Vous êtes sur la page 1sur 8

Askep pada pasien fraktur ekstrimitas atas (Radius Ulna)

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN MUSKULUSKLETAL PADA


PASIEN DENGAN FRAKTUR EKSTREMITAS ATAS

Radius-Ulna
A. Pengertian
Fraktur antebrachii adalah terputusnya kontinuitas tulang radius ulna, pada anak biasanya tampak
angulasi anterior dan kedua ujung tulang yang patah masih berhubungan satu sama lain.
Gambaran klinis fraktur antebrachii pada orang dewasa biasanya tampak jelas karena fraktur
radius ulna sering berupa fraktur yang disertai dislokasi fragmen tulang.

B. Jenis dan Etiologi


Menurut Mansjoer (2000), ada empat jenis fraktur antebrachii yang khas beserta penyebabnya
yaitu :
1. Fraktur Colles
Deformitas pada fraktur ini berbentuk seperti sendok makan (dinner fork deformity). Pasien
terjatuh dalam keadaan tangan terbuka dan pronasi, tubuh beserta lengan berputar ke ke dalam
(endorotasi). Tangan terbuka yang terfiksasi di tanah berputar keluar (eksorotasi/supinasi).
2. Fraktur Smith
Fraktur Smith merupakan fraktur dislokasi ke arah anterior (volar), karena itu sering disebut
reverse Colles fracture. Fraktur ini biasa terjadi pada orang muda. Pasien jatuh dengan tangan
menahan badan sedang posisi tangan dalam keadaan volar fleksi pada pergelangan tangan dan
pronasi. Garis patahan biasanya transversal, kadang-kadang intraartikular.
3. Fraktur Galeazzi
Fraktur Galeazzi merupakan fraktur radius distal disertai dislokasi sendi radius ulna distal. Saat
pasien jatuh dengan tangan terbuka yang menahan badan, terjadi pula rotasi lengan bawah dalam
posisi pronasi waktu menahan berat badan yang memberi gaya supinasi.
4. Fraktur Montegia
Fraktur Montegia merupakan fraktur sepertiga proksimal ulna disertai dislokasi sendi radius ulna
proksimal. Terjadi karena trauma langsung.
C. PATOFISIOLOGI
Apabila tulang hidup normal mendapat tekanan yang berlebihan, baik secara langsung maupun
tidak langsung. Kekuatan yang tiba-tiba dan berlebihan tersebut mengakibatkan jaringan tidak
mampu menahan kekuatan yang mengenainya. Maka tulang menjadi patah sehingga tulang yang
mengalami fraktur akan terjadi perubahan posisi tulang, kerusakan hebat pada struktur jaringan
lunak dan jaringan disekitarnya yaitu ligament, otot, tendon, pembuluh darah dan persyarafan
yang mengelilinginya (Long, B.C, 1996). Periosteum akan terkelupas dari tulang dan robek dari
sisi yang berlawanan pada tempat terjadinya trauma. Ruptur pembuluh darah didalam fraktur,
maka akan timbul nyeri. Tulang pada permukaan fraktur yang tidak mendapat persediaan darah
akan mati sepanjang satu atau dua millimeter.
Setelah fraktur lengkap, fragmen-fragmen biasanya akan bergeser, sebagian oleha karena
kekuatan cidera dan bias juga gaya berat dan tarikan otot yang melekat. Fraktur dapat tertarik
dan terpisah atau dapat tumpang tindih akibat spasme otot, sehingga terjadi pemendekkan tulang
(Apley, 1995), dan akan menimbulkan derik atau krepitasi karena adanya gesekan antara
fragmen tulang yang patah (Long, B.C, 1996).

D. MANIFESTASI KLINIK
Berikut adalah manifestasi klinik dari fraktur antebrachii menurut Mansjoer (2000) :
1. Fraktur Colles
 Fraktur metafisis distal radius dengan jarak _+ 2,5 cm dari permukaan sendi distal radius
 Dislokasi fragmen distalnya ke arah posterior/dorsal
 Subluksasi sendi radioulnar distal
 Avulsi prosesus stiloideus ulna.
2. Fraktur Smith
Penonjolan dorsal fragmen proksimal, fragmen distal di sisi volar pergelangan, dan deviasi ke
radial (garden spade deformity).
3. Fraktur Galeazzi
Tampak tangan bagian distal dalam posisi angulasi ke dorsal. Pada pergelangan tangan dapat
diraba tonjolan ujung distal ulna.
4. Fraktur Montegia
Terdapat 2 tipe yaitu tipe ekstensi (lebih sering) dan tipe fleksi. Pada tipe ekstensi gaya yang
terjadi mendorong ulna ke arah hiperekstensi dan pronasi. Sedangkan pada tipe fleksi, gaya
mendorong dari depan ke arah fleksi yang menyebabkan fragmen ulna mengadakan angulasi ke
posterior.

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan radiologis dilakukan untuk menentukan ada/tidaknya dislokasi. Lihat kesegarisan
antara kondilus medialis, kaput radius, dan pertengahan radius.
Pemeriksaan penunjang menurut Doenges (2000), adalah :
1. Pemeriksaan rontgen
2. Scan CT/MRI
3. Kreatinin
4. Hitung darah lengkap
5. Arteriogram

F. PENATALAKSANAAN
Berikut adalah penatalaksanaan fraktur antebrachii menurut Mansjoer (2000):
1. Fraktur CollesPada fraktur Colles tanpa dislokasi hanya diperlukan imobilisasi dengan
pemasangan gips sirkular di bawah siku selama 4 minggu. Bila disertai dislokasi diperlukan
tindakan reposisi tertutup. Dilakukan dorsofleksi fragmen distal, traksi kemudian posisi tangan
volar fleksi, deviasi ulna (untuk mengoreksi deviasi radial) dan diputar ke arah pronasio (untuk
mengoreksi supinasi). Imobilisasi dilakukan selama 4 - 6 minggu.
2. Fraktur Smith
Dilakukan reposisi dengan posisi tangan diletakkan dalam posisi dorsofleksi ringan, deviasi
ulnar, dan supinasi maksimal (kebalikan posisi Colles). Lalu diimobilisasi dengan gips di atas
siku selama 4 - 6 minggu.
3. Fraktur Galeazzi
Dilakukan reposisi dan imobilisasi dengan gips di atas siku, posisi netral untuk dislokasi radius
ulna distal, deviasi ulnar, dan fleksi.
4. Fraktur Montegia
Dilakukan reposisi tertutup. Asisten memegang lengan atas, penolong melakukan tarikan lengan
bawah ke distal, kemudian diputar ke arah supinasi penuh. Setelah itu, dengan jari kepala radius
dicoba ditekan ke tempat semula. Imobilisasi gips sirkuler dilakukan di atas siku dengan posisi
siku fleksi 90° dan posisi lengan bawah supinasi penuh. Bila gagal, dilakukan reposisi terbuka
dengan pemasangan fiksasi interna (plate-screw).

G. KOMPLIKASI
Menurut Long (2000), komplikasi fraktur dibagi menjadi :
1. Immediate complication yaitu komplikasi awal dengan gejala
 Syok neurogenik
 Kerusakan organ syaraf
2. Early complication
 Kerusakan arteri
 Infeksi
 Sindrom kompartemen
 Nekrosa vaskule
 Syok hipovolemik
3. Late complication
 Mal union
 Non union
 Delayed union
Add caption
ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
1. Pemeriksaan Fisik
i.Nyeri pada lokasi fraktur terutama pada saat digerakkan
ii.Pembengkakan
iii.Pemendekan ekstremitas yang sakit
iv.Paralysis
v.Angulasi ekstremitas yang sakit
vi.Krepitasi
vii.Spasme otot
viii.Parestesia
ix.Tidak ada denyut nadi pada bagian distal pada lokasi fraktur bila aliran darah arteri
terganggu oleh fraktur
x.Kulit terbuka atau utuh
xi.Perdarahan, hematoma
2. Pemeriksaan Diagnostik
Foto sinar X dari ekstremitas yang sakit dan lokasi fraktur
3. Pengkajian kemampuan untuk melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Nyeri berhubungan dengan fraktur tulang, spasme otot, edema, kerusakan jaringan lunak
b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri/ketidaknyamanan, imobilisasi
c. Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan imobilisasi,
penurunan sirkulasi, fraktur terbuka
d. Ansietas berhubungan dengan prosedur tindakan pembedahan dan hasil akhir pembedahan
e. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan primer,
kerusakan kulit, trauma jaringan

INTERVENSI KEPERAWATAN

Dx Intervensi Rasional
1 Kaji lokasi, intensitas dan tipe nyeri Untuk menentukan tindakan keperawatan
yang tepat
Imobilisasi bagian yang sakit Untuk mempertahankan posisi fungsional
tulang
Tingikan dan dukung ekstremitas yang Untuk memperlancar arus balik vena
terkena
Dorong menggunakan teknik manajemen Agar klien rileks
relaksasi
Berikan obat analgetik sesuai indikasi Untuk mengurangi nyeri
2 Kaji derajat imobilisasi yang dihasilkan Untuk menentukan tindakan keperawatan
oleh cedera yang tepat
Dorong partisipasi pada aktivitas Melatih kekuatan otot klien
terapeutik
Bantu dalam rentang gerak pasif/aktif yang Melatih rentang gerak aktif/pasif klie
sesuai secara bertahap
Ubah posisi secara periodik Untuk mencegah terjadinya dekubitus
K Melatih rentang gerak aktif/pasif klien
olaborasi dengan ahli terapis/okupasi dan secara bertahap
atau rehabilitasi medic
3 Kaji kulit untuk luka terbuka terhadap Memberikan informasi mengenai
benda asing, kemerahan, perdarahan, keadaan kulit klien saat ini
perubahan warna
Massage kulit, pertahankan tempat tidur
kering dan bebas kerutan Menurunkan tekanan pada area yang
Ubah posisi dengan sering peka dan berisiko rusak
Bersihkan kulit dengan air hangat/NaCl Untuk mencegah terjadinya dekubitus
Mengurangi kontaminasi dengan agen
Lakukan perawatan luka secara steril luar
Untuk mengurangi resiko gangguan
integritas kulit
4 Kaji tingkat kecemasan klien (ringan, Untuk mengetahui tingkat kecemasaan
sedang, berat, panik) klien
Dampingi klien Agar klien merasa aman dan nyaman
Beri support system dan motivasi klien Meningkatkan pola koping yang efektif
Beri dorongan spiritual Agar klien dapat menerima kondisinya
saat ini
Jelaskan jenis prosedur dan tindakan Informasi dapat menurunkan ansietas
pengobatan
5 Inspeksi kulit adanya iritasi atau robekan Untuk mengkaji adanya iritasi atau
kontinuitas robekan kontinuitas
Kaji kulit yang terbuka terhadap Untuk mengetahui ada/tidaknya tanda-
peningkatan nyeri, rasa terbakar, edema, tanda infeksi
eritema dan drainase/bau tak sedap
Berikan perawatan kulit dengan steril dan Untuk mengurangi resiko infeksi
antiseptik
Tutup dan ganti balutan dengan prinsip
steril setiap hari Untuk mengurangi resiko penyebaran
Berikan obat antibiotic sesuai indikasi infeksi
Untuk mencegah terjadinya infeksi
di 22.37 Label: asuhan keperawatan pasien dengan Fraktur Radius Ulna
Diposkan oleh Boma ana Lokasi:indonesia Jembatan Kembar, Gerung, Indonesia

Vous aimerez peut-être aussi