Vous êtes sur la page 1sur 3

1.

Thalidomid
Thalidomid merupakan derivate piperidin yang merupakan obat tidur,
imunosuppresif dan antiradan (Tjay dan Rahardja, 2015). Thalidomid juga efektif
digunakan sebagai anti-emetik (Vargesson, 2015).
Indikasi: Imunosupresan pada penyakit auto-imun (Tjay dan Rahardja, 2015).
Dosis: 100 sampai 300 mg diminum sekali sehari, lebih baik pada waktu akan
tidur dan setidaknya 1 jam sesudah makan malam (Samiadi, 2018).
Farmakokinetik obat
Bedasarkan studi, absorpsi Thalidomid berjalan lambat dan menghasilkan C maks
1-2 mg/L pada 3-4 jam setelah pemberian. Dalam pH fisiologis, Thalidomid
(enantiomer R) dapat terkonversi menjadi S(-)-Thalidomid. Pengikatan protein
untuk masing-masing R(+)-Thalidomid dan S(-)-Thalidomid berturut-turut adalah
55% dan 65%. Thalidomid dimetabolisme secara minimal oleh hati. Lebih dari
90% obat yang diserap diekskresikan dalam urin dan feses dalam waktu 48 jam
(Vargesson, 2015; Teo et al., 2004).

Gambar x.x. Thalidomid (enantiomer R) dapat terkonversi menjadi S(-)-


Thalidomid pada pH fisiologis (Vargesson, 2015)
Kategori menurut FDA: X (Samiadi, 2018).
Thalidomid memiliki efek teratogen kuat dan terbukti menyebabkan cacat lahir
bawaan (Tjay dan Rahardja, 2015; Samiadi, 2018).
2. Warfarin
Warfarin merupakan derivate asetonilbenzil dan berkhasiat sebagai
antikoagulan dengan mekanisme yang bersaing dengan Vitamin K (Tjay dan
Rahardja, 2015).
Indikasi: Antikoagulan (Tjay dan Rahardja, 2015).
Dosis: Dosis awal 10-15 mg sekali sehari selama 3 hari, dosis pemeliharaan 2-10
mg sekali sehari (Tjay dan Rahardja, 2015).
Farmakokinetik obat
Warfarin pada dasarnya sepenuhnya diserap dan mencapai konsentrasi plasma
maksimum antara 2-6 jam. Warfarin didistribusikan dalam volume kecil 10 L/70
kg dan dihilangkan oleh metabolisme hati dengan clearance yang sangat kecil (0,2
L/h/70 kg). Waktu paruh eliminasi adalah sekitar 35 jam (Holford, 2012).
Kategori menurut FDA: X (Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik,
2006).
Bedasarkan studi, mengkonsumsi Warfarin oleh ibu hamil beresiko menyebabkan
Fetal warfarin syndrome (FWS) atau warfarin embryopathy pada janin (Hou,
2004).
3. Tetrasiklin
Tetrasiklin merupakan senyawa antibiotik spektrum luas dengan mekanisme
menghambat sintesis protein pada bakter. Umumnya digunakan dalam terapi
demam tifoid, namun juga efekti untuk infeksi saluran pernapasan serta infeksi
saluran kemih (Tjay dan Rahardja, 2015).
Indikasi: Antibiotika terhadap bakteri Salmonella, Chlamydia dan beberapa
bakteri gram positif dan gram negatif lainnya (Tjay dan Rahardja, 2015).
Dosis: Untuk infeksi umum biasanya 250-500 mg diminum 4 kali sehari 1 jam
sebelum makan atau 2 jam sesudah makan (Tjay dan Rahardja, 2015).
Farmakokinetik obat
Umumnya, absorbsi Tetrasiklin pada usus perut kosong adalah ±75% dan agak
lambat. Kadar puncak tercapai pada 3-4 jam. Waktu paruh plasma sekitar 9 jam
(Tjay dan Rahardja, 2015).
Kategori menurut FDA: D (Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik,
2006).
Tetrasikilin menyebabkan penghambatan pembentukan tulang yang
mengakibatkan tulang menjadi lebih rapuh dan juga menyebabkan kalsifikasi gigi
pada janin (Tjay dan Rahardja, 2015).
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik. 2006. Pedoman Pelayanan
Farmasi untuk Ibu Hamil dan Menyusui. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Holford, N. H. G. 2012. Clinical Pharmacokinetics and Pharmacodynamics of
Warfarin. Clin-Pharmacokinet (11): 483.
Hou, J. W. 2004. Fetal Warfarin Syndrom. Chang Gung Med J (27)9: 691-695.
Samiadi, L. A. 2018. Thalidomide obat apa?. Tersedia dalam
www.hallosehat.com. Terakreditasi HON Code. Diakses pada 20 Mei 2019.
Teo S. K., Colburn W. A., Tracewell W. G., Kook K. A., Stirling D. I., Jaworsky
M. S., Scheffler M. A., Thomas S. D. dan Laskin O. L. 2004. Clinical
pharmacokinetics of thalidomide. Clin Pharmacokinet (43): 311.
Tjay, T. H. dan Rahardja, K. 2015. Obat-Obat Penting: Khasiat, Penggunaan dan
Efek-Efek Sampingnya. Edisi ke-7. Jakarta: PT. Gramedia.
Vargesson, N. 2015. Review: Thalidomide-Induced Teratogenesis: History and
Mechanisms. Birth Defects Research (105):140–156.

Vous aimerez peut-être aussi