Vous êtes sur la page 1sur 10

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPEMILIKAN JAMBAN SEHAT DI DESA

MALIKIAN, KALIMANTAN BARAT

Otik Widyastutik
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Pontianak
E-mail : otik@iuj.ac.jp, 08113061615

Abstract

The World Bank states that the 2010 data 22% of Indonesian people has not had a
sanitation facility (latrine). The existence of latrines in Indonesia, according to World Bank
data in 2010 about 22% of Indonesia's population does not have latrines. The coverage of
national guard to urban areas with 79% and 49% for rural areas. Most of the sludge removal
is using the river or dug wells which do not have the requirements of health latrine and
contiminate the ground water. Based on the data obtained from the Health Center
Community Mempawah Hilir in 2014 of 855 homes were inspected as many as
530 households, households have basic sanitation facilities such as latrines in the Health
Center Community Mempawah downstream for 420 households or 79%. This study aims to
determine the relationship between the factors of income, knowledge, and attitude, with the
ownership of latrines in Malikian, Mempawah Hilir. The research method uses observational
design with cross sectional approach. The sample in this study are mothers who have
children under five do not have latrines that sebayak 64 respondents. The sampling
technique using random sampling. Statistical analysis using chi square test. Decision of
research hypothesis testing based on the significance level of 5% (p = 0.05) and confidence
interval (CI) 95%. The result show that there are relationship between income and the
latrine ownership (p = 0.037), knowledge(p = 0.037) and attitude (p = 0.037). The result
shows no relationship between education (p = 0196), and the role of health care workers (p =
1.000) with the ownership of latrines in the Malikian, Mempawah Hilir.

Keywords: Latrine, income, knowledge, attitude.

Abstrak

Keberadaan jamban di Indonesia menurut data Bank Dunia tahun 2010 sekitar
22%. Secara nasional, untuk daerah perkotaan yaitu 79 % dan untuk daerah pedesaan
49%. Sebagian besar pembuangan tinja masih dilakukan ke sungai atau mempergunakan
sumur galian yang tidak memenuhi persyaratan sehingga mencemari air tanah.
Berdasarkan data yang di peroleh dari Puskesmas Mempawah Hilir pada tahun 2014 dari
855 rumah yang dilakukan pemeriksaan sebanyak 530 rumah tangga, rumah tangga yang
memiliki sarana sanitasi dasar berupa jamban di wilayah kerja Puskesmas Mempawah
Hilir sebesar 420 rumah tangga atau 79%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara faktor penghasilan, pengetahuan, dan sikap, dengan kepemilikan jamban
di Desa Malikian, Mempawah Hilir, Kalimantan Barat. Metode penelitian menggunakan
rancangan observasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini
adalah rumah tangga yang memiliki balita yaitu sebanyak 64 responden, di ambil dengan
menggunakan random sampling. Analisis statistik menggunakan uji chi square. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan penghasilan terhadap kepemilikan
jamban (p = 0.037), pengetahuan (p = 0.037) dan sikap (p = 0.037). Hasil penelitian
menunjukkan tidak ada hubungan antara pendidikan (p = 0.196), dan peran petugas
kesehatan (p = 1.000) dengan kepemilikan jamban di Desa Malikian, Mempawah Hilir.

Kata kunci : Jamban, penghasilan, pengetahuan, sikap.


Pendahuluan yang berakibat terjadinya kerentanan
Penyediaan air bersih, diare. Pembuangan tinja adalah satu
pembuangan kotoran, pembuangan air diantara faktor lingkungan yang paling
limbah, dan pembuangan sampah sering menyebabkan diare, yang
merupakan syarat rumah sehat. kemudian dilanjutkan dengan kurangnya
Pembuangan kotoran/tinja, yang biasa sarana air bersih, adanya vektor dan
juga di sebut dengan tempat Buang Air penanganan sampah.4
Besar (BAB) merupakan bagian yang Hal tersebut mendukung dari
penting dalam sanitasi lingkungan. hasil penelitian Darsana,5 yang
Pembuangan tinja manusia yang tidak menunjukkan bahwa selain faktor
memenuhi syarat sanitasi dapat pendidikan dan pengetahuan mengenai
menyebabkan terjadinya pencemaran sarana sanitasi, terdapat adanya
tanah serta penyediaan air bersih, dan hubungan yang bermakna antara
memicu hewan vektor penyakit, kepemilikan jamban dengan kejadian
misalnya lalat, tikus atau serangga lain diare, ditambah dengan faktor kondisi
untuk bersarang, berkembang biak serta lingkungan serta perilaku (kebiasaan)
menyebarkan penyakit. Hal tersebut juga masyarakat membuang kotoran.6 Begitu
tidak jarang dapat menyebabkan pula dengan peran petugas kesehatan
timbulnya bau yang tidak sedap.1 sebagai penunjang pencegah kejadian
Wabah penyakit pada Diare.
masyarakat akan meluas jika masih Mengutip dari CNN Indonesia
terjadi Buang Air Besar Sembarangan tentang laporan Join Monitoring Program
(BABS), misalnya BAB di kebun, sungai (JMP) WHO/Unicef,7 ternyata masih
dan tempat lain yang kurang memenuhi terdapat 12,9% penduduk Indonesia
syarat jamban sehat. 2 Diare menempati yang belum memiliki jamban, dari 2,4
urutan nomor satu, sebesar 72%, milliar penduduk dunia yang tidak
prevalensi penyakit akibat sanitasi memiliki jamban, dengan rasio tujuh dari
buruk.3 Faktor agent, penjamu (host), sepuluh orang di dunia masih BAB di
lingkungan, pelayanan kesehatan, dan tempat terbuka, dimana sebagian besar
perilaku merupakan faktor-faktor yang adalah di sungai. Di Indonesia, kloset
berkaitan dengan kejadian diare pada leher angsa yng digunakan 84,4%,
balita. Tidak diberikannya ASI (Air Susu plengsengan 4,8%, cemplung atau cubluk
Ibu) eksklusif, kurang gizi, munculnya tanpa lantai 7,2%, cemplung dengan
penyakit infeksius, keturunan, dan lantai 3,7%. Kalimantan Barat yang
imunodefisiensi, menjadi faktor penjamu memiliki jamban sendiri 1263, jamban
bersama 140, jamban umum 89, dan Metode Penelitian
yang tidak punya jamban 617.8 Penelitian ini dilakukan di desa
Menurut data puskesmas Malikian Kecamatan Mempawah Hilir
Mempawah Hilir tahun 2014 dari 855 Kabupaten Mempawah Provinsi
rumah yang dilakukan pemeriksaan Kalimantan Barat yang terdiri dari 8
sebanyak 530 rumah tangga, rumah dusun dengan 27 RT/ 12 RW, pada
tangga yang memiliki sarana sanitasi tanggal April – Mei 2016, dengan
dasar berupa jamban di wilayah kerja menggunakan rancangan penelitian
Puskesmas Mempawah Hilir sebesar 420 obeservasional deskriptif analitik dengan
rumah tangga atau 79% tetapi dengan pendekatan Cross Sectional.
sarana yang kurang memenuhi syarat Populasi dalam penelitian ini
kesehatan, terutama pembuangan air adalah seluruh ibu yang mempunyai
limbah. Hasil studi awal yang dilakukan balita di desa Malikian Kecamatan
sebelumnya pada 88 masyarakat desa Mempawah Hilir Kabupaten Mempawah
Malikian, menunjukkan 36,4% kondisi Provinsi Kalimantan Barat sebanyak 327
jamban yang ada di masyarakat tidak orang. Jumlah sampel 64 orang
memenuhi syarat jamban sehat.9 dilakukan proporsional (purposive
Berdasarkan dari penjelasan latar sampling) setiap Dusun dan penentuan
belakang tersebut diatas, maka peneliti sampel menggunakan random sampling
tertarik untuk mengatahui lebih lanjut pada balita. Instrumen yang digunakan
tentang faktor determinan apa saja yang untuk mengetahui dan meneliti adalah
mempengaruhi kepemilikan jamban kuesioner yang berkaitan dengan
sehat di masyarakat desa Malikian, karakteristik responden dan faktor-
Mempawah Hilir, Kalimantan Barat. faktor yang mempengaruhi kepemilikan
jamban sehat.

Hasil Penelitian dan Pembahasan


Karakteristik Responden
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Balita Responden Berdasarkan Umur di Desa Malikian

No Umur F %
1 20-30 tahun 14 21.9
2 31-40 tahun 18 28.1
3 41-50 tahun 17 26.6
4 51 tahun ke atas 11 17.2
Jumlah 64 100
Sumber: Data Primer Desa Malikian 2016
Berdasarkan tabel 1, usia tersebut merupakan anggota keluarga,
responden yang menarik untuk misalnya nenek, atau saudara dari
dipaparkan adalah usia diatas 51 tahun orangtua yang mengasuh balita di rumah
ke atas, sebanyak 17,2%. Responden ketika ibu balita sedang bekerja.

Analisis Univariat
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kepemilikan Jamban
di Desa Malikian
No Kepemilikan jamban Frekuensi Persen (%)
1 Ya 24 37.5
2 Tidak 40 62.5
Jumlah 64 100
Sumber: Data Primer Desa Malikian 2016

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan


di Desa Malikian
No Pengetahuan Frekuensi Persen (%)
1 Kurang baik 16 25.0
2 Baik 48 75.0
Jumlah 64 100
Sumber: Data Primer Desa Malikian 2016

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap di Desa


Malikian
No Sikap Frekuensi Persen (%)
1 Kurang baik 23 35.9
2 baik 41 64.1
Jumlah 64 100
Sumber: Data Primer Desa Malikian 2016

Tabel 5. Distribusi dan Frekuensi Penyuluhan di Desa Malikian


No Penyuluhan Kesehatan Frekuensi Persen (%)
1 Ada Penyuluhan 9 14.1
2 Tidak ada penyuluhan 55 85.9
Jumlah 64 100
Sumber: Data Primer Desa Malikian 2016

Analisis Bivariat
1. Hubungan Pendidikan dengan Kepemilikan Jamban
Pada penelitian sebelumnya yang Pasaman Barat. Secara statistik
dilakukan oleh Vivi Maya Sari pada tahun dibuktikan bahwa tidak ada hubungan
2012 dipemukiman nelayan Kenagarian yang bermakna antara pendidikan
Air Bangis Kec. Sungai Beremas Kab.
dengan kepemilikan jamban keluarga (JAGA).10

Tabel 6. Hubungan Pendidikan dengan Kepemilikan Jamban di Desa Malikian


2016
Pendidikan Kepemilikan jamban P Value PR
Ya Tidak (CI 95%)
N (%) N (%) 0.196 2.692
Rendah 26 65.0 20 83.3 (0.768-9.442)
Tinggi 14 35.0 4 16.7
Jumlah 40 100 24 100
Sumber : Data Primer Desa Malikian 2016

Berdasarkan tabel diatas, kepemilikan jamban pada balita dengan


pendidikan rendah yang memiliki p value = 0,196. Pendidikan yang rendah
jamban yaitu sebesar 65.0% dan berisiko 2.692 kali lebih besar tidak
pendidikan tinggi yang memiliki jamban memiliki jamban dibandingkan dengan
sebesar 35.0%. Hasil uji statistik dengan pendidikan tinggi. Maka hasil tersebut
menggunakan uji Chi-square dinyatakan diatas, menggarisbawahi apa yang sudah
bahwa tidak terdapat hubungan yang disampaikan oleh Vivi (2012) tersebut
bermakna antara pengetahuan dengan diatas.

2. Hubungan Penghasilan dengan kepemilikan jamban

Tabel 7. Hubungan penghasilan dengan kepemilikan jamban di Desa Malikian


tahun 2016
Penghasilan Diare P Value PR
Ya Tidak (CI 95%)
N (%) N (%) 0.037 3.667
Rendah 18 45.0 18 75.0 (1.203-11.174)
Tinggi 22 55.0 6 25.0
Jumlah 40 100 24 100
Sumber : Data Primer Desa Malikian 2016
Berdasarkan tabel diatas, dengan kepemilikan jamban pada balita
penghasilan rendah yang memiliki dengan p value = 0,037. Penghasilan
jamban sebesar 45.0% dan penghasilan rendah berisiko 3.667 kali tidak memiliki
tinggi yang memiliki jamban sebesar jamban dibandingkan dengan
55.0%. Hasil uji statistik dengan penghasilan tinggi yang tidak memiliki
menggunakan uji Chi-square dinyatakan jamban. Status ekonomi seseorang juga
bahwa terdapat hubungan yang akan menentukan tersedianya suatu
bermakna antara penghasilan rendah fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan
tertentu, sehingga status sosial ekonomi demikian dapat disimpulkan dari hasil
ini akan mempengaruhi perubahan penelitian yang dilakukan oleh peneliti
perilaku pada diri seseorang. bahwa ekonomi merupakan alat ukur
Berdasarkan hasil penelitian tingkat kesejahteraan suatu masyarakat.
yang dilakukan oleh Darsana pada tahun Karena ekonomi merupakan indikator
2014 di Desa Jehem Kec. Tembuku Kab. penentu perilaku masyarakat dalam
Bangli, secara statistik dibuktikan bahwa pemenuhan kebutuhan sehari - hari
ada hubungan yang bermakna antara termasuk pemanfaatan jamban keluarga
ekonomi dengan kepemilikan jamban (JAGA).11
keluarga ρ = 0,000 < α (0,05).5 Dengan

3. Hubungan pengetahuan dengan kepemilikan jamban

Tabel 7. Hubungan pengetahuan dengan kepemilikan jamban di Desa Malikian


tahun 2016
Pengetahuan Kepemilikan jamban P Value PR
Ya Tidak (CI 95%)
N (%) N (%) 0,037 0.169
Kurang baik 14 35.0 2 8.3 (0.035-0.825)
Baik 26 65.0 22 91.7
Jumlah 40 100 24 100
Sumber : Data Primer Desa Malikian 2016
Berdasarkan tabel diatas, pengetahuan baik yang tidak memiliki
pengetahuan yang baik pun hanya 65% jamban.
responden yang memiliki jamban. Pengetahuan merupakan hasil
Sebaliknya, dari responden yang tidak “tahu” penginderaan manusia terhadap
memiliki jamban, ternyata terdapat suatu objek tertentu. Proses
91,7% responden yang baik penginderaan terjadi melalui panca
pengetahuannya. indera manusia, yakni penglihatan,
Hasil uji statistik dengan pendengaran, penciuman, rasa dan
menggunakan uji Chi-square dinyatakan melalui kulit. Pengetahuan atau kognitif
bahwa terdapat hubungan yang merupakan domain yang sangat penting
bermakna antara pengetahuan baik untuk terbentuknya tindakan seseorang
dengan kepemilikan jamban pada balita (over behavior).12
dengan p value = 0,037. Pengetahuan Berdasarkan hasil penelitian
kurang baik berisiko 0,169 kali tidak yang dilakukan oleh Ikhsan Ibrahim pada
memiliki jamban dibandingkan dengan tahun 2012 di Desa Pintu Langit Jae Kec.
Padang Sidimpuan Angkola Julu. Secara
statistik dibuktikan bahwa ada hubungan Pemanfaatan Jamban Keluarga (JAGA)
yang bermakna antara pengetahuan oleh masyarakat dengan pengetahuan
dengan pemanfaatan jamban ρ = 0,000 < yang cukup memiliki kemampuan dalam
α (0,05).13 memanfaatkan jamban keluarga (JAGA)
Dengan demikian dapat dibanding dengan masyarakat dengan
disimpulkan dari hasil penelitian yang pengetahuan yang kurang
dilakukan oleh peneliti bahwa

4. Hubungan sikap dengan kepemilikan jamban


Tabel 8. Hubungan Sikap dengan Kepemilikan Jamban di Desa Malikian 2016
sikap Kepemilikan jamban P Value PR
Ya Tidak (CI 95%)
N (%) N (%) 0,037 3.545
Kurang baik 10 25.0 13 54.2 (1.209-10.394)
baik 30 75.0 11 45.8
Jumlah 40 100 24 100
Sumber : Data Primer Desa Malikian 2016
Berdasarkan tabel diatas, sikap tertentu apabila individu dihadapkan
kurang baik yang memiliki jamban pada stimulus yang menghendaki adanya
sebesar 25.0% dan pengetahuan baik respons (Azwar, 2008).13 Berdasarkan
yang memiliki jamban sebesar 75.0%. hasil penelitian yang dilakukan oleh
Hasil uji statistik dengan menggunakan Ikhsan Ibrahim pada tahun 2012 di Desa
uji Chi-square dinyatakan bahwa Pintu Langit Jae Kec. Padang Sidimpuan
terdapat hubungan yang bermakna Angkola Julu. Secara statistik dibuktikan
antara sikap kurang baik dengan bahwa ada hubungan yang bermakna
kepemilikan jamban pada balita dengan antara sikap dengan pemanfaatan
p value = 0,037. Sikap kurang baik jamban ρ = 0,000 < α (0,05). 12
berisiko 3.545 kali tidak memiliki Dengan demikian dapat
jamban dibandingkan dengan sikap baik disimpulkan dari hasil penelitian yang
yang tidak memiliki jamban. dilakukan oleh peneliti bahwa sikap
Sikap merupakan kesiapan untuk positif masyarakat terhadap masalah
bereaksi terhadap suatu objek dengan kesehatan sangat besar pengaruhnya
cara - cara tertentu. Kesiapan yang terhadap perilaku masyarakat dalam
dimaksud disini adalah kecenderungan pemanfaatan jamban keluarga (JAGA).
potensial untuk bereaksi dengan cara
5. Hubungan peran petugas kesehatan dengan kepemilikan jamban
Tabel 9. Hubungan peran petugas kesehatan dengan kepemilikan jamban Desa
Malikian tahun 2016
Peran petugas Kepemilikan jamban P Value PR
kesehatan Diare Tidak (CI 95%)
N (%) N (%)
Tidak mendapat 34 85.0 21 87.5 1.000 1.235
penyuluhan (0.279-5.475)
Mendapat 6 15.0 3 12.5
penyuluhan
Jumlah 40 100 24 100
Sumber : data Primer Desa Malikian 2016
Berdasarkan tabel diatas, peran melalui pendidikan di bidang kesehatan
tidak mendapat penyuluhan dan yang untuk jenis tertentu memerlukan
memiliki jamban sebesar 85.0% dan kewenangan untuk melakukan upaya
mendapat penyuluhan yang memiliki kesehatan. Salah satu unsur yang
jamban sebesar 15.0%. Hasil uji statistik berperan dalam percepatan
dengan menggunakan uji Chi-square pembangunan kesehatan adalah tenaga
dinyatakan bahwa tidak terdapat kesehatan yang bertugas di sarana
hubungan yang bermakna antara tidak pelayanan kesehatan dimasyarakat
mendapat penyuluhan dengan Hal ini tidak sejalan dengan hasil
kepemilikan jamban pada balita dengan penelitian yang dilakukan oleh Darsana
p value = 1.000. tidak mendapat pada tahun 2014 di Desa Jehem Kec.
penyuluhan berisiko 1.235 kali tidak Tembuku Kab. Bangli. Secara statistik
memiliki jamban dibandingkan dengan dibuktikan bahwa ada hubungan yang
yang mendapat penyuluhan. bermakna antara peranan petugas
Petugas kesehatan merupakan kesehatan dengan kepemilikan jamban
setiap orang yang mengabdikan diri keluarga ρ = 0,01 < α (0,05).5
dalam bidang kesehatan serta memiliki
pengetahuan dan/atau keterampilan

Kesimpulan dan Saran


Berdasarkan hasil analisa 1. Hasil survei penentuan faktor
statistik, maka dapat disimpulkan faktor determinan menyatakan tidak
determinan yang berpengaruh terhadap terdapat hubungan antara
kepemilikan jamban di Desa Malikian pendidikan dengan kepemilikan
adalah sebagai berikut: jamban pada balita (p value =
0,196). Dan berdasarkan hasil uji
chi-square PR = 2.692. Kepemilikan jamban di desa
2. Hasil survei penentuan faktor Malikian, Kecamatan Mempawah Hilir,
determinan menyatakan Kabupaten Mempawah, Kalimantan
terdapat hubungan antara Barat masih membutuhkan banyak
penghasilan dengan kepemilikan perhatian dari pemerintah. Sebagian
jamban pada balita (p value = besar masyarakat yang ada mempunyai
0,037). Dan berdasarkan hasil jamban, ternyata masih banyak yang
chi-square PR = 3.667 tidak memenuhi syarat jamban sehat
3. Hasil survei penentuan faktor yaitu dengan menggali tanah sebagai
determinan menyatakan jamban, dan sisanya tidak mempunyai
terdapat hubungan antara jamban atau BAB di sungai.
pengetahuan dengan Oleh karena kesimpulan diatas, maka
kepemilikan jamban pada balita saran bagi petugas kesehatan, meski dari
(p value = 0,037). Dan hasil analisis tidak terdapt hubungan
berdasarkan hasil chi-square PR antara peran petugas atau adanya
= 0.169 penyuluhan di wilayah tersebut, akan
4. Hasil survei penentuan faktor tetapi peran petugas lebih digiatkan,
determinan menyatakan misalnya dengan kegiatan penyuluhan
terdapat hubungan antara sikap kesehatan tentang jamban sehat, manfaat
dengan kepemilikan jamban pada jamban sehat, akibat BABS, dan
balita (p value = 0,037). Dan bagaimana membangun jamban sehat
berdasarkan hasil chi-square PR dengan mempromosikan Arisan Jamban
= 3.545 Sehat. Pemasangan poster tentang
5. Hasil survei penentuan faktor bahaya BABS, manfaat pentingnya
determinan menyatakan tidak memiliki jamban sehat, dan membagikan
terdapat hubungan antara brosur program Arisan Jamban Sehat,
peran petugas kesehatan dengan berikut dengan membentuk para kader
kepemilikan jamban pada balita di desa sehingga bisa mengoptimalkan
(p value = 1.000). Dan upaya peningkatan derajat kesehatan
berdasarkan hasil chi-square PR masyarakat di desa oleh para petugas
= 1.235 bersama dengan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA http://www.depkes.go.id/resources
1. Putranti, Dya CMS, dkk. 2013. /download/general/Hasil%20Riske
Hubungan Antara Kepemilikan sdas%202013.pdf . (online). diakses
Jamban dengan Kejadian Diare di pada tanggal 6 April 2016.
Desa Karangagung Kecamatan 8. Riskesda, 2013.
Palang Kabupaten Tuban. Diakses 7 http://www.depkes.go.id/resources
April 2016 pada URL : /download/general/Hasil%20Riske
http://www.journal.unair.ac.id/filer sdas%202013.pdf . (online). diakses
PDF/keslingb03cb54364full.pdf pada tanggal 6 April 2016.
2. Erlina. 2015. Faktor yang 9. Mempawah Hilir. 2014. Laporan
Berhubungan dengan PHBS pada Bulanan Puskesmas Mempawah
Tatanan Rumah Tangga Hilir
Menggunakan Jamban Sehat. Jurnal 10. Vivi maya sari .2012. Faktor Yang
Ilmiah Keperawatan STIKes-Medika. Berhubungan Dengan Pemanfaatan
Cikarang. vol.5, No.1. Jamban Community Letd Total
3. WSP-EAP. 2008. Economic Impacts Sanitation (CLTS) Di Kenagarian
of Sanitation in Indonesia. Research Kurnia Selatan Kecamatan Sungai
Report. 21 - 30. Rumbai Kabupaten Dharmasraya.
4. Wijaya, Yulianto. Faktor Risiko Diakses pada tanggal 8 April 2016
Kejadian Diare Balita Di Sekitar Tps pada URL :
Banaran Kampus Unnes. Unnes http://repository.unand.ac.id/2004
Journal of Public Health. Diakses 0/1/Jurnal%20ku.pdf
pada tanggal 20 April 2016 pada 11. Notoatmodjo. 2007. Kesehatan
URL : Masyarakat Ilmu dan Seni. Rineka
http://journal.unnes.ac.id/sju/index Cipta, Jakarta.
.php/ujph/article/view/3050 12. Ibrahim, Ikhsan, dkk. 2012. Faktor-
5. Darsana, I Nengah. 2014. Faktor Faktor Yang Berhubungan Dngan
Yang Berhubungan Dengan Pemanfaatan Jamban Di Desa Pintu
Kepemilikan Jamban Keluarga. Langit Jae Kecamatan
Jurnal Kesehatan Lingkungan. Padangsimpuan Angkola Julu.
Diakses pada tanggal 20 April 2016 Diakses pada tanggal 22 April 2016
pada URL : http://poltekkes- pada URL :
denpasar.ac.id/files/JURNAL%20KES http://download.portalgaruda.org/a
EHATAN%20LINGKUNGAN/V4N2/I rticle.php?article=110065&val=411
%20Nengah%20Darsana1,%20I%20 0&title=FAKTOR-
Made%20Bulda%20Mahayana2,%20 FAKTOR%20YANG%20BERHUBUN
I%20Made%20Patra3.pdf GAN%20DENGAN%20PEMANFAAT
6. Zainiyah, Alif N, dkk. 2013. AN%20%20JAMBAN%20DI%20DES
Hubungan kepemilikan Jamban A%20PINTU%20LANGIT%20JAE%2
dengan Tingkat Pengetahuan dan 0KECAMATAN%20%20PADANGSID
Pendidikan Masyarakat (Studi di IMPUAN%20ANGKOLA%20JULU%2
Desa Mendalan Kecamatan 0%20%20TAHUN%202012.
Winongan Kabupaten Pasuruan 13. Azwar, S. 2008. Sikap Manusia Teori
Tahun 2013) (online), diambil dari dan Pengukurannya. Yogyakarta:
http://digilib.poltekkesdepkes- Liberty.
sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-
Publication-529-
AlifNurilSriMardoyo.pdf , diakses
pada tanggal 6 April2016.
7. WHO/Unicef. 2015. 25 Years
Progress on Sanitation and Drinking
Water.

Vous aimerez peut-être aussi