Vous êtes sur la page 1sur 49

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Nn.

S DENGAN
GASTRITIS
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Keperawatan Keluarga
Dosen Pembimbing : Ns. Enik Suhariyanti, M.Kep

Disusun Oleh:
1. Dananto Bakhthiar 17.0601.0056
2. Siti Zulaekah 17.0601.0057
3. Sifaul Diana S.E 17.0601.0059
4. Miftahul Hanipa 17.0601.0069

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT , Tuhan Yang Maha
Esa. Berkat limpahan karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan tugas
KEPERAWATAN KELUARGA. Tanpa ridha dan kasih sayang serta petunjuk
dari-Nya tugas ini dapat terselesaikan .Saya tidak hanya bersyukur kepada-
Nya saja tetapi saya mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang
telah membantu saya.
Saya membuat makalah ini bertujuan untuk menyelasaikan tugas yang
diberikan oleh dosen, dari pembuatan makalah ini tidak hanya menyelesaikan
tugas, tetapi bertujuan menambah pengetahuan dan wawasan kita yang
berkaitan dengan Asuhan Keperawatan Keluarga pada Nn. S dengan Gastritis.
Kiranya makalah ini bisa menambah pengetahuan bagi pembaca Meski begitu
penulis sadar bahwa makalah ini perlu untuk dilakukan perbaikan dan
penyempurnaan.Untuk itu saran dan kritik yang membangun dari pembaca
akan saya terima dengan senang hati.
.
Magelang, Desember 2018

Penyusun
Kelompok 7

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Tujuan...................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI.........................................................................................4
A. Definisi.................................................................................................................4
B. Klasifikasi............................................................................................................4
C. Etiologi.................................................................................................................5
D. Patofisiologi.........................................................................................................5
E. Manifestasi Klinis................................................................................................6
F. Pemeriksaan Penunjang........................................................................................6
G. Penatalaksanaan...................................................................................................7
H. Komplikasi...........................................................................................................8
I. Konsep Dasar Keperawatan.................................................................................9
BAB III KASUS.........................................................................................................13
A. Pengkajian..........................................................................................................13
B. Analisa Data.......................................................................................................21
C. Prioritas Masalah................................................................................................23
D. Rencana Keperawatan Keluarga........................................................................27
E. Implementasi......................................................................................................34
F. Evaluasi...............................................................................................................40
BAB IV PEMBAHASAN..........................................................................................42
A. Pengkajian..........................................................................................................42
B. Perencanaan.......................................................................................................43
C. Implementasi......................................................................................................44
D. Evaluasi..............................................................................................................44
BAB V PENUTUP.....................................................................................................45
A. Kesimpulan........................................................................................................45
B. Saran...................................................................................................................45
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................47

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan kebutuhan dan modal dasar manusia untuk
hidup produktif dan berdaya guna. Kesadaran akan hal ini menjadi
landasan di akhirinya kesehatan sebagai hak setiap orang yang mengacu
pada visi pembangunan kesehatan, yaitu Indonesia Sehat 2010 yang
merupakan gambaran masyarakat Indonesia yang ingin dicapai di masa
depan yaitu masyarakat, bangsa dan negara yang di tandai oleh
penduduk yang hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, memiliki
kemampuan untuk menjangkau kesehatan yang bermutu secara adil dan
merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya
Menurut UU Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 tentang
Kesehatan yaitu Pasal 1, kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan,
jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara
sosial dan ekonomis. Dalam pembangunan kesehatan yang sesuai
dengan visi Indonesia sehat 2010, partisipasi masyarakat seluruhnya
menempati posisi yang lebih penting, sehingga tanpa kesadaran
individu dan masyarakat, maka kebijakan apapun yang diterapkan oleh
pemerintah dalam menjaga dan menciptakan kesehatan masyarakat,
hanya sebagian kecil yang tercapai.
Asuhan keperawatan merupakan suatu proses atau rangkaian kegiatan
pada praktik keperawatan yang langsung diberikan kepada klien pada
berbagai tatanan pelayanan kesehatan dalam upaya pemenuhan
kebutuhan dasar manusia dengan menggunakan metodologi proses
keperawatan, berpedoman pada standar praktik keperawatan yang
dilandasi etik dan etika keperawatan dalam lingkup wewenang serta
tanggung jawab keperawatan.
Dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga yang menjadi
prioritas utama adalah keluarga yang rentang dengan masalah

iv
kesehatan, diantaranya adalah keluarga yang mengalami penyakit
gastritis. Asuhan keperawatan yang mengalami penyakit gastritis
dimaksudkan untuk meningkatkan fungsi individu dan keluarga dalam
menjalankan perannya dalam keluarga.
Penyakit gastritis ini terbesar di seluruh dunia dan bahkan diperkirakan
diderita lebih dari 1,7 milyar. Pada negara yang sedang berkembang
infeksi diperoleh pada usia dini dan pada negara maju sebagian besar
dijumpai pada usia tua. (http://www.suarapembaruan.com.2007)
Di Indonesia, menurut Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia ( PGI )
dan Kelompok Studi Helicobakteri Pylori Indonesia (KSHPI) pada
tahun 2001, dari 7.092 pasien yang di rawat, 20% yang menderita
penyakit gastritis. (http://majalah.tempointeraktif.com)
Angka kejadian infeksi gastritis pada beberapa daerah di Indonesia
menunjukkan data yang cukup tinggi. Menurut Maulidiyah dan Unun
( 2006 ) di kota Surabaya angka kejadian gastritis sebesar 31,2%,
Denpasar 46% sedangkan di Medan angka kejadian infeksi cukup tinggi
sebesar 91,6%. Faktor etiologi gastritis adalah asupan alkohol
berlebihan (20%), merokok (5%), makanan berbumbu (15%), obat –
obatan (18%) dan terapi radiasi (2%)
(http://www.suarapembaruan.com.2007).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dalam makalah ini adalah untuk menganalisis asuhan
keperawatan pada keluarga rentan dengan gastritis
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam makalah ini adalah untuk :
a. Memaparkan tentang gastritis (maag) dan implikasi gastritis dalam
keluarga
b. Menguraikan asuhan keperawatan (pengkajian, diagnosa
keperawatan dan prioritas, rencana intervensi) pada keluarga rentan
dengan gastritis sesuai kasus

v
c. Menganalisa asuhan keperawatan pada keluarga rentan dengan
gastritis

vi
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi
Gastritis atau lebih dikenal sebagai maag berasal dari bahasa yunani yaitu gastro,
yang berarti perut/lambung dan itis yang berarti inflamasi/peradangan. Gastritis
adalah inflamasi dari mukosa lambung (Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga ,
1999). Gastritis adalah segala radang mukosa lambung. Gastritis merupakan suatu
keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang dapat bersifat akut,
kronis, difus atau local (Sylvia A Price, 2006).
Berdasarkan berbagai pendapat tokoh diatas, gastritis dapat juga diartikan sebagai
suatu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung dan secara
hispatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang pada daerah
tersebut. Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari
beberapa kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada lambung.
Biasanya, peradangan tersebut merupakan akibat dari infeksi oleh bakteri yang
sama dengan bakteri yang dapat mengakibatkan borok di lambung yaitu
Helicobacter pylori. Peradangan ini mengakibatkan sel darah putih menuju ke
dinding lambung sebagai respon terjadinya kelainan pada bagian tersebut.

B. Klasifikasi
Gastritis menurut jenisnya terbagi menjadi 2, yaitu:
1. Gastritis akut
Disebabkan oleh mencerna asam atau alkali kuat yang dapat menyebabkan
mukosa menjadi gangren atau perforasi. Gastritis akut dibagi menjadi dua
garis besar yaitu :
a. Gastritis eksogen akut, biasanya disebabkan oleh faktor-faktor dari luar,
seperti bahan kimia. Misalnya lisol, alkohol, merokok, kafein lada, steroid,
mekanis iritasi bakterial, obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin
(aspirin yang dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa
lambung).

vii
b. Gastritis endogen akut, adalah gastritis yang disebabkan oleh kelainan
badan.

2. Gastritis Kronik
Inflamasi lambung yang lama, dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau
maligna dari lambung, atau oleh bakteri Helicobacter pylory. Gastritis kronik
dikelompokkan lagi dalam 2 tipe yaitu tipe A dan tipe B. Dikatakan gastritis
kronik tipe A jika mampu menghasilkan imun sendiri. Tipe ini dikaitkan
dengan atropi dari kelenjar lambung dan penurunan mukosa. Penurunan pada
sekresi gastrik mempengaruhi produksi antibodi. Anemia pernisiosa
berkembang pada proses ini. Gastritis kronik tipe B lebih lazim. Tipe ini
dikaitkan dengan infeksi Helicobacter pylori yang menimbulkan ulkus pada
dinding lambung.

C. Etiologi
Penyebab dari Gastritis dapat dibedakan sesuai dengan klasifikasinya sebagai
berikut :
a. Gastritis Akut Penyebabnya adalah stres psikologi, obat analgetik, anti
inflamasi terutama aspirin (aspirin yang dosis rendah sudah dapat
menyebabkan erosi mukosa lambung), makanan, bahan kimia misalnya
lisol, alkohol, merokok, kafein lada, steroid dan digitalis.
b. Gastritis Kronik Penyebab dan patogenesis pada umumnya belum
diketahui, biasanya disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna dari
lambung Helicobacter pylori. Gastritis ini merupakan kejadian biasa pada
orang tua, tapi di duga pada peminum alkohol, dan merokok.

D. Patofisiologi
Obat-obatan, alkohol, garam empedu, zat iritan lainnya dapat merusak mukosa
lambung (gastritis erosive). Mukosa lambung berperan penting dalam melindungi
lambung dari autodigesti oleh HCI dan pepsin. Bila mukosa lambung rusak maka

viii
terjadi difusi HCI ke mukosa HCI akan merusak mukosa. Pepsin merangsang
pelepasan histamin dari sel mast. Histamine akan menyebabkan penningkata
permeabilitas kapiler sehingga terjadi perpindahan cairan dari intra sel ke ekstra
sel dan menyebabkan edema dan kerusakan kapiler sehingga timbul perdarahan
pada lambung.

Namun bila lambung sering terpapar dengan zat iritan maka inflamasi akan
menjadi terus menerus. Jaringan yang meradang akan diisi oleh jaringan fibrin
sehingga lapisan mukosa lambung dapat hilang dan terjadi atropi sel mukosa
lambung. Faktor intrinsik yang dihasilkan oleh sel mukosa lambung akan
menurun atau menghilang sehingga cobalamin (Vitamin B12) tidak dapat diserap
di usus halus. Pada akhirnya klien gastritis dapat mengalami anemia. Selain itu
dinding lambung menipis rentan terhadap perforasi lambung dan perdarahan

E. Manifestasi Klinis
a. Gastritis Akut
 Anoreksia
 Mual
 Muntah
 Nyeri epigastrum
 Perdarahan saluran cerna pada Hematemasis melena, tanda lebih lanjut
yaitu anemia.
b. Gastritis Kronik
Pada tipe A, biasanya asimtomatik, klien tidak mempunyai keluhan. Namun pada
gastritis tipe B, pasien biasanya mengeluh :
 Nyeri ulu hati
 Anorexia
 Nausea
 Anemia

F. Pemeriksaan Penunjang
Adapun pemeriksaan penunjang gastritis seperti di bawah ini :

ix
a. Nilai haemoglobin dan hematokrit untuk menentukan adanya anemia
akibat perdarahan.
b. Kadar serum gastrin rendah atau normal, atau meninggi pada gastritis
kronik yang berat.
c. Pemeriksaan rontgen dengan sinar X barium untuk melihat kelainan
mukosa lambung.
d. Endoskopi dengan menggunakan gastrocopy untuk melihat kelainan
mukosa lambung.
e. Pemeriksaan asam lambung untuk mengetahui ada atau tidak peningkatan
asam lambung
f. Pemeriksaan darah untuk memeriksa apakah terdapat H. Pylori dalam
darah. Hasil tes yang positif menunujukkan bahwa pasien pernah kontak
dengan bakteri pada suatu waktu dalam hidupnya tapi itu tidak
menunjukkan bahwa pasien tersebut terkena infeksi. Tes darah dapat juga
dilakukan untuk memeriksa anemia yang terjadi akibat perdarahan
lambung karena gastritis.
g. Pemeriksaan feses tes ini untuk memeriksa apakah terdapat bakteri H.
Pylori dalam feses atau tidak. Hasil yang positif dapat mengindikasikan
terjadinya infeksi. Pemeriksaan juga dilakukan terhadap adanya darah
dalam feses. Hal ini menunjukkan adanya pendarahan dalam lambung.
h. Analisa lambung tes ini untuk mengetahui sekresi asam dan merupakan
tekhnik penting untuk menegakkan diagnosis penyakit lambung. Suatu
tabung nasogastrik dimasukkan ke dalam lambung dan dilakukan aspirasi
isi lambung puasa untuk dianalisis. Analisis basal mengukur BAO( basal
acid output) tanpa perangsangan. Uji ini bermanfaat untuk menegakkan
diagnosis sindrom Zolinger- Elison (suatu tumor pankreas yang
menyekresi gastrin dalam jumlah besar yang selanjutnya akan
menyebabkan asiditas nyata).

G. Penatalaksanaan
Pengobatan gastritis meliputi :
a. Mengatasi kedaruratan medis yang terjadi.

x
b. Mengatasi atau menghindari penyebab apabila dapat dijumpai.
c. Pemberian obat-obat antasid atau obat-obat ulkus lambung yang lain
Pada gastritis, penatalaksanaanya dapat dilakukan dengan (medis dan non
medis), yaitu sebagai berikut:
a. Gastritis Akut
 Intruksikan pasien untuk menghindari alkohol.
 Bila pasien mampu makan melalui mulut, anjurkan diet mengandung gizi.
 Bila gejala menetap, cairan perlu diberi secara parenteral.
 Bila perdarahan terjadi, lakukan penatalaksanaan untuk hemoragi saluran
gastrofestinal.
 Untuk menetralisir asam gunakan antasida umum.
 Untuk menetralisir alkhali gunakan jus lemon encer atau cuka encer.
 Pembedahan darurat mungkin diperlukan untuk mengangkat gangren atau
perforasi.
 Jika gastritis terjadi akibat menelan basa kuat, gunakan sari buah jeruk
yang encer atau cuka yang di encerkan.
 Reaksi lambung diperlukan untuk mengatasi obstruksi polirus.
b. Gastritis Kronik
 Dapat diatasi dengan memodifikasi diet pasien, diet makan lunak
diberikan sedikit tapi lebih sering.
 Mengurangi stress
 H.pylori diatasi dengan antibiotik (seperti tetraciklin ¼, amoxillin) dan
gram bismuth (pepto-bismol).

H. Komplikasi
a. Perdarahan saluran cerna bagian atas berupa hematimesis dan melena yang
dapat berakhir sebagai syok hemoragie.
b. Ulkus peptikum, perforasi dan anemia karena gangguan absorbsi vitamin
B12

xi
I. Konsep Dasar Keperawatan
a. Pengkajian
1. Anamnesa
a. Identitas
Anamnesa meliputi nama, usia, jenis kelamin, jenis pekerjaan, alamat,
suku/bangsa, agama, tingkat pendidikan (bagi orang yang tingkat
pendidikan rendah/minim mendapatkan pengetahuan tentang gastritis,
maka akan menganggap remeh penyakit ini, bahkan hanya menganggap
gastritis sebagai sakit perut biasa dan akan memakan makanan yang
dapat menimbulkan serta memperparah penyakit ini)
b. Riwayat sakit dan kesehatan
1) Keluhan utama : Nyeri di ulu hati dan perut sebelah kanan
bawah.
2) Riwayat penyakit saat ini : Meliputi perjalan penyakitnya, awal dari
gejala yang dirasakan klien, keluhan timbul dirasakan secara mendadak
atau bertahap, faktor pencetus, upaya untuk mengatasi masalah tersebut.
3) Riwayat penyakit dahulu : Meliputi penyakit yang berhubungan
dengan penyakit sekarang, riwayat dirumah sakit, dan riwayat
pemakaian obat.

c. Pemeriksaan fisik, yaitu Review of system (ROS)


Keadaan umum: tampak kesakitan pada pemeriksaan fisik terdapat nyeri
tekan di kwadran epigastrik.
1) B1 (breath) : takhipnea
2) B2 (blood) : takikardi, hipotensi, disritmia, nadi perifer lemah,
pengisian perifer lambat, warna kulit pucat.
3) B3 (brain) : sakit kepala, kelemahan, tingkat kesadaran dapat
terganggu, disorientasi, nyeri epigastrum.
4) B4 (bladder) : oliguria, gangguan keseimbangan cairan.
5) B5 (bowel) : anemia, anorexia, mual, muntah, nyeri ulu hati,
tidak toleran terhadap makanan pedas.
6) B6 (bone) : kelelahan, kelemahan

2. Fokus Pengkajian
a. Aktivitas / Istirahat

xii
Gejala : kelemahan, kelelahan
Tanda : takikardia, takipnea / hiperventilasi (respons terhadap
aktivitas)
b. Sirkulasi
Gejala : kelemahan, berkeringat
Tanda : Hipotensi (termasuk postural), Takikardia, disritmia
(hipovolemia / hipoksemia), nadi perifer lemah, pengisian kapiler
lambat / perlahan (vasokonstriksi), warna kulit pucat, sianosis
(tergantung pada jumlah kehilangan darah), kelemahan kulit / membran
mukosa, berkeringat (menunjukkan status syok, nyeri akut, respons
psikologik)
c. Integritas ego
Gejala : faktor stress akut atau kronis (keuangan, hubungan kerja),
perasaan tak berdaya.
Tanda : tanda ansietas, misalnya gelisah, pucat, berkeringat,
perhatian menyempit, gemetar, suara gemetar.
d. Eliminasi
Gejala : riwayat perawatan di rumah sakit sebelumnya karena
perdarahan gastroenteritis (GE) atau masalah yang berhubungan dengan
GE, misalnya luka peptik atau gaster, gastritis, bedah gaster, iradiasi area
gaster. Perubahan pola defekasi / karakteristik feses.
Tanda : nyeri tekan abdomen, distensil, bunyi usus : sering
hiperaktif selama perdarahan, hipoaktif setelah perdarahan, karakteristik
feses : diare, darah warna gelap, kecoklatan atau kadang-kadang merah
cerah, berbusa, bau busuk (steatorea), konstipasi dapat terjadi (perubahan
diet, penggunaan antasida), haluaran urine : menurun, pekat.
e. Makanan / Cairan
Gejala : anoreksia, mual, muntah (muntah yang memanjang diduga
obstruksi pilorik bagian luar sehubungan dengan luka duodenal), masalah
menelan : cegukan, nyeri ulu hati, sendawa bau asam, mual atau
muntah
Tanda: muntah dengan warna kopi gelap atau merah cerah, dengan atau
tanpa bekuan darah, membran mukosa kering, penurunan produksi
mukosa, turgor kulit buruk (perdarahan kronis).
f. Neurosensi

xiii
Gejala : rasa berdenyut, pusing / sakit kepala karena sinar,
kelemahan.
Tanda : tingkat kesadaran dapat terganggu, rentang dari agak
cenderung tidur, disorientasi / bingung, sampai pingsan dan koma
(tergantung pada volume sirkulasi / oksigenasi).
g. Nyeri / Kenyamanan
Gejala : nyeri, digambarkan sebagai tajam, dangkal, rasa terbakar,
perih, nyeri hebat tiba-tiba dapat disertai perforasi. Rasa
ketidaknyamanan / distres samar-samar setelah makan banyak dan hilang
dengan makan (gastritis akut). Nyeri epigastrum kiri sampai tengah / atau
menyebar ke punggung terjadi 1-2 jam setelah makan dan hilang dengan
antasida (ulkus gaster). Nyeri epigastrum kiri sampai / atau menyebar ke
punggung terjadi kurang lebih 4 jam setelah makan bila lambung kosong
dan hilang dengan makanan atau antasida (ulkus duodenal). Tak ada
nyeri (varises esofegeal atau gastritis). Faktor pencetus : makanan, rokok,
alkohol, penggunaan obat-obatan tertentu (salisilat, reserpin, antibiotik,
ibuprofen), stresor psikologis.
Tanda : wajah berkerut, berhati-hati pada area yang sakit, pucat,
berkeringat, perhatian menyempit.
h. Keamanan
Gejala : alergi terhadap obat / sensitif misal : ASA
Tanda : peningkatan suhu, spider angioma, eritema palmar
(menunjukkan sirosis / hipertensi portal)
i. Penyuluhan / Pembelajaran
Gejala : adanya penggunaan obat resep / dijual bebas yang
mengandung ASA, alkohol, steroid. NSAID menyebabkan perdarahan
GI. Keluhan saat ini dapat diterima karena (misal : anemia) atau diagnosa
yang tak berhubungan (misal : trauma kepala), flu usus, atau episode
muntah berat. Masalah kesehatan yang lama misal : sirosis, alkoholisme,
hepatitis, gangguan makan (Doengoes, 1999, hal: 455).

b. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul


1. Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa lambung
2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan intake yang tidak
adekuat dan output cair yang berlebih (mual dan muntah).

xiv
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan
intake asupan gizi (mual, muntah).
4. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan, ancaman
kematian, nyeri.
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi.
6. Gangguan pola tidur berhubungan dengan mual, muntah, nyeri

xv
BAB III
KASUS

A. PENGKAJIAN
1. DATA UMUM
a) Nama KK : Tn.S
b) Alamat : Mejing, Tegalsari,
Candimulyo
c) Pekerjaan kepala keluarga : Wiraswasta
d) Pendidikan kepala keluarga : SMA
e) Komposisi keluarga

No Nama Jenis Hubungan kk Umur Pendidikan Status


kelamin kesehatan
1 Ny. S P Istri 45 SMA Sehat
2 An. S P Anak 20 SMK Sehat

f) Tipe keluarga : Nuclear family


g) Suku : Dayak
h) Agama : Islam
i) Status social ekonomi : Penghasilan ± Rp 4.000.000,-
memperoleh dari penjualan sawit
j) Aktivitas rekreasi keluarga : menonton TV, liburan keluarga

k) Genogram 3 generasi

xvi
: Meninggal : garis serumah
: Pria : garis
perkawinan
: Wanita : Klien
: garis keturunan

2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


a) Tahap perkembangan keluarga saat ini

Keluarga Bp. S mempunyai 1 orang anak yang berumur 20th


maka keluarga Bp S berada pada tahap perkembangan keluarga
dengan anak dewasa.
b) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Tidak ada tahap perkembangan keluarga sampai saat ini yang


belum terpenuhi
c) Riwayat kesehatan keluarga inti

Menurut ibu S riwayat masing masing anggota keluarga yaitu


Bp S dalam keadaan sehat, tidak pernah sakit serius dan ibu S
keadaannya juga sehat, terkadang Ny S mengatakan ia
menderita hipertensi apabila An. S menderit sakit, sedangkan
anak S mempunyai riwayat gastritis dan sering kambuh pada
saat ia telat makan

d) Riwayat keluarga sebelumnya

xvii
1) Riwayat keluarga dari pihak Bp S : Tidak ada riwayat
penyakit yang serius
2) Riwayat keluarga dari pihak Ibu S : Tidak ada riwayat
penyakit yang serius
e) Riwayat kesehatan keluarga saat ini

Tn. S dalam keadaan sehat, sedangkan Ny. S mengalami pusing


serta tekanan darah tingginya tinggi diakibatkan cemas kerena
anaknya yang sakit, An. S mengalami gangguan pencernaan
yaitu Gastritis.
3. Data Lingkungan
a) Karakteristik rumah
- Luas rumah : 144 m²
- Ruang tamu :18 m²
- Kamar bapak S dan ibu S : 9 m²
- Kamar anak S : 10 m²
- Dapur : 9 m² Permanen
- Ruang makan : 9 m² Permanen
- Kamar mandi : 6 m² Permanen
- Tempat penjemuran pakaian : -
- Ruang keluarga : 10 m² Permanen

xviii
Jendela
Denah Rumah
Fentila si
Jendela

Kamar RuangKamar
Tamu Kamar
3 2 Mandi

Pintu
Pintu
Pintu

Garasi Pintu

Dapur Jendela

Pintu
Jendela

Ruang
Pintu
Televisi/Keluarga

Kamar

Jendela
1 Pintu
Jendela

Pintu
Jendela
Pintu

Teras

b) Karakteristik tetangga dan komunitas RW

Tetangga sebelah kanan dan kiri Bp S kurang akrab dengan


keluarga Bp S karena Bp S sering pulang pergi ke Kalomantan
sedangkan Ibu S dekat dengan tetangga karena ibu S berjualan
di rumah jadi lebih sering berinteraksi dengan tetangga

xix
c) Mobilitas geografi keluarga

Keluarga bp S sering berpindah rumah sejak menikah, sejak


menikah Bp S menetap di Kalimantan pada tahun , sedangkan
menetap di daerah Magelang dri tahun 2012
d) Perkumpulan keluarga dan Interaksi dengan masyarakat

Keluarga Bp S jarang mengikuti kegiatan sosialiasi denga


masyarakat sekitarnya
e) System pendukung keluarga

Saat ini anggota keluarga Bp S ada yang tidak sehat, anak S


mengalami Gastritis ibu S berusaha untuk merawat dan
memenuhi kebutuhan anak S yang sedang sakit
4. Struktur keluarga
a) Pola komunikasi keluarga

Pola komunikasi dalam keluarga Bp S dilakukan secara


terbuka, Bahasa yang digunakan aadalah Bahasa jawa.
Frekuensi antara anggota keluarga cukup baik, tetapi Bp. S dan
Ibu.S jarang berkomunikasi dikarenakan Bpk.S jarang berada
dirumah karena urusan pekerjaan diluar kota.
b) Struktur kekuatan keluarga

Pengendali keluarga adalah Bp.S sebagai kepala keluarga,


keputusan diambil seharusnya oleh kepala keluarga tetapi
karena Bp.S sibuk maka pengambilan keputusan yang
mendesak diambil oleh Ibu.S.
c) Struktur peran

Peran kepala keluarga mencari nafkah, tugas istri merawat


anak, pendidik anak dilakukan bersama. Model peran yang
dianut lebih dominan di ibu dan terjadi sedikit konflik peran
karena jarangnya komunikasi
d) Nilai dan norma keluarga

xx
Nilai dan norma yang berlaku dikeluarga menyesuaikan dengan
nilai agama yang dianut dan norma yang berlaku
dilingkungannya. Norma keluarga yang berkaitan dengan
kesehatan adalah bila ada keluarga yang sakit langsung dibawa
ke klinik dokter. Dalam setiap hari keluarga menjalani hidup
dengan tuntunan keluarga
5. Fungsi keluarga
a) Fungsi afektif

Keluarga mengajarkan agar anak menjadi anak yang mandiri


dan mampu bertanggung jawab terhada dirinya sendiri.
b) Fungsi sosialisasi

Interaksi antar anggota keluarga jarang dilakukan karena


kesibukan masing-masing anggota keluarga.
c) Fungsi perawatan kesehatan

- Keluarga dapat merawat anggota keluarga yang sakit


dengan maksimal karena ekonomi keluarga yang cukup.
- Keluarga mengetahui tanda dan gejala penyakit yang
dialami oleh keluarganya
- Keluarga mengetahui tindakan kesehatan yang tepat seperti
keluarga mengetahui tentang penyakit, apa yang dirasakan,
keluarga tidak menyerah dan tidak merasa takut akibat dari
tindakan penyakit.
- Keluarga percaya dengan tenaga kesehatan serta dapat
menjangkkau fasilitas kesehatan.
- Keluarga tidak berfikiran negatif tentang penyakitnya
- Keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehtan
- Keluarga sanggat percaya terhadap dengan tenaga
kesehatan yang ada di masyarakat
- Keluarga tidak pernah mendapatkan informasi yang salah

xxi
- Keluarga mengetahui komplikasi apa yang terjadi apabila
penyakit gastritis tidak segera diatasi serta keluarga
mengetahui bagaimana cara perawatan penyakit gastritis
- Keluarga selalu memeriksakan penyakitnya ke klinik
dokter untuk mengetahui sifat dan perkembangan
penyembuhan penyakitnya
- Keluarga selalu memeriksakan diri ke klinik dokter atau
petugas kesehatan bila sakit
- Keluarga berdiskusi apabila ada salah satu keluarga yang
sakit dimana keluarga sudah mempunyai keuangan sendiri
untuk biaya pengobatan apabila ada keluarga yang sakit.
Keluarga juga mengeerti bagaimana dan tau apa yang
dilakukan apabila ada keluarga yang sakit.
- Keluarga selalu mengingatkan makan dan selu membelikan
cemilan
- Keluarga selalu membersihkan rumah setiap hari
- Keluarga mengetahui bagaimana sanitasi lingkungan perlu
dilakukan agar kesehatan keluarga terjaga dengan sanitasi
lingkungan yang benar
- Keluarga selalu jalan-janan bersama
- Keluarga mengetahui tentang fasilitas kesehatan yang
berada di dekat di rumah
- Saat keluaga memeriksakan diri ke klinik dokter atau
tenaga kesehatan
- Keluarga terkadang memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
berada di dekat rumahnya, dengan bukti apabila anak
ataupun orang tua sakit langsung dibawa ke fasilitas
kesehatan yang terdekat.
- Keluarga sangat percaya terhadap petugas kesehatan
dimana dalam penangannay petugas kesehatan selalu benar
dan berdasarkan prosedur. Fasilitas kesehatan yang

xxii
digunakan pun juga btergolong bersih dan steril sehingga
keluarga percaya terhadap petugas maupun fasilitas
kesehatan yang ada
- Keluarga tidak pernah mempunyai pengalam yang buruk
terhadap tenaga kesehatan
- Ya fasilitas yang ada di masyarakat atau di tenaga
kesehatan mudah di jangaku
d) Fungsi Reprodusi
- Jumlah anak 1
- Keluarga tidak pernah merencanakan jumlah anggota
keluarga
- Keluarga menggunakan metode KB untuk merancang
berapa jumlah keluarga yang akan di hasilkan
e) Fungsi Ekonomi
- Keluarga dapat memenuhi kebutuhan makan 3 kali sehari,
pakean untuk anak dan utuk berobat
- Keluarga selalu memeriksakan ke tenaga kesehatan
6. Stress dan Kopping Keluarga
a) Stresor Jangka pendek dan panjang

- Stresor jangka pendek : An. S selalu mengeluh sakit perut


- Stresor jangka panjang : An. S khawatir penyakit maag
kambuh
b) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stresor
- Keluarga selalu memeriksakan anggota keluarga yang sakit
ke klinik dokter atau tenaga kesehatan
c) Strategi koping yang di gunakan
- Keluarga selalu bermusyawarah untuk menyelesaikan
masalah yang ada
d) Strategi adaptasi disfungsional
- An. S saat sakit perutnya maka dia selali minum obat maag

xxiii
7. Pemeriksaan Fisik
No Nama TB BB LLA TD N R S Keteterangan
o
Cm Kg Cm Mm/H x/’ x/’ C Keluhan
g
1 Tn. S 165 65 - 120/70 82 24 37.2 Tidak Ada
2 Ny. S 158 50 - 140/90 80 20 36.6 Ny S mengalami
Pusing dikarenakan
cemas memikirkan
anaknya yang
sedang sakit
3 An. S 154 42 - 130/90 78 18 37.3 An. S mengalami
nyeri dibagian ulu
hati pada abdomen.
Anak S memiliki
resiko penyakit
gastritis
Status nutrisi:
kurang.

8. Harapan Keluarga
a. Persepsi terhadap masalah
Keluarga berpendapat masalah yang ada harus diatasi dengan
bantuan medis dan berdoa kepada Tuhan.
b. Harapan terhadap masalah
Keluarga berharap agar penyakit yang kini diderita An. S dapat
sembuh dan keluarga berharap agar dibantu dalam perawatan An.
S

B. ANALISA DATA
No Data Masalah Kemungkinan Penyebab

xxiv
1. Data Subyektif: Nyeri di keluarga Ketidakmampuan keluarga Tn.
 An.S mengatakan sering Tn. S khususnya S mengenal masalah kesehatan
mengatakan sakit perut pada An. S anggota keluarga yang sakit
 An. S mengatakan malas khususnya dalam merawat An.
makan karena nyeri perut S dengan resiko Gastritis
 An. S mengatakan mual
 Pengkajian Nyeri
1. P : nyeri ulu hati
diakibatkan oleh
gejala gastritis
2. Q : seperti ditusuk-
tusuk
3. R : abdomen atas
4. S : 4
5. T : hilang timbul

Data Obyektif:
 TD : 130/90 mmHg
 Nadi : 75x/menit
2. Data Subyektif: Ketidakseimbangan Ketidakmampuan keluarga Tn.
 An. S mengatakan badannya nutrisi kurang dari S dalam merawat An. S dengan
lemas kebutuhan tubuh status nutrisi kurang
 An. S mengatakan mual pada keluarga Tn.S
 Ny. S mengatakan An. A khususnya pada
susah makan dan suka An.S
pilih-pilih makanan
 An.S mengatakan tidak suka
makan sayur
 An.S mengatakan tidak ada
nafsu makan

xxv
Data Obyektif:
 Nyeri pada bagian abdomen
atas
 BB : 42 kg
 Status nutrisi kurang pada
An.S
( IMT = 17)
3 Data subyektif: Ansietas pada Ketidakmampuan keluarga Tn
 Ny.S mengatakan sering keluarga Tn.S S dalam melakukan modifikasi
pusing khususnya pada lingkungan
 Ny. S mengatakan jika Ny.S terhadap An.S
sering marah-marah, tekanan
darahnya meningkat
 Ny. S mengatakan cemas
terhadap kondisi kesehatan
anaknya

 Data Obyektif:
 Tekanan darah Ny. T
145/90 mmHg,.

C. PRIORITAS MASALAH
1. Skoring
a. Nyeri di keluarga Tn. S khususnya pada An. S
No Kriteria Penghitungan Skor Pembenaran
1. Sifat masalah: 3/3 X 1 1 An.S mengalami nyeri pada bagian
Aktual/Kurang abdomen atas, mual dan keluarga
sehat tidak mampu merawat anak dengan
resiko Gastritis
2. Kemungkinan 2/2 X 2 2 Pengtahuan dan teknologi tentang
masalah dapat perawatan Gastritis sudah maju.
diubah: Sumber daya keluarga ada, dana dan

xxvi
Mudah tenaga.
Sumber daya perawat jarak dengan
puskesmas dan dokter praktek
terjangkau. Sumber daya masyarakat
adanya posyandu dan kader yang
aktif.
3. Potensial masalah 2/3 X 1 2/3 Untuk saat ini keluarga sudah
untuk dicegah: meminimalisir nyeri dengan dipijat
Cukup dan diberi aroma therapy
4. Menonjolnya 2/2 X 1 1 Keluarga menginginkan masalah ini
masalah: segera dapat dituntaskan agar An.S
Masalah berat dan dapat segera pulih dari sakitnya.
harus segera
ditangani
Jumlah 4 2/3
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Tn.S
khususnya pada An. S
No Kriteria Penghitungan Skor Pembenaran
1. Sifat masalah: 3/3 X 1 1 Status nutrisi An.S kurang. Keluarga
Aktual Tn.S tidak mampu merawat anak
dengan status nutrisi kurang
2. Kemungkinan 2/2 X 2 2 Pengetahuan tentang cara pemenuhan
masalah dapat nutrisi pada anak sehat mudah
diubah: diperoleh. sumber daya keluarga baik
Mudah keuangan maupun tenaga
mendukung, sumber daya perawat
dan masyarakat mendukung.
3. Potensial masalah 2/3 X 1 2/3 Masalah ini dirasakan pelik. Keluarga
untuk dicegah : kurang berupaya dalam meningkatkan
Cukup status nutrisi pada An. S
4. Menonjolnya 0/2 X 1 0 Keluarga menganggap masalah pilih-
masalah: pilih makanan pada anak adalah hal
Masalah tidak biasa
dirasakan
Jumlah 3 2/3

xxvii
c. Ansietas pada keluarga Tn.S khususnya pada Ny.S terhadap An.S
No Kriteria Penghitungan Skor Pembenaran
1. Sifat masalah: 2/3 X 1 2/3 Keluarga Tn.A cemas dengan kondisi
Ancaman anaknya yang sakit
kesehatan
2. Kemungkinan 2/2 X 2 2 Pengetahuan mengenai manajemen
masalah dapat stress mudah diperoleh. Perawat yang
diubah: ada mempunyai potensi untuk
Sebagian memberikan pengetahuan tentang
manajemen stres.
3. Potensial masalah 1/3 X 1 1/3 Masalah dirasakan pelik, masalah
untuk dicegah: sudah lama terjadi. Keluarga tidak
Rendah mampu mengatasi masalah stress
sehingga belum melakukan apapun
untuk mengatasinya.

4. Menonjolnya 0/2 X 1 0 Keluarga tidak tahu harus berbuat apa


masalah: untuk mengatasi masalahnya
Tidak ada
masalah
Jumlah 3

2. Diagnosa Keperawatan Sesuai Prioritas


a. Nyeri di keluarga Tn. S khususnya pada An. S Ketidakmampuan keluarga
Tn. S mengenal masalah kesehatan anggota keluarga yang sakit khususnya
dalam merawat An. S dengan resiko Gastritis

b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga


Tn.s khususnya pada An.S berhubungan dengan Ketidakmampuan
keluarga Tn. S dalam merawat An. S dengan status nutrisi kurang

xxviii
c. Ansietas pada keluarga Tn.S khususnya pada Ny.S terhadap An.S
berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga Tn.S dalam melakukan
modifikasi lingkungan

xxix
D. RENCANA KEPERAWATAN KELUARGA

NO. DIAGNOSA TUJUAN TUJUAN KRITERIA STANDAR INTERVENSI


KEPERAWATAN UMUM KHUSUS
1. Nyeri di keluarga Setelah Setelah dilakukan a. Kognitif Penyebab Nyeri : 1. Lakukan pengkajian
1) Keluarga Tn. S
Tn. S khususnya dilakukan tindakan 1. Naiknya asam nyeri secara
dapat menjelaskan
pada An. S tindakan keperawatan lambung komprehensif
2 dari 3 penyebab 2. Iritasi lambung
berhubungan keperawatan selama 2 x (lokasi, karakteristik,
3. Bakteri H.Pylori
nyeri
dengan selama 2 hari, kunjungan selama durasi,
2) Keluarga Tn. A Tanda dan Gejala
Ketidakmampuan diharapkan tidak 45 menit , frekuensi,kualitas
dapat menjelaskan Nyeri:
keluarga Tn. S terjadi nyeri diharapkan dan factor
3 dari 4 tanda dan 1. Hilang nafsu
mengenal masalah gastritis pada keluarga Tn. S presipitasi)
gejala gastritis makan
2. Berikan informasi
kesehatan anggota keluarga Tn. S mampu: 3) Keluarga Tn. A 2. Mual dan muntah
3. Nyeri perut bagian dan pendidikan
keluarga yang sakit khususnya An. S 1. Mengenal dapat menjelaskan
atas kesehatan mengenai
khususnya dalam masalah nyeri 2 dari 3
4. Merasa kenyang
penyebab, tanda dan
merawat An. S pada An. S penatalaksanaan
meskipun sedikit
2. Merawat An. S gejala serta
dengan resiko Gastritis
makan
dengan b. Afektif penatalaksanaan
Gastritis
1) Keluarga Tn. S Penatalaksanaan
penyakit nyeri pada gastritis
mau merawat An. Nyeri : 3. Motivasi keluarga
Gastritis
S yang mengalami 1. Mengajarkan untuk mau
nyeri sesuai teknik relaksasi memonitor skala
dengan untuk nyeri pada An.S
4. Berikan terapi
penatalaksanaan meminimalisir
relakasasi: nafas
nya nyeri pada An. S
2) Keluarga Tn. S 2. Anjurkan keluarga dalam untuk
mau melakukan Tn. S untuk mengurangi nyeri
5. Motivasi keluarga
teknik relaksasi membuat pola dan
untuk merujuk ke
untuk An. S tiap jadwal makan yang
puskesmas jika nyeri
mengalami nyeri teratur.
c. Psikomotor 3. Pemberian An. S tidak
1) Keluarga Tn. S
analgesik sesuai berkurang
mampu
anjuran dokter
melakukan
untuk An.S
relaksasi dengan
tepat
2) Keluarga Tn. S
mampu
memberikan obat
analgesik yang
sudah di resepkan
3) Keluarga mampu
merujuk ke
puskesmas
2. Ketidakseimbangan Setelah Setelah dilakukan a. Kognitif Penyebab status gizi 1. Diskusikan dengan
1) Keluarga Tn. S
nutrisi kurang dari dilakukan tindakan kurang: keluarga mengenai
dapat menjelaskan
kebutuhan tubuh di tindakan keperawatan 1. Suka pilih pilih kebutuhan nutrisi pada
2 dari 3 penyebab
keluarga Tn. S keperawatan selama 2 x makanan An. S
status gizi kurang 2. Pola makan tidak 2. Berikan informasi dan
khususnya An. S selama 2 hari , kunjungan selama
2) Keluarga Tn. A
teratur pendidikan kesehatan
b.d. diharapkan 45 menit,
dapat menjelaskan 3. Intake nutrisi yang
mengenai penyebab,
ketidakmampuan nutrisi di diharapkan
2 dari 3 tanda dan kurang
tanda dan gejala serta
keluarga Tn. S keluarga Tn. S keluarga Tn. S
gejala status gizi Tanda dan Gejala
penatalaksanaan status
dalam merawat An. khususnya An. S mampu:
kurang status gizi kurang:
gizi kurang
S dengan status gizi dapat lebih 1. Merawat An. S 3) Keluarga Tn. S
1. Berat badan 3. Motivasi keluarga untuk
kurang seimbang dengan status dapat menjelaskan
menurun mau memonitor berat
gizi kurang 3 dari 5 2. IMT/ BMI kurang
badan An. S paling tidak
2. Memodifikasi 3. Nafsu makan
penatalaksanaan
seminggu sekali
lingkungan menurun
status gizi kurang 4. Motivasi keluarga untuk
untuk b. Afektif Penatalaksanaan
memberikan makanan
menangani An. Keluarga Tn. S mau status gizi kurang:
pengganti yang disukai
S dengan merawat An. S dengan 1. Mengontrol berat
An. S sehingga dapat
status gizi status gizi kurang badan
meningkatkan intake
2. Menambah intake
kurang sesuai dengan
nutrisi
nutrisi yang
penatalaksanaan nya: 5. Berikan terapi
1) An. S Mau seimbang gizinya komplementer:
3. Makan secara
mengontrol berat hipnoterapi pada An. S
teratur
badan seminggu untuk meningkatkan
4. Memberikan dan
sekali nafsu makan
menyediakan
2) An. S mau makan
makanan yang
tanpa memilih
sesuai kesukaan dan
meilih makanan
sesuai kondisi klien
yang ia suka
5. Mengatasi mual
3) An. S mau
muntah dengan
menambah intake
makan sedikit tapi
nutrisi
c. Psikomotor sering dan makan-
1) Keluarga Tn. S
makanan yang lunak
mampu
membuatkan atau
menyediakan
makanan yang
dapat
meningkatkan
nafsu makan An. S
2) Keluarga Tn. S
mampu merujuk
An. S ke
puskesmas untuk
pemberian nutrisi
parenteral
3. Ansietas pada Setelah Setelah dilakukan a. Kognitif Tanda dan Gejala 1. Diskusikan dengan
1) Keluarga Tn. S
keluarga Tn. S dilakukan tindakan kecemasan: keluarga mengenai
dapat menjelaskan
khususnya dan Ny. tindakan keperawatan 1. Gejala Fisiologis: penyebab kecemasan
1 dari 2 tanda 2. Berikan pendidikan
S terhadap An. S keperawatan selama 2 x berdebar-debar,
gejala kecemasan kesehatan dan atau
b.d. selama 2 hari, kunjungan, keringat yang
2) Keluarga Tn. S
konseling mengenai
ketidakmampuan diharapkan diharapkan berlebihan, sesak
dapat menjelaskan
tanda dan gejala, akibat
keluarga Tn. S ansietas di keluarga Tn. S dada, tidur tidak
akibat kecemasan
dan penatalaksanaan
dalam memodifikasi keluarga Tn. S mampu 3) Keluarga Tn. S nyenyak, sakit
kecemasan
lingkungan khususnya Ny. S memodifikasi dapat menjelaskankepala
3. Motivasi keluarga untuk
2. Gejala Psikologis:
terhadap An. S lingkungan 3 dari 5
saling mendukung untuk
sering marah,
berkurang psikologis yang penatalaksanaan
menangani kecemasan
gelisah, sulit tidur,
tepat kecemasan
terutama pada Ny. S
b. Afektif tegang, takut
4. Kontrol tekanan darah
1) Keluarga Tn. S
Penyebab dari
Ny. S
mau mengurangi
kecemasan adalah 5. Ajarkan teknik
kecemasan dengan
stresor yang dapat mengurangi kecemasan
penanganan
mempengaruhi tekanan (coaching) seperti teknik
segera terhadap darah menjadi tinggi relaksasi, manajemen
An. S yang sakit Penatalaksanaan marah, dan teknik
2) Anggota keluarga
Kecemasan: mengutarakan
mau saling
1. Mengatasi penyebab kecemasan
mendukung 2. Utarakan
3) Keluarga Tn. S
kecemasan (speech
mau mengurangi
therapy)
kecemasan dengan 3. Terapi kognitif-
teknik relaksasi perilaku
4. Teknik relaksasi
c. Psikomotor 5. Managemen stres/
Keluarga Tn. S marah
mampu:
1) Merawat An. S
yang sakit
2) Melakukan teknik
relaksasi terutama
ketika cemas dan
marah dan
terutama pada Ny.
S
E. IMPLEMENTASI

NO TANGGAL DIAGNOSA IMPLEMENTASI RESPON PARAF


KEPERAWATAN
1. 25 Nov Nyeri di keluarga 1. Lak S : pasien mengatakan nyeri pada
2018 Tn. S khususnya ukan pengkajian nyeri secara abdomen
Jam 15.00 pada An. S komprehensif (lokasi, karakteristik, O : pasien mampu menunjukkan
Ketidakmampuan durasi, frekuensi,kualitas dan factor lokasi nyeri, serta kualaitas nyeri
keluarga Tn. S presipitasi)
mengenal masalah S : pasien mengatakan mengetahui
2. Beri
kesehatan anggota apabila nyeri adalah salah 1 tanda
kan informasi dan pendidikan
keluarga yang sakit gejala gastritis
kesehatan mengenai penyebab,
khususnya dalam O : pasien tampak memahami
tanda dan gejala serta
merawat An. S penjelasan yang diberikan
penatalaksanaan nyeri pada
dengan resiko
gastritis
Gastritis S : keluarga pasien mengatakan
3. Moti
mau memonitor skala nyeri
vasi keluarga untuk mau
O : keluarga pasien belum
memonitor skala nyeri pada An.S
memahami bagaimana pengukuran
nyeri
4. Beri S : pasien mengatakan bersedia utk
kan terapi relakasasi: nafas dalam diterapi
untuk mengurangi nyeri O : pasien tampak rileks

5. Moti
S : keluarga pasien mengatakan
vasi keluarga untuk merujuk ke
mau mengantar ke puskesmas
klinik jika nyeri An. S tidak
apabila nyeri blm berkurang
berkurang
O : keluarga pasien tampak
mengerti motivasi yang diberikan
2. 25 Nov Ketidakseimbangan 1. Diskusikan dengan keluarga S : keluarga pasien mengatakan
2018 nutrisi kurang dari mengenai kebutuhan nutrisi pada nutrisi sang anak kurang
Jam 15.00 kebutuhan tubuh An. S O : anak tampak lemas
pada keluarga Tn.s
2. Berikan informasi dan pendidikan
khususnya pada S : keluarga pasien mengatakan
kesehatan mengenai penyebab,
An.S berhubungan belum mengerti penatalaksaan
tanda dan gejala serta
dengan kekurangan gizi
penatalaksanaan status gizi
Ketidakmampuan O : keluarga pasien tampak
kurang
keluarga Tn. S kebingungan tentang penjelasan
dalam merawat An. penatalaksanaan
S dengan status 3. Motivasi keluarga untuk mau
nutrisi kurang memonitor berat badan An. S S : keluarga pasien mengatakan
paling tidak seminggu sekali mau memonitor BB an. S
O : keluarga pasien tampak
4. Motivasi keluarga untuk mengerti penjelasan yang diberikan
memberikan makanan pengganti
yang disukai An. S sehingga dapat S : keluarga pasien mengatakan
meningkatkan intake nutrisi belum paham makanan pengganti
yang seperti apa
O : keluarga pasien tampak belum
5. Berikan terapi komplementer:
mengeetahui tentang makanan
hipnoterapi pada An. S untuk
pengganti
meningkatkan nafsu makan

S : pasien bertanya tentang terapi


yang akan dilakukan
O : pasien nampak ketakutan ketika
pertama kali dilakukan hipnoterapi

3. 25 Nov Ansietas pada 1. Diskusikan dengan keluarga S : pasien mengatakan cemas dan
2018 keluarga Tn.S mengenai penyebab kecemasan pusing karena anaknya sakit
Jam 15.00 khususnya pada O : pasien tampak kecemasan
Ny.S terhadap An.S 2. Berikan pendidikan kesehatan dan
berhubungan dengan atau konseling mengenai tanda S : pasien mengatakan belum
Ketidakmampuan dan gejala, akibat dan paham akibat kecemasan
keluarga Tn.S dalam penatalaksanaan kecemasan O : pasien tampak memahami
melakukan penjelasan yang diberikan
3. Motivasi keluarga untuk saling
modifikasi
mendukung untuk menangani
lingkungan S : keluarga pasien mengatakan
kecemasan terutama pada Ny. S
mendukung dalam penanganan
kecemasan pasien
O : keluarga pasien tampak mau
4. Kontrol tekanan darah Ny. S
mendukung mengangani kecemasan
pasien

5. Ajarkan teknik mengurangi S : pasien mengatakan mau di


kecemasan (coaching) seperti kontrol tekanan darahnya
teknik relaksasi, manajemen O : pasien tampak menerima saat di
marah, dan teknik mengutarakan kontrol tekanan darahnya
kecemasan
S : pasien mengatakan belum tau
teknik untuk mengurangi
kecemasan
O : pasien tampak memahami
penejlasan tentang teknik
mengurangi kecemasan
4. 27 Nov Nyeri di keluarga 1. Motivasi keluarga untuk mau S : keluarga pasien mengatakan
2018 Tn. S khususnya memonitor skala nyeri pada An.S sudah memonitor skala nyeri
Jam 15.00 pada An. S O : keluarga pasien sudah
Ketidakmampuan memahami tentang memonitor skala
2. Berikan terapi relakasasi: nafas
keluarga Tn. S nyeri
dalam untuk mengurangi nyeri
mengenal masalah
kesehatan anggota S : pasien mengatakan nyeri
3. Motivasi keluarga untuk merujuk
keluarga yang sakit berkurang
ke klinik jika nyeri An. S tidak
khususnya dalam O : pasien mengatakan rileks
berkurang
merawat An. S
dengan resiko S : keluarga pasien mengatakan
Gastritis bahwa nyeri sudah berkurang
O : keluarga pasien sudah tidak
cemas terhadap kondisi
5. 27 Nov Ketidakseimbangan 1. Motivasi keluarga untuk mau S : keluarga pasien mengatakan
2018 nutrisi kurang dari memonitor berat badan An. S sudah memonitor BB an. S
Jam 15.00 kebutuhan tubuh paling tidak seminggu sekali O : BB anak belum naik
pada keluarga Tn.s
2. Motivasi keluarga untuk
khususnya pada memberikan makanan pengganti S : keluarga pasien sudah
An.S berhubungan yang disukai An. S sehingga dapat memberikan makanan pengganti
dengan meningkatkan intake nutrisi berupa camilan sehat sayuran
Ketidakmampuan O : nafsu makan an. S mulai
keluarga Tn. S 3. Berikan terapi komplementer: meningkat
dalam merawat An. hipnoterapi pada An. S untuk
S dengan status meningkatkan nafsu makan S : pasien mau diberikan terapi
nutrisi kurang hipnoterapi
O : pasien tampak tenang dan nafsu
makan bertambah setelah dilakukan
Hipnoterapi

F. EVALUASI

NO TANGGAL DIAGNOSA EVALUASI PARAF


KEPERAWATAN (SUBJEKTIF, OBJEKTIF, ASSESMENT, PLANNING)
1. 29 Nov Nyeri di keluarga Tn. S S : pasien mengatakan nyeri berkurang dari skala 4 ke 0
2018 khususnya pada An. S O : - Pasien sudah tidak tampak merintih kesakitan akibat nyeri
Jam 15.00 Ketidakmampuan - TD : 110/70 mmHg
keluarga Tn. S mengenal - N : 70 x/menit
masalah kesehatan A : Masalah nyeri gastritis pada keluarga Tn. S khususnya An. S
anggota keluarga yang sudah teratasi
sakit khususnya dalam P : Pertahankan intervensi
merawat An. S dengan - Berikan terapi relakasasi: nafas dalam untuk mengurangi
resiko Gastritis nyeri
- Peran keluarga untuk merujuk ke klinik jika nyeri An. S
tidak berkurang
2. 29 Nov Ketidakseimbangan S : Pasien mengatakan sudah nafsu makan walaupun dalam
2018 nutrisi kurang dari porsi sedikit tapi sering, pasien juga menyukai makanan
Jam 15.00 kebutuhan tubuh pada penganti
keluarga Tn.s khususnya O : - Pasien sudah tidak tampak lemas
pada An.S berhubungan - BB : 42,5 kg
dengan Ketidakmampuan - IMT 17
keluarga Tn. S dalam A : Masalah nutrisi di keluarga Tn. S khususnya An. S dapat
merawat An. S dengan lebih seimbang sudah teratasi
status nutrisi kurang P : Pertahankan intervensi
- Peran keluarga untuk mau memonitor berat badan An. S
paling tidak seminggu sekali
- Peran keluarga untuk memberikan makanan pengganti
yang disukai An. S sehingga dapat meningkatkan intake
nutrisi
3. 29 Nov Ansietas pada keluarga S : Pasien mengatakan kecemasannya berkurang
2018 Tn.S khususnya pada O : - Pasien sudah tampak tidak lemas
Jam 15.00 Ny.S terhadap An.S - Pasien sudah tidak tampak gelisah
berhubungan dengan - TD 130/80 mmHg
Ketidakmampuan A : Masalah ansietas di keluarga Tn. S khususnya Ny. S
keluarga Tn.S dalam terhadap An. S berkurang sudah teratasi
melakukan modifikasi P : Pertahankan intervensi
lingkungan - Penerapan teknik mengurangi kecemasan (coaching)
seperti teknik relaksasi, manajemen marah, dan teknik
mengutarakan kecemasan
BAB IV
PEMBAHASAN

Setelah melakukan penerapan asuhan keperawatan keluarga Tn. S dengan anggota


keluarga menderita Gastritis tanggal 25 dan 29 November 2018 maka diperoleh
data dengan memudahkan pembahasan, penulis menggunakan pendekatan proses
keperawatan yaitu mulai dari proses pengkajian, intervensi keperawatan,
implementasi keperawatan dan evaluasi.
A. Pengkajian
1. Gangguan kesehatan Penyakit Gastritis
Sesuai hasil pengkajian yang dilakukan pada keluarga Tn. S, maka
didapatkan anggota keluarga menderita penyakit Gastritis yaitu An. S
Gejala klinik atau keluhan yang dikemukakan pada teori yaitu anoreksia,
mual, nyeri epigastrium, muntah, perdarahan, dan erosi. Sedangkan
keluhan yang ditemukan pada Ny. M yaitu nyeri pada ulu hati, mual,
kembung, tekanan darah 130/90 mmHg, nadi 75x/menit, dan pernafasan
18 x/menit.
Sesuai dengan gejala klinik atau keluhan yang dikemukakan pada teori
dan gejala klinik atau keluhan yang dikemukakan pada kasus terjadi
kesenjangan yaitu pada kasus tidak ditemukan adanya anoreksia,
perdarahan, muntah dan erosi. Hal ini disebabkan karena keluhan
tersebut umumnya muncul apabila penyakit gastritis ini bertambah parah
dan menjadi gastritis kronis.
Sesuai fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai 5 tugas
dibidang kesehatan yang terdiri dari :
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga
b. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga
c. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.
d. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan
keluarga
e. Memanfaakan fasilitas pelayanan kesehatan disekitarnya bagi
keluarga
Sedangkan fungsi pemeliharaan kesehatan pada Keluarga Tn M
ditemukan yaitu :
a. Keluarga kurang mampu mengenal masalah kesehatan tentang
penyakit Gastritis
b. Keluarga kurang mampu merawat anggota keluarga yang
menderita penyakit Gastritis
c. Keluarga kurang Mampu memelihara lingkungan rumah yang
sehat.
B. Perencanaan
1. Gangguan Kesehatan Penyakit Gastritis
Pada prinsipnya perencanaan yang penulis cantumkan pada kasus tetap
mengacu kepada konsep dasar perencanaan asuhan keperawatan
keluarga.
Dalam hal ini penulis mengangkat sesuai dengan masalah dan
kebutuhan yang dihadapi keluarga sehingga tidak ada kesenjangan
antara teori dan rencana yang diterapkan pada keluarga.
Adapun perencanaan yang penulis rumuskan sebagai berikut :
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
(lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,kualitas dan
factor presipitasi)
b. Berikan informasi dan pendidikan kesehatan
mengenai penyebab, tanda dan gejala serta
penatalaksanaan nyeri pada gastritis
c. Motivasi keluarga untuk mau memonitor skala nyeri
pada An.S
d. Berikan terapi relakasasi: nafas dalam untuk
mengurangi nyeri
e. Motivasi keluarga untuk merujuk ke puskesmas jika
nyeri An. S tidak berkurang
C. IMPLEMENTASI
1. Gangguan Kesehatan Penyakit Gastritis
Pada implementasi yang dilaksanakan oleh penulis selalu mengacu
pada semua perencanaan yang telah disusun dan dalam hal ini
penulis telah memberikan penyuluhan dan pendidikan kesehatan
pada keluarga tentang pengertian, penyebab, gejala, perawatan di
rumah, pengobatan dan cara pencegahan guna membantu
memecahkan masalah yang ada pada keluarga Tn. S
D. EVALUASI
1. Gangguan Kesehatan Penyakit Gastritis
Setelah penulis mengadakan pembinaan pada keluarga Tn. S maka
di dapatkan hasil sebagai berikut :
a. Keluarga sudah dapat mengenal masalah kesehatan mengenai
penyakit Gastritits dibuktikan dengan keluarga mengatakan
sudah mengerti tentang penyakit Gastritis.
b. Keluarga sudah mengetahui cara perawatan anggota keluarga
yang sakit dibuktikan dengan ungkapan keluarga mengatakan
sudah tahu cara perawatan Gastritis yaitu menghindari
makanan yang pedas, menghindari minum minuman
beralkohol, makan makanan bergizi, dan berobat secara teratur.
c. Keluarga mulai dapat menciptakan lingkungan yang
menunjang proses penyembuhan. Hal ini ditandai dengan
keluarga mengatakan sudah tahu tentang kesehatan lingkungan
yang menunjang kesehatan

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam melaksanakan pengkajian terhadap keluarga Tn.”S” penulis
memperoleh data bahwa anggota keluarga Tn. S mengalami penyakit
Gastritis. Gejala penyakit Gastritis dalam konsep dasar tidak jauh beda
dengan tinjauan kasus namun ada beberapa gejala yang tidak muncul seperti
tidak ditemukan adanya anoreksia, perdarahan, muntah dan erosi. Hal ini
disebabkan karena keluhan tersebut umumnya muncul apabila penyakit
gastritis ini bertambah parah dan menjadi gastritis kronis.
Pada asuhan keperawatan keluarga Tn. S ditemukan 3 masalah kesehatan
yaitu anggota keluarga menderita penyakit Gastritis, ketidakseimbangan
nutrisi serta ansietas.
Dalam perencanaan penulis melibatkan keluarga dalam menentukan masalah
dan kebutuhan keperawatan keluarga, menentukan prioritas masalah, memilih
tindakan yang tepat dalam proses perawatan Gastritis. Intervensi yang
dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut yaitu memberikan penyuluhan
dan motivasi kepada keluarga.
Tahap pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga Tn.”S” dengan anggota
keluarga menderita Gastritis didasarkan pada perencanaan yang telah disusun
penulis bersama keluarga.
Pada tahap evaluasi masalah yang ditemukan semuanya dapat teratasi. Hal ini
disebabkan karena keluarga mengikuti saran dari perawat.
Penerapan proses keperawatan pada keluarga terbukti sangat efektif terutama
dalam mengatasi masalah-masalah kesehatan yang ada dalam suatu keluarga

B. Saran
1. Dari beberapa masalah kesehatan yang didapatkan pada keluarga Tn.S
dengan anggota keluarga menderita Gastritis, masalah kesehatan lain
seperti ketidakseimbangan nutrisi yang tidak memenuhi syarat kesehatan
diharapkan kepada klien dan keluarga dapat memelihara,
mempertahankan, meningkatkan dan mengembangkan perilaku hidup
sehat serta dapat mengambil langkah positif dalam mengatasi masalah
kesehatan yang dihadapi sehingga masalah tersebut dapat teratasi demi
menunjang peningkatan derajat kesehatan keluarga mereka.
2. Diharapakan kepada klien untuk mengkomsumsi makanan yang bergizi
dan juga kepada anggota keluarganya agar dapat membantu menjaga
kekebalan tubuhnya.
3. Kepada pihak Puskesmas agar dapat melanjutkan pembinaan kesehatan
keluarga dengan meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya dalam hal
peningkatan pengetahuan masyarakat tentang penyakit tidak menular atau
menular dan kesehatan lingkungan yang memenuhi syarat sehingga dapat
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
4. Kepada bagian pendidikan untuk mencapai hasil yang optimal perlu
diberikan waktu yang cukup untuk melaksanakan asuhan keperawatan
pada keluarga serta dalam penyusunan karya tulis.
DAFTAR PUSTAKA

Doengoes,Marilyn.E.dkk.2006.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat


Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI
Bruner & Sudart, (2002), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Vol. 2, Edisi 8,
EGC, Jakarta
Price, Sylvia A. Wilson, L. M. (1994). Patofisiologi Konsep Proses Penyakit,
edisi 4, Alih Bahasa Peter Anugrah. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
(http://www.suarapembaruan.com.2007).

Vous aimerez peut-être aussi