Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
2. Rentang Respon
Rentang respon individu terhadap konsep dirinya dapat dilihat sebagai berikut:
Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan latar
belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat diterima.
Konsep diri positif merupakan bagaimana seseorang memandang apa yang ada pada
dirinya meliputi citra dirinya, ideal dirinya, harga dirinya,penampilan peran serta
identitas dirinya secara positif.
Harga diri rendah merupakan perasaan negatif terhadap dirinya sendiri, termasuk
kehilangan percaya diri, tidak berharga, tidak berguna, pesimis, tidak ada harapan dan
putus asa.
Keracunan identitas merupakan suatu kegagalan individu untuk mengintegrasikan
berbagai indentifikasi msa kanak-kanak ke dalam kepribadian psikososial dewasa yang
harmonis.
Depersonalisasi merupakan suatu perasaan yang tidak realistis dimana klien tidak
dapat membedakan stimulus dari dalam atau luar dirinya.
1. Etiologi
Dalam tinjaun life span histori klien, penyebab terjadinya harga diri rendah adalah pada
masa kecil sering disalahkan, jarang diberi pujian atas keberhasilannya. Saat individu
mencapai masa remaja keberadaannya kurang dihargai, tidak diberi kesempatan dan
tidak diterima. Menjelang dewasa awal sering gagal di sekolah, pekerjaan atau
pergaulan. Harga diri rendah sering muncul saat lingkungan cenderung mengucilkan dan
menuntut lebih dari kemampuannya (Yosep, 2009).
Menurut Stuart (2006), faktor-faktor yang mengakibatkan harga diri rendah kronik
sebagai berikut:
a) Faktor Predisposisi
1. Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orangtua, harapan
orangtua yang tidak realistis, kegagalan yang berulang, kurang mempunyai
tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain, dan ideal diri yang
tidak realistis.
2. Faktor yang mempengaruhi performa peran adalah stereotipe peran gender,
tuntutan peran kerja, dan harapan peran budaya.
3. Faktor yang mempengaruhi identitas pribadi meliputi ketidakpercayaan oranrtua,
tekanan dari kelompok sebaya, dan perubahan struktur sosial.
b) Faktor Presipitasi
Menurut Yosep (2009), faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah biasanya
adalah kehilangan bagian tubuh, perubahan penampilan/bentuk tubuh, kegagalan
atau produktivitas yang menurun.
2. Diagnosa Keperawatan
Masalah keperawatan dan contoh diagnosa keperawatan lengkap yang berkaitan dengan
gangguan konsep diri sebagai berikut:
1. Gangguan gambaran diri
a. Gangguan gambaran diri berhubungan dengan harga diri rendah
b. Gangguan gambaran diri berhubungan dengan defisit perawatan diri
2. Gangguan identitas diri
a. Gangguan identitas diri berhubungan dengan perubahan penampilan peran
b. Gangguan identitas diri berhubungan dengan keracunan obat yang
dimanifestasikan dengan control impuls yang kacau dan hilang
3. Gangguan penampilan peran
a. Gangguan penampilan peran berhubungan dengan harga diri rendah
4. Gangguan harga diri
a. Gangguan harga diri rendah berhubungan dengan ideal diri yang tidak realistik
b. Gangguan harga diri rendah berhubungan dengan ideal diri terlalu tinggi
Contoh Rencana Keperawatan Harga Diri Rendah Kronik dalam bentuk Strategi
Pelaksanaan
PASIEN KELUARGA
NO
SP1P SP1K
1 Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga
yang dimiliki klien. dalam merawat klien dirumah.
2 Membantu klien menilai kemampuan klien yang Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala harga diri
masih dapat digunakan. rendah yang dialami klien beserta proses terjadinya.
3 Membantu klien memilih atau menetapkan Menjelaskan cara-cara merawat klien dengan harga
kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan diri rendah.
kemampuan klien.
4 Melatih klien sesuai dengan kemampuan yang Mendemonstrasikan cara merawat klien dengan
dipilih. harga diri rendah.
5 Memberikan pujian yang wajar terhadap Memberi kesempatan kepada keluarga untuk
keberhasilan klien. mempraktikkan cara merawat klien dengan harga
diri rendah.
6 Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal
kegitan harian.
SP2P SP2K
1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat
2 Melatih klien melakukan kegiatan lain yang langsung kepada klien harga diri rendah
sesuai dengan kemampuan klien
3 Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian
SP3K
Membuat perencanaan pulang bersama keluarga
dan membuat jadwal aktifitas dirumah termauk
minum obat (discharge planning)
Menjelaskan follow up klien setelah pulang
SP II pasien : Melatih pasien melakukan kegiatan lain yang sesuai dengan kemampuan
pasien
Fase Orientasi :
“Assalamu’alaikum,bagaimana perasaan Tina pagi ini? Wah tampak careh”
“Bagaima Tina, sudah dicoba merapikan tempat tidur sore kemarin/ tadi pagi?
Bagus(kalu sudah di lakukan , kalu belum bantu lagi).
‘Sekarang kita akan latihan kemampuan kedua. Masih ingat kegiatan apa itu Tina?”
“Ya benar, kita akan latihan memcuci piring di dapur ruangn ini”
“Waktunya sekitar 15 menit. Mari kita ke dapur “
Fase kerja
“Tina, sebelum kita mencuci piring kita perlu siapkan dulu perlengkapannya, yaitu
sabut/tapes untuk membersikan piring, sabun khusus untuk mencuci piring, dan air utuk
membilas. Tina bisa menggunakan air yang mengalir dari kren ini . oh iya jangan lupa
sediakan tempat sampah untuk membuang sisa makanan”
“Sekarang saya perlihatkan dulu carannya”
“Setelah semua perlengkapan tersedia. Tina ambil satu piring kotor , lalu buang dulu sisa
kotoran yang ada di piring tersebut ke tempat sampah”
“Kemudian Tina bersihkan piring kotor tersebut menggunakan sabut/tapes yang sudah
diberikan sabun pencuci piring, setelah selesai di sabuni , bilas dengan air sampai tidak
ada busa sabun sedikit pun di piring tersebut. Setelah itu Tina bisa mengerikan piring
yang sudah bersih tadi di rak yang sudah tersedih di dapur. Nah selesai”
“Sekarang coba Tina yang melakukan”
“Bagus sekali, Tina dapat mempraktekan cuci piring deangan baik. Sekarang dilap
tangannya “
Fase Terminasi
“Bagaimana perasaan Tina setelah latihan cuci piring?”
“Bagaimana jika kegiatan cuci piring ini di masukan menjadi kegiatan sehari-hari Tina.
Mau brapa kali kegiatan cuci piring? Bagus skali Tina mencuci piring tiga kali setelaj
makan”
“Besok kita akan latihan unatuk kemampuan ketiga, setelah merapikan tempat tidur dan
cuci piring. Masih ingat kegiatan apakah itu? Ya benar kita akan latihan mengepel”
“Mau jam berapa? Sama dengan sekarang?sampai jumpa”
“Hal-hal yang perlu di perhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang di tampilkan oleh
Tina selama di rumah Misalnya kalu Tina harus terus- menerus menyalakan diri sendiri
dan berpikir negatif terhadap diri sendiri menolak minum obat atau atau memperlihatkan
perilaku yang membahayakan orang lain. Jika ada ang terjadi hubungi perawat kiki di
puskesmas indera puri, puskesmas terdekat di rumah Bapak/Ibu,ini nomor telfon
puskesmasnya (0651)554xxx
“Selanjutnya perewat Kiki tersebut yang akan memamtau perkembangan Tina selam
dirumah”
Fase Terminasi
“Bagaimana Bapak/Ibu? Ada yang belum jelas ini jadwal kegiatan Tina untuk di bawah
pulang. Ini surat rujuakan untuk perawat Kiki di PKM Indera Puri. Jangan lupa kontrol
ke PKM sebelum obat habis atau ada gejala yang tampak.silakan selesaikan
administrasinya”