Vous êtes sur la page 1sur 5

A.

Pengertian Perilaku Supervisi

Perilaku supervisi tepat dikategorikan sebagai pelaku dalam pembelajaran, yang


meutamakan peningkatan prestasi belajar siswa dengan melibatkan orang banyak. Perilaku
pembelajaran yang terlibat dengan prsetasi belajar siswa yaitu pengawasan, kepala sekolah,
wakil kepala sekolah bidang kurikulum atau akademik, wali kelas, petugas bimbingan dan
konseling serta petugas perpustakaan.

Pada pengertian lama supervisi, guru-guru distatustkan sebagai pihak yang


dibimbing, namun karena ada pengertian baru supervisi yang menjadi titik pusat peningkatan
adalah prestasi belajar siswa, maka gur termasuk dalam klasifikasi pelaku supervisi. Kalau
dilihat dari teori pemelajaran, guru ialah yang paling tepat distatuskan sebagai pelaku utama
supervisi karena yang langsung berhubungan dengan sisa yang menjadi subyek garapan
supervisi.

Dari pelaku-pelaku mulai dari wakil kepala sekolah tersebut memperkaya data yang
dibutuhkan oleh pengawas dan kepala sekolah sebagai pelaku utama kegiatan supervisi .
itulah upaya yang utama.bagi pelaku-pelaku yang lain, apabila menemukan data yang dapat
digunakan secara langsung dalam upaya memperbaiki kualitas pembelajaran, tidak perlu
diserahkan kepada pengawas dan kepala sekolah tetapi digunakan sendiri. Peran dari masing-
masing pelaku supervisi tidak dapat dibatasi dengan tegas karena kadang-kadang sangat
kompleks.

1. Pengawas

Kegiatan supervisi tidak dapat berjalan sebagaimana dirancang. Sebagai alasan


uatam ada dua pada pengawas (a) kesibukan pengawas dan kepala sekolah (b) latar
belakang pengawas dan kepala sekolah seringkali tidak tepat dengan bidang studi yang
diajarkan oleh guru yang harus mereka supervisi. Dengan keterbatasan ini maka
pengawas memerlukan dukungan atau sumbangan data dari berbagai pihak.

Dalam kedudukan dan fungsinya pengawas, adalah penanggung jawab utama atas
terjadinya pembinaan sekolah sesuai dengan jenis dan jenjang lembaga pendidikannya.
Tuags pengawas harus berhubungan dengan meramu data yang dikumpulkan oleh pelaku
supervisi yang lain. Semua data tersebut disimpulkan, kemudian ditarik kesimpulannya
untuk menentukan alternatif tindakan yang sekiranya tepat, meskipun sesuai dengan
supervisi klinis guru yang bersangkutan harus mencoba memilih sendiri alternatif
pemecahan masalahnya.

Dalam melaksanakan tugas dengan baik, pengawas dapat menyelenggarakan


suatu peretmuan dengan pihak-pihak atau pelaku lain, untuk mendiskusikan temuan-
temuan yang dipandang penting. Dalam pertemuan tersebut dapat didiskusikan hal yang
terbaik kemudian mengadakan kesepakatan bersama bagi suatu kebijakan yang sifatnya
prinsip.

Pembinaan dalam supervisi dapat dilakukan secara tepat apabila didukung dengan
tiga unsur pokok yaitu kemauan, kemampuan, dan komitemen. Kemauan sebagai unsur
yang disbutkan pertama secara potensial dimiliki oleh semua orang. Kemampuan berupan
teori-teori yang berkaitan dengan supervisi menyangkut prinsip, dan prosedur serta
kemampuan praktik yang juga dilandasi dengan ilmu manajemen dan prinsip hubungan
antar pribadi. Komitmen yang tinggi merupakan unsur penting yang tidak dimiliki oleh
setiap orang. Hal ini mencakup cerminan diri yang bersangkutan sangat tergantung dari
mental dan moral dari personil yang bersangkutan. Yang dimaksud komitmen dalah
kesanggupan seseorang untuk melaksanakan dengan tugas yang sudah disanggupi secara
serius, mantap, dan bertanggung jawab. Tinggi rendahnya komitmen seseorang dapat
dilihat dari kedisiplinan dalam melaksanakan tugas tersebut.

2. Kepala Sekolah
Dalam menunjang pelaksanaan tugas kepala sekolah sebagai supervisor yaitu
kepala sekolah setiap dari dapat melihat secara langsung dan menyaksikan kejadian dapat
memberikan pembinaan untuk peningkatan. Dengan kedudukannya kepala sekolah
merupakan supervisor yang sangat tepat , karena kepala sekolah lah yang paling
memahami seluk beluk kondisi dan kebutuhan sekolah. Kepala sekolah dapat berfungsi
ganda yaitu berfungsi sebagai pengumpul data untuk keperluan sendiri sebagai
supervisor, sekaligus dapat berfungsi sebagai infroman tentang hal-hal yang dibutuhkan
sendiri maupun orang lain.
3. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum
Wakil-wakil kepala sekolah yang berfungsi membantu kelancaran tugas kepala
sekolah. Banyak wakil kepala sekolah yang tidak sama, teragntung daru beban tugas yang
tangani, yang sementara tergantung dari besarnya sekolah yang ditunjukan oleh tipe-
tipenya.
Tugas wakil keala sekolah di bidang kurikulum ini adalah mengurusi semua
urusan yang berkaitan dengan kurikulum dan pembelajaran. Pada akhir setiap caturwulan
guru pasti mengumpulkan daftar nilai yang digunakan sebagai bahan pengisi rapor kepala
wakil kepala sekolah bidang kurikulum. Wakil kepala sekolah bidang kurikulum atau
akdemik dapat membantu guru dalam memanfaatkan bahan koleksi perpustakaan.
4. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan
Dalam pendidikan formal, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan pejabat yang
dapat dikatakan paling akrab dengan seluruh kehidupan siswa. Dengan keduudkannya itu,
yang bersangkutan dapat melakukan upaya pembinaan secara intensifbaik berdasran data
yang diperolehnya sendiri maupaun tiitpan dari pihak lain.
Pelaksanaan kegaiayan yang dilakukan oleh wakil kepala sekolah bidang kesiswaan
berkenaan dengan supervisi dapat bervariasi:
a. Pada waktu ada acara memperingati hari besar atau tutu tahun ajaran. Sebelum
pelaksanaan sebaiknya disusun renacan yang matang bersama dengan pihak-pihak
yang perlukan.
b. Sewaktu-waktu melakukan tugas rutin. Dalam hal ini wakil kepala sekolah bidang
kesiswaan tersebut dapat meminta bantuan ketua OSIS atau wali kelas yang didalam
kegiatan-kegiatan sehari-hari.
c. Pada wktu upacara bendera hari senin pagi, Wakasek dapat minta kepada kepala
sekolah yang dapat memeberikan sambutan atau pidato.
5. Wali Kelas
Wali kelas adalah anggota yang beratnggung jawab atau kemajuan siswa di kelas
tertentu. Dengan kedudukannya wali kelas tentunya memiliki data yang lengkap tentang
keadaan siswa yang terdaftar di kelas yang bersangkutan. Apabila data tersbut dianalisis
dapat digunakan sendiri oleh wali kelas dalam rangka pemninaan pribadi maupun prestasi
belajarnya. Selain itu data yang relevan dapat diberikan kepada pengawas dan kepala
sekolah sebagai bahan untuk kepentingan pembinaan untuk guru mapun siswa.
Selain menganalisis nilai siswa yang disetor oleh guru-guru lain lalu disimpan
sebagai arsip sesudah selesai digunakan sebagai bahan untuk mengisi rapor, wali kelas
juga memiliki kesempatan bergaul dan mengenal lebih akrab dengan orang tua siswa.
Bagi siswa, orang tua adalah orang yang dipercaya sebagai tempat untuk mencurahkan
perasaan atau keluhan. Oleh karena itu akan sangat tepat apabila guru atau wali kelas
bertanya kepada orang tua tentang hal-hal yang seringkali dikeluhkan atau sebaliknya.
Informasi dari orang tua siswa tersebut akan sangat berharga sebagai bahan masukan agi
guru atau wali kelas untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, dan juga bermanfaat
bagi sekolah dalam rangka meningkatkan layanan kepada siswa dan masyrakat.
6. Petugas Bimbingan dan Konseling
Kegiatan yang harus dilakukan oleh petugas bimbingan dan konseling di sekolah
ada tiga hal yaitu (a) bimbingan pribadi, (b) bimbingan studi, (c) bimbingan karir. Yang
selama ini dilakukan oleh konselor baruu terbatas pada bimbimngan pribadi, khususnya
mengenai anak bermasalah. Dalam kegiatan supervisi di sekolah petugas bimbingan dan
konseling diberdayakan dan dihidupkan fungsinya sebagai pelaksana bimbingan studi,
yaitu mengolah data tentang hal-hal yang sangat berkaitan dengan upaya meningkatkan
prsetasi belajar siswa. Data yang dolah oleh guru BK dapat berasal dari wakil kepala
sekolah bidang kurikulum, wali kleas, taip guru mata pelajaran, dan diperoleh dari siswa
sendiri.
7. Petugas Perpustakaan
Petugas perpustakaan sebagai orang yang telah ditunjukan dan diserahi tanggung jawab
pengelola perpustakaan, dapat membantu peningkatan prsetasi siswa melalui
pemanfataan bahan koleksi perpustakan. Ada dua pendekatan untuk mengembangkan
pemberdayaan perpustakaan yaitu:
a. Mengembang bahan koleksi perpustatakaan.
Bahan koleksi yang diangkat menjadi bahan koleksi perpustakaan. Petugas
perpustakaan dapat mengembangkan bahan koleksi mealui cara-cara tidak
konvensional, maksudnya yaitu menambah bahan koleksi dengan memberi buku baru
dari toko buku.
1) Menghimpun lembaran dakwah atau iklan
Yang dimaksud lembaran dakwah adalah lembaran yang biasanya berisi kutipan
ayat suci Al-Qur’an atau Hadiz.
2) Mengumpulkan majalah bekas
Terkumpulnya majalah bekas di perpustakaan dapat karena madrasah memberi
dengan sengaja di pasar, atau sumbangan dari personil yang ada di sekolah.
3) Mengumpulkan kliping
Membuat kliping siswa yang ditugaskan oleh gurunya, petugas perpustakan
sendiri bukan hanya jika mereka berminat untuk itu, tetapi harus membuat
kliping. Biasanya sekolah berlangganan dengan surat kabar dan menyediakan
untuk dibaca oleh siswa di papan pengumuman atau perpustakaan.
4) Menghimpun majalah dinding
Adalah mengumpulkan karanagn atau hasil karya lain yang dimuat dalam majalah
dinding.
5) Minta bantuan dari siswa dan lembaga lain
Ini untuk memperkaya bahan koleksi perpustakaan ini bukan merupakan hal yang
asing bagi sekolah. Hampir semua sekolah sudah menerapkan cara ini, namun
baru bebatas yang pertama, yaitu meminta bantuan buku kepada siswa yang lulus
yang akan meninggalkan sekolah. Hal lain yang disarankan adalah minta bantuan
kepada lembaga lain yaitu penerbit atau kantor-kantor besar yang biasanya
mengelurakan buletin, majalah, hasilpenelitian, dan bentuk-bentuk lain yang
isisnya sangat baik untuk menambah wawasan siswa.
b. Menggalakkan pemanfaatan bahan koleksi

Penguasaan konsep ilmu oleh siswa yang hanya dilakukan lewat buku paket
dan sedikit tabahan penjelasan dari guru, kadang-kadang sudah mencakup bagi
penguasaan konsep tertentu, tetapi masih sangat belum mencukupi bagi konsep-
konsep lain yang berkembang penerapan di masyarakat sangat cepat maju. Untuk
kelompok yang kedua ini sangat diharapkan dari guru maupun siswa dapat
menambah sendiri membaca buku-buku dan menelaah serta mengaitkan dengan apa
yang sudah tertera dalambuku dan penjelasaan guru.

Vous aimerez peut-être aussi