Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
RIDWAN SURURI
NPM. 1222010030
DOSEN :
Dr. Hasan Mukmin, M.Ag.
Dr. Abd. Syukur, S.Ag.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
I. Pendahuluan 1
II. Pembahasan 2
A. Syaikh Ahmad Sirhindi (1564-1624 M) 2
B. Syaikh Waliullah (1703-1762M) 4
C. Muhammad Iqbal 7
D. Muhammad Ali Jinnah 8
III. Kesimpulan 11
IV. Daftar Pustaka 13
I. PENDAHULUAN
Islam masuk India pada permulaan abad ke 8 M, tepatnya pada zaman kehalifahan Al-
Walid bin Abdul Malik dari Daulah Bani Ummayah (703-714M), dalam ekspedisi
penaklukan India terutama bagian utara yaitu Bulukista, Sind, Punjab sampai
Malfari.
Dakwah Islam dan pengembangan masyarakat Islam di kalangan masyarakat India yang
beragama Hindu dan Budha bukanlah perkara mudah dengan akar budaya dan agama yang
amat kuat di kalangan mereka oleh karena itu barulah tiga abad kemudian berdirilah
kesultanan-kesultanan dan selanjutnya disusul berdirinya dinasti Mughol. Sekitar
abad 10 M tepatnya tahun 1020 M berdirilah kesultanan Delhi yang dirintis oleh
dinasti Ghozwaniyah dengan ibu kota Lahore. Pada abad 15 M tepatnya tahun 1526 M
berdirilah kerajaan Islam Mughol yang didirikan oleh Zahiruddin Babur (cucu dari
timur sing).
Dengan rentang waktu yang panjang perkembangan umat Islam, kesultanan-kesultanan,
dan dinasti-dinasti Islam mengalami pasang surut kemajuan dan kemunduran. Dengan
demikian munculah banyak pembaharu baik pada zaman kemajuan zaman maupun kemunduran
yang menyeru kepada kebangkitan dan kemajuan Islam serta umatnya. Banyak para
pembaharu dikalangan masyarakat Islam India namun yang akan dibahas dalam makalah
ini adalah empat orang tokoh pembaharu. Oleh karena itu dengan latar belakang
masalah ini dapat dirumskan masalah sebagai berikut :
1. Siapa empat orang pembaharu Islam di India ?
2. Bagaimanakah memikiran-pemikiran pembaharuan mereka ?
3. Bagaimanakah langkah-langkah perjuangan pembaharuan mereka ?
4. Siapakah pengikut-pengikut/generasi penerusnya ?
II. PEMBAHASAN
Banyak tokoh pembaharuan pemikiran Islam India dalam rentang waktu yang panjang
Islam menyebar dan berkuasa di India dengan pasang surut perkembangannya dari sejak
perkembangan Islam di India, zaman kesultanan, dan kejayaannya, zaman kemunduran
dan kebangkitannya. Diantara sekian banyak tokoh dalam makalah ini hanya dibahas
empat orang tokoh, yaitu Syaikh Ahmad Sirhindi, Syaikh Waliyulloh, Muhammad Iqbal,
Muhammad Ali Jinnah.
A. Syaikh Ahmad Sirhindi (1564-1624 M)
Syaikh Ahmad Sirhindi hidup pada zaman kejayaan kerajaan Islam Moghul, yaitu Sultan
Akbar Agung. Pada zamannyalah keemasan kekuasaan Islam Moghul di India. Akbar
berasal dari seorang komandan militer ahli strategi yang sangat sukses. Dia
melakukan reformasi sosio kultural di kawasan kekuasaannya, namun langkah-
langkahnya sangat kontraversial. Maka usaha reformisnya gagal bahkan menimbulkan
kontraversi di bidang reformasi keagamaan dengan “pluralisme keagamaan” yang
menimbulkan ketidak harmonisan antar agama (saling curiga). Dalam keadaan seperti
inilah keadaan masyarakat, Negara dilindungi Syaikh Ahmad Sirhindi. Beliau juga
dikenal sebagai Mujahid Alfi Tsani (Pembaharu melenium kedua).
Syaikh Ahmad Sirhindi dilahirkan di kota Sirhin terletak di Negara bagian Punjab
India dari keluarga cendekiawan muslim dan wali sufi terhormat. Ayahnya bernama
syah Abdullah Akhad sebagai seorang cendekiawan ternama yang mengklaim sebagai
keturunan khalifah Umar Bin Khatab melalui putranya Abdullah bin Umar sebagai
cendekiawan dan perawi hadits ternama.
Dalam usia sepuluh tahun menghafal Al-qur’an dan belajar bahasa Arab dan Persi,
Sastra, Fiqh, Hadits, Sejarah Islam dan sebagainya dari ayahnya. Setelah menamatkan
pendidikan dasar, dia meneruskan pendidikan selanjutnya ke kota Lahore dan Sialkot,
sebagai dua kota pendidikan ternama di India kala itu. Dia menerima pendidikan
lanjutan tafsir Al-qur’an, Hadits, fiqh, logika, filsafat, theology. Setelah
selesai menempuh pendidikan lanjutan dia kembali ke kampung halamannya dan mengajar
di madrasah lokal. Dalam usia tujuh belas tahun dia menikah dan meneruskan belajar
sufisme dari ayahnya, sebelum menikah pernah ke kota Agra, ibukota kerajaan Mughol
dan bergabung dengan para cendekiawan kerajaan, tetapi tidak bertahan lama kemudian
beliau menunaikan ibadah hajji ke Mekkah di tengah perjalanannya dia bertemu dengan
tokoh-tokoh sufi dan belajar kepadanya. Faham sufi Ahmad Sirhindi adalah sufi yang
sesuai dengan sunnah Rosul. Beliau pernah mengkritik kebanyakan sufi yang tidak
bisa membedakan antara Allah sebagai Al Kholik dengan makhluknya (manusia sufi)
termasuk Ibnu Arobi dengan wihdatul wujudnya. Faham sufi Ahmad Sirhindi lurus
sesuai dengan ajaran Islam yang murni (Al-qur’an dan Sunnah). Upaya Ahmad untuk
mereformasi pemikiran dan spiritualitas Islam agar sesuai dengan sunnah Rosul
mengangkat namanya ke posisi tinggi dalam sejarah intelektual Islam. Dia termasuk
pengikut sunnah Rosul yang ketat. Sebagai pribadi yang reformis Islam yang lurus,
maka perjuangannya menegakkan Islam berbenturan keras dengan langkah-langkah
reformasi raja Mughol Akbar Agung yang liberal dan kontroversial cenderung merusak
ajaran Islam. Beliau dan para pengikutnya berjuang keras melawan penguasa Mughol
dan pengikut yang sesat, mengembalikan kehidupan umat kepada pola kehidupan yang
Islami. Dari perjuangan kerasnya manghadapi penguasa sesat itulah dia dijuluki
sebagai Mujaddid Alfa Tsani. Dia melatih ratusan murid-muridnya untuk dikirim ke
berbagai pelosok India untuk mengajarkan agama Islam yang murni dan lurus dengan
mendirikan pondok-pondok sufi naqsa bandi di berbagai kota besar India seperti
Agra, Delhi, Lahore, Allahabad, Fatna Saharanfur, Badayun, dan Burhanpur. Jelaslah
bahwa Ahmad Sirhindi adalah seorang tokoh pendidikan Islam formal maupun tokoh
pendidikan non formal. Dia menyalurkan pembaharuan pemikirannya lewat madrasah-
madrasah dan pondok-pondok sufi. Pembaharuan pemikirannya meluruskan pemahaman dan
pengalaman sufi sesuai tuntunan Al-qur’an dan Assunnah dan melawan penyesatan faham
Islam yang disebarkan penguasa Mughol Akbar Agung dan pengikut-pengikut fahamnya.
Dia juga sebagai seorang penulis giat, Ahmad menghasilkan lebih dari lima ratus
tulisan risalah keagamaan Islam dari berbagai aspek dan sufisme. Dalam risalahnya
diantaranya dia menjelaskan praktek-praktek fundamentalis Islam. Ahmad meninggal
dunia pada usia enam puluh tahun dimakamkan di kota kelahirannya yaitu Sihiad dan
perjuangannya diteruskan putra-putranya yaitu :
1) Muhammad Soddiq
2) Muhammad Sa’id
3) Muhammad Ma’sum
4) Muhammad Yahya
Pemikiran Ahmad Sirhindi juga mempengaruhi tokoh-tokoh pembaharu Islam berikutnya
seperti syah Waliulloh dan para putranya, Syah Ismail Syahid, Sayyid Ahmad
Bahrelvi, Muhammad Ilyas, Sir Muhammad Iqbal, Abdul Kalam Yazid, Abdul A’la Maududi
dan sebagainya.
E. KESIMPULAN
1. Ahmad Sirhindi adalah seorang ulama, cendekiawan muslim yang reformis seorang
pendidik penyalur ide-ide pembaharuannya lewat madrasah-madrasah dan tulisan-
tulisan risalahnya yang sangat banyak dan juga lewat pendidikan perjuangannya
membela dan menegakkan kemurnian Islam harus berhadapan dengan penguasa Mughol
Akbar Agung yang reformasi sosio kulturalnya kotraversial dan menemukan kegagalan
(sesat). Beliau banyak murid yang disebarkan di berbagai kota untuk perjuangannya
yang berat tersebut. Perjuangan selanjutnya diteruskan oleh ke empat orang
putranya. Pemikiran-pemikiran reformasinya banyak mempengaruhi para pemikir
pembaharuan India berikutnya.
3. Muhammad Iqbal adalah tokoh pembaharu dan pemikir Islam yang konsisten dengan
perjuangan pemurnian ajaran Islam dan khususnya di bidang tasyawuf yang menurut
pendapatnya mennjadi salah satu penghambat kemajuan Islam. Dia kritis terhadap
faktor-faktor penyebab kemunduran Islam dan aktif mencari solusinya. Dia sangat
aktif dalam gerakan bidang politik dia sebagai pencetus pemikiran perlu berdirinya
Negara Islam India yaitu Pakistan.
4. Muhammad Ali Jinnah adalah tokoh pemikir pembaharu Islam yang banyak
mendapkan pendidikan di Barat dalam bidang hukum, maka sekembalinya ke India, dia
aktif di dunia politik untuk perjuangan Islam dan umat Islam India. Dia dalam
perjuangannya berhadapan dengan orang-orang kongres nasional India yang mayoritas
besar Hindu dan Budha serta berhadapan orang penguasa kolonial Inggris. Dia dan
kawan-kawannya di Liga Muslimin menuntut kepada Inggris akan lahirnya sebuah Negara
muslim India yang pada tanggal 14 Agustus 1947 pemerintah Inggris memberikan
kedaulatan Negara Islam Pakistan dan juga Negara India. Ali Jinnah dikenal sebagai
politikus, negarawan, dan Bapak pendiri Negara Islam Pakistan.
F. DAFTAR PUSTAKA
Unknown di 00.21
Berbagi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
AMPUN KESUPEN KRITIK DAN SARANNYA...
‹
›
Beranda
Lihat versi web
Diberdayakan oleh Blogger.