Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Tanah
Tanah berasal dari bahasa Yunani: pedon; bahasa Latin: solum. Tanah
adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik. Tanah
sangat berperan bagi semua kehidupan di bumi karena mendukung kehidupan
tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar.
Struktur tanah yang berongga-rongga juga menjadi tempat yang baik bagi akar
untuk bernapas dan tumbuh. Tanah menjadi habitat hidup berbagai
mikroorganisme. Sebagian besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup
dan bergerak (Wikipedia, 2012). Dari segi klimatologi, tanah memegang peranan
penting sebagai penyimpan air dan menekan erosi, meskipun tanah sendiri juga
dapat tererosi. Komposisi tanah berbeda-beda pada satu lokasi dengan lokasi yang
lain. Air dan udara merupakan bagian dari tanah (Tan, 1995).
B. Pupuk Organik
Pupuk adalah semua bahan yang diberikan kedalam tanah baik yang organik
maupun yang anorganik dengan maksud untuk mengganti kehilangan unsur tanah
dari dalam tanah dan bertujuan untuk meningkatkan produksi tanaman dalam
keadaan factor keliling atau keadaan yang baik (Sutejo dan Kartasapoetra, 1987).
Pupuk organik ialah zat organik yang digunakan sebagai pupuk organik dalam
pertanian. Pupuk kandang berperan dalam kesuburan tanah dengan menambahkan
zat dan nutrien, seperti nitrogen yang ditangkap bakteri dalam tanah.
Organisme yang lebih tinggi kemudian hidup dari jamur dan bakteri dalam rantai
kehidupan yang membantu jaring makanan tanah (Wikipedia, 2012).
Pupuk kandang merupakan salah satu contoh pupuk organik yang berasal
dari kandang ternak, baik berupa kotoran padat (faeces) yang bercampur sisa
makanan maupun air kencing (urine), sehingga kualitas pupuk kandang beragam
tergantung pada jenis, umur serta kesehatan ternak, jenis dan kadar
sertakandungan haranya (Sangatanan dan Sangatanan, 1989). Pupuk organik yang
dikembalikan melalui pupuk kandang selain sebagai sumber bahan organik tanah
juga sebagai sumber hara bagi pertumbuhan tanaman (Ende dan Taylor, 1969).
Bahan organik memegang peranan penting pada tanah tropis, karena hampir
semua unsur terdapat didalamnya (Agboola, 1974) Pupuk kandang biasanya
terdiri atas campuran 0,5% N; 0,25 P2O5 dan 0,5 K2O (Allison, 1973). Pupuk
kandang sapi padat dengan kadar air 85% megandung 0,4% N; 0,2% P2O5 dan
0,5% K2O dan yang cair dengan kadar 95% mengandung 1% N; 0,2% P2O5 dan
0,1% K2O. proses perombakan bahan organik pada tahap awal bersifat hidrolisis
karena proses ini berlangsung dengan adanya air dan enzim hidrolisa ekstra
selluler yang menghasilkan senyawa yang lebih sederhana dan mudah larut dalam
air sehingga mikrooragnisme dapat memanfaatkannya terutama dalam kondisi
aerobik. Perombakan selanjutnya dalam kondisi aerobik dengan hasil akhir CO2
dan H2O. Dalam kondisi anaerobik hasil samping adalah asam asetat, asam
pripionat, asam laktat, asam butirat dan asam format serta alcohol dan gas CO2,
H2O dan methan (CH4) (Sugito, et al, 1995).
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Hasil
Hasil variabel pengamatan diantaranya tinggi tanaman dan jumlah daun
serta parameter pengamatan terhadap diameter batang, volume akar, panjang akar,
berat kering akar, berat kering tajuk dan presentase akar terinfeksi adalah sebagai
berikut:
14 mst
Pupuk Kandang CMA Rerata
Sapi (%) M0 M1
10 20,65 a 21,20 a 20,93
30 12,16 b 14,11 b 13,14
50 13,55 b 19,92 b 16,74
BNJ 5% 1,49 1,22
Rerata15,46 18,41
16 mst
Pupuk Kandang CMA Sapi (%)
Rerata
M0 M1
10 24,06 a 24,81 a 24,43
30 15,12 b 17,08 b 16,10
50 16,56 b 23,63 a 20,09
BNJ 5% 1,72 1,41
Rerata18,58 21,84
18 mst
Pupuk Kandang CMA Sapi (%)
Rerata
M0 M1
10 28,68 a 27,58 ab 28,13
30 20,31 c 20,22 c 20,27
50 21,26 bc 28,51 a 24,89
BNJ 5% 3,01 2,45
Rerata 23,42 25,44
Keterangan :Nilai yang diikuti huruf yang sama dalam baris menunjukkan tidak
ada beda nyata berdasarkan Uji Beda Nyata Jujur taraf 5 %.
Tabel 2. Uji BNJ Interaksi antara Pupuk Kandang Sapi dan CMA terhadap
Jumlah Daun Bibit Kelapa Sawit pada umur 12 mst.
B. Pembahasan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada umur 14, 16, dan 18 mst
media tanam bibit yang diberi bahan organik 50% pupuk kandang sapi dengan
diberi CMA, berbeda nyata dengan pupuk kandang sapi yang diberi sebanyak
30% dengan diberi CMA. Namun pupuk kandang sapi yang diberi sebanyak 10%
menghasilkan jumlah daun yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan pupuk
kandang sapi 50% dengan diberi CMA.
Pupuk kandang sapi yang diberi sebanyak 10% dengan diberi CMA
merangsang CMA lebih efektif dalam menyerap unsur hara P. hal ini diduga pada
perlakuan pupuk kandang sapi 10% dengan 50% menghasilkan tinggi bibit yang
hampir sama. Namun diduga ketersediaan unsur hara P lebih sedikit pada pupuk
kandang sapi 10% dibanding yang diberi pupuk kadang sapi sebanyak 50%.
Artinya CMA efektif meningkatkan ketersediaan unsur hara dan mengabsorbsi
unsur hara yang diperlukan bagi perkembangan tanaman Sejalan dengan yang
dikemukakan oleh Same (2011) bahwa pada lahan marginal yang miskin unsur
hara CMA mampu meningkatkan penyerapan hara makro (terutama P) dan hara
mikro melalui hifa eksternalnya.
Hasil ini dibuktikan bahwa pertumbuhan tinggi bibit yang diberi CMA,
pertambahan tinggi bibit mencapai 2 – 3 cm dalam dua minggu sekali,
pertumbuhan ini terjadi dimulai saat umur bibit 12 – 18 mst. Sedangkan tanpa
diberi CMA hanya diperoleh rerata pertambahan tinggi bibit 1,5 – 2 cm dalam 2
minggu sekali. Pada akhir penelitian tinggi bibit yang diperoleh dengan perlakuan
yang diberi CMA tinggi bibitnya mencapai 27,85 cm. Hasil ini lebih baik bila
dibandingkan dengan standar pertumbuhan bibit kelapa sawit yang berasal dari
data Pusat Penelitian Kelapa Sawit (2011) dimana saat umur 4 bulan rerata tinggi
bibit kelapa sawit mencapai 25 cm.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan interaksi antara pupuk kandang sapi
dan CMA berpengaruh nyata terhadap variabel jumlah daun, bertambahnya
jumlah daun berkaitan dengan kemampuan tanaman dalam melakukan proses
fotosintesis, hubungannya dengan fotosintesis ditentukan berdasarkan tingkatan
serapan hara dan ketersediaan hara dan air didalam tanah. Interaksi yang nyata
antara pupuk kandang sapi dan CMA yang mempengaruhi jumlah daun terjadi
pada umur 12 mst.
Hasil Penelitian ini rerata jumlah daun yang diperoleh dari interaksi
perlakuan pupuk kandang sapi 10% dengan diberi CMA jumlah daun yang
dihasilkan yaitu 4,93 helai daun. Hasil tersebut lebih efektif walaupun
menghasilkan jumlah daun bibit yang tidak berbeda jauh dengan perlakuan 50%
pupuk kandang sapi dengan diberi CMA. Hal tersebut diduga CMA tidak dapat
bekerja secara aktif pada pupuk kandang sapi yang diberi sebanyak 50%
disebabkan ketersediaan unsur hara yang dibutuhkan tanaman juga lebih tinggi
dibanding dengan perlakuan lainnya. Sejalan dengan pendapat Schramm (1966)
dalam Purwaningsih (2015), mengatakan bahwa inokulum yang berlimpah
bukanlah faktor penentu keberhasilan asosiasi CMA dengan perakaran tanaman.
Pada akhir penelitian yang diberi pupuk kandang sapi 10% dengan diberi CMA
jumlah daun yang dihasilkan mencapai 6,43 helai daun. Hasil tersebut lebih baik
bila dibandingkan dengan standar pertumbuhan bibit kelapa sawit. Dikatakan
menurut data Pusat Penelitian Kelapa Sawit (2011) bahwa pada umur 4 bulan
jumlah daun yang dihasilkan dengan rerata mencapai 4,25 helai daun.
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan pemberian pupuk kandang
sapi berpengaruh nyata terhadap semua variabel pengamatan bibit. variabel
pengamatan diantaranya diameter batang, volume akar, panjang akar, berat kering
akar dan berat kering tajuk. Variabel tersebut yang dihasilkan dengan pupuk
kandang sapi yang diberi sebanyak 30% berbeda tidak nyata dengan 50% dan
berbeda nyata dengan pupuk kandang sapi yang diberi sebanyak 10%. Pemberian
pupuk kandang sapi yang diberi sebanyak 50% menghasilkan semua variabel
yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan 30% namun diperoleh jumlah rerata
pengamatan yang lebih baik.
Hasil pengamatan diperoleh dari perlakuan 50% yaitu 1,54 mm diameter
batang, 12,01 volume akar, 34,62 cm panjang akar, 1,57 g berat kering akar dan
3,35 g berat kering tajuk. hasil ini lebih baik bila dibanding dengan standar
pertumbuhan bibit kelapa sawit. Secara keseluruhan pupuk kandang sapi yang
diberi sangat membantu dalam merubah kualitas tanah PMK menjadi lebih baik.
Sejalan dengan pendapat Yuniarti (2012) mengatakan dimana pemberian pupuk
kandang sapi dosis yang tertinggi yaitu 225 g/polybag memberikan rerata tertinggi
pada berat basah, berat bagian atas, berat bunga dan keliling bunga, pemberian
pupuk kandang sapi 150 g/polybag memberikan rerata tertinggi pada volume akar
dan jumlah daun. Selain itu pupuk kandang sapi menyebabkan kualitas media
tanam yang dihasilkan menjadi lebih baik terutama kondisi aerasi dan draenasi,
juga mengakibatkan kondisi tanah menjadi lebih subur. Berdasarkan hasil analisis
Laboratorium Sifat Kima dan Kesuburan Tanah di Fakultas Pertanian Universitas
Tanjungpura Pontianak, pupuk kandang sapi yang digunakan didalam penelitian
ini mengandung unsur hara yang diantaranya 2.15% N, 0. 0,80% P, 0.30 % K,
2,39% Ca dan 0,28 Mg.
Semakin tinggi pupuk kandang sapi yang diberi maka akan semakin tinggi
juga kandungan unsur hara yang tersedia didalam pupuk kandang sapi yang
diperlukan bagi perkembangan vegetatif tanaman. Hasil penelitian ini sejalan
dengan pendapat oleh Sarief dan Suyono (1981) dikatakan unsur hara merupakan
salah satu faktor yang menentukan pertumbuhan dan produksi tanaman.
Ditambahkan oleh Foth (1991), bahwa pertumbuhan yang baik itu tidak hanya
memerlukan unsur-unsur hara dalam bentuk yang dikehendaki tanaman, tetapi
juga harus dalam keadaan yang seimbang dalam jumlah yang dibutuhkan oleh
tanaman.
Kondisi suhu di lahan penelitian berkisar 28 dan 290 Celcius sedangkan
kelembaban berikisar 79% - 85% sehingga mendukung tumbuh bibit kelapa sawit,
namun terdapat beberapa sampel tanaman yang tumbuhnya abnormal seperti helai
daun mengkerut dan bibit tampak kerdil serta adanya sampel tanaman yang
terkena penyakit dengan ciri awal dengan strip kuning bergaris putih kekuningan
seperti pita pada helai daun hingga menjadi layu fusarium.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pengaruh takaran pupuk kandang sapi dan
CMA terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit pre-nursery pada media tanah
PMK dapat disimpulkan bahwa :
1. Interaksi dengan takaran 10% pupuk kandang sapi dengan diberi CMA
memberikan pengaruh yang efektif menghasilkan tinggi bibit kelapa sawit
dan jumlah daun lebih baik.
2. Takaran pupuk kandang sapi sebanyak 50% dapat meningkatkan
perkembangan diameter batang, volume akar, panjang akar, berat kering
akar, dan berat kering tajuk.
DAFTAR PUSTAKA