Vous êtes sur la page 1sur 12

LAPORAN PENDAHULUAN

GOUT ARTRITIS ( ASAM URAT)

A. Pengertian
gout adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan penumpukan
asam urat yang nyeri pada tulang sendi, sangat sering ditemukan pada kaki
bagian atas, dan pergelangan. Gout merupakan kelompok keadaan
heterogenous yang berhubungan dengan defek genetic pada
metabolism purin atau hiperuricemia.
Artritis pirai (gout) merupakan suatu sindrom klinik sebagai deposit
kristal asam urat di daerah persendian yang menyebabkan terjadinya
serangan inflamasi akut.
Gout adalah suatu proses inflamasi yang terjadi karena deposisi
kristaal asam urat pada jaringan sekitar sendi. Gout terjadi sebagai akibat dari
hyperuricemya yang berlangsung lama ( asam urat serum meningkat ) di
sebabkan karena penumpukan purin atau eksresi asam urat yang kurang dari
ginjal.
Gout atau asam urat adalah suatu penyakit metabolik dimana
tubuh tidak dapat mengontrol asam urat sehingga terjadi penumpukan.

B. Anatomi fisiologi

Anatomi fisiologi rangka.

Rangka merupakan bagian tubuh yang terdiri dari tulang,sendi dan tulang
rawan sebagai tempat menempelnya otot yang memungkin tubuh untuk
mempertahan sikap dan posisi. Rangka digolongkan menjadi rangka
aksial,rangka apendikular dan persendian.

Rangka aksial

Melindungi organ – organ pada kepala leher dan torso.

ZAINAL ABDI, S.Kep


Profesi Ners Stikes Widya Nusantara Palu 2018
Apendikular

Tulang – tulang yang membentuk lengan tungkai dan tulang pectoral serta
tonjolan pelvis yang menjadi tempat melekatnya lengan dan tungkai pada
rangka aksial.

Persendian

Adalah artikulasi dari dua tulang atau lebih

Fungsi Sistem Rangka |:

1. Tulang sebagai penopang berdirinya tubuh.


2. Pergerakan : dapat mengubah arah dan kekuatan otot rangka saat
bergerak,adanya persendian.
3. Melindungi organ – organ halus dan lunak yang ada dalam tubuh
4. Pembentukan sel darah.
5. Tempat penyimpanan mineral ( kalium dan fosfat ) dan lipid.
Menurut bentuknya tulang dibagi menjadi 4 yaitu :
1. Tulang panjang: tulang paha,tulang lengan atas.
2. Tulang pendek : tulang karang,bagian luas terdiri dari tulang padat.
3. Tulang ceper yang terdapat pada tulang tengkorak yang terdiri dari 2
tulang karang dan tulang padat disebelah luar.
4. Tulang yang tidak beraturan (vertebra) sama seperti tulang pendek.
Struktur tulang
Dilihat dari bentuk dibagi menjadi tulang panjang,tulang pendek dan tulang
tidak beraturan.
Vascularisasi
Tulang merupakan bagian yang kaya akan vaskuler dengan total aliran sekitar
200-400 cc / menit.Setiap tulang memiliki arteri yang menyuplai darah yang
membawa nutrient masuk didekat pertengahan tulang kemudian bercabang ke
atas dank bawah menjadi pembuluh darah mikroskopis,pembuluh darah ini
menyerupai kortex,morrow dan system harvest.

ZAINAL ABDI, S.Kep


Profesi Ners Stikes Widya Nusantara Palu 2018
Persyarafan
Serabur syaraf simpatik dan afferent (sensorik) mempersyarafi tulang dilatasi
kapiler dan dikontrol oleh syaraf simpatis sementara serabut syaraf efferent
menstramisikan rangsangan nyeri.
Pertumbuhan dan metabolisme tulang
Pembentukan dan penghancuran tulang hanya sampai usisa 35 tahun.
Pertumbuhan metabolism tulang dipengaruhi oleh mineral dan hormone
sebagai berikut :
1. Kalsium dan fosfor
2. Calsitonin yang diproduksi oleh kelenjar tiroid
3. Vitamin D yang diproduksi tubuh .
Persendian
Persendian diklasifikasikan menurut strukturnya dan menurut fungsinya.
Menurut strukturnya :
1. Persendian fibrosa.
2. Persendian kartilago.
3. Persendian synovial.
Menurut fungsinya :
1. Sendi sinartrosis atau sendi mati,sendi ini dibungkus dengan jaringan
ikat fibrosa atau kartilago.
2. Amfiartrosis ; sendi dengan pergerakan terbatas yang memungkinkan
terjadinya sedikit pergerakan sebagai respon terhadap torsi dan
komversi.
3. Diartrosis : Sendi dengan pergerakan bebas disebut juga sendi
synovial.

C. Etiologi
Gout disebabkan oleh adanya kelainan metabolik dalam pembentukan purin
atau ekresi asam urat yang kurang dari ginjal yang menyebakan
hyperuricemia.Hyperuricemia pada penyakit ini disebabkan oleh :
a. Pembentukan asam urat berlebih

ZAINAL ABDI, S.Kep


Profesi Ners Stikes Widya Nusantara Palu 2018
 Gout primer metabolik di sebabkan sintesis langsung yang bertambah
 Gout sekunder metabolik di sebabkan pembentukan asam urat
berlebih karena penyakit lain, seperti leukuimia
b. Kurang asam urat melalui ginjal
 Gout primer renal terjadi karena eksresi asam urrat di tubulus distal
yang sehat.
 Gout sekunder di sebabkan karena Ginjal, misalnya ; Glameronefritis
kronis.

C. Patofisiologi
Adanya gangguan metabolisme purin dalam tubuh, intake bahan
yang mengandung asam urat tinggi, dan sistem ekskresi asam urat yang tidak
adequat akan menghasilkan akumulasi asam urat yang berlebihan di dalam
plasma darah (Hiperurecemia), sehingga mengakibatkan kristal asam urat
menumpuk dalam tubuh. Penimbunan ini menimbulkan iritasi lokal dan
menimbulkan respon inflamasi
Saat asam urat menjadi bertumpuk dalam darah dan cairan tubuh lain, maka
asam urat tersebut akan mengkristal dan akan membentuk garam-garam urat
yang akan berakumulasi atau menumpuk di jaringan konectiv diseluruh
tubuh, penumpukan ini disebut tofi. Adanya kristal akan memicu respon
inflamasi akut dan netrofil melepaskan lisosomnya. Lisosom tidak hanya
merusak jaringan, tapi juga menyebabkan inflamasi.
Serangan akut pertama biasanya sangat sakit dan cepat memuncak. Serangan
ini meliputi hanya satu tulang sendi. Serangan pertama ini sangat nyeri yang
menyebabkan tulang sendi menjadi lunak dan terasa panas, merah. Tulang
sendi metatarsophalangeal biasanya yang paling pertama terinflamasi,
kemudian mata kaki, tumit, lutut, dan tulang sendi pinggang. Kadang-kadang
gejalanya disertai dengan demam ringan. Biasanya berlangsung cepat tetapi
cenderung berulang dan dengan interval yang tidak teratur. tendon achiles
dan organ internal seperti ginjal. Kulit luar mengalami ulcerasi dan
mengeluarkan pengapuran, eksudat yang terdiri dari Kristal asam urat.

ZAINAL ABDI, S.Kep


Profesi Ners Stikes Widya Nusantara Palu 2018
E. Manifestasi Klinis
a. Serangan terjadi secara tiba-tiba, terutama setelah mengonsumsi
makanan yang mengandung purin.
b. Sendi yang terserang terasa nyeri, bengkak, mengilat, berwarna
kemerahan, dan panasjika disentuh.
c. Demam, dingin, lemas, dan jantung berdebar.
d. Pada gout kronis, timbul benjolan (tofus). Biasanya, terdapat pada daun
telinga, ujung siku, lutut, serta punggung tangan dan kaki.
F. Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi akibat gout arthritis antara lain :
a. Deformitas pada persendian yang terserang
b. Urolitiasis akibat dep
c. osit kristal urat pada saluran kemih
d. Nephrophaty akibat deposit kristal urat dalam interstisial ginjal
G. Pemeriksaan Penunjang
a. Lab : asam urat yang tinggi dalam darah ( . 6 mg/ dl ) ( N = 8 mg/dl, w =
7 mg/dl
b. LED meningkat, kadar asam urat dalam urin juga tinggi ( 1500 mg%/L/
24jam
c. Pemeriksaan cairan tofi, terpenting untuk penegakan diagnostik
d. Urine
e. Sel darah putih, sel darah merah
H. Komplikasi

1. Gangguan gaya hidup


2. Deformitas sendi
3. Batu ginjal
4. Penyakit jantung
5. Katarak

ZAINAL ABDI, S.Kep


Profesi Ners Stikes Widya Nusantara Palu 2018
I. Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksaan terapi yaitu untuk mengakhiri serangan akut secepat
mungkin, mencegah serangan berulang, dan pencegahan komplikasi.
a. Terapi farmakologi (Analgesic dan antipiretik), Nonsteroid, obat-obatan
anti inflamasi (NSAID), Uricosuric (Probenecid dan Sulfinpyrazone)
untuk meningkatkan ekskresi asam urat dan menghambat akumulasi
asam urat (jumlahnya dibatasi pada pasien dengan gagal ginjal).
b. Sendi diistirahatkan (imobilisasi pasien)
c. Tirah baring merupakan keharusan dan di teruskan sampai 24 jam setelah
serangan menghilang.
d. Kompres dingin
e. Diet rendah purin ( pencegahan )
 Pembatasan purin : Hindari makanan yang mengandung purin yaitu :
Jeroan (jantung, hati, lidah ginjal, usus), Sarden, Kerang, Ikan herring,
Kacang-kacangan, Bayam, Udang, Daun melinjo.
 Kalori sesuai kebutuhan : Jumlah asupan kalori harus benar
disesuaikan dengan kebutuhan tubuh berdasarkan pada tinggi dan
berat badan. Penderita gangguan asam urat yang kelebihan berat
badan, berat badannya harus diturunkan dengan tetap memperhatikan
jumlah konsumsi kalori. Asupan kalori yang terlalu sedikit juga bisa
meningkatkan kadar asam urat karena adanya badan keton yang akan
mengurangi pengeluaran asam urat melalui urine.
 Tinggi karbohidrat : Karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, roti
dan ubi sangat baik dikonsumsi oleh penderita gangguan asam urat
karena akan meningkatkan pengeluaran asam urat melalui urine.
 Rendah protein : Protein terutama yang berasal dari hewan dapat
meningkatkan kadar asam urat dalam darah. Sumber makanan yang
mengandung protein hewani dalam jumlah yang tinggi, misalnya hati,
ginjal, otak, paru dan limpa.
 Rendah lemak : Lemak dapat menghambat ekskresi asam urat melalui
urin. Makanan yang digoreng, bersantan, serta margarine dan mentega

ZAINAL ABDI, S.Kep


Profesi Ners Stikes Widya Nusantara Palu 2018
sebaiknya dihindari. Konsumsi lemak sebaiknya sebanyak 15 persen
dari total kalori.
 Tinggi cairan : Selain dari minuman, cairan bisa diperoleh melalui
buah-buahan segar yang mengandung banyak air. Buah-buahan yang
disarankan adalah semangka, melon, blewah, nanas, belimbing manis,
dan jambu air. Selain buah-buahan tersebut, buah-buahan yang lain
juga boleh dikonsumsi karena buah-buahan sangat sedikit
mengandung purin. Buah-buahan yang sebaiknya dihindari adalah
alpukat dan durian, karena keduanya mempunyai kandungan lemak
yang tinggi.
 Tanpa alkohol : Berdasarkan penelitian diketahui bahwa kadar asam
urat mereka yang mengonsumsi alkohol lebih tinggi dibandingkan
mereka yang tidak mengonsumsi alkohol. Hal ini adalah karena
alkohol akan meningkatkan asam laktat plasma. Asam laktat ini akan
menghambat pengeluaran asam urat dari tubuh.

ZAINAL ABDI, S.Kep


Profesi Ners Stikes Widya Nusantara Palu 2018
TINJAUAN TEORITIS ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
Pengumpulan data klien, baik subjektif ataupun objektif melalui anamnesis
riwayat penyakit, pengkajian psikososial, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
diagnostik.
a. Anamnesis
1. Identitas
Meliputi nama, jenis jenis kelamin ( lebih sering pada pria daripada
wanita ), usia ( terutama pada usia 30- 40), alamat, agama, bahasa yang
digunakan, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi
kesehatan, golongan darah, nomor register, tanggal masuk rumah sakit,
dan diagnosis medis.
Pada umumnya keluhan utama pada kasus gout adalah nyeri pada
sendi metatarsofalangeal ibu jari kaki kemudian serangan bersifat poli
– artikular. Gout biasanya mengenai satu atau beberapa sendi.Untuk
memeperoleh pengkajian yang lengkap tentang nyeri klien, perawat
dapat menggunakan metode PQRST.
 Provoking Incident : hal yang menjadi factor presipitasi nyeri
adalah gangguan metabolism puroin yang ditandai dengan
hiperurisemia dan serangan sinovitis akut berulang.
 Quality of pain: nyeri yang dirasakan bersifat menusuk.
 Region, Radiation, Relief: Nyeri pada sendi metatarsofalangeal ibu
jari kaki.
 Severity (Scale) of pain: Nyeri yangdirasakan antara 1-3 pada
rentang pengukuran 0-4. Tidak ada hubungan antara beratnya nyeri
dan luas kerusakan yang terlihat pada pemeriksaan radiologi.
 Time: Berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah bertambah
buruk padamalam hari atau siang hari.
1) Riwayat Penyakit Sekarang

ZAINAL ABDI, S.Kep


Profesi Ners Stikes Widya Nusantara Palu 2018
Pengumpulan data dilakukan sejak munculnya keluhan dan secara
umum mencakup awitan gejala dan bagaimana gejala tersebut
berkembang. Penting ditanyakan berapa lama pemakaian obat
analgesic, allopurinol
2) Riwayat Penyakit dahulu
Pada pengkajian ini, ditemukan kemungkinan penyebab yang
mendukung terjadinya gout (mis: penyakit gagal ginjal kronis,
leukemia, hiperparatiroidisme). Masalah lain yang perlu
ditanyakan adalah pernahkah klien dirawat dengan masalah yang
sama. Kaji adanya pemakaian alcohol yang berlebihan,
penggunaan obat diuretik.
3) Riwayat penyakit keluarga
Kaji adanya keluarga dari generasi terdahulu yang mempunyai
keluhan yang sama dengan klien
karena klien gout dipengaruhi oleh factor genetic. Ada produksi/
sekresi asam urat yang berlebihan dan tidak diketahui
penyebabnya.
4) Riwayat psikososial
Kaji respon emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya dan
peran klien dalam keluarga dan masyarakat. Respons didapat
meliputi adanya kecemasan individu dengan rentang variasi tingkat
kecemasan yang berbeda dan berhubungan erat dengan adanya
sensasi nyeri, hambatan mobilitas fisik akibat respon nyeri, dan
ketidaktahuan akan program pengobatan dan prognosis penyakit
dan peningkatan asam urat pada sirkulasi. Adanya perubahan peran
dalam keluarga akibat adanya nyeri dan hambatan mobilitas fisik
memberikan respon trhadap konsep diri yang maladaptif.

b. Pemeriksaan fisik
1) B1 (Breathing)

ZAINAL ABDI, S.Kep


Profesi Ners Stikes Widya Nusantara Palu 2018
Inspeksi: bila tidak melibatkan system pernafasan, biasanya
ditemukan kesimetrisan rongga dada, klien tidak sesak nafas, tidak
ada penggunaan otot bantu pernafasan.
Palpasi : Taktil fremitus seimbang kanan dan kiri.
Perkusi : Suara resonan pada seluruh lapang paru.
Auskultasi : terdengar bersih atau mungkin terdapat suara napas
tambahan
2) B2 (Blood)
Pengisian kapiler kurang dari 1 detik, sering ditemukan keringat
dingin dan pusing karena nyeri.Suara S1 dan S2 tunggal.
3) B3(Brain) : biasanya tidak ada keluhan
4) B4 (Bladder)
Produksi urine biasanya dalam batas normal dan tidak ada keluhan
pada system perkemihan, kecuali penyakit gout sudah mengalami
komplikasi ke ginjal berupa pielonefritis, batu asam urat, dan gagal
ginjal kronik yang akan menimbulkan perubahan fungsi pada
system ini.
5) B5 (Bowel)
Kebutuhan elimnasi pada kasus gout tidak ada gangguan, tetapi
tetap perlu dikaji frekuensi, konsistensi, warna, serta bau
feses.Selain itu, perlu dikaji frekuensi, kepekatan, warna, bau, dan
jumlah urine.Klien biasanya mual, mengalami nyeri lambung.Dan
tidak nafsu makan, terutama klien yang memakan obat alnagesik
dan antihiperurisemia.
6) B6 ( Bone ). Pada pengkajian ini di temukan:
 Look. Keluhan nyeri sendi yang merypoakan keluhan utama yang
mendorong klien mencari pertolongan (meskipun mungkin
sebelumnya sendi sudah kaku dan berubah bentuknya). Nyeri
biasanya bertambah dengan gerakan dan sedikit berkurang
dengan istirahat. Beberapa gerakan tertentu kadang
menimbulkan nyeri yang lebih dibandingkan dengan gerakan

ZAINAL ABDI, S.Kep


Profesi Ners Stikes Widya Nusantara Palu 2018
yang lain. Deformitas sendi (pembentukan tofus) terjadi dengan
temuan salah satu sendi pergelangan kaki secara perlahan
membesar.
 Feel. Ada nyeri tekan pda sendi kaki yang membengkak.
 Move. Hambatan gerak sendi biasanya seamkin bertambah
berat.Pemeriksaan diasnostik. Gambaran radiologis pada stadium
dini terlihat perubahan yang berarti dan mungkin terlihat
osteoporosis yang ringan. Pada kasus lebih lanjut, terlhat erosi
tulang seperti lubang-lubang kecil (punch out).

2. Diganosa Keperawatan
1. Nyeri akut
2. Hambatan mobilisasi fisik
3. Hipertermi
4. Defisiensi pengetahuan
5. Ancietas

ZAINAL ABDI, S.Kep


Profesi Ners Stikes Widya Nusantara Palu 2018
DAFTAR PUSTAKA

Helmi, Zairin Noor. 2013. Gangguan Pencernaan Jakarta. Salemba Medika

Judith, M Wilkinson. 2013. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 9.EGC


.Jakarta

Mohamad Isa. 2015. Perawatan Penyakit Dalam & Bedah. Pusat Pendidikan
Pegawai Departemen Kesehatan R.I. : Jakarta

Maryam M dkk.(2013). Mengenal Usia Lanjut Dan Perawatanya. Jakarta.


Salemba medika
Nanda (2015). Diagnosis Keperawatan, Definisi Dan Klasication, 2015-2017.
Edisi 10. EGC, Jakarta

Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis Dan Nanda Nic-


Noc. Jilid 1. EGC. Jakarta

Padila (2013). Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Nuha Medika. Jogjakarta

Prayitno Aryo (2013). Keperawatan Gerontik. EGC. Jakarta

Wijaya, S dkk.2013. Keperawatan Medikal Bedah:Keperawatan Dewasa, Teori,


Contoh Askep. EGC. Jakarta

ZAINAL ABDI, S.Kep


Profesi Ners Stikes Widya Nusantara Palu 2018

Vous aimerez peut-être aussi