manajerial
- Teknisi
- Pelayanan
- Petani
- Produksi
- Operator/buruh
Aktivitas dan keanggotaan serikat
buruh

8) Rekreasi
Pengkajian subsistem rekreasi diarahkan pada kebiasaan komunitas berekreasi,
aktivitas di luar rumah termasuk dalam mengisi waktu luang dan jenis rekreasi
yang dapat dimanfaatkan oleh komunitas, dan sarana penyaluran bakat komunitas.
Apakah tersedia sarananya, kapan saja dibuka, dan apakah biayanya terjangkau
oleh komunitas. Rekreasi ini hendaknya dapat digunakan komunitas untuk
mengurangi stress.
BAB III

PEMBAHASAN

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA KELOMPOK REMAJA

1. PENGKAJIAN
A. Data Inti
1) Identitas Kelompok
 Remaja di RW 2 , di RT 7 berjumlah 10 orang, di RT 8 berjumlah 12 orang, di RT
9 berjumlah 8 orang, dan di RW 10 berjumlah 22 orang.
 Lokasi tempat tinggal berada dikelurahan M, di dusun S.
2) Masalah Kesehatan
a. 50% remaja laki-laki mengkonsumsi alkohol untuk mabuk.
b. 70% remaja laki-laki memiliki kebiasaan merokok.
c. 60% remaja jarang melakukan olah raga
d. 1 orang remaja diduga menderita penyakit menular seksual
e. 10 orang remaja mengaku pernah melakukan hubungan seksual pra nikah.
3) Demografi
 Remaja laki laki ada 24
 Remaja perempuan ada 18 orang
 Beragama islam 40 orang
 Beragama kristen 2 orang
4) Suku
Semua remaja bersuku jawa
5) Nilai dan keyakinan
Di desa S terdapat 1 gereja, 3 mushola dan 1 masjid

B. Data Sub Sistem


1) Kondisi sanitasi lingkungan tempat tinggal
a. Rumah tembok berjumlah 40 buah
b. Rumah papan berjumlah 2 buah
c. Semuanya menggunakan penerangan listrik
d. Lingkungan rumah berdekatan sekitar berjarak 10 meter
e. Lingkungan padat penduduk
2) Pendidikan
a. SMP-SMA: 16 orang
b. KULIAH : 4 orang
c. KERJA : 22 orang
d. Bahasa yang digunakan setiap hari bahasa jawa

3) Keamanan dan transportasi


a. 95% remaja memiliki kendaraan bermotor
b. Polsek berjarak 5 km dari dusun
c. Yang menggunakan transportasi mobil angkot berjumlah 3 orang
4) Politik dan kebijakan pemerintah
Semua remaja tergabung dalam BPJS dalam keluarganya
5) Pelayanan kesehatan dan sosial
Terdapat pukesmas yang letaknya 5 km dari dusun
Terpat pelayanan kesehatan seorang perawat dan bidan di dusun
6) Sistem komunikasi
Semua remaja menggunakan alat komunikasi handphone
Dirumah semua juga memiliki media untuk memperoleh informasi seperti televisi
7) Ekonomi
Untuk remaja yang masih menempuh pendidikan dalam memenuhi kebutuhannya
masih bergantung pada orang tua masing-masing. Untuk yang sudah bekerja rata-rata
memperoleh penghasilan sebesar ± 2,5 jt
8) Rekreasi
Di dusun tidak terdapat tempat rekreasi, namun bila mereka para remaja bila
bepergian ketempat rekreasi ada yang pergi ke taman yang jaraknya sekitar 10 km dar
irumah, ada juga yang pergi ke tempat renang jaraknya 8 km.

C. Pegkajian Winsield survey


1) Tipe perkampungan / pedesaan
a. Perumahan yang ditinggali para remaja yang ada di Rw 02 sudah permanen
2) Lingkungan tempat tinggal
 Ada jarak antara rumah 1 dengan yang lainnya sekitar 10 meter.
 Bangunan rumah sudah permanen.
3) Umur area perumahan
a. Bangunan rumah sudah lama tetapi terpelihara dengan baik.
b. Tidak ada bangunan rusak yang terbengkalai.
4) Karakteristik social-kultural
a. Di RW 02 mayoritas remaja berasal dari suku jawa.
b. Remaja yang masih sekolah 20 orang dan yang sudah bekerja 22 orang.
c. Tidak terlihat adanya tanda kurang punya harapan.

5) Lingkungan
 Tampak umum
o Halaman dan pekarangan terlihat bersih
o Halaman rumah 80% sudah plestran, 20 % masih tanah
o Di dusun terdapat kesenian reog
6) Bahaya lingkungan
 Tidak teramati adanya polusi udara
 Tidak terlihat adanya sampah yang menumpuk.
 Ada penerangan di kanan-kiri jalan.
 Terdengar bising kendaraan karena dekat dengan jalan raya
7) Stressor lingkungan
 Tidak ada tanda-tanda yang menyebabkan banyak angka kriminal.
 Terlihat adanya menkonsumsi alkohol.
 Tidak terlihat adanya tanda-tanda kemiskinan. Keluarga terlihat memiliki
ekonomi menengah ke atas.
8) Sumber-sumber ( yang ada dan tidak ada )
 Ada kelurga remaja yang beternak ayam petelor.
 Terdapat transportasi umum seperti angkot.
 Tidak terdapat tempat rekreasi.
 Terdapat tempat ibadah gereja, mushola dan masjid.
 Tidak terdapat apotek.
 Tidak terdapat kantor pos.
 Tidak terdapat ATM.
9) Pelayanan kesehatan
a. Fasilitas kesehatan
Terdapat praktek keperawatan di RT 10.
 Sumber pelayanan kesehatan
Tidak terdapat puskesmas.

2. ANALISA DATA
Analisa Data dan Perumusan Diagnosa Keperawatan

No Data subjektif data objektif masalah kesehatan


1  3 dari 10 remaja laki-laki mengaku  Dari hasil wawancara di dapatkan Perilaku
pernah menyalahgunakan komik data bahwa sebanyak 70% remaja kesehatan
untuk mabuk (fly) laki-laki memiliki kebiasaan yang
 3 orang remaja laki-laki tersebut merokok cenderung
mengungkapkaan bahwa 40% orang  60% remaja jarang melakukan berisiko
remaja laki-laki yang kegiatan olahraga
menyalahgunakan komik  Tidak terdapat sarana kegiatan
 Beberapa remaja lain mengatakan olah raga
sering menemukan sekumpulan  Hasil wawancara terdapat
remaja yang mengkonsumsi minuman wadah perkumpulan
alkohol remaja sperti karang
 Sebanyak 10 orang remajamengaku taruna dan remas
pernah melakukan hubungan seksual  Sebanyak 1 orang remaja
pra nikah diduga menderita penyakit
menular seksual (PMS)
 Sebanyak 95% remaja
memiliki kendaraan
bermotor.
2  3 dari 10 remaja laki-laki  Sebanyak 95% remaja Risiko
mengaku pernah memiliki kendaraan perilaku
mengkonsumsi komik untuk bermotor kekersan
mabuk (fly) remaja
 3 orang remaja laki-laki terhadap
tersebut mengungkapkaan orang lain
bahwa terdapat sekitar 40%
orang remaja laki-laki yang
menyalahgunakan komik
 Beberapa remaja lain
mengatakan sering
menemukan sekumpulan
remaja laki-laki yang
mengonsumsi minuman
alkohol
 30% remaja laki-laki
menggunakan waktu
luangnya untuk kumpul-
kumpul dengan temannya
sesama geng motor dan
melakukan aksi kebut-
kebutan di jalan raya.

3. PRIORITAS MASALAH
Skoring prioritas masalah

Kriteria Bobot Masalah Skala Rasional Masalah


B S Peringkat (BxS)
(1–10) (1-10)
1. Kesadaran remaja 4 Perilaku 4 4x4=16
terhadap masalah di kesehatan yang
lingkungannya cenderung
2. Motivasi remaja 5 berisiko 5 5x5=25
untuk memecahkan
masalah
3. Kemampuan perawat 6 6 6x6=36
untuk menyelesaikan
masalah
4. Keberadaan ahli 6 6 6x6=36
dalam menyelesaikan
masalah
5. Adanya hambatan- 4 4 4x4=16
hambatan dalam
menyelesaikan
masalah
6. Waktu yang 3 3 3x3=9
diperlukan untuk
menyelesaikan
masalah
Total=
138

Kriteria Bobot Masalah Skala Rasional Masalah


B S Peringkat (BxS)
(1–10) (1-10)
1. Kesadaran 3 Risiko perilaku 3 3x3=9
remaja terhadap kekekerasan
masalah di remaja terhadap
lingkungannya orang lain
2. Motivasi remaja 3 3 3x3=9
untuk
memecahkan
masalah
3. Kemampuan 4 4 4x4=16
perawatuntuk
menyelesaikan
masalah
4. Keberadaan ahli 4 4 4x4=16
dalam
menyelesaikan
masalah
5. Adanya 3 3 3x3=9
hambatan-
hambatan dalam
menyelesaikan
masalah
6. Waktu yang 3 3 3x3=9
diperlukan untuk
menyelesaikan
masalah
Total= 68

4. DIAGNOSA KEPERAWATAN
A. Perilaku kesehatan cenderung beresiko berhubungan dengan merokok dan kurangnya
pengetahuan
B. Resiko perilaku kekerasan terhadap orang lain berhubungan dengan
ketidaktahuan remaja akan bahaya penyalahgunaan komik, minuman beralkohol dan
perilaku kebut-kebutan yang dapat mengancam keselamatan dirinya sendiri dan orang
lain (mengancam sosial).

5. INTERVENSI
A. Perilaku kesehatan cenderung beresiko berhubungan dengan merokok dan kurnagnya
pengetahuan bahaya merokok
1) Tujuan umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 kali pertemuan diharapkan
pengetahuan remaja bertambah
2) Tujuan khusus
Dengan melakukan penkes
 Meningkatkan pengetahuan remaja tentang definisi merokok
 Meningkatkan pengetahuan remaja tentang dampak dan bahayanya menghisap
rokok

Memberikan
pendidikan kesehatan
tentang definisi
merokok
2. Memberikan
pendidikan kesehatan
tentang bahaya
merokok bagi
kesehatan/merokok di
dalam ruma
Memberikan
pendidikan kesehatan
tentang definisi
merokok
2. Memberikan
pendidikan kesehatan
tentang bahaya
merokok bagi
kesehatan/merokok di
dalam ruma
3) Intervensi
 Berikan pendidikan kesehatan dengan media leaflet tentang definisi merokok
 Berikan penkes tentang dampak dan bahayanya merokok
4) Implemantasi
 Berikan pendidikan kesehatan dengan media leaflet tentang definisi merokok
 Berikan penkes tentang dampak dan bahayanya merokok

5) Evaluasi
S : remaja mengatakan paham dengan materi yang dijelaskan
O : semua remaja menganggukkan kepala
A : masalah teratasi pengetahuan remaja tentang merokok dan dampaknya
P:-
B. Resiko perilaku kekerasan terhadap orang lain berhubungan dengan
ketidaktahuan remaja akan bahaya penyalahgunaan komik, minuman beralkohol dan
perilaku kebut-kebutan yang dapat mengancam keselamatan dirinya sendiri dan orang
lain (mengancam sosial).
1) Tujuan umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 kali pertemuan diharapkan
pengetahuan remaja bertambah
2) Tujuan khusus
Dengan melakukan penkes
 Meningkatkan pengetahuan remaja tentang penyalahgunaan obat penenang
 Meningkatkan pengetahuan remaja tentang dampak dan bahayanya mimum
alkohol dan dampak kebut-kebutan naik motor

Memberikan
pendidikan kesehatan
tentang definisi
merokok
2. Memberikan
pendidikan kesehatan
tentang bahaya
merokok bagi
kesehatan/merokok di
dalam ruma
Memberikan
pendidikan kesehatan
tentang definisi
merokok
2. Memberikan
pendidikan kesehatan
tentang bahaya
merokok bagi
kesehatan/merokok di
dalam ruma
3) Intervensi
 Berikan penkes tentang penyalahgunaan obat penenang
 Berikan pendidikan kesehatan dengan media leaflet, poster tentang bahaya
dampak minum alkohol serta kebut-kebutan berkendara.
4) Implemantasi
 Memerikan penkes tentang penyalahgunaan obat penenang
 Memberikan pendidikan kesehatan dengan media leaflet, poster tentang bahaya
dampak minum alkohol serta kebut-kebutan berkendara.

5) Evaluasi
S : remaja mengatakan paham dengan materi yang dijelaskan
O : semua remaja menganggukkan kepala
A : masalah teratasi pengetahuan remaja tentang penyalahgunaan obat penenang dan
dampaknya bahaya minum beralkohol dan kebut-kebutan berkendara.
P:-

Daftar Pustaka
ldfebui.org/wp-content/uploads/2017/08/BN-06-2017( didapat pada tanggal 13 maret 2019)

https://www.scribd.com/document/371625251/Makalah-Komunitas-Kelompok-4-Askep-Pada-
Kelompok-Remaja-reviewed( didapat pada tanggal 13 maret 2019)

http://definisipakar.blogspot.com/2017/09/pengertian-remaja-menurut-who.html( didapat pada


tanggal 13 maret 2019)

http://www.sarjanaku.com/2013/03/pengertian-remaja-definisi-menurut-para.html( didapat pada


tanggal 13 maret 2019)

http://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11895/2/T1_462012094_BAB%20II ( didapat
pada tanggal 13 maret 2019)

Vous aimerez peut-être aussi