Vous êtes sur la page 1sur 8

PROPOSAL TERAPI MODALITAS

TERAPI OKUPASI

KELOMPOK II

Reza Nur Fitriani Reni Nurhayati

Novita Sari Richa Alif Khasanah

Annisa Kurnia Ilahi Ristian Fitri Wulandari

Rahmawati Ardiani Pratiwi Mardliyatus Zahroh

Diana Zahrotul Maghfirah Wiji Suwanti

Muh Matori Anwarudin Yunipan

Moh Agung Setiawan

UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ‘ULUM

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

D3 KEPERAWATAN

2019
PROPOSAL TERAPI OKUPASI

A. LATAR BELAKANG :

Terapi okupasi adalah usaha penyembuhan melalui kesibukan atau pekerjaan

tertentu. Terapi okupasi adalah salah satu jenis terapi kesehatan yang

merupakan bagian dari rehabilitas medis. Penekanan terapi ini adalah pada

sensomotorik dan proses neurologi dengan cara memanipulasi, memfasilitasi

dan menginhibisi lingkungan, sehingga tercapai peningkatan, perbaikan, dan

pemeliharaan kamampuan klien, dengan memperhatikan asset (kemampuan)

dan emitasi (keterbatasan) yang dimiliki klien, terapi ini bertujuan untuk

membantu meningkatkan kemandirian klien dalam melakukan aktifitas serta

pertumbuhan dan perkembangan psikososial klien.

Okupasi terapi adalah terapan medic yang terarah bagi pasien fisik maupun

mental dengan menggunakan aktivitas sebagai media terapi dalam rangka

memulihkan kembali fungsi seseorang sehingga dia dapat mandiri

semaksimal mungkin. Aktivitas tersebut adalah berbagai macam kegiatan

yang direncanakan dan disesuaikan dengan tujuan terapi.

Okupasi terapi menggunakan okupasi (pekerjaan atau kegiatan) sebagai

media. Tugas pekerjaan atau kegiatan yang dipilihkan adalah berdasarkan

pemilihan terapis disesuaikan dengan tujjuan terapis itu sendiri. Jadi bukan

hanya sekedar kegiatan untuk membuat seseorang sibuk.

Aktivitas dipercayai sebagai jembatan antara batin dan dunia luar. Melalui

aktivitas manusia dihubungkan deengan lingkungan, kemudian

mempelajarinya, mencoba keterampilan atau pengetahuan, mengekspresikan


perasaan, memenuhi kebutuhan fisik maupun emosi, mengembangkan

kemampuan, dan sebagai alat untuk mencapai tujuan hidup. Potensi

tersebutlah yang digunakan sebagai dasar dalam pelaksanaan okupasiterapi,

baik bagi penderita fisik maupun mental.

B. Topik

Terapi Okupasi : membuat keterampilan pot bunga

C. Tujuan

Tujuan Umum

Tujuan umumnya adalah klien dapat mengembangkan kemampuannya untuk

dapat berhubungan dengan orang lain dan masyarakat sekitarnya.

Tujuan khusus

1. Klien mampu memberikan contoh cara membuat keterampilan pot bunga


2. Klien mampu membuat keterampilan pot bunga sendiri tanpa bantuan

terapis

D. Indikasi Untuk Okupasi Terapi


1. Seseorang yang kurang berfungsi dalam kehidupannya karena kesulitan-

kesulitan yang dihadapi dalam pengintegrasian perkembangan

psikososialnya
2. Kelainan tingkah laku yang terlihat dalam kesulitannya berkomunikasi

dengan orang lain


3. Tingkah laku tidak wajar dalam mengekpresikan perasaan atau kebutuhan

yang primitive
4. Ketidak mampuan menginterprestasikan rangsangan sehingga reaksinya

terhadap rangsangan tersebut tidak wajar pula


5. Terhentinya seseorang dalam fase pertumbuhan tertentu atau seseorang

yang mengalami kemunduran


6. Mereka yang lebih mudah mengekspresikan perasaannya melalui suatu

aktivitas dari pada dengan percakapan


7. Mereka yang merasa lebih mudah mempelajari sesuatu dengan cara

mempraktikannya dari pada dengan membayangkan


8. Pasien cacat tubuh yang mengalami gangguan dalam kepribadiannya

E. Pengorganisasian

Waktu

Kegiatan terapi kognitif ini akan dilaksanakan selama 60 menit yaitu pada:

Hari : Minggu, 06 Januari 2019

Jam : 08.00 sampai selesai

Lama : 60 menit.

Terapis

Adapun terapis yang akan terlibat adalah

1. Fasilitator.
a) Menyusun rencana terapi kognitif
b) Mengarahkan kelompok mencapai tujuan
c) Memberikan contoh cara kerja membuat ket pot bunga
d) Memfasilitasi anggota untuk mengekspresikan perasaan dapat dan

memberi umpan balik


e) Sebagai role model
f) Mempertahankan kehadiran anggota
2. Klien
3. Metode dan media

Metode

Adapun metode yang digunakan pada terapi okupasi ini adalah dinamika

kelompok

Media

Media yang akan digunakan meliputi:


- Spidol

- Botol minuman bekas berukuran 1.5 liter

- Cat air

- Kuas

- Air

- Wadah

- Gunting

- Buku catatan

Skema Ruang Terapi

F
KK

F KK

KK F

F KK

KK F
KETERANGAN:

F : Fasilitator

KK : Klien

MEKANISME KEGIATAN

1. Persiapan
a) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
b) Mengumpulkan informasi mengenai riwayat dan pengalaman pekerjaan

pasien, pola hidup sehari-hari, minat, dan kebutuhannya


c) Analisa tampilan pekerjaan seperti kemampuan untuk melaksanakan

aktivitas dalam kehidupan keseharian, yang meliputi aktivitas dasar hidup

sehari-hari, pendidikan, bekerja, bermain, mengisi waktu luang, dan

partisipasi sosial

2. Orientasi

a) Salam tarapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien
2) Terapis dan klien memakai papan nama.
b) Evaluasi / validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini
c) Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan terapi
2) Menjelaskan aturan main berikut:
a. Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta

izin kepada terapis.


b. Lama kegiatan ± 60 menit.
c. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
d) Tahap Kerja
1. Fasilitator menjelaskan tentang bagaimana cara membuat pot bunga

dari botol bekas


2. Menyiapkan alat dan bahan
3. Fasilitator dan lansia mulai membuat pot bunga dari botol
4. Jika sudah terbentuk seperti pot, lansia boleh memberi warna sesuai

keinginan dengan menggunakan cat air yang sudah disediakan


5. Keringkan botol di luar ruangan
6. Pindahkan bunga-bunga pada botol yang sudah kering dan rapikan di

halaman
e) Tahap terminasi.
1) Evalusi
a. Terapis menanyakan perasan klien setelah mengikuti terapi

okupasi
b. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
2) Tindak lanjut

Menganjurkan klien membuat ketrammpilan seperti yang telah

diajarkan

3) Kontrak yang akan datang


Buat kesepakatan baru untuk kegiatan berikutnya

Evaluasi Dan Dokumentasi

Hal-hal yang perlu di evalausi antara lain adalah sebagi berikut:

1) Kemampuan membuat keputusan


2) Tingkah laku selama bekerja
3) Kesadaran adanya orang lain yang bekerja bersama dia dan yang

mempunyai kebutuhan sendiri


4) Kerjasama
5) Cara memperlihatkan emosi (spontan, wajar, jelas, dan lain-lain)
6) Inisiatif dan tanggung jawab
7) Kemampuan untuk diajak atau mengajak berunding
8) Menyatakan perasaan tanpa agresi
9) Kompetisi tanpa permusuhan
10) Menerima kritik dari atasan atau teman sekerja
11) Kemampuan menyatakan pendapat sendiri dan apakah bertanggung jawab

atas pendapatnya tersebut


12) Wajar dalam penampilan
13) Orientasi, tempat, waktu, situasi, orang lain
14) Kemampuan menerima instruksi dan mengingatnya
15) Kemampuan bekerja tanpa terus menerus diawasi
16) Kerapian bekerja
17) Lambat atau cepat

Vous aimerez peut-être aussi