Vous êtes sur la page 1sur 38

Sejarah Alkitab Bahasa Inggris

Bagian I: Dari Wycliffe sampai King James


(Masa Tantangan)
Oleh
Daniel B. Wallace

March 21, 2001


Pengantar: Ini adalah bagian pertama dari empat bagian ceramah yang
dibawakan di Lancaster Bible College bulan March, 2001, untuk Staley
Bible Lectureship. Kami harap bisa mendapat ijin untuk semua ceramah
seperti rekaman audio pada Biblical Studies Foundation website. Disini ada
beberapa audio dari serial tentang Textual Criticism series Dr. Wallace. Dr.
Wallace bersedia sebagai pembicara seminar mengenai “Sejarah Alkitab
Bahasa Inggris.” Jika gereja anda tertarik, hubungi dia di email untuk
detailnya.

Kata Pengantar
Ada kata bijak kuno dari Italia mengenai nature dari terjemahan: “Traddutore, traditore!” Artinya,
“Translators—traitors! / Penerjemah – penghianat” Anda bisa melihat ada yang hilang dalam terjemahan
ekspresi ini: ada banyak persamaan dalam kedua pengucapan dan pengejaan dari kata-kata aslinya, tapi
keduanya menjadi tercemar saat diterjemahkan dalam bahasa Inggris atau Indonesia. Bahkan terjemahan
dari kata bijak ini sendiri mengilustrasikan kebenarannya! Diktum Italia lainnya menunjukan sentimen
yang mirip: “Seluruh terjemahan adalah kebohongan yang sopan!”
Suatu perkataan yang tidak kurang pesimis tentang nature dari terjemahan adalah satu baris puisi
Yahudi dari Hayyim Nachman Bialik, “Dia yang membaca terjemahan Alkitab adalah seperti seseorang
yang mencium pengantinya melalui cadar.” 1 Disatu sisi hal ini benar, tapi seperti yang dikatakan
MacGregor dalam Literary History of the Bible 2, “Tetap, saat cadar harus disitu, tugas penerjemah adalah
membuat cadar itu sebaik mungkin. Wajah wanita yang paling cantik bisa semakin cantik oleh cadar, jika
cadar itu sesuai dengan kecantikannya.” 3
Bisa anda mengerti dari kata-kata diatas, alasan mengapa ada halangan besar menerjemahkan
Alkitab kedalam bahasa lain. Salah satunya, penerjemah yang mengenal bahasa Yunani dan Ibrani, tidak
perlu melakukan penerjemahan bagi dirinya. Dia melakukan itu untuk orang lain. Kedua, dia mungkin
merasa pekerjaannya sudah hancur dari pertama. Terjemahannya tidak pernah bisa seperti dokumen asli.
Standar perbandingan itu hanya menunjukan kekurangan usahannya. Ketiga, karena dia menerjemahkan
Firman Tuhan, beban rohani untuk melakukan hal ini dengan benar sering menjadi beban yang berat.
Setiap penerjemah tahu kalau dia juga adalah seorang penafsir, karena tidak ada terjemahan tanpa
tafsiran. Dan penerjemah Alkitab tahu bahwa sebagai seorang penafsir dia adalah seorang guru, dan
(seperti kata Yakobus), “Saudara-saudaraku, janganlah banyak orang di antara kamu mau menjadi guru;
sebab kamu tahu bahwa sebagai guru kita akan dihakimi menurut ukuran yang lebih berat.” 4 Bagi
penerjemah “hukuman berat” ini berasal dari manusia bukan Tuhan—karena setiap terjemahan Alkitab

1
Seperti yang dikutip oleh C. C. Ryrie in Formatting the Word of God (Dallas: Bridwell Library,
1998) 11.
2
Geddes MacGregor, A Literary History of the Bible (Nashville: Abingdon, 1968) 190.
3
Seperti yang dikutip oleh Ryrie, Formatting, 11.
4
Suatu kalimat dari Jas 3.1, menangkap semangat pernyataan ini.

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) 2003


pasti dikritik oleh seseorang saat dicetak. Intinya ini adalah suatu tindakan kasih yang tidak egois dari
penerjemah yang terlibat dalam tugas ini. 5
Semua orang beragama bergumul dalam prilaku ini. Kita jangan heran melihat agama Islam, sebagai
contoh, menganggap satu-satunya Al Quran yang sejati adalah dalam bahasa Arab. Tidak ada terjemahan
yang bisa disebut Al Quran. 6
Sebaliknya, ada dorongan kuat untuk menerjemahkan Alkitab kedalam bahasa yang bisa dimengerti
orang awam. Dorongan ini muncul secara khusus dalam cabang kekristenan “dimulai” bulan October 31,
1517, saat biarawan Agustinian muda bernama Martin Luther menantang hirarki gereja dizamannya
dengan menempelkan 95 keluhan dipintu gereja Wittenberg di Jerman. 7 Protestantism dilahirkan.

Pendahuluan
Sejarah Protestantism sangat terkait dengan Alkitab dalam tiga hal:
1. Protestantism mengajarkan bahwa Alkitab adalah otoritas tertinggi kita, bukan tradisi atau
pribadi atau pengalaman—hanya Alkitab;
2. Protestantism mengajarkan bahwa semua orang percaya memiliki keimaman, artinya, setiap
orang Kristen memiliki hak istimewa dan tanggung jawab untuk mengenal Tuhan dan
kehendakNya yang dinyatakan dalam Alkitab;
3. Perkembangan dari kedua prinsip ini adalah setiap orang Kristen perlu memiliki akses pada
Alkitab dalam bahasanya masing-masing. Maka dari itu, Protestants—lebih dari kelompok
agama lainnya—telah menerjemahkan Alkitab dan berkeinginan kuat agar semua orang bisa
memiliki akses kepada Firman Tuhan. Singkatnya, kita adalah orang dari Kitab.
Alkitab harus ada bagi iman kita. Tidak hanya secara teoritis, tapi juga prakteknya. Tidak hanya
melalui kotbah dan pengajaran, tapi melalui pembacaan dan mempelajarinya secara pribadi. Karena
Alkitab adalah wahyu Allah kepada kita, kita tidak bisa mengenalNya tanpanya. Tanpa Alkitab, Tuhan
yang anda puja adalah allah imajinasi semata.
Saat ini saya akan berbicara mengenai sejarah Alkitab bahasa Inggris. Ini merupakan sejarah yang
menakjubkan dan juga berdarah. Ini adalah drama yang tinggi—suatu cerita politik dan juga pribadi,
literature juga religius. “Tidak ada karya literature yang memiliki pengaruh begitu besar terhadap bahasa
Inggris daripada penerjemahan Alkitab. Tapi, harga untuk menyediakan Alkitab berbahasa Inggris harus
dibayar dengan darah manusia yang berusaha menerjemahkannya.” 8
Saat ini, kita akan melihat masa paling awal, dari Wycliffe sampai kepada King James.

5
Setelah saya menulis kata-kata ini, saya membaca perlakuan Bruce Metzger terhadap Vulgata
dalam Early Versions of the New Testament. Saya terkejut dan senang, saat membaca kembali sentimen
Jerome yang ditujukan kepada Paus Damasus dalam kata pengantar revisi keempat kitab Injil (p. 333 in
Versions), menggemakan maksud yang sama.
6
Demikian kata Dr. Abdullah Ibn Saleh Al-‘Ubaid dalam kata pengantarnya Interpretation of the
meanings of the Noble Qu’rân in the English Language, Summarized in One Volume (Riyadh, Saudi
Arabia: Dar-us-Salam Publications, 1995) 11: “Terakhir, Saya ingin menegaskan bahwa terjemahan ini
hanyalah terjemahan dari penafsiran arti Al Quran dan tidak bisa dianggap sebagai Al Quran atau
dikatakan sebagai Al Quran tapi hanya penafsiran maksudnya, untuk membawanya lebih dekat kepada
pikiran non Arab, dengan harapan Allah mungkin merangkul mereka kedalam Belas KasihanNya dengan
membuka hati mereka, dan agar mereka bisa masuk kedalam agama Allah.”
7
Ada perdebatan apakah Luther benar-benar memaku ke 95 tesis dipintu gereja, karena terbukti
kalau tesisnya itu kemudian dicetak dan disebarkan keseluruh Eropa.
8
Pendahuluan [oleh Donald Brake] dari The Wycliffe New Testament (an Exact Facsimile of
Rawlinson 259 in the Bodleian Library of Oxford University; John Purvey’s revision; Portland, OR:
International Bible Publications, 1986) v.

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) 2003


I. Dari Wycliffe sampai King James: Masa Tantangan
Sampai John Wycliffe menerjemahkan Perjanjian Baru, hanya sedikit bagian Alkitab yang
diterjemahkan kedalam bahasa Inggris. Bahasa Inggris berakar kira-kira di AD 600; didalam seratus
tahun, kitab Mazmur dan sebagian dari kitab-kitab Injil telah diterjemahkan. Didalam tahun 735,
Venerable Bede, dihari kematiannya, menyelesaikan terjemahan Injil Yohanes. 165 tahun kemudian, Raja
Alfred the Great menerjemahkan sebagian kitab Pentateuch. Beberapa orang lainnya sepanjang periode
ini menerjemahkan kitab-kitab Injil atau Mazmur, dan sebagian kecil dari kitab lainnya.
Terjemahan-terjemahan ini bukan hanya tidak lengkap, tapi ada tiga masalah: (1) semua terjemahan
berasal dari Vulgata Latin, bukan dari teks asli, Yunani dan Ibrani; (2) semua terjemahan itu bukan
terjemahan yang baik; dan (3) sebagian besar tidak bisa diakses oleh orang awam, tapi “terjemahan-
terjemahanan” untuk membantu pendeta mengerti Vulgata Latin lebih baik.
Selama 300 tahun, tidak ada terjemahan Alkitab kedalam bahasa Inggris, sejauh yang kita ketahui.
Invasi orang Norman ditahun 1066 merupakan alasan mendasar: selama tiga abad selanjutnya Inggris
jarang menggunakan dokumen tertulis. Orang terhormat menulis dalam bahasa Prancis—bahasa orang
elit—dan dokumen resmi gereja ditulis dalam bahasa Latin. Bahasa Inggris untuk orang biasa.

John Wycliffe (c. 1328-1384) dan Alkitab terjemahannya (c. 1382)

Latar Belakang
Bayangkan, jika bisa, bagaimana hidup diabad keempat belas di Inggris. Anda kemungkinan besar
adalah orang biasa, seorang petani yang berusaha keras memberikan panen yang layak bagi pemilik
tanah. Seperti orang lain, anda menganggap diri Kristen, tapi bergumul untuk mengerti kehendak Tuhan.
Didalam abad ini, ditahun 1348, the Bubonic Plague atau Black Death/kematian hitam menghantam
Inggris, dan setidaknya salah satu dari empat teman anda dan saudara anda mati dalam beberapa bulan.
Satu dari empat! Duka anda bagi yang terkasih ditambah dengan ketidakpastian tujuan kekal anda. Anda
juga meragukan nasib anda. Ketakutan akan purgatory mendorong dedikasi anda. Anda kurang mendapat
penghiburan dalam gereja; sebaliknya, anda terlibat dalam pemuasan diri. Gereja hanya tertarik pada
uang dan harta anda. Anda ingin kehidupan yang lebih baik.
Sementara itu, Kepemimpinan menjadi krisis utama: Paus hampir tiga perempat abad diasingkan ke
Avignon, Prancis yang disebut “Babylonian Captivity/penawanan Babilon.” Bagaimana orang Inggris bisa
menghormati dan mentaati seorang Paus yang hidup di Prancis—musuh Inggris!
Diatas semua ini, Gereja Inggris sedang kacau. Kedudukan pemerintahan yang terbaik sering
diberikan kepada pelayan (pendeta/pastor), tapi ini menyebabkan kegelisahan dalam orang bangsawan
yang ingin kedudukan itu. Seperti partai Demokrat dan Republik, Inggris memiliki partai pro-pelayan dan
anti-pelayan. Jika anda ingin mempertanyakan struktur otoritas keagamaan, sekarang waktunya. Banyak
yang kelihatannya salah! Tapi jika anda berani bicara kepada biarawan lokal tentang menemukan
kehendak Tuhan dalam Alkitab, anda akan ditegur karena menanyakannya! Selain itu, dia memang tidak
mengetahui jawabannya. Dia hanya membaca Alkitab dalam bahasa Latin, dan hanya bagian – bagian
penting bagi liturgy. Dia tidak pernah membaca Alkitab secara keseluruhan—seumur hidupnya. Selain
itu, keahlian bahasa Latinnya tidak begitu baik—hanya menghafal beberapa doa untuk kepentingan
pelayanan di gereja. Hidup—secara fisik, social, keuangan, rohani—terlihat cukup kelam di Inggris abad
keempatbelas.
Kedalam suasana inilah masuknya “bintang pagi Reformasi,’ seorang bernama John Wycliffe.
Wycliffe dilahirkan diantara tahun 1325 dan 1330; dia dididik di Oxford, mendapat doctor dalam
bidang Teologi diumur 40an, ditahun 1372. Dia adalah seorang teolog Oxford yang menonjol dimasanya.
Walaupun dia adalah seorang pendeta Katolik Roma, dia tidak ragu untuk berbicara melawan Gereja.
Wycliffe tidak menganggap pelayan memiliki hak istimewa—walaupun dia termasuk didalamnya. Dan
pandangannya memiliki dasar kuat dalam Alkitab.
Dia mulai mengorek praktek dan kepercayaan yang tidak sesuai Alkitab dalam gereja. Dia tidak
hanya menolak doktrin transubstantiation—ajaran Katolik bahwa roti dan anggor perjamuan kudus
memang menjadi tubuh dan darah Kristus—tapi dia juga menolak seluruh hirarki gereja, termasuk
otoritas kepausan. Bagi Wycliffe, Alkitablah yang memiliki otoritas tertinggi bukan Paus.

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) 2003


Pandangannya bukannya tidak mendapat tantangan. Dia dipecat dari kedudukannya di Oxford
ditahun 1382. Diseluruh hidupnya, lima perintah Paus dikeluarkan untuk menangkapnya. Tapi karena
Inggris menjauhkan diri dari Roma, dia mendapat perlindungan dari bangsawan berkuasa yang anti-
pelayan. Ditahun 1384, dia mati alami dan dikubur di pemakaman gereja Lutterworth tempat dia menjadi
pelayan.
Wycliffe percaya bahwa setiap manusia bertanggung jawab secara langsung dihadapan Tuhan. Tapi
jika setiap orang bertanggung jawab langsung pada Tuhan, maka mereka butuh Alkitab yang
diterjemahkan kedalam bahasa aslinya. Anda bisa menangkap keinginan kuat Wycliffe dan
keterusterangannya dalam perkataan ini:
Para bidat menganggap orang awam tidak perlu tahu hukum Tuhan tapi sudah
cukupnya pengetahuan yang diberikan pendeta kepada mereka melalui mulut, tidak
layak didengar. Alkitab adalah iman gereja, dan semakin luas maksudnya diketahui,
semakin baik. Maka dari itu karena orang awam perlu tahu tentang imannya, hal ini
harus diajarkan dalam bahasa apapun yang bisa dengan mudah dimengerti … [Lagi
pula,] Kristus dan para rasulNya mengajar dalam bahasa yang paling dimengerti oleh
pendengarnya. 9
Itulah yang disebut kotbah yang ‘mendarat’! Wycliffe tidak menarik pukulannya; dan dia tidak tahu
bagaimana bisa sopan saat sorga dan neraka digantung seimbang!
John Wycliffe dibelakang penerjemahan PB kedalam bahasa Inggris yang selesai didalam tahun c.
1382. Dia tidak banyak berusaha dalam penerjemahannya, tapi penggerak utama dalam produksinya. PL
seluruhnya diterjemahkan oleh orang lain.
Para pengikutnya, dikenal sebagai Lollards, adalah para sarjana miskin Oxford yang mengajar
Firman. Mereka memiliki dampak besar diantara orang biasa, terutama karena mereka menganggap
hidup mereka tidak berarti tanpa Kristus. Didalam dua decade setelah kematian Wycliffe, banyak Lollards
dibakar karena usahanya, sebagian bahkan digantungkan Alkitab sementara dibakar. 10

Teks
Teks yang diterjemahkan Wycliffe dan rekannya adalah dari Vulgata Latin bukan dari teks asli
Yunani dan Ibrani. Sekarang, jarang orang berbicara mengenai Vulgata Latin karena itu sangat penting
kita melihat Alkitab bahasa Inggris.
Vulgata adalah Alkitab resmi di Eropa Barat dari akhir abad keempat. Itu merupakan terjemahan
dari Jerome atas perintah Paus Damasus. Karena bahasa Yunani mulai menghilang diEropa Barat setelah
Konstantin memindahkan ibukota ketimur, bahasa Latin secara alami menjadi bahasa umum orang
dibarat. Diabad pertengahan, bahasa Yunani sama sekali tidak dikenal di Eropa Barat. (Bahasa ini tidak
dipelajari diuniversitas manapun sampai tahun 1458, di University of Paris.) Seluruh pelayan di barat
sepanjang seribu tahun telah belajar bahasa Latin, bukan Yunani atau Ibrani. Jika ukurannya lamanya
waktu, Vulgata Latin adalah terjemahan Alkitab paling berpengaruh dalam sejarah.
Kembali ke Wycliffe: Seperti yang telah saya katakan, Wycliffe tidak menerjemahkan dari teks asli
Yunani dan Ibrani. Sebaik apapun Vulgata Latin, pasti ada kekurangan dalam penerjemahannya. Satu hal,
bahasa Latin tidak memiliki definite article. Itu merupakan hadiah yang diberikan bahasa Yunani bagi
Eropa. Tapi article ini muncul dalam PB Yunani hampir 20,000 kali—mengerti penggunaannya sangat
penting bagi ratusan bagian Alkitab. Tapi, Wycliffe sama sekali tidak mengetahui hal ini, karena dia
hanya menggunakan teks Latin sebagai dasar terjemahan.

Terjemahan
Alkitab Wycliffe sampai ke edisi kedua—edisi pertama ditahun 1382 dan yang kedua ditahun 1395,
oleh asisten Wycliffe, John Purvey.11 Walaupun revisi Purvey merupakan peningkatan yang sangat berarti,
kita tidak bisa mengatakan kedua edisi itu adalah suatu karya agung prosa Inggris. Tapi edisi pertama

9
John Wycliffe, Speculum Secularium Dominorum, Opera Minora, ed. John Loserth (London:
Wycliff Society, 1913) 74; mengutip dalam Pendahuluan dari Wycliffe New Testament, vii.
10
Ron Minton, The Making and Preservation of the Bible (n.p.; November, 2000) 216.

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) 2003


amat sangat literal—bahkan mengusahakan urutan kata Latin sampai-sampai bahasa Inggrisnya tidak
bisa dimengerti! 12 Wycliffe Bible menunjukan bahwa terjemahan “kata per kata” tidak menjamin suatu
terjemahan yang akurat, karena arti aslinya tidak dikomunikasikan secara jelas dengan cara ini.

Arti Pentingnya
Apa arti penting dari terjemahan Wycliffe?
1. Merupakan Alkitab bahasa Inggris pertama yang lengkap—faktanya, Alkitab lengkap pertama
dalam tiap bahasa Eropa manapun!
2. Secara tidak langsung menghancurkan kekuatan struktur politik-agama dari gereja Roma
Katolik. Orang awam tidak perlu bergantung pada pendeta untuk menghadap Tuhan. Mereka
bisa mengetahui kehendakNya dan menantang pemimpin rohani mereka. Tidak heran ditahun
1408 membaca Alkitab bahasa Inggris adalah pelanggaran hukum. 13 Orang yang memilikinya
membahayakan kebebasan dan hidupnya. Begitu kuatnya pengaruh Wycliffe sehingga ditahun
1415 Paus mengumumkan tulangnya harus digali, dibakar, dan abunya disebar di aliran
Sungat. 14
3. Terjemahannya diselesaikan lebih dari enam tahun sebelum penemuan cetakan yang bisa
dipindah-pindah. Seluruh Alkitab Wycliffe merupakan tulisan tangan. Hal ini mengurangi
pengaruhnya. Walaupun satu Alkitab bisa memakan waktu sampai satu tahun, ribuan salinan
telah dibuat.

William Tyndale (c. 1494-1536) dan terjemahan Perjanjian Barunya (1525-1536)

Latar Belakang
Tidak ada terjemahan baru yang muncul diantara Alkitab Wycliffe dan Tyndale. Seratus tigapuluh
tahun lewat tanpa perkembangan. Salah satu alasannya adalah hukum Inggris tahun 1408 tentang Alkitab
bahasa Inggris masih berlaku. Masih beresiko membuat salinan Alkitab Wycliffe!
Sementara itu, ada tanda baik diseluruh Eropa. Alkitab bahasa Italia, Prancis, Spanyol, dan Belanda
bermunculan didalam tahun 1400-an, sepertinya terinspirasi oleh usaha awal dari Wycliffe. Hal Ini
menjadi latar belakang munculnya penerjemah Alkitab tunggal paling berpengaruh sepanjang masa.
Beberapa peristiwa besar terjadi diantara masa Wycliffe dan Tyndale.
1. Hampir empat puluh tahun—1378-1417—the “Great Schism” menghancurkan otoritas agama di
Eropa: dimasa ini ada dua Paus yang bersaing—satu di Avignon dan yang kedua di Rome!15
Tidak ada yang tahu siapa sebenarnya yang menjadi wakil Kristus dibumi!
2. Penemuan mesin cetak yang bisa berpindah-pindah (c. 1454). Buku tebal pertama Gutenberg:
Latin Vulgate Bible.
3. 1453: Turki menginvasi Byzantium, disana Emperor Constantine 1100 tahun sebelumnya
memindahkan ibukotanya. Selama 1100 tahun, pelajaran Yunani hilang dari Eropa Barat. Tapi
11
Oxford MS dalam Bodleian Library, 959 E, kemungkinan edisi pertama asli dari Wycliffe
Bible. Gaya bahasanya sangat kaku.
12
Bruce, History, membuat perbandingan yang baik dari kedua edisi dalam Heb 1.1-4, dengan
diskusi (15-16).
13
Dikenal sebagai Constitutions of Oxford. See Bruce, History, 20-23.
14
Keputusan ini tidak dijalankan sampai tahun 1428, 43 tahun setelah kematian Wycliffe.
15
F. F. Bruce, History of the Bible in English, 3rd ed. (New York: Oxford University Press, 1978)
12, mencatat bahwa “Prestise dari kepausan sudah turun demikian jauh, sebagian alasannya adalah
‘Babylonian Captivity/pembuangan Babilon’ dari Paus di Avignon, disana mereka menetap dari tahun
1309 sampai 1378, dibawah kontrol raja Prancis, musuh bebuyutan Inggris; alasan lain adalah ‘Great
Schism’ yang mengikutinya, dimana hampir selama empat puluh tahun (1378-1417) ada dua Paus yang
bersaing, satu di Roma dan lainnya di Avignon, Paus yang satu diakui oleh sebagian kekuatan Eropa dan
yang lainnya oleh sebagian Eropa lainnya.”

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) 2003


karena invasi Byzantium, para sarjana Yunani mengambil manuscripts mereka dan pergi ke
Eropa. Lima tahun kemudian, bahasa Yunani untuk pertama kali ditawarkan di universitas
Eropa. Reformasi dan Renaissance lahir akibat penemuan kembali Yunani klasik dan Yunani PB.
4. Semangat menjelajah melanda. Dunia baru ditemukan ditahun 1492. Manusia menjadi berani
mengambil resiko lebih dari sebelumnya.
5. Peristiwa invasi Turki Byzantium dan penemuan alat cetak menjadi katalis bagi produksi
Perjanjian Baru pertama yang diterbitkan bulan March 1, 1516.
6. October 31, 1517: Reformasi lahir saat Luther menantang gereja Roma Katolik di Wittenberg.
Maka dari itu, tantangan terhadap status quo agama, kesaksian berani, pengetahuan akan sumber
kuno, dan pemisahan informasi kepada orang banyak bergabung bersama dalam waktu yang menentukan
dalam sejarah Eropa. Alkitab Tyndale dilahirkan dimasa ini.
William Tyndale terlatih dalam bahasa Yunani dan Ibrani. Dia mendapat gelarnya dari Oxford
ditahun 1512 (diumur 16 atau 17!), dan gelar master ditahun 1515. Dia kemudian belajar di Cambridge,
menyelesaikan pendidikannya. Disaat itu, dia lancar menguasai enam atau tujuh bahasa. Singkatnya,
Tyndale bukan orang bodoh! Lebih jauh, gaya bahasanya luar biasa.
Saat dia sedang merenungkan untuk membuat suatu terjemahan Alkitab yang baru ditahun 1520-an,
dia menjadi sadar bahwa hal ini tidak mungkin dilakukannya di Inggris. 16 Ditahun 1408 aturan tentang
penerjemahan Alkitab masih berlaku. Disamping itu, Tyndale tidak bisa menemukan orang di Inggris
yang menguasai bahasa Ibrani. Dia kemudian berkelana ke Jerman—disana dia diperkenalkan dengan
seorang rabi yang darinya dia belajar bahasa PL. Saat sedang disitu, dia menerjemahkan banyak bagian
Alkitab kedalam bahasa Inggris. Dia tidak bisa kembali ke Inggris karena takut nyawanya akan hilang.
Dia berkeinginan kuat menyediakan Firman Tuhan kepada orang awam. Dia ingin anak laki-laki
yang menarik bajak bisa lebih mengenai Firman Tuhan daripada sebelumnya. Doanya menjadi
kenyataan. 17
Ditahun 1525 dia menyelesaikan terjemahan PL yang pertama, tapi tidak dicetak sampai ditahun
1526. Tiga salinan edisi pertama masih ada sampai sekarang, hanya satu yang—baru ditemukan beberapa
tahun lalu—masih betul-betul utuh. 18
Tyndale dikemudian hari merevisi PB secara substansial, dan revisinya merupakan suatu karya
agung. Dia bahkan menemukan beberapa kata baru yang mendapat tempat dalam kosa kata bahasa
Inggris sampai lima abad kemudian—kata-kata seperti ‘Passover,’ ‘peacemaker,’ ‘scapegoat,’ bahkan
adjective ‘beautiful’ dimasukan oleh Tyndale. 19 Bersamaan dengan itu, dia menghasilkan lima edisi PB,
tapi edisi ketiga ditahun 1534 adalah edisi yang paling diingat.
Tyndale juga melakukan karya berarti pada PL, tapi dia tidak menyelesaikan tugasnya. Sejauh yang
kita ketahui, dia telah menerjemahkan sampai 2 Tawarik.
Dia diculik ditahun 1535 di Antwerp, dan dibakar tahun berikut karena usahanya dianggap bidat. 20
Tuntutannya? Terjemahan Alkitab yang tidak benar. Realitasnya? Suatu terjemahan Alkitab yang luar
biasa. Tapi pelayan gereja sangat takut kalau orang biasa tidak bisa mengerti Alkitab; mereka perlu
pelayan dan tradisi untuk menafsirakan Alkitab bagi mereka. 21, 22

16
Lebih jauh, ditahun 1523, bishop London, Cuthbert Tunstall, menolak mengijinkan karyanya
diselesaikan.
17
“Jika Tuhan menyelamatkan hidupku, selama bertahun-tahun aku akan membuat seorang anak
laki-laki yang menarik bajak itu bisa mengenal Alkitab lebih dari sebelumnya” katanya kepada seorang
pria beragama ditahun 1523.
18
Salinan ini ditemukan ditahun 1996. Cf. Minton, Making, 226.
19
Cf. Minton, Making, 223.
20
Suatu surat yang ditemukan diabad terkahirnya dari Tyndale sendiri saat dia dipenjara menanti
eksekusi. Dia meminta pakaian hangat pada yang menangkapnya karena dia cukup kedinginan, terutama
kepalanya. Dia juga meminta apakah bisa mendapat Alkitab bahasa Ibrani dan kamus Ibrani untuk
menghabiskan waktu dengan baik. Seperti Paulus (2 Tim 4:13), kita tidak tahu apakah permintaan itu
pernah dikabulkan.

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) 2003


Kalimat terakhir Tyndale adalah “Tuhan, bukalah mata Raja Inggris!” Tapi Tyndale tidak tahu kalau
hanya beberapa bulan sebelum kematiannya suatu versi Alkitab bahasa Inggris—sebagian besar
didasarkan pada karyanya—telah dicetak di Inggris dengan persetujuan Raja King Henry VIII. “Seperti
yang diinginkan Tyndale, mata Raja Inggris telah terbuka saat dia menyatakan doa sebelum
kematiannya.” 23

Teks
Walaupun Tyndale melihat terjemahan bahasa Jermannya Luther dan Vulgata Latin untuk menolong
dia menghadapi bagian yang sulit, terjemahan Pbnya didasarkan pada teks Yunani. Dia banyak
menggunakan edisi ketiga Erasmus. 24

Terjemahan
Edisi tahun 1534 meninggalkan edisi tahun 1526. Ini merupakan bahasa Inggris yang luar biasa dan
terjemahan yang sangat baik dimasa itu. Tyndale mengenal bahasa asli Alkitab lebih dari orang Inggris

21
Kenyataannya, mereka takut kehilangan kontrol. Sekali orang biasa mendapat Alkitab, para
pemimpin tidak bisa lagi menafsirkan kehendak Tuhan bagi mereka tanpa perdebatan.
22
Tyndale memang merubah beberapa hal yang jelas menganggu pelayan Katolik: kata
“congregation” dari “church”; “elder” dari “priest.” Walau kata ejkklhsiva biasanya dipakai untuk
nuansa teksnis dalam PB, Tyndale, dengan beberapa alasan, menerjemahkan itu sebagai
“congregation/jemaat.” Ini karena “church/gereja” disaat itu sangat melekat artinya dengan struktur
Roma Katolik yang sangat menolak teks itu. Beberapa saat didalam periode Reformasi, saat Gereja
Protestan mampu berakar dengan kuat, pembaca bisa melihat kata “gereja” tanpa berpikir tentang
Catholicism.
Terjemahannya terhadap kata presbuvtero" sebagai “elder/penatua” cukup akurat (cf. Titus
1:5) dan lebih baik daripada “priest” (sacerdos).
23
Bruce, History, 52.
24
Sayangnya, edisi Tyndale tahun 1534 menaruh Comma Johanneum dari edisi ketiga Erasmus
tanpa komentar atau catatan, hal ini mungkin juga mempengaruhi KJV khususnya dalam hal ini.

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) 2003


lain dimasanya, 25 dan dia mengenal bahasa Inggris lebih dari yang lainnya. Dia menerjemahkan dari
bahasa Yunani yang baik menjadi bahasa Inggris yang baik.

Arti Pentingnya
Tidak mungkin terlalu melebihkan arti penting terjemahan Tyndale.
1. Perjanjian Baru berbahasa Inggris pertama setelah zaman ditemukannya percetakan.
2. Perjanjian Baru berbahasa Inggris pertama yang secara langsung diterjemahkan dari bahasa asli
Yunani.
3. Terjemahan pertama yang menggunakan italics untuk kata-kata yang tidak ada dalam teks
aslinya. (Praktek ini menariknya, berlanjut sampai sekarang dalam NASB, selain itu fakta bahwa
italics sekarang secara umum digunakan dalam penulisan untuk penekanan, bukan untuk
ketiadaan.)
4. Amat sangat mempengaruhi KJV: Ditahun 1940, Prof. J. Isaacs menulis tentang pencapaian
Tyndale: “Ketepatannya, kesederhanaan frasenya, musiknya yang baik, memberikan otoritas
pada kata-kata terjemahannya yang berdampak pada versi berikut.… sebagian besar Authorized
New Testament tetap dari Tindale, dan tetap yang terbaik.” 26 Kata pengantar bagi PB Tyndale
menjelaskannya: “Kekaguman tetap disuarakan mereka yang menyiapkan 1611 Authorized
Version bagi Raja James dengan satu suara—seperti suatu keajaiban. Tentu saja mereka
melakukannya: maksudnya adalah (walau tidak pernah diakui oleh mereka) Tyndale.” 27
Didalam kelanjutan yang cepat muncul tiga terjemahan, kualitasnya lebih rendah dari Tyndale, tapi
menjadi latar belakang penting dalam sejarah Alkitab berbahasa Inggris.
25
Contoh yang menarik tentang hal ini ditemukan dalam 1 Tim 2:12. Dia menerjemahkan
sebagai berikut: “I suffer not a woman to teach, neither to have authority over a man: but for [her] to be in
silence.” KJV menerjemahkannya “But I suffer not a woman to teach, nor to usurp authority over the
man, but to be in silence.” Kunci perbedaannya ada pada penerjemahan aujqentei'n. Tyndale
mengartikulasikan itu dengan “have authority,” sedangkan KJV “usurp authority.” Dari apa yang bisa
saya tangkap, kata kerja itu tidak memiliki kekuatan dari kata “usurp” sampai Chrysostom
memberikannya dalam tafsirannya atas teks ini (cf. Moulton-Milligan, Liddell-Scott-Jones, Knight’s
article in NTS [c. 1984], etc.). Lebih jauh, “usurp” bukan arti yang predominant dari aujqentevw
sampai abad kesembilan A.D. Tapi karena kata itu muncul kurang dari 125 kali diseluruh literatur
Yunani (menurut penelitian TLG database menurut 64 juta kata dari Homer sampai A.D. 1453), para
penerjemah KJV kehilangan hal ini. Maka dari itu, mereka bergantung pada Latinnya Erasmus (yang dia
tempatkan sebagai koreksi atas terjemahan Jerome) usurpare (Oxford Latin Dictionary memberikan
definisi pertama dari kata ini, “mengambil pemilikan (property) dari inisiatif sendiri (dan tanpa klaim
hukum yang ketat)”).” Terjemahan Jerome, secara tidak sengaja, adalah dominare (OLD memberi
definisi pertama kata kerja ini, “melakukan kedaulatan, bertindak sebagai seorang penguasa”). Maka dari
itu, terjemahan Tyndale lebih akurat Yunaninya daripada terjemahan Jerome atau Erasmus (walaupun
Jerome cukup literal, karena tidak ada kata kerja dalam bahasa Latin yang berhubungan dengan potestas
atau auctoris. Maka itu, jika suatu kata kerja harus digunakan, dominare adalah istilah yang paling
netral dan karena itu paling akurat.)
Merupakan hal yang luar biasa kalau sekarang ini orang yang membaca teks ini menganggap
KJV lah yang benar. Banyak pengajar wanita membuka pernyataan mereka dengan, “I am not usurping
anyone’s authority; this authority has been given me by the elders.” Tapi ini bukanlah maksud dari 1 Tim
2:12. Sebagian besar terjemahan modern mengartikan istilah ini secara netral (cf., e.g., RSV, NKJV, NIV
[“have authority”], RV, ASV [“have dominion”], NASB [“exercise authority”], etc. Sangat luar biasa,
bahkan NRSV, dengan kecenderungan kuatnya terhadap gender inklusifnya dan egalitarianism [seperti
dalam 1 Tim 3:2: “married only once” menjadi “husband of one wife”] disini dibaca “have authority”).
Fee, dalam tafsiran singkatnya, mengatakan bahwa kata kerja ini berarti “to domineer” tanpa pembenaran
lebih lanjut. Hal ini jelas terlihat seperti petitio principii.
26
Dikutip dalam Bruce, 44.
27
Tyndale’s New Testament: Translated from the Greek by William Tyndale in 1534. In a
modern-spelling edition and with an introduction by David Daniell . New Haven: Yale University Press,
1989.

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) 2003


The Coverdale Bible (1535)
The Coverdale Bible (1535) merupakan karya dari Myles Coverdale, asisten Tyndale. Dia tidak secara
langsung menerjemahkan dari Yunani dan Ibrani, tapi menggunakan terjemahan Jermannya Luther, lebih
dari satu teks Latin, dan sebagian PLnya Tyndale. Dia memang menyelesaikan seluruh Alkitab—karena
itu Coverdale menjadi Alkitab lengkap pertama yang dicetak di Inggris. Terjemahan Coverdale lah yang
diijinkan Henry VIII untuk dicetak saat Tyndale menyatakan kata-kata terakhirnya. Hal yang paling
inovatif dalam Alkitab ini adalah tempat Apocrypha—kitab-kitab yang diterima Katolik Roma masuk
dalam kanon tapi tidak oleh Protestan—diakhir PL bukannya tersebar diseluruh PL. Semua terjemahan
PL yang lalu menempatkan Apocrypha tersebar diseluruh PL. Seluruh Alkitab Protestan mengikuti hal
ini, jika memasukan Apocrypha, menempatkannya sebagai suatu lampiran—sama seperti yang dilakukan
Coverdale.

Matthew’s Bible (1537)


Ditahun 1537, Matthew’s Bible muncul. Alkitab ini adalah karya John Rogers, yang nama lainnya
adalah Thomas Matthew. Dia menggabungkan PL Coverdale dengan PBnya Tyndale. 28 Tapi Rogers juga
menambahkan sekitar 2000 catatan, sebagian besar controversial, menjadikannya sebagai revisi pertama
PBnya Tyndale. Alkitab ini terkadang disebut “Wife-Beater’s Bible” karena catatan pinggir 1 Peter 3.7
yang berkata, “If [the wife] be not obedient and healpfull unto [her husband, he] endeavoureth to beate the
feare of God into her…”! 29 Istilah ‘Wife-Beater’s Bible’ langsung diberikan pada versi ini yang
setidaknya menghibur kita bahwa banyak leluhur kita juga menganggap tafsiran ini tidak tepat! Walau
tidak berkaitan dengan catatan ini, Rogers menjadi martir pertama ditahun 1555, dibawah penguasa Mary
Tudor—atau ‘Bloody Mary’—monarki Katolik. 30

The Great Bible (1539)


Alkitab Matthew dan Coverdale mendapat ijin Henry VIII untuk dicetak. Hal ini mendorong
popularitasnya tapi juga menunjukan kelemahan, dibulan September, 1538 raja memerintahkan agar ada
satu Alkitab berbahasa Inggris ditempatkan disetiap gereja. Gereja-gereja mulai menggunakan Matthew
Bible karena sangat cocok untuk pembacaan umum, sedangkan Coverdale lebih kecil. Perintah raja
mensyaratkan gereja memiliki “satu Alkitab yang tebal dalam bahasa Inggris”—yang menyingkirkan
terjemahan lain kecuali Matthew.
Selama delapan bulan—dari September 1538 sampai April 1539—dedikasi Inggris terhadap Alkitab
paling tinggi dalam sejarah. Perintah raja tidak hanya agar setiap gereja bisa mendapat satu Alkitab, tapi
“kamu tidak boleh menghalangi satu orangpun … untuk membaca atau mendengar dari … Alkitab, tapi
mendorongnya, mengarahkan dan menasihati setiap orang untuk membaca, dari Firman Tuhan yang
hidup …” Perintah ini diikuti dengan antusias sehingga orang awam membaca Alkitab dengan keras
disaat yang sama pendeta memberi kotbah! Delapan bulan kemudian raja mengeluarkan perintah
melarang perilaku merusak ini.
Hal yang diperlukan adalah, suatu terjemahan yang sebaik Matthew tapi tanpa catatan! Sehingga
Cromwell menugaskan Myles Coverdale untuk menerbitkan Alkitab yang baru. Alkitab ini harus lebih
besar dari Matthew karena perintah raja. Inilah alasannya disebut Great Bible—bukan hanya karena
kualitas tulisannya, tapi juga ukurannya. Walaupun Alkitab ini dirantai untuk melindunginya dari
pencuri, orang mungkin berpikir apakah itu perlu!

“Ini diijinkan sebelum Coverdale Bible (keduanya ditahun 1537) dan melalui pemeliharaan
28

Tuhan, revisi Alkitab Tyndale menjadi yang pertama yang diijinkan oleh raja” (Minton, Making, 235).
29
Seperti Minton, Making, 235. Bruce, History, menganggap Alkitab ini diterjemahkan oleh
Bishop Becke (83-84).
30
Jika Rogers dipenggal, mungkin suatu kasus bisa dibuat dimana catatan pada 1 Pet 3.7 menjadi
sebab kelemahannya, karena catatan lengkapnya berkata “If [the wife] be not obedient and healpfull unto
–her husband, he] endeavoureth to beate the feare of God into her heade, that thereby she maye be
compelled to learne her dutie, and to do it.” Tafsiran Bruce, walau menganggap catatan ini dibuat oleh
Becke, “Kita berpikir apakah editornya menulis bagian kedua dengan bercanda; walaupun benar
demikian, janganlah kita menempatkan humoria ini dalam catatan Alkitab, karena setiap pembaca
disuruh memperlakukan seluruh catatan Alkitab secara serius!” (History, 84).

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) 2003


Walaupun Great Bible diedit oleh Coverdale, Alkitab ini didasarkan atas Matthew Bible. Coverdale
tidak tahu bahasa Yunani atau Ibrani, tapi Rogers tahu. Jadi Coverdale hanyalah mengambil Matthew’s
Bible, merevisinya, dan menghapus catatan-catatannya. Ini menjadi revisi kedua dari Alkitab Tyndale,
setelah Matthew’s Bible.31
Tapi para bishop, yang banyak masih Katolik Roma, diberikan Alkitab ini, karena memisahkan
Apocrypha dari PL lainnya dan karena Alkitab ini tidak sama dengan Latin Vulgate. 32 Tidak hanya itu,
ditahun terakhir pemerintahan Henry VIII, raja mengayunkan pendulum agama sekali lagi. Ditahun 1543
Parlemen melarang setiap eksposisi Alkitab yang tidak diotorisasi—demikian juga pembacaan Alkitab
secara pribadi diantara kelas bawah. Tiga tahun kemudian, Henry melebihi Parlemen dengan melarang
seluruh salinan Tyndale dan Coverdale.
“Larangan terhadap Alkitab terjemahan Tyndale dan Coverdale merupakan puncak dari absurditas” 33
karena Great Bible pada intinya adalah Alkitab terjemahan Tyndale dan diedit oleh Coverdale!

The Geneva Bible (1557 [PB], 1560 [whole Bible])


Saat Edward VI, anak Henry menjadi raja, Reformasi datang. Tapi pemerintahannya tidak lama.
Ditahun 1553 Mary Tudor, saudara perempuan Edward naik ketahta. 34 Dia membalikan dukungan
Edward terhadap Protestan, mengembalikan negara kepada Catholicism. Dia secara sistematis mulai
membakar baik Alkitab dan orang Protestan. Banyak sarjana Protestan lari dari Inggris ke Geneva, disana
teolog reformasi terkenal, John Calvin, hidup. Disana, dia menghasilkan suatu terjemahan Alkitab yang
luar biasa, walaupun aslinya muncul dalam ukuran quarto.
Salah satu dari para reformator, William Whittingham (yang menjadi Calvin’s brother-in-law),
menyelesaikan terjemahan PB ditahun 1557. Dia dan para reformator lainnya mengerjakan keseluruhan
Alkitab ini, dan tiga tahun kemudian PL dan PB yang direvisi muncul.
Arti penting dari Geneva Bible terletak pada beberapa hal berikut:
1. The Geneva Bible merupakan Alkitab berbahasa Inggris pertama yang seluruhnya diterjemahkan
dari bahasa Yunani dan Ibrani. Merupakan Alkitab pertama yang diterjemahkan oleh suatu
komite. Walaupun masih sangat bergantung pada karya Tyndale, dan bisa dianggap sebagai revisi
ketiga dari Alkitab terjemahan Tyndale. 35
2. Bersifat Calvinistic dalam catatannya (dan catatan-catatannya sangat banyak), memuliakan
Tuhan dan keagunganNya. 36
3. Merupakan Alkitab berbahasa Inggris pertama dengan pemisah ayat. Hal ini berlaku, setidaknya
untuk PB, bagi edisi keempat Stephanus dari PB Yunani (1551), PB Yunani pertama (atau PB
manapun) dengan pembatas ayat.37 Sebagai catatan pinggir, dampaknya tidak langsung sehat,
karena tambahan angka ayat mengakibatkan dihapuskannya paragraphing. Hal ini berakibat

31
The Great Bible melalui tujuh edisi antara tahun 1539 dan 1541. Edisi kedua ditahun 1540
memiliki pengembangan yang paling banyak dari cetakan pertama, terutama dalam kitab-kitab puisi PL
(Bruce, History, 70).
32
Ditahun 1542, Upper House of Convocation of Canterbury menuntut suatu revisi Great Bible,
agar sesuai dengan Latin Vulgate.
33
Bruce, History, 79.
34
“tidak ada terjemahan Alkitab dibuat saat Edward VI menjadi raja (1547-1553). Edward adalah
anak Henry VIII. Suatu usaha pernah dilakukan untuk mengangkat Lady Jane Gray sebagai penerus
Edward, tapi Mary Tudor, salah satu anak perempuan Henry (dengan Catherine of Aragon) yang dipilih.
Mary meninggal ditahun 1558 dan Elizabeth (saudara tirinya) memulai pemerintahan panjangnya.”
35
Matthew dan Great Bible adalah yang pertama.
36
Tapi, catatan yang secara eksplisit bersifat tafsiran Calvinistic sangat sedikit.
37
Stephanus meletakan angka ayat saat melakukan perjalanan dari Paris ke Lyons. Terkadang
hal ini digunakan untuk menjelaskan mengapa ayat-ayat dibagi secara aneh: Stephanus pasti sedang naik
kereta saat menandai kebawah angka ayatnya, saat kereta melindas halangan dijalan! Tapi petunjuk aneh
ini lebih mungkin dimaksudkan untuk menjelaskan bahwa dia menulis semua itu saat beristirahat
dipenginapan sepanjang perjalanan.

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) 2003


pada prooftexting atau mengkutip satu ayat keluar dari konteks. Sampai Revised Version ditahun
1881 paragraphing kembali digunakan dalam Alkitab bahasa Inggris (dengan angka ayat
diletakan dalam marjin). (Anachronistically, NASB melanjutkan kebijakan sebelumnya, hanya
menulis paragraph baru dengan angka tebal.)
4. Merupakan Alkitab pertama yang menggunakan italics secara ekstensif untuk kata-kata yang
tidak ada dalam teks aslinya.
5. Merupakan Alkitab yang dibawa dalam perjalanan ke Amerika dan mendarat di Plymouth.
Merupakan Alkitab yang digunakan Shakespeare.
6. Alkitab Geneva aslinya dibuat dalam ukuran kuarto, karena dihasilkan di Eropa dan dikapalkan
kembali ke Inggris. Maka itu, walau teks dan catatannya ekskuisit, cetakannya kecil dan
volumenya tidak elegan. Tapi, walaupun Great Bible yang digunakan dalam gereja, Geneva yang
digunakan dirumah.
7. Pengaruh Alkitab ini terhadap KJV sangat besar. Para penerjemah KJV menggunakannya
sebanyak mereka menggunakan terjemahan Tyndale’s (tentu saja, banyak terjemahan Tyndale
dimasukan kedalam Geneva). Walaupun King James tidak menyukai Geneva Bible, didalam kata
pengantar asli bagi KJV terjemahan itu dikutip beberapa kali—tapi setiap kali mengutip, versi
Geneva yang dikutip, bukan King James! Ini secara implicit dan pernyataan superioritas Geneva
Bible.
8. Alkitab ini juga dikenal sebagai “‘Breeches’ Bible.” Hal ini dikarenakan pada Genesis 3:7
diterjemahkan, Adam dan Eve sewed fig leaves together and made them into “breeches.” 38
9. Terakhir, Geneva Bible memiliki sejarah yang panjang. Selama 45-tahun pemerintahan Ratu
Elizabeth hampir 100 edisi Geneva Bible diterbitkan! Bahkan limapuluh tahun setelah KJV
muncul, Geneva Bible merupakan Alkitab terpopuler di Inggris. Pada akhirnya Alkitab ini tidak
bertahan karena alasan politik: raja baru datang dan menginginkan terjemahannya sendiri—
Alkitab yang tidak terlalu Calvinistic.

The Bishops’ Bible (1568)


“Keberhasilan Geneva Bible membuat penggunaan Great Bible digereja menjadi tidak mungkin;
kekurangannya menjadi terlalu nyata jika berkaca pada versi baru.” 39 Tapi Geneva Bible jelas tidak bisa
dipakai dalam suatu kerangka gerejawi: terlalu Calvinistic bagi pelayan Inggris dan begitu popular
diantara strata bawah yang secara politis tidak tepat untuk menggunakannya dari mimbar! 40
The Bishops’ Bible masuk dalam cerita ditahun 1568. Ini merupakan Alkitab mimbar, didasarkan
pada Great Bible. Alkitab ini dilihat sebagai revisi keempat dari terjemahan Tyndale. Alkitab ini disebut
Bishops’ Bible karena dihasilkan oleh para bishops. Tapi kata-katanya masih terlalu kaku, tidak
memuaskan. Bahkan Elizabeth tidak pernah secara resmi mengakui terjemahan ini. Terjemahan Alkitab
ini tidak bisa menyaingi Geneva yang telah ada delapan tahun lebih awal dan merupakan terjemahan
yang lebih baik. The Bishops’ Bible tidak pernah menyamainya dan cetakan terakhirnya muncul ditahun
1606. Ironisnya, terjemahan ini menjadi dasar resmi yang diberikan para penerjemah King James dalam
membuat versi mereka.

The Rheims-Douai Bible (1582 [NT], 1609-1610 [whole Bible])


Setelah pemerintahan singkat Bloody Mary, Elizabeth masuk kedalam cerita sebagai ratu yang baru.
Dia adalah seorang Protestant. Kali ini para sarjana Catholic lari ke Eropa! Harus diingat bahwa orang
Protestan bukan satu-satunya kelompok yang ditindas. Darah mengalir dikedua arah.
Orang Katolik menginginkan Alkitab berbahasa Inggris sendiri. Ini bukan karena mereka setuju
kalau orang awam harus mendapatkan Alkitab dalam bahasa sendiri. Tapi, karena mereka tidak bisa
38
Nama lain diberikan kepada beberapa Alkitab diseluruh sejarah. Sebagai contoh, salah satu
edisi awal King James disebut “Wicked Bible” karena tidak menambahkan kata “not/tidak” dalam
perintah ketujuh (Exod 20:14): “Engkau boleh melakukan perzinahan / Thou shalt commit adultery”!
39
Bruce, History, 92-93.
40
So Minton, Making, 243.

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) 2003


menghentikan orang awam membaca Alkitab, setidaknya jika mereka ingin membaca harus dari suatu
versi yang “benar” dari Alkitab. Tapi didalam kata pengantar versi ini, pembacanya ditujukan bagi
rohaniwan dan sejenisnya. Orang banyak dihalangi membaca Alkitab, tapi jika mereka mau membacanya,
harus Alkitab yang ini.
The Rheims-Douai Bible juga memiliki beberapa pengaruh dalam pengkalimatannya pada KJV. 41
Alkitab ini—seperti kasus seluruh Alkitab Katolik sampai pertengahan abad keduapuluh—hanya
didasarkan pada Latin Vulgate, bukan langsung dari teks Yunani atau Ibrani. Hal ini dikarenakan Council
of Trent (1544) memutuskan kalau Alkitab harus diterjemahkan kedalam bahasa Latin. Hal ini
berlangsung sampai Vatican II.
Hal ini membawa kita keawal era baru, yang dimulai dengan KJV. Era pertama penerjemahan Alkitab
bahasa Inggris ada didalam tahun 1382—1610, atau hampir 230 tahun. Ini merupakan periode yang
ditandai oleh dua hal: disatu sisi, perhatian mendasar bahwa setiap orang Kristen harus memiliki akses
kepada kehendak Allah yang dinyatakan dalam Alkitab. Disisi lain, hirarki gereja menghalangi usaha ini
—pertama dengan membunuh penerjemah-penerjemahnya dan membakar Alkitab terjemahan mereka.
Saat semua itu gagal, terjemahan yang “diotorisasi” dibuat untuk meredakan gelombang ‘bidat’
Protestan. 42

41
Suatu draft awal dari suatu esay dalam Catholic Biblical Encyclopedia, dibuat oleh tim sarjana
internasional, terlalu melebihkan pengaruh Rheims-Douai pada KJV, dan lalai menyebutkan apapun
pengaruh Tyndale pada KJV! Saya mencacat hal ini dalam pandangan saya tentang draft awal yang
dikirimkan kepada saya oleh editor seniornya; bisa dilihat apakah koreksi telah dibuat.
42
Hal ini bisa berarti lebih: Anglican bishops juga tidak nyaman dengan terjemahan-terjemahan
Protestant.

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) 2003


Sejarah Alkitab Bahasa Inggris
Bagian II: Masanya King James
(Masa Keelokan)
Daniel B. Wallace, Ph.D.

March 2001
Catatan Editor: Ini adalah bagian kedua dari empat bagian ceramah yang
dibawakan di Lancaster Bible College bulan March, 2001, untuk Staley
Bible Lectureship. Kami harap bisa mendapat ijin untuk semua ceramah
seperti rekaman audio pada Biblical Studies Foundation website. Disini ada
beberapa audio dari serial tentang Textual Criticism series Dr. Wallace. Dr.
Wallace bersedia sebagai pembicara seminar mengenai “Sejarah Alkitab
Bahasa Inggris.” Jika gereja anda tertarik, hubungi dia di email untuk
detailnya.
Pengantar: Kita mengakhiri bagian pertama dengan dua terjemahan Alkitab yang
bersaing: the Bishops’ Bible yang digunakan dalam gereja, dan Geneva Bible yang
dibaca dirumah-rumah. Sejauh ini, Geneva Bible lebih popular, dan menciptakan
masalah bagi pelayan: mereka butuh suatu terjemahan dalam gereja yang bisa ditujukan
juga oleh orang banyak.

A. Pembuatan Authorized Version


1. The Hampton Court Conference
Kesempatan membetulkan masalah ini muncul saat kematian Ratu Elizabeth ditahun 1603 dan
monarki yang baru masuk kedalam cerita. James VI telah memerintah Scotland selama tigapuluh tujuh
tahun (37) saat dia menjadi James I of England.
January berikutnya (1604) raja memanggil para pemimpin agama negara ke Hampton Court untuk
mengutarakan segala kendala gereja. Kelihatannya masalah terpenting yang terselesaikan di pertemuan
ini adalah resolusi
Bahwa satu terjemahan Alkitab akan dibuat secara keseluruhan, sesuai dengan teks asli
Yunani dan Ibrani; dan ini akan dipersiapkan dan dicetak, tanpa catatan pinggir, dan
hanya digunakan diseluruh Gereja Inggris disaat pelayanan gerejawi. 43
Dokumen asli yang mengotorisasi terjemahan baru ini disimpan dalam Manuscript Room di
Cambridge University. Saya mendapat kesempatan untuk melihatnya saat tinggal di Cambridge dihari
sabbatical saya yang terakhir (1995), tapi tidak pernah saya lakukan. Alasannya bukan kurang tertarik,
tapi ada banyak MSS lain yang penting untuk dilihat sehingga tidak punya waktu untuk melihatnya! 44

43
Seperti yang dikutip oleh Bruce, History, 96.

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) 2003


Jika saya tahu akan memberi pelajaran ini pada anda semua, saya pasti akan menyempatkan diri melihat
dokumen terkenal dari Hampton Court!
Proposal untuk membuat sebuah terjemahan baru datang dari seorang Puritan, Dr. John Reynolds.
Walaupun tidak semuanya setuju, hal ini berakhir dengan persetujuan James. Hal ini menyelesaikan
masalah. Saat itu raja berkata, “Saya tidak pernah melihat sebuah Alkitab yang diterjemahkan dengan
baik dalam bahasa Inggris; tapi menurut saya, dari semuanya, Geneva adalah yang terburuk”! 45
Mengapa James begitu tidak menyukai Geneva Bible? Lagi pula Alkitab ini telah menjadi Alkitab
resmi di Scotland selama pemerintahannya disana. Ketidaksukaannya lebih berkaitan dengan catatan-
catatan didalamnya bukan pada terjemahannya. Dia secara eksplisit menyebutkan tafsiran pada Exodus
1.19 sangat bermasalah: catatan pinggir Geneva mengatakan bahwa istri Ibrani dibenarkan untuk tidak
mematuhi perintah raja untuk membunuh seluruh anak bayi laki-laki Ibrani.
Dengan kata lain, dorongan untuk menghasilkan King James Bible (atau, yang sering disebut di
Inggris, Authorized Version) datang dari dua kelompok, satu keagamaan dan yang lain politik—keduanya
berada dirantai makanan teratas. Tapi tidak bisa juga dikatakan bahwa motive untuk menghasilkan karya
besar ini adalah lebih pada melindungi status quo daripada memenuhi kebutuhan orang. Dalam hal ini,
King James Bible mirip versi Roman Catholic Rheims-Douai daripada pendahulu Protestannya diabad
keenambelas.

2. Prosedur Para Penerjemah


James antusias tentang proyek baru ini dan memimpin sendiri kegiatannya. Faktanya, sejauh yang
kita tahu, dia menulis aturan siapa yang menjadi penerjemah, bagaimana pengaturannya, dan prinsip
yang harus mereka ikuti. Tapi dia tidak menerjemahkan—sebaliknya banyak orang berpikir King James
Bible adalah versi yang diterjemahkan oleh dia!
James menugaskan lima panel sarjana untuk melakukan tugas ini: tiga bagi PL, dua untuk PB, dan
satu untuk Apocrypha. Dua tim bertemu di Oxford, dua bertemu di Cambridge, dan dua di Westminster
Abbey. Seluruhnya, ada empatpuluh tujuh (47) orang yang mengerjakan versi baru ini.
Salah satu aturan yang harus diikuti para penerjemah patut diketahui: (1) Walau penerjemah harus
betul-betul melihat teks Yunani dan Ibrani, mereka harus mengambil pengkalimatannya dari Bishops’
Bible sebisa mungkin. (2) Versi ini tidak boleh memiliki catatan pinggir—kecuali catatan yang
menjelaskan kata-kata Yunani dan Ibrani atau cross-referenced bagi bagian lain. Tapi para penerjemah
tidak benar-benar mengikuti aturan ini, terutama yang pertama.

3. Dasar Tekstual
Para penerjemah tidak melihat pada manuscripts Yunani atau Ibrani manapun saat mengerjakan
revisi mereka. Sebaliknya, mereka mendasarkan karyanya pada teks yang sudah diterbitkan. Dasar
tekstual PL tidak terlalu berubah sejak abad keenambelas, tapi teks PB telah melalui begitu banyak
perubahan. Teks yang digunakan para penerjemah King James pada prinsipnya teks Stephanus dari tahun
1550 (edisi ketiga), yang sangat bergantung pada edisi ketiga Erasmus dari tahun 1522—teks Yunani
yang sama yang digunakan Tyndale. Kita sebentar lagi akan berbicara lebih banyak tentang teks Yunani
dibelakang Authorized Version saat kita berbicara tentang masalah yang dihadapi KJV.

4. Pengaruh
KJV bukanlah terjemahan yang benar-benar baru, tapi revisi dari karya sebelumnya. Walau Alkitab
ini dimaksudkan untuk didasarkan pada Bishops’ Bible—hanya beda jika diperlukan—sebenarnya sangat
dipengaruhi oleh banyak terjemahan. Di Oxford University ada suatu manuscript yang memberi kita
gambaran singkat kedalam pekerjaan penerjemahan—hampir ‘behind the scenes/dibelakang layar,’
sebagaimana aslinya. Manuscriptnya adalah salinan dari kitab-kitab Injil dari Bishops’ Bible yang

Yang paling utama adalah Codex Cantabrigiensis (a.k.a. Codex Bezae), yang bisa saya lihat—
44

walaupun prosedurnya perlu tiga minggu untuk mendapat ijin! Peter Head dan saya menghabiskan
setengah hari melihat dokumen-dokumen luar biasa ini, dan menjadi orang pertama yang mendapat ijin
melihatnya dalam empat tahun terakhir karena kondisinya yang rapuh.
45
Ibid. (italics added).

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) 2003


digunakan oleh para penerjemah melalui berbagai tingkatan revisi. Anda bisa mendeteksi berbagai
kelompok yang mengerjakan dokumen itu. Catatan tulisan tangan meningkatkan hampir seluruh ayat dari
teksnya. Tim pertama membuat revisi dengan tangan, menyelesaikan pekerjaannya dalam waktu yang
relatif singkat. (Jika KJV muncul ditahun 1608, saat revisi pertama keseluruhan Alkitab selesai, maka
akan terlihat seperti sebuah Alkitab revisi dari Bishops’ Bible. Tapi ada banyak pekerjaan yang harus
dilakukan kemudian.) Kemudian, manuscriptnya dikirim untuk revisi akhir oleh komite. Mereka akan
meningkatkan teksnya lebih jauh. Salah satu aspek yang paling menarik dari pekerjaan ini adalah saat
manuscript melewati tahapan revisi, versi barunya semakin terlihat tidak seperti Bishops’ Bible tapi
semakin seperti Tyndale!46
Selain terjemahan Tyndale, Geneva Bible juga memiliki pengaruh besar pada KJV—terutama dalam
kitab-kitab PL yang tidak diterjemahkan Tyndale. Lebih jauh, didalam kata pengantar aslinya KJV
kutipan Alkitab banyak dilakukan—dan setiap kali pengutipan dilakukan versi Geneva yang dikutip,
bukan King James!
Dan yang mungkin paling mengejutkan, Rheims-Douai version juga memiliki pengaruh. Perjanjian
Lama diselesaikan hanya setahun atau dua tahun sebelum KJV dipublikasikan—terlalu terlambat untuk
memiliki pengaruh. Tapi PBnya Katolik telah ada ditahun 1582, dan memiliki pengaruh atas Authorized
Version dibeberapa bagian. Selain menggunakan beberapa bahasa dari PBnya Katolik—terutama
Latinisms, atau istilah tradisi gereja—KJV juga mengikuti dasar tekstual dari Rheims-Douai—yaitu Latin
Vulgate—dihampir 100 bagian. Disepuluh bagiannya, Authorized Version “meninggalkan seluruh
manuscripts Yunani yang dikenal bagi Latin Vulgate.” 47
Tapi KJV masih lebih dekat ke Geneva dan Tyndale daripada terjemahan lainnya. Alkitab ini bisa
dibilang sebagai revisi kelima dari Tyndale. Seperti yang kita ketahui sebelumnya, 90% terjemahan PBnya
King James sebenarnya merupakan terjemahan Tyndale. Dua pernyataan yang pernah dibuat tentang
pengaruh Tyndale layak diulangi. Pertama, Prof. Isaacs berkata:
“[Tyndale] Ketepatannya, kesederhanaan frasenya, rhytmnya yang baik, memberikan
otoritas pada kata-kata terjemahannya yang berdampak pada versi berikut.… sebagian
besar Authorized New Testament tetap dari Tindale, dan tetap yang terbaik.” 48
Kedua, pendahuluan dari cetak ulang PBnya Tyndale menyatakan: “Kekaguman tetap disuarakan
mereka yang menyiapkan 1611 Authorized Version bagi Raja James dengan satu suara—seperti suatu
keajaiban. Tentu saja mereka melakukannya: maksudnya adalah (walau tidak pernah diakui oleh mereka)
Tyndale.” 49
Disaat yang sama, para penerjemah King James dengan susah payah mengerjakan terjemahan dan
menghasilkan suatu karya yang benar-benar baru. Dibanyak kejadian, usaha ini mengorbankan akurasi
terjemahan Tyndale untuk bisa mendapat pengkalimatan yang lebih elegan. Terlihat jelas dari
perbandingan PBnya King James dengan Tyndale dimana prinsip utama dari para penerjemah King
James bukan kesetiaan pada bahasa asli Yunaninya, tapi keindahannya dalam bahasa Inggris.
Saat tiba di Apocrypha, King James mengikuti leluhur Protestan bukannya tradisi Katolik dalam
meletakan Apocrypha yaitu diakhir PL.

B. Publikasi dan Penerimaan


Saat Authorized Version pertama kali muncul, diterbitkan dengan beberapa catatan pinggir. Catatan-
catatan ini tidak hanya dimaksudkan untuk menjelaskan kata Ibrani atau Yunani, tapi memiliki tujuan
46
Untuk dokumentasi tentang hal ini, lihat Allen and Jacobs, The Coming of the King James
Gospels. Mengenai surat-surat dan Wahyu, lihat David Norton, “John Bois’ Notes on the Revision of the
King James Bible New Testament: A New Manuscript,” The Library 18.4 (1996) 328-46. Lihat diskusi
singkat dari artikel ini dalam Minton, Making, 309.
47
Minton, Making, 315. Tentu saja, beberapa pengkalimatannya juga ditemukan dalam teks
Yunani Erasmus, terutama dalam enam ayat terakhir Wahyu.
48
Dikutip dalam Bruce, 44.
49
Tyndale’s New Testament: Translated from the Greek by William Tyndale in 1534. In a
modern-spelling edition and with an introduction by David Daniell . New Haven: Yale University Press,
1989.

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) 2003


yang berbeda. Lebih dari 6500 catatan muncul dalam PL, sebagian besar untuk memberi suatu “arti yang
lebih literal dari bahasa aslinya, Ibrani.” 50 Apocrypha menambah lebih dari 1000 catatan, dan PB hampir
800. Semuanya, hampir 8500 catatan pinggir dalam 1611 KJV. Dibeberapa kejadian, catatan menunjukan
variasi tekstual. Sebagian besar catatan menjelaskan pada pembaca kalau para penerjemah tidak
menentukan arti aslinya. Arti pentingnya disini adalah kepekaan para penerjemah terhadap para
pembacanya.
Didalam kata pembukaan diberi judul, “Penerjemah kepada Pembaca,” “Mereka mengatakan bahwa
sebagian pembaca [mungkin] salah kira tentang arti alternatif yang diberikan oleh catatan itu, atas dasar
hal ini bisa mengguncang otoritas Alkitab dalam menentukan hal kontroversial.” 51
Tapi para penerjemah ini tidak berilusi kalau tafsiran mereka merupakan kata akhir dari Firman
Tuhan. Mereka tahu kalau penemuan dan penyelidikan selanjutnya bisa menjelaskan arti aslinya.
Sayangnya, kata pengantar ini tidak lagi dicetak dalam KJV. Dikeluarkannya hal ini menjadi salah satu
alasan utama mengapa beberapa kelompok agama percaya KJV adalah satu-satunya Alkitab yang
diinspirasi, bahwa KJV sempurna secara keseluruhan. Seperti kata seorang sarjana, “Sebagian orang lebih
memilih penampakan yang salah daripada keraguan yang jujur.” 52
Diabad berikutnya, berbagai penelitian dan penemuan besar sangat menolong kita mengerti lebih
baik teks aslinya. Penerjemahan selalu membutuhkan pembaharuan saat penemuan arkeologi dan
manuscript baru terjadi.
Kata pengantarnya secara eksplisit menolak anggapan kalau Authorized Version sudah sempurna.
Pernyataan aslinya penting untuk dimengerti; dengarkan apa yang dikatakan:
Bagi mereka yang menemukan kekurangan didalamnya [karya para penerjemah],
jawabannya adalah kesempurnaan tidak pernah bisa dicapai oleh manusia, tapi Firman
Tuhan bisa dikenali dalam terjemahan yang sungguh-sungguh dari Alkitab, seperti
perkataan raja kepada Parlemen tetap merupakan perkataan raja walau sudah
diterjemahkan kedalam bahasa lain, walau diterjemahkan kata per kata, dan walaupun
pengkalimatannya bisa ditingkatkan. Bagi mereka yang mengeluh kalau [para
penerjemah] membuat banyak perubahan berkaitan dengan versi Inggris yang lama,
jawabannya adalah revisi dan koreksi memang seharusnya begitu. Seluruh sejarah
penerjemahan Alkitab kedalam berbagai bahasa adalah suatu sejarah pengulangan revisi
dan koreksi. 53
Beberapa pengamatan atas pernyataan ini. (1) Para penerjemah tidak menyamakan karya mereka
dengan Firman Tuhan yang diinspirasi; mereka secara eksplisit menolak kesempurnaan KJV. (2) Mereka
dengan terbuka mengakui didalam terjemahan Alkitab yang terburuk sekalipun hal ini tetap dianggap
Firman Tuhan. (3) Mereka membuat perbedaan kualitas antara teks yang ditulis dalam satu bahasa dan
terjemahannya. Mengenai Alkitab, mereka mengakui hanya teks aslinya, Yunani dan Ibrani yang
diinspirasi (4) Mereka secara implicit mengakui revisi selanjutnya dari karya mereka sendiri, karena sifat
penerjemahan Alkitab melibatkan “suatu sejarah revisi dan koreksi yang terus berulang.”
Sayangnya, banyak orang dimasa kita yang membela pemakaian “King James Saja” menolak
keempat hal diatas. Alasan tindakan mereka adalah mereka tidak pernah membaca tulisan “Penerjemah
kepada Pembaca.” Tapi beberapa tahun lalu, kata pengantar itu tersedia terpisah, diterbitkan oleh
American Bible Society. Didalamnya ada pengkalimatan lama dan juga versi updated-nya, bersama
dengan komentar lengkap.
Terakhir, ditahun 1611, Authorized Version diterbitkan.
Bagaimana penerimaannya? Mungkin mengejutkan bagi kita dimasa kini bahwa tidak ada sambutan
bagi terjemahan ini saat diterbitkan. Sebagian orang, pada awalnya, mengkritiknya terlalu sederhana,
terlalu mudah dimengerti! Ini terutama dikatakan oleh Roma Katolik. Mengantisipasi kritik ini, kata
pengantara awal berpendapat bahwa terjemahan ini bermaksud “menunjukan obsurdsitas paus …” Kata
pengantar berlanjut dengan mengkritik Rheims-Douai version:
50
Seperti yang dikutip dalam Minton, Making, 351.
51
Bruce, History, 102-3.
52
Ibid., 103.
53
Ini dikutip dari Bruce, History, 101, tapi juga tersedia dari ABS.

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) 2003


[Katolik memiliki] tujuan untuk menggelapkan arti, [walaupun] mereka harus
menerjemahkan Alkitab, tapi bahasanya menghalangi pengertian. Tapi kita ingin agar
Alkitab berbicara sendiri, … agar bisa dimengerti bahkan yang paling vulgar
sekalipun.”
Kita akan melihat lagi masalah ini saat membahas masalah yang dihadapi KJV.
Versi baru ini juga dikritik karena ketidak-akuratannya. Pengkritik yang paling keras adalah Dr.
Hugh Broughton, seorang sarjana Ibrani tingkat tinggi. Broughton, sebenarnya sangat masuk syarat
dalam tim penerjemah, kecuali satu hal: dia terlalu cantankerous! Seperti kata F. F. Bruce, “dia tidak
dihalangi berkolaborasi dengan yang lainnya, dan pasti akan terbukti sebagai rekan yang tidak mungkin.
Mungkin dia kecewa tidak diundang untuk ikut serta, dan saat versi baru muncul, dia mengirim kritik
kesalahsatu pengawal raja:
Alkitab ini … dikirim kepada saya untuk diperiksa: yang menghasilkan kesedihan
didalam saya yang mendukakan saya saat bernafas, terjemahannya sangat buruk.
Katakan pada Yang Mulia kalau saya lebih baik menyewa tempat buruk dengan kuda
liar, daripada mendapat terjemahan seperti ini kepada gereja. … edisi baru terpikir oleh
saya. Saya menyarankan untuk membakarnya. 54
Tidakkah anda menyukainya? “Ayolah! Jangan memukul—Katakan apa yang sebenarnya anda
pikirkan!” Alasan mendasar mengapa Broughton tidak menyukai KJV adalah karena lebih terlihat seperti
Bishops’ Bible bukannya Geneva.
Tapi, tidak semua orang bersikap seperti dia. Walau memerlukan limapuluh tahun bagi KJV untuk
menggantikan Geneva dalam hal popularitas, nilainya—rhythm, elegance, frasa yang berdiam dalam
pikiran seseorang—pada waktunya “menjadikan [the King James] sebagai versi bagi gereja dan rumah,
penggunaan umum dan pribadi, melebihi Bishops’ Bible dan Geneva Bible.” 55

C. Edisi
Salah satu fakta ironis tentang KJV adalah tidak mungkin secara jujur bicara tentang cetakan
pertama, karena tidak ada yang namanya cetakan pertama! “Proses revisi dan koreksi dimulai sejak tahun
1611, … bahkan sebelum edisi pertama selesai dicetak dan disatukan. Halaman-halaman kedua edisi
[edisi pertama dan edisi koreksi kedua]… kelihatannya secara tidak sengaja tercampur sebelum
disatukan.” 56
Maka dari itu, edisi pertama KJV lebih merupakan suatu gabungan edisi pertama dan kedua. Tapi ada
cara untuk mengatakan apakah seseorang memiliki edisi “pertama-kedua” atau edisi keduanya. Saya tidak
ingin mengatakannya secara detil disini. Saya pernah melihat contoh terbaik apa yang bisa disebut edisi
“pertama” KJV yang masih ada sampai sekarang. Edisi itu menjadi bagian dari koleksi pribadi di Texas.
Selain dua edisi ini, Authorized Version melalui setidaknya dua tahun lagi. Didalam tiga tahun
pertama, terjemahan ini melewati empatbelas edisi kecil karena kesalahan yang sering terjadi dalam
proses penerjemahan, revisi, dan pencetakan. Tapi ini bukan revisi seperti standar masa kini. Dua usaha
besar diselesaikan ditahun 1629 dan 1638. Selama limapuluh (50) tahun “kebutuhan dikemukakan dan
usaha dibuat untuk merevisinya secara resmi sekali lagi”—kali ini lebih menyeluruh daripada dua revisi
sebelumnya. Tapi Parlemen memutuskan untuk tidak menjawab dorongan ini saat Charles II naik tahta
tahun 1660. Perpindahan angin politik menandai revisi ketiga KJV. Setelah itu terjemahan ini tidak
melalui revisi besar selama 100 tahun. Ditahun 1762 dan 1769, KJV direvisi untuk ketiga dan keempat
kalinya.
Secara keseluruhan, hampir 100,000 perubahan dibuat terhadap 1611 KJV. Sebagian besar
merupakan koreksi kecil (sebagian besar pada pengkalimatan dan tanda baca), tapi setidaknya fakta ini
menunjukan ketidakmungkinan adanya gereja atau orang Kristen yang mengklaim, “Kita hanya membaca
1611 King James Version yang asli sebagai Kitab Suci”!

54
Bruce, History, 107.
55
Ibid., 106.
56
Minton, Making, 330. Dia juga menambahkan beberapa informasi menarik lainnya!

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) 2003


Dengan seluruh revisi yang dibuat terhadap terjemahan ini sepanjang abad, kesalahan mesin cetak
masuk dalam daftar. Walaupun tujuan mesin ini untuk menghilangkan kesalahan, setiap mesin cetak KJV
malah menambah lebih banyak kesalahan!
Sebagai contoh, didalam edisi 1611 yang disebut ‘Judas Bible’ dicetak: didalam Matt 26.36, KJV
mencetak kalau Yudas dan para muridnya pergi kesuatu tempat yang disebut Getsemani—walaupun Yudas
telah menggantung dirinya dipasal sebelumnya!
Edisi pertama Authorized Version disebut ‘Basketball Bible’ karena menulis ‘hoopes’ bukannya
‘hookes’ dalam membangun Tabernacle.
Edisi tahun 1716 menulis perkataan Yesus dalam John 5.14 “sin on more” bukannya “sin no more”!
Tahun berikutnya, sebutan ‘Vinegar Bible’ yang terkenal muncul; nama ini melekat pada
percetakannya karena judul pasal Luke 20 “The Parable of the Vinegar” bukannya “Parable of the
Vineyard.”
Ditahun 1792, Philip, bukannya Petrus, yang menyangkal Tuhan tiga kali dalam Lukas 22.34.

Tiga tahun kemudian ‘Murderer’s Bible’ dicetak: Alkitab ini disebut seperti ini karena didalam Mark
7.27 Jesus dilaporkan berkata kepada wanita Syro-Phoenician, “Let the children first be killed” bukannya
“Let the children first be filled”!
Ditahun 1807 edisi Oxford mencetak perkataan dalam Heb 9.14, “Purge your conscience from good
works” bukannya “Purge your conscience from dead works.”
Pencetakan KJV ditahun 1964 mengatakan kalau wanita harus “adorn themselves in modern apparel”
bukannya “modest apparel” dalam 1 Tim 2.9.
Tapi tidak satupun kesalahan cetak diatas yang bisa menyamai cetakan Alkitab ini ditahun 1653 atau
1631. Mereka merupakan dua ‘Evil Bible /Alkitab Jahat’ dalam sejarah King James, karena keduanya
mengeluarkan kata “tidak / not” dari kata kunci. Edisi tahun 1653—dikenal sebagai ‘Unrighteous
Bible’—mencetak “the unrighteous shall inherit the kingdom of God” dalam 1 Cor 6.9. Dan edisi tahun
1631, ‘Wicked Bible,’ menuliskan perintah ketujuh dari sepuluh perintah sebagai “Thou shalt commit
adultery”!
Wicked Bible menjadi suatu hal yang begitu memalukan bagi Gereja Anglikan sehingga
archbishopnya memerintahkan untuk dibakar, dan dia mendenda pencetaknya, Robert Barker, sebesar 300
pounds—bukan jumlah kecil dimasa itu. Barker, yang menjadi pencetak raja sejak Authorized Version
muncul, meninggal empat belas tahun kemudian dalam penjara penagih hutang.
Tidak hanya kesalahan pencetakan yang aneh, tapi beberapa kesalahan dalam edisi 1611 tidak
pernah dirubah. Sebagai contoh, didalam Acts 7.45 dan Heb 4.8 nama “Jesus” muncul saat yang
dimaksud adalah Joshua! Hebrews 4.8 dalam Authorized Version dicetak, “For if Jesus had given them
rest, then would he not afterward have spoken of another day.” Bagian ini sebenarnya mengatakan walau
Yosua membawa umatnya ketahan perjanjian, tapi dia tidak bisa memberi mereka tempat kekal yang
mereka butuhkan. Tapi dengan “Jesus” yang dicetak, KJV mengatakan bahwa Jesus tidak cukup, dia tidak
bisa menyelamatkan orang dari dosa mereka. Didalam bahasa Yunaninya, baik ‘Joshua’ dan ‘Jesus’ ditulis
dalam cara yang sama— jIhsou'". Masalahnya bukan variasi tekstual, tapi tidak memperhatikan detil
penafsiran teks.
Atau perhatikan Matt 23.24 dari Authorized Version dicetak, “Ye blind guides, which strain at a gnat,
and swallow a camel.” Teks Yunaninya memiliki arti “strain out a gnat”—bukannya “at a gnat.” Maksud
Yesus sama seperti yang dikatakannya dalam Luke 6.41— “Why do you see the speck in your neighbor’s
eye, but do not notice the log in your own eye?” Para pemimpin agama berfokus pada masalah kecil orang
lain tanpa peduli pada masalah besar dalam hidup mereka. 57

57
Kemungkinan kalau ‘strain at’ dalam edisi 1611 Inggrisnya berarti ‘strain out’ (demikian
dalam OED). Tapi, itu arti yang jarang dan seharusnya sudah dirubah dalam revisi berikutnya. Tapi,
kesalahan ini tetap ada dalam teks dihampir setiap cetakan KJV. (Lihat Minton, Making, 350, untuk
pengecualian.)

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) 2003


Sekarang, tolong mengerti: Saya tidak menunjukan kesalahan-kesalahan ini untuk mengejek KJB!
Tapi saya juga tidak ingin setiap orang berilusi kalau terjemahan ini sudah sempurna. Tidak ada
terjemahan yang sempurna—apakah KJV, RSV, NIV, ataupun NET Bible.
Faktanya, untuk adil, ijinkan saya menyebut beberapa kesalahan dalam pencetakan kedua PBnya
NET Bible, tahun 1998. Terjemahan ini memiliki lebih banyak catatan daripada Alkitab lain dalam
sejarah. Ada sekitar setengah juta catatan untuk PBnya saja! Dan salah satunya, pengetiknya secara tidak
sengaja mengetikkan ‘s’ kedua saat menulis kata sambung ‘as.’ Saya tidak ingin mengejanya bagi anda,
tapi anda bisa membayangkan nama edisi NET Bible jadinya! Tidak hanya itu, tapi sebagai editor senior
PB NET Bible, saya bertanggung jawab penuh atas catatan-catatan ini. Selain itu, saya yang mengetik
kata ini!

D. KJV sebagai Literature58


Selain masalah percetakan KJV, terjemahan ini bertahan dalam ujian waktu. Terjemahan ini disebut
“the single greatest monument to the English language / suatu monumen bahasa Inggris terbesar.”
Seorang sarjana menulis, “Supremasi King James salah satunya adalah gaya bahasa, bukan
keilmiahannya. Orang yang membuatnya tidak berencana menghasilkan suatu karya tulis klasik—klasik
kadang dipesan. Tapi mereka menghasilkannya: mungkin satu-satunya karya klasik yang dihasilkan oleh
suatu komite …”
Leland Ryken, professor of English literature di Wheaton College, berbicara mengenai “pilihan orang
diabad kita akan tulisan King James Bible dibanding terjemahan modern.” 59
Ahli bahasa Mario Pei mengamati, “The King James Bible dan Shakespeare bertanggung jawab atas
lebih dari setengah klise bahasa kita dan juga stok frase.”
H. L. Mencken, bukan teman kekristenan, menyatakan kalau KJV “tidak terbantahkan merupakan
buku yang paling indah didunia.”
Saya bisa mengutip berbagai penulis yang memandang tinggi Authorized Version dibanding buku
lainnya. Apa yang membuat King James bagitu baik? Dengan satu kata elegance.
KJB memiliki rhythm, keseimbangan, dignity, dan kekuatan gaya bahasa yang tidak terbandingkan
dalam terjemahan lainnya. Atau, seperti kata Leland Ryken, puncaknya adalah memorability-nya
(diingat). Tidak ada terjemahan manapun dimasa kini yang mendominasi pikiran orang seperti yang
pernah dilakukan King James dimasa lalu.
Sejujurnya, keyakinan saya adalah setiap orang Kristen seharusnya memiliki satu Alkitab King
James. Mungkin bukan yang paling akurat, tapi paling elegant. Anda hanya menolak kekayaan literature
dan warisan agama anda jika tidak memiliki dan membaca sebuah Alkitab King James.
Saya ingin menutup pembahasan ini dengan pembacaan 1 Cor 13 dari King James Bible.
1Cor. 13:1 Though I speak with the tongues of men and of angels, and have not charity,
I am become as sounding brass, or a tinkling cymbal.
1Cor. 13:2 And though I have the gift of prophecy, and understand all mysteries, and all
knowledge; and though I have all faith, so that I could remove mountains, and have not
charity, I am nothing.
1Cor. 13:3 And though I bestow all my goods to feed the poor, and though I give my
body to be burned, and have not charity, it profiteth me nothing.
1Cor. 13:4 Charity suffereth long, and is kind; charity envieth not; charity vaunteth not
itself, is not puffed up,
1Cor. 13:5 Doth not behave itself unseemly, seeketh not her own, is not easily provoked,
thinketh no evil;

58
Kutipan berikut diambil dari catatan kuliah Leland Ryken atas KJV yang diberikan kepada
saya dibulan February 2001.
59
p. 12.

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) 2003


1Cor. 13:6 Rejoiceth not in iniquity, but rejoiceth in the truth;
1Cor. 13:7 Beareth all things, believeth all things, hopeth all things, endureth all things.
1Cor. 13:8 Charity never faileth: but whether there be prophecies, they shall fail;
whether there be tongues, they shall cease; whether there be knowledge, it shall vanish
away.
1Cor. 13:9 For we know in part, and we prophesy in part.
1Cor. 13:10 But when that which is perfect is come, then that which is in part shall be
done away.
1Cor. 13:11 When I was a child, I spake as a child, I understood as a child, I thought as
a child: but when I became a man, I put away childish things.
1Cor. 13:12 For now we see through a glass, darkly; but then face to face: now I know in
part; but then shall I know even as also I am known.
1Cor. 13:13 And now abideth faith, hope, charity, these three; but the greatest of these is
charity.

Sejarah Alkitab Bahasa Inggris


Bagian III: Dari KJV sampai RV
(Dari Elok ke Akurat)
Oleh
Daniel B. Wallace

March 21, 2001


Kata Pengantar: Ini adalah bagian ketiga dari empat bagian ceramah yang
dibawakan di Lancaster Bible College bulan March, 2001, untuk Staley
Bible Lectureship. Kami harap bisa mendapat ijin untuk semua ceramah
seperti rekaman audio pada Biblical Studies Foundation website. Disini ada
beberapa audio dari serial tentang Textual Criticism series Dr. Wallace. Dr.
Wallace bersedia sebagai pembicara seminar mengenai “Sejarah Alkitab
Bahasa Inggris.” Jika gereja anda tertarik, hubungi dia di email untuk
detailnya.

270-Tahun KJV Digunakan


Walaupun sebagian orang berpikir KJV tidak punya saingan sampai tahun 1881, hal ini tidak benar.
Setelah tahun 1611, penerjemahan Alkitab terus berkembang.
 Ditahun 1703 Daniel Whitby melakukan paraphrase bagi KJV.

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) 2003


 Edward Wells, ditahun 1724, membuat revisi terhadap AV yang disebut The Common Translation
Corrected.
 Ditahun 1729 Daniel Mace juga melakukan versi koreksi terhadap KJV.
 William Whiston menghasilkan Primitive New Testament ditahun 1745, mengubah KJV menjadi
lebih dekat kepada MSS Yunani kuno. Dia mengikuti teks barat, dan menghasilkan satu-satunya
PB berbahasa Inggris yang didasarkan pada teks barat.
 John Wesley membuat terjemahan ditahun 1768.
 Ditahun yang sama, Edward Harwood menghasilkan terjemahan yang aneh, dimana Doa Bapa
Kami tidak dimulai dengan, “Our Father, which art in heaven,” tapi: “Thou great governour and
parent of universal nature.” Kelihatannya inilah terjemahan peka gender pertama!
 Perbedaan menjadi wanita pertama yang menerjemahkan Alkitab kedalam bahasa Inggris
ditujukan pada Helen Spurrell, yang ditahun 1885 menerbitkan suatu versi PL yang
diterjemahkan seluruhnya dari teks Ibrani yang tidak dikatakan—yaitu Alkitab Ibrani yang hanya
punya konsonan, tidak ada vowels.
 Banyak orang lain lagi yang juga menerjemahkan. Charles Thompson, Samuel Sharpe, Isaac
Leeser, A. Benisch, J. N. Darby, Robert Young, Joseph Bryant Rotherham, Thomas Newberry, W.
J. Conybeare and J. S. Howson, dan Henry Alford semua menghasilkan versi mereka sendiri.
 Tapi ada kecenderungan umum di seluruh terjemahan ini yang menghalangi mereka
mengalahkan KJV: setiap versi dihasilkan oleh satu individu , bukan sebuah komite. Henry
Alford, the Dean of Canterbury, menerbitkan sebuah revisi AV ditahun 1869. Tapi dia tidak
berilusi bisa menggantikan tempat KJ. Perkataannya atas karyanya mencerminkan yang lainnya:
“Tidak mungkin,” kata Alford, “kerja satu orang bisa memenuhi persyaratan menjadi
suatu versi Alkitab yang bisa diterima.”
Alford sebenarnya menyatakan harapan bahwa sebuah Royal Commission bisa ditunjuk untuk
merevisi AV. Hanya setahun setelah terjemahannya muncul, Convocation of Canterbury memutuskan
untuk memulai revisi KJV. Alford mungkin seorang nabi! Dia tepat dalam hal nubuat jangka pendek—
jadi dia lolos ujian pertama; mari kita lihat bagaimana dengan nubuat jangka panjangnya …
Alford tidak hanya memperhatikan bahasa dari KJV; dia begitu terganggu dengan dasar tekstualnya.
Dia mengenal teks Yunani yang ada dibelakang KJ sangatlah tidak mencukupi (kita akan membahasnya
kemudian). Mengantisipasi kritik-kritik yang akan datang dari pembela KJ, dia mencatat bahwa banyak
dari kritik-kritik ini lahir dari ketidakpedulian—dari suatu kegagalan mengenali perubahan yang telah
dibuat “merupakan suatu tindakan ketaatan yang jujur terhadap kesaksian, atau kebenaran maksudnya.” 60
Alford berpendapat “seorang penerjemah Firman Kudus haruslah … siap mengorbankan teks pilihan, dan
bukti terjelas dari doktrin, jika kata-katanya bukan yang diyakininya sebagai kesaksian tentang Tuhan.”
Didalam pernyataannya, Alford mengantisipasi dan menjawab kritik-kritik pendukung King James
selama 130 tahun kedepan! Saya rasa dia benar-benar seorang nabi!
Tapi selain dari revisi dan penerjemahan yang dilakukan oleh individu, tidak ada Alkitab berbahasa
Inggris yang muncul diantara tahun 1611 dan 1881. Hal ini menimbulkan pertanyaan: Bagaimana King
James bisa tetap bertahta (dipakai) selama 270 tahun?
Pada dasarnya ada delapan alasan mengapa AV (atau Authorized Version, sebutannya di Inggris)
tidak tertandingi selama itu.
1. Tidak seperti Geneva Bible, Alkitab terjemahan ini dihasilkan di Inggris.
2. Tidak seperti Bishops’ Bible, terjemahan ini muncul dalam ukuran folio dan kuarto. Alkitab ini
bisa bersaing dengan Geneva dirumah dan juga dalam gereja.
3. Diadopsi dan dipromosikan oleh Gereja—tanpa stigma penindasan (tidak seperti Geneva), dan
tanpa stigma kualitas literature yang buruk seperti Bishops’ Bible.

60
Sesuai yang dikutip dalam Bruce, History, 131.

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) 2003


4. Tidak memiliki catatan pinggir yang begitu banyak dari sudut pandang teologi tertentu—sekali
lagi tidak seperti Geneva.
5. Melibatkan 47 sarjana, suatu jumlah yang menakjubkan yang dengan sendirinya mendorong
banyak orang menggunakan versi ini. 61 Bishops’ Bible telah diterjemahkan oleh sembilan orang;
Geneva juga oleh komite kecil.
6. Memiliki bahasa Inggris yang luar biasa (tidak seperti Bishops’), dan lebih memiliki lyrical serta
rhythmic daripada Geneva.
7. Merupakan terjemahan kompromi antara berbagai faksi didalam Inggris—termasuk High
Churchmen dan Puritans, dan sampai tingkatan tertentu, antara Protestants dan Catholics.
Walaupun didasarkan pada Bishops’ Bible (untuk memuaskan High Churchmen), tapi lebih
mirip Geneva, dan sebagian dipinjam dari Rheims-Douai. Jadi semua punya sesuatu yang
disukai dalam AV!
8. Terakhir, memiliki dukungan keuangan dan politik dari tahta.
Intinya, KJV tetap bertahta karena campuran dari dukungan politik, kompromi agama,
dan kekuatan literaturnya. Itu merupakan campuran yang tidak mudah dihancurkan.
Semua ini berkontribusi pada lamanya AV. Tapi dengan semua ini, tidak mudah untuk bertahta
selamanya.

Masalah dengan King James Version


Dua masalah mendasar dari Alkitab King James mulai muncul satu decade setelah publikasinya—
masalah teks dan masalah terjemahan. Ada masalah ketiga, tidak secara langsung berhubungan dengan
Alkitab King James, tapi berkaitan dengan persepsi terhadap Alkitab King James dimata pendukungnya
—masalah tradisi.

1. Teks
Pertama, masalah dengan teks.
Teks Yunani yang digunakan oleh editornya sangat rendah mutunya daripada terjemahan modern.
Teksnya pada intinya adalah teks Stephanus ditahun 1550 (edisi ketiga), yang sangat bergantung pada
edisi ketiga Erasmus ditahun 1522. Teks Stephanus sedikit dimodifikasi oleh Theodore Beza yang
mengambil teks melalui edisi kesebelas. 62 Edisi ke 9nya Beza digunakan dalam mempersiapkan KJV. Teks
Yunani ini, yang kemudian dikenal sebagai Textus Receptus (TR), kehilangan pengkalimatan asli
Perjanjian Baru disekitar 5000 bagiannya. Sebagian besar bagian ini tidak bisa diterjemahkan, tapi
sebagian darinya cukup substansial. Sekali lagi, seluruh teks Yunani ini—dari Erasmus sampai Beza—
pada intinya sama. Teksnya pada intinya adalah edisi ketiganya Erasmus.
Untuk bisa mengerti sejarah Alkitab bahasa Inggris anda harus sedikit tahu tentang teks Yunani yang
berada dibelakangnya. Disini ada beberapa fakta tentang teks Yunaninya Erasmus.
1. Dengan penemuan mesin cetak dan pelajaran bahasa Yunani kembali ke Eropa, adanya
kebutuhan memiliki PB bahasa Yunani. Usaha cepat dilakukan! Dan hasil pertama pastilah tidak
baik.

61
Ini sejalan dengan apa yang sering dilakukan dalam keilmiahan. Sekali sekelompok besar
sarjana menghasilkan suatu karya, teks yang mirip dengannya tidak bisa bersaing karena akan kurang
dilihat. Robert Funk, chairman of the Jesus Seminar (suatu tim berjumlah 84-anggota yang sebagian besar
sarjana liberal yang menghasilkan The Five Gospels [suatu karya dimana perkataan Yesus diberi warna
merah menunjukan otentisitasnya—e.g., merah berarti Yesus benar-benar mengatakannya, hitam artinya
dia tidak mengatakannya, dll.]) pernah mengatakan pada saya bahwa dia menyukai pelaksanaan besar-
besaran seperti ini karena saingannya tidak bisa dengan mudah muncul dengan sumber-sumber untuk
menghasilkan pandangan yang berlawanan sejumlah sarjana mereka. Masalahnya lebih pada logistical
bukannya keilmiahan, tapi ada ilusi legitimasi hanya karena jumlahnya banyak.
62
Metzger, The Text of the New Testament, mengatakan Beza punya sepuluh edisi. Tapi saya secara
pribadi melihat satu edisi yang penanggalannya sebelum yang pertama (1564 adalah tahun suratnya, seingat saya).

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) 2003


2. Biarawan Roma Katolik dan humanis Belanda, Erasmus, tertantang. Dibulan March 1, 1516 dia
menerbitkan GNT pertama. Tepat 20 bulan kemudian Reformasi dimulai karena Luther membaca
teks Yunaninya Erasmus. Saat dia membaca Roma dalam bahasa Yunani untuk pertama kalinya,
dia bertobat kepada Kristus. Dalam pengertian sebenarnya, Reformasi dimulai karena PB Yunani.
Luther sendiri mengatakan dia tidak akan pernah menantang Paus tanpa lebih dahulu membaca
PB Yunani.
Catatan pinggir: Saya tahu kita sedang mempelajari Alkitab bahasa Inggris dan arti pentingnya bagi
iman kita. Tapi saya ingin melenceng sedikit, berbicara kepada calon pendeta, calon penerjemah
Alkitab, calon teolog dan apologis yang sedang membaca ini. Bagi anda, PB Yunani dan PL Ibrani
haruslah lebih penting dari Alkitab bahasa Inggris. Semua Reformator—dari Luther sampai Calvin,
dari Zwingli sampai Melanchthon—berkeras pada dua dasar bagi yang ingin menjadi pendeta.
Pertama, mereka harus memegang pengajaran yang benar—sola scriptura, sola fidei, sola gratia.
Tapi yang kedua, mereka harus belajar bahasa Yunani dan Ibrani. Ini bukan suatu pilihan bagi
pelayan Firman.
Seruan Reformasi adalah ad fontes—“kembali kesumber!” Ini artinya kembali kepada teks asli.
Terlalu lama gereja diperbudak oleh tradisi dan penafsiran Alkitab yang diberikan oleh orang lain.
Satu-satunya jalan untuk melewati tradisi, dan menguji penafsiran seseorang akan Alkitab adalah
mengenal bahasa aslinya.
Sekarang ini, pelajaran bahasa Yunani dan Ibrani sering dianggap tidak penting bagi pelayan Kristen,
“Terlalu sulit.” “Gunakan Tafsiran saja.” “Pelayanan adalah mengenai orang, bukan teks.” Saya telah
mendengar alasan ini selama bertahun-tahun. Tidak ada yang baru. Alasan yang sama seperti yang
digunakan juga diabad keenambelas.
Luther melewati perdebatan keras dengan calon pendeta yang tidak mau belajar bahasa Alkitab.
Secara karakter dia tidak menganggap rendah kata-kata. Apa yang dikatakannya waktu itu tetap
berlaku sampai sekarang. Dengarkan Luther:
Sama seperti kita menghargai injil, mari kita dengan sungguh-sungguh memegang bahasa asli
Alkitab. Karena bukannya tanpa tujuan Tuhan menetapkan hanya dua bahasa ini—PL dalam
bahasa Ibrani, Baru dalam bahasa Yunani. Sekarang jika Tuhan tidak merendahkan tapi memilih
mereka dari bahasa lainnya, maka kita juga harus menghormatinya diatas yang lain.
Jika karena kelalaian, kita membiarkan bahasa ini (jangan sampai!), kita juga akan kehilangan
injil. Tidak terhindarkan kecuali bahasa itu tetap ada, injil pada akhirnya akan musnah.
Saat iman kita berdasar pada suatu yang tidak masuk akal, dimana kesalahannya? Kesalahannya
terletak pada kelalaian bahasa kita; dan kita tidak mungkin mengabaikan bahasa. Hal yang
bodoh kalau kita berusaha keras mengerti Alkitab melalui tafsiran leluhur dan berbagai buku dan
kamus. Bukannya berusaha keras melakukan hal diatas, kita harus mendedikasi diri pada bahasa.
Karena orang Kristen harus dengan baik menggunakan Firman Kudus sebagai satu-satunya kitab
dan adalah dosa dan hal yang memalukan jika kita tidak mengerti kitab kita atau mengerti
bahasa Tuhan kita, dosa yang lebih besar lagi jika kita tidak mempelajari bahasanya, terutama
dimasa ini saat Tuhan memberikan dan menawarkan kita buku-buku dan fasilitas yang
mendukung pelajaran ini, dan ingin AlkitabNya menjadi kitab terbuka. Betapa kuat hukuman
Tuhan terhadap pengabaian dan kelalaian kita [jika kita tidak belajar Yunani dan Ibrani]!
Sepertinya Luther sedang duduk dalam ruangan ditengah setengah seminari negara kita! Jika anda
berencana untuk melayani penuh waktu, saya mendorong anda untuk mempertimbangkan seminari
yang memiliki komitmen terhadap bahasa asli Alkitab. Hal ini bukanlah segala sesuatu yang anda
butuhkan, tapi sesuatu yang harus anda lakukan. Salah satu catatan sejarah yag menyedihkan dan
penting adalah: hampir setiap seminari injili telah membuang pelajaran mengenai bahasa asli Alkitab
dan menjadi tidak ortodoks dalam kurun limapuluh tahun-an.
Kembali ke Erasmus:
3. Erasmus mengambil teks Yunaninya melalui lima edisi. Semuanya adalah diglots Latin-Yunani,
tidak pernah hanya Yunani saja. Alasannya? Motive Erasmus yang utama bukan untuk
menghasilkan PB Yunani, tapi membuktikan kalau terjemahan Latinnya merupakan peningkatan
lebih dari Vulgatanya Jerome (yang selesai 1000 tahun sebelumnya). Vulgata menjadi Alkitab
yang diakui oleh gereja barat sejak diterbitkan.

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) 2003


4. Karena dia terburu-buru, dia hanya menemukan satu salinan dari kitab Wahyu. Salinan itu
kekurangan lembar terakhir, Rev 22.16-21. Apa yang kemudian Erasmus lakukan? Dia
memutuskan untuk mem- backtranslate keenam ayat terakhir, dari Latin ke Yunani. Sebaik
apapun Yunaninya Erasmus (dia dianggap sarjana Yunani utama diabad keenambelas), dia tetap
menciptakan tujuhbelas(17) variasi bacaan yang tidak ditemukan dalam MSS PB Yunani
(kecuali, salinan cetakannya Erasmus). Teks yang paling luar biasa adalah Rev 22.19: “And if
anyone takes words away from this book of prophecy, God will take away from him his share in
the tree of life and in the holy city, which are described in this book.”
Tapi teks Erasmus memiliki arti “buku” bukannya “pohon” karena Latinnya memang “buku”: “God
will take away from him his share in the book of life.” Teks Erasmus cukup cacat disini. Alasan
bahwa sebagian Latin MSS menulis “buku” berkaitan dengan fakta bahwa penulis Latin melihat
“buku” dua kali dalam ayat ini dan secara tidak sengaja menggantikan “pohon” dengan “buku”
ditengah ayat. Ini bisa dengan mudah terjadi dalam bahasa Latin karena kata-katanya mirip (tidak
seperti bahasa Yunani, yang punya kata xuvlon untuk ‘tree’ dan biblivon untuk ‘book’): kata Latin
untuk pohon adalah ligno dan kata untuk buku libro. Maka dari itu, ada dua huruf yang berbeda
diantara dua kata. KJV mengulangi kesalahan ini, membuka kemungkinan pengajar Alkitab
menganggap seseorang bisa kehilangan keselamatannya (karena disingkirkan dari buku kehidupan
merupakan kehilangan keselamatan).
5. dasar MS: sekitar setengah lusin, tidak ada yang lebih awal dari abad ke 10 sampai 12. Sekarang
ini kita memiliki 5600 MSS, sebagian lebih awal dari abad ke 2.
6. Edisi tahun 1516 disebut salah seorang sarjana ‘buku yang paling buruk diedit didunia.’ Erasmus
sendiri mengakui edisi ini seperti ditempel bukannya diedit.
7. Respon terhadap usaha Erasmus tidak semua positif. Hirarki Roma Katolik mengeluhkan kalau
Comma Johanneum dari 1 John 5.7-8 (lihat dibawah) tidak ada dalam teks Erasmus karena itu
teks ini cacat. Tapi Erasmus menjawab dalam Annotationes edisi keduanya (1519) kalau dia
tidak menempatkan teks terkenal tentang Tritunggal karena dia tidak menemukannya dalam
seluruh MSS Yunani. 63
Teks Erasmus berbunyi seperti ini: “There are three who bear witness—the Spirit, the water, and the
blood; and these three agree.”
Vulgata Latin (salinan terakhir): For there are three who bear witness in heaven, the Father, the
Word, and the Holy Spirit; and these three are one. And there are three who bear witness on earth—
the Spirit, the water, and the blood; and these three agree.”
Tapi kata-kata dari Vulgata Latin tidak ditemukan dalam semua MS Yunani sampai satu salinan
‘dibuat atas perintah’ bagi Erasmus (yang mengatakan bahwa dia tidak mau menerbitkan suatu PB
dengan perkataan seperti itu kecuali dia bisa menemukannya dalam teks Yunani) ditahun 1520 oleh
seorang juru tulis bernama Roy, bekerja di Oxford. Teks ini ‘tiba-tiba ditemukan’ sebelum Erasmus
menerbitkan edisi ketiganya. 64
8. Didalam edisi 3 tahun 1522, formula Tritunggal dari MSS Vulgata Latin terakhir, ditambahkan.
Menurut penanggalan, hanya empat MSS Yunani yang diketahui memiliki kata-kata itu (semua
dari abad keenambelas atau sebelumnya) dan empat lainnya memiliki kata-kata pinggir karena
dampak ini. 65 Sumber pengkalimatannya telah dilacak sampai pada kotbah dari bagian ini,
ditulis diabad kedelapan, dalam tafsiran alegoris Latin atas teks ini.
Saya senang jika ayat ini benar-benar asli! Tapi doktrin Tritunggal tidak hidup atau mati karena 1
John 5.7! Anda ingat saya pernah mengkutip dari Henry Alford sebelumnya tentang ketaatannya pada

63
Sering dikatakan kalau Erasmus dengan terburu-buru berjanji bahwa jika MS Yunaninya
ditemukan memiliki teks ini didalamnya, dia akan menerbitkan pengkalimatannya dalam PB Yunaninya.
Tapi itu melebih-lebihkan. Erasmus hanya membuat pernyataan negatif bahwa dia tidak mau
meletakannya karena tidak menemukannya di MSS Yunani manapun. Kita bisa merasakan janji
terselubung dalam pernyataan ini, tapi tidak secara eksplisit.
64
MS ini adalah Codex 61 yang terkenal, dan sekarang disimpan di Dublin, Ireland. Comma
Johanneum telah begitu sering dilihat sehingga hampir rusak!
65
Walaupun MSS yang memiliki pembacaan pinggir memiliki penanggalan abad 12 -an, bacaan
pinggir dalam setiap kasus tidak bisa ditanggalkan lebih awal dari abad ke 15 atau 16.

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) 2003


kebenaran bukti bagi Kristus. Dia mengatakan: “seorang penerjemah Firman Kudus seharusnya…
siap mengorbankan pilihan teks, dan bukti terjelas dari doktrin, jika kata-katanya bukan yang
diamininya sebagai kesaksian bagi Tuhan.” Alford sedang berbicara tentang 1 John 5.7. Dia sangat
percaya pada ajaran Tritunggal, tapi tahu kalau pernyataan Tritunggal dalam KJV disini ditambahkan
setelahnya. (Fakta bahwa kata-kata ini tidak pernah digunakan dalam argumentasi dengan Arians
diawal abad gereja Yunani menunjukan kata-kata ini pastilah ditambahkan sesudahnya, dan dari
tradisi Latin.)
Ringkasan: Teks Erasmus ini: Setengah lusin MSS, buruk editannya, enam ayat diterjemahkan
kebalikannya dari Latin tanpa dukungan Yunaninya, dan sebagian ayat ditambahkan karena tekanan
dari gereja Katolik. Teks ini kehilangan pengkalimatan disekitar 5000 bagiannya. Inilah teks Yunani
Erasmus; Inilah teks Yunani yang menjadi dasar penerjemahan PBnya KJ.
Ada banyak tumpukan emosi pada ayat-ayat dalam KJV, karena kualitas lirik dari beberapa ayat-
ayatnya (walaupun sering mengorbankan keakuratan terjemahannya 66) dan karena edisi berikutnya dibuat
dari teks yang didapat dari bahasa Yunani dan tradisi Latin. Terakhir, hal yang paling dibutuhkan seluruh
orang Kristen adalah suatu rasa lapar akan kebenaran. Bukan berarti kita terlalu memiliki sedikit Alkitab
(seperti pendapat pendukung KJ), tapi terlalu banyak. Alkitab mereka 110% Firman Tuhan! Terjemahan
modern sering dikritik karena terlalu jauh dari pengkalimatan sebenarnya, saat dalam kenyataannya KJV
jatuh dalam kritik lainnya menambahkan pengkalimatan dari yang sebenarnya. Tujuan kita haruslah
membakar untuk memurnikan emas.

2. Terjemahan
Ada masalah dalam penerjemahan.
Ke 47 sarjana yang mengerjakan KJV mengenal bahasa Latin lebih baik daripada bahasa Yunani atau
Ibrani. Maka dari itu, tidak heran mereka melakukan ratusan kesalahan dalam penerjemahan, terutama
dalam kaitan dengan definite article (karena bahasa Latin tidak memilikinya sama sekali tapi Yunani
punya). Sebagai contoh:
John 4.27 (“Jesus was speaking with the woman”). Maksud dari teks ini bukanlah Yesus
sedang berbicara dengan the woman (wanita itu), tapi dia sedang berbicara dengan a
woman (seorang wanita). Hukum Yahudi abad pertama melarang seorang rabi berbicara
dengan seorang wanita didepan umum; dia bahkan bisa dilarang berbicara dengan
ibunya sendiri didepan umum! Yesus, tentu saja tidak mengikuti aturan seperti itu, tapi
murid-murid barunya tidak peka terhadap fakta ini. Seluruh maksud dari cerita ini
bukanlah wanita seperti apa yang Yesus bicarakan, tapi hanyalah menceritakan dia
sedang berbicara dengan seorang wanita. Sifat wanita yang “nakal” itu sudah cukup
jelas bagi para murid.
1 Tim 2.12 (“I do not permit a woman to usurp authority over a man”). Banyak
pengkhotbah wanita berkata, “I am not usurping any man’s authority; the authority to
preach to you today has been granted to me by the elders of this church.” Itu adalah
pengertian 1 Tim 2.12 yang didasarkan pada KJV, bukanlah terjemahan modern.
Dimana KJV mendapat pengertian ini? Bukan dari Tyndale, karena dia menerjemahkan
ayat ini sebagai berikut: “I suffer not a woman to teach, neither to have authority over a
man: but for [her] to be in silence.” Sedangkan KJV “But I suffer not a woman to teach,
nor to usurp authority over the man, but to be in silence.” Perbedaan kunci disini ada
dalam penerjemahan aujqentei'n. Tyndale menerjemahkannya “have authority,”
sedangkan KJV “usurp authority.” Dari apa yang bisa saya kumpulkan, kata kerjanya
tidak memiliki kekuatan “usurp” sampai Chrysostom (abad keempat AD)
memberikannya dalam tafsirannya atas teks ini. Lebih jauh, “usurp” bukanlah arti
predominant dari aujqentevw sampai abad kesembilan A.D. Tapi karena kata itu
muncul kurang dari 125 kali diseluruh literatur Yunani (menurut penelitian TLG
database menurut 64 million kata words dari Homer sampai A.D. 1453), para

66
Keindahan dari terjemahan KJV dibahas dalam bagian kedua seri ini. Perlu disebutkan disini,
berlawanan dengan perkataan sebagian besar orang, saya sangat mendukung KJV dan
merekomendasikannya pada setiap orang yang berbahasa Inggris. Setiap orang Kristen yang berbahasa
Inggris harus memiliki KJV dan dua atau tiga terjemahan lainnya.

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) 2003


penerjemah KJV kehilangan hal ini. Maka dari itu, mereka bergantung pada Latinnya
Erasmus (yang dia tempatkan sebagai koreksi atas terjemahan Jerome) usurpare (Oxford
Latin Dictionary memberikan definisi pertama dari kata ini, “mengambil pemilikan
(property) dari inisiatif sendiri (dan tanpa klaim hukum yang ketat)”).” Terjemahan
Jerome, tidak disengaja, adalah dominare (OLD memberi definisi pertama kata kerja
ini, “melakukan kedaulatan, bertindak sebagai seorang penguasa”). Maka dari itu,
terjemahan Tyndale lebih akurat Yunaninya daripada terjemahan Jerome atau Erasmus
(walaupun Jerome cukup literal, karena tidak ada kata kerja dalam bahasa Latin yang
berhubungan dengan potestas atau auctoris. Maka itu, jika suatu kata kerja harus
digunakan, dominare adalah istilah yang paling netral dan karena itu paling akurat.)
Merupakan hal yang luar biasa kalau sekarang ini orang yang membaca teks ini
menganggap KJV lah yang benar. Banyak pengajar wanita membuka pernyataan mereka
dengan, “I am not usurping anyone’s authority; this authority has been given me by the
elders.” Tapi ini bukanlah maksud dari 1 Tim 2:12. Sebagian besar terjemahan modern
mengartikan istilah ini secara netral (cf., e.g., RSV, NKJV, NIV [“have authority”], RV,
ASV [“have dominion”], NASB [“exercise authority”], etc. Sangat luar biasa, bahkan
NRSV, dengan kecenderungan kuatnya terhadap bahasa inklusifnya dan egalitarianism
[seperti dalam 1 Tim 3:2: “married only once” menjadi “husband of one wife”] disini
dibaca “have authority”).
Titus 2.13: KJV dibaca: “the glorious appearing of the great God and our Saviour, Jesus
Christ.” Tapi teks ini menggunakan konstruksi yang hanya bisa berarti “God” dan
“Savior” merujuk pada satu pribadi; ini merupakan salah satu teks terjelas dalam PB
yang menegaskan keilahian Kristus. KJV tidak menegaskan hal itu disini. Ditahun 1798
sarjana awam Granville Sharp menulis suatu aturan yang mendukung suatu terjemahan
baru terhadap Alkitab karena “common version / versi umum” (KJV) tidak tepat
menerjemahkan bahasa Yunani khususnya dibagian ini, dan juga dalam 2 Peter 1.1.
Maksud yang hendak dijelaskan disini bukanlah KJV tidak ortodoks tentang keilahian
Kristus! Tapi, dibanyak bagian kehilangan maksud sebenarnya dari teks Yunaninya
karena para penerjemahnya lebih nyaman dengan bahasa Latin daripada Yunani.
Walaupun beberapa pendukung KJV menuduh penerjemahan modern menolak keilahian
Kristus karena beberapa ayat seperti itu tidak dengan jelas ditegaskan (e.g., 1 Tim 3.16),
frekuansi prooftexts tidak sama dengan penegasan vs penolakan doktrin. Jika suatu
terjemahan menegaskan keilahian Kristus 300 kali dan yang lain 295 kali, tidak ada
tuduhan tidak ortodoks dalam hal ini. Lebih jauh, beberapa penelitian menunjukan
kalau terjemahan modern memiliki lebih banyak bukti keilahian Kristus daripada KJV
—tapi tidak ada yang menuduh para penerjemah KJV tidak ortodoks dalam hal ini, atau
sebaliknya. Tidak ada doktrin utama yang bergantung pada satu atau bahkan beberapa
ayat.
Tidak hanya ratusan kesalahan penerjemahan, tapi juga ratusan archaisms atau ekspresi antiquated
dalam AV. Banyak kata-kata memang sudah archaic saat KJV muncul. Tapi ditahun 1881, lebih dari 300
kata dalam AV mengubah arti mereka. “Suffer the little children to come unto me” tidak berarti “beat your
kids so that they’ll go to church”!
Saya sering menanyakan pendukung KJ kamus mana yang mereka gunakan untuk menolong mereka
mengerti Alkitab mereka. Jika mereka menggunakan kamus modern untuk mengerti bahasa Inggris tahun
1611, sama sekali tidak berguna. Pendukung KJV yang lebih canggih berkata, “Webster tahun 1828.” Ini
lebih baik, tapi tidak cukup. Kamus tahun 1828 tetap lebih dekat ke 2001 daripada 1611.
Sejujurnya, hanya ada satu kamus yang bisa anda gunakan untuk mengerti setiap kata dalam KJV:
the 13-volume unabridged Oxford English Dictionary. Setiap entry, menelusuri sejarah penggunaan
katanya. 67 Satu contoh: 2 Tim 2.15:

Ada juga suatu buku yang bisa menolong, bisa memberikan glossary semua istilah yang tidak
67

dimengerti dalam KJV: Melvin E. Elliott, The Language of the King James Bible: A Glossary Explaining
its Words and Expressions (Garden City, NY: Doubleday, 1967). Buku ini berisi hampir 2000 entries.
Kata-kata umum seperti study, prove, steel, song, substance, translate, yield, liquor, superstitious, and
traffic memiliki arti lain dalam bahasa Inggris tahun 1611 daripada yang kita tahu sekarang. Bahkan a,

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) 2003


“Study to shew thyself approved unto God, a workman that needeth not to be ashamed,
rightly dividing the word of truth” (KJV)
Semua terjemahan modern akan memakai kata “Be eager to show yourself approved”
atau “Be diligent to show yourself approved” bukannya “Study to show yourself
approved.”
Ini bukan kesalahan yang dilakuakn oleh para penerjemah KJ. Mereka menerjemahkannya dengan
benar, karena didalam bahasa Inggris tahun 1611 kata “study” berarti “be eager,” atau “be diligent.” Tapi
siapa yang tahu kalau kata ‘study’ ditahun 1611 artinya ‘be diligent’ kecuali mereka melihat Oxford
English Dictionary? Rekomendasi saya bagi pengguna KJV—untuk bisa lebih baik lagi mengerti Alkitab
pilihannya—untuk menggunakan dua hal: (1) Gunakan OED saat mempelajari Alkitabnya, dan (2) beli
New King James Bible untuk menolong mereka mengerti bagian yang sulit. Tapi, kita harus mengerti
nilai dari KJV dimasa kini sebagai warisan bahasa Inggris dan keindahan Alkitab ini. Tapi untuk
mempelajari Alkitab, atau bisa akurat, King James tidak bisa memenuhinya.

3. Tradisi
Terakhir, ada masalah mengenai persepsi dari para pendukung KJB. Mereka sering percaya kalau
terjemahan Alkitab ini sempurna, dan satu-satunya Alkitab yang bisa dengan benar disebut ‘Kitab Suci.’
Didalam bagian ini, saya sebenarnya membela KJV terhadap lawannya dimasa kini. Terjemahan ini
bukan anggota Tritunggal! Bahayanya jika seseorang meletakannya terlalu tinggi, sehingga dinilai lebih
dari seharusnya. Kita harus memiliki penilaian yang positif terhadap KJV tanpa terlalu meninggikannya.
Terkadang sikap pendukung KJ diluar logika dan absurd. Ditahun 1995 saya sedang berada dalam
acaranya John Ankerberg, “What’s the Best Bible Translation?” Ada tiga pendukung KJV. Diawal dari
delapan program acara ini (yang difilmkan dalam satu hari) John Ankerberg bertanya kepada mereka,
“Jika seorang di Rusia menjadi orang Kristen, apakah anda pikir dia perlu belajar bahasa Inggris untuk
bisa membaca satu-satunya Kitab Suci yang benar?” Setelah diam sebentar, pemimpin dari pendukung
KJV berkata, “Ya!” Saya heran mengapa saya diminta ada didalam acara itu setelah mendengar
jawabannya …
Tidak semua pendukung KJV memiliki sikap tidak logis seperti itu. Disini ada beberapa argumen
dasar yang digunakan pendukung KJV terhadap status Alkitab terjemahan mereka sebagai satu-satunya
Kitab Suci, secara singkat:
1. Sempurna. Para penerjemahnya paling baik, sebagian besar orang kudus. Tapi para
penerjemahnya sendiri secara eksplisit menolak kalau KJV sempurna dalam kata pengantar
awalnya (yang sayangnya, tidak lagi dicetak bersama dengan Alkitab KJV). Mereka berkata,
“kesempurnaan tidak pernah bisa dicapai oleh manusia.” Mereka sendiri berkata bahwa hanya
aslinya yang diinspirasi, bahwa tidak ada satu terjemahanpun yang sempurna atau bisa
sempurna.
2. Seluruh terjemahan modern menyebabkan kekacauan karena begitu berbeda. Jika kita semua
menggunakan KJ, ada kepastian tentang pengkalimatan teksnya. Ada kepastian dimanapun. Tapi
hal ini mengabaikan fakta bahwa teks asli KJV tahun 1611 memiliki 8500 bacaan pinggir,
sebagian besar menunjukan keraguan tentang arti atau pengkalimatan teksnya. Pada berbagai
kejadian, mereka hanya meletakan sesuatu dalam teks! Para penerjemahnya adalah orang yang
rendah hati, yang ingin menyadarkan pembaca bahwa mereka tidak yakin apa yang dimaksud
teks Ibrani atau Yunaninya. Hanya tidak adanya bacaan pinggir membuat sebagian orang berilusi
adanya kepastian akan hal ini.
3. Tidak ada terjemahan modern yang layak disebut, “Kitab Suci.” Tapi ini bukan sikap para
penerjemah KJ. Mereka berkata, “firman Tuhan bisa dikenali dalam terjemahan terburuk
sekalipun dari Alkitab.” Ini termasuk terjemahan-terjemahan yang ada sebelumnya dan yang ada
sesudahnya.
4. Tuhan menggunakan KJV selama 270 tahun. Tidak ada terjemahan yang bertahan selama itu
dalam ujian waktu. Tidak ada terjemahan yang bisa terjual begitu banyak. Ini membuktikan

the, dan of tidak selalu memiliki arti yang sama seperti sekarang! Buku ini, bersama dengan Oxford
English Dictionary, merupakan alat bantu yang harus dimiliki untuk mempelajari KJV.

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) 2003


terjemahan inilah yang diinspirasi. Tapi ini tidak benar. Vulgata Latin merupakan Alkitab resmi
Eropa Barat selama 1000 tahun—empat kali lebih lama dari KJV bertahta! Dan NIV sebenarnya
lebih banyak terjual daripada KJV—dan hanya memakan waktu sepersepuluh dari waktu KJV.
Sejujurnya, sikap ini sangat mirip dengan setiap generasi orang Kristen yang menghadapi suatu
terjemahan baru yang menantang ‘pilihan lama’ mereka. Hal ini menunjukan muatan emosional
bukannya pemikiran yang jernih. Sikap penolakan terhadap terjemahan baru terlihat saat Jerome
menghasilkan Vulgata Latin, saat Erasmus ‘mengkoreksi’ Vulgata Latin, dan bahkan saat KJV
dihasilkan! Mereka yang tahu sejarah mengenali sikap ketidapedulian ini. Sebesar kasih kita
terhadap orang-orang ini, juga penting untuk menolong mereka untuk mengasihi dan belajar
kebenaran. Inkarnasi Kristus menuntut hal ini pada kita.
5. Bahasanya tinggi, elegan, indah. Alkitab ini ditulis dimasa keemasan bahasa Inggris—saat
bahasa Inggris dengan benar dan tepat dikatakan. Inilah bahasa yang patut bagi Alkitab—
Elizabethan English. Tapi bahasa asli Alkitab berbeda. Bahasanya adalah bahasa Yunani dimasa
itu—bahasa Yunani yang digunakan orang-orang dijalanan Atena dan Antiokia, Yerusalem dan
Korintus. Faktanya, dikenal dengan ‘common Greek / Yunani umum,’ dan langkah mundur besar
dari masa keemasan literature Yunani yang berakhir 400 tahun sebelumnya. Walau ada usaha
arkeolog diabad pertama AD untuk membangkitkan Yunani klasik, tidak ada satupun penulis PB
terhisap dalam bentuk penulisan ini. Penulisan mereka jelas, dan sederhana, serta berhubungan
dengan orang sebenarnya—bukannya artificial atau dibuat-buat.
Dan para penerjemah KJ secara eksplisit berusaha menangkap hal ini. Tujuan mereka, membuat
teksnya sejelas dan sesederhana mungkin untuk bisa dimengerti. Mereka berkata (dalam kata
pengantar asli):
[Katolik memiliki] tujuan menggelapkan pengertian, walaupun mereka harus menerjemahkan
Alkitab, tapi bahasa yang mereka gunakan menghalangi pengertian. Tapi kami ingin agar
Firman Tuhan berbicara sendiri … sehingga bisa dimengerti bahkan oleh yang paling kotor.”
Suatu ironi besar kalau dimasa kini sebagian alasan KJB begitu dihormati karena begitu archaic, atau
begitu diluar dunia. Suatu Alkitab yang berbicara dengan suara yang begitu merdu. Tapi inilah yang
dikutuk oleh para penerjemah KJ dalam suatu penerjemahan! Maksud mereka—yang mereka capai
dimasa mereka 400 tahun lalu—adalah membuat Alkitab yang jelas, sederhana, mudah dimengerti.
Seluruh argumen ini tidak berkaitan dengan warisan Protestan. Sebaliknya pendukung KJ lebih
terlihat seperti Roma Katolik bukan Protestan. (Roma Katolik masa lalu, karena sekarang banyak Katolik
yang sudah melihat perlunya belajar Alkitab, dan belajar bahasa aslinya.)
Ingat, Protestantism dimulai saat Firman Tuhan bisa diakses umum. Sekarang, KJV telah menjadi
milik awam seperti Vulgata Latin dimasa lalu. Lebih jauh, orang bergantung padanya karena tradisional,
mereka memegang pengertian Roma Katolik lainnya (tradisi Firman). Maka dari itu, didalam dua hal
utama (kejelasan vs. obscurity dalam pengertian, dan Firman vs. tradisi), mereka yang bergantung pada
KJV mirip Roma Katolik (dulu) melawan Protestantism!
Ringkasan: Ada dua sikap untuk menghindar dari masalah KJB. (1) Kita jangan reaktif terhadap
pendukung KJ saja, bahwa kita menghina KJB! Dari waktu ke waktu, saya meletakan satu atau dua esay
ke internet. Seringkali saya membahas terjemahan Alkitab. Tanpa disengaja saya menyinggung seseorang,
biasanya dari kumpulan pendukung ‘KJ saja’. Faktanya, saya menerima satu dari dua email yang
mengatakan kalau saya terkutuk masuk neraka! Hal ini terjadi terhadap setiap penerjemah Alkitab. Dr.
Bruce Metzger mendapat satu surat dari pengemudi taksi di New York yang berkata, “Saya benci apa yang
anda lakukan terhadap Alkitab! Jika anda datang ke NYC, saya akan menabrak engkau dengan taksi saya,
dan saya akan mundur dan melakukannya lagi.” Surat itu berakhir dengan, “Dalam kasih Kristen” diikuti
dengan nama orang itu!
Sikap seperti ini tidak memberi saya hak menjadi tawar terhadap KJB.
Jika anda memiliki keluarga atau teman yang teramat sangat setia terhadap KJV, bahaya yang anda
hadapi adalah kesombongan dan apatis. Anda mungkin berpikir, “Aha! Sekarang, Saya punya argumen
melawan paman Howard! Kita lihat apa responnya!” Tapi saya mendorong anda: don’t throw out the baby
with the bathwater / jangan lempar bayi dengan air mandi! Jika AV ada buruknya, tidak memberi anda
hak untuk mengabaikan Firman Tuhan. Walaupun Alkitab bukan anggota Tritunggal, satu-satunya jalan
kita mengenal Tuhan adalah melalui FirmanNya.

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) 2003


Masa Penemuan, Masa Pemikiran
Apa yang pada akhirnya menggulingkan tahta Alkitab King James? Penemuan MSS terbaru. KJ
didasarkan pada setengah lusin MSS Yunani, tidak ada yang lebih awal dari abad kesepuluh AD.
Sekarang ini, kita mengenal 5,600 MSS Yunani—dan sebagian memiliki awalnya diabad kedua AD.
Saya tidak mau mengulangi detil penemuan ini kepada anda, karena kita tidak cukup waktu. Tapi
ditahun 1881 dunia bahasa Inggris siap bagi terjemahan baru, terjemahan yang didasarkan pada MSS
tertua. Ditahun itu, Revised Version lahir.

Kelahiran Revised Version (1881, 1885)


1. Suatu Revisi terhadap Authorized Version
Revised Version adalah suatu revisi dari KJV. Terjemahan ini dimaksudkan untuk sejalan dengan
KJV—artinya, revisi besar-besaran, tapi didasarkan pada MSS terawal dan terbaik. Terjemahan ini
merupakan revisi besar kelima dari AV.

2. Sifat Terjemahan
Terjemahan baru ini dianggap sebagai suatu terjemahan yang sangat akurat. Terjemahan ini baik
dalam menunjukan arti aslinya. Tapi sering terlalu kaku; bukan bahasa Inggris terbaik. Dihasilkan di
Inggris, dengan masukan berarti dari sarjana-sarjana Amerika. Tapi, banyak usulan sarjana Amerika tidak
dihiraukan.

3. Penerimaan
Anda pernah mendengar kata kuno, “Ada yang hilang dalam terjemahan.” Ini selalu menjadi
masalah. Tidak ada aturan yang pasti dalam pengkalimatan, struktur, kekuatan literature, dan dampak
emosi antara dua bahasa. Hal yang dikorbankan KJV adalah akurasi; hal yang dikorbankan RV adalah
keindahan.
Masalahnya, walaupun suatu terjemahan akurat, jika tidak dibaca, tidak akan berdampak pada hidup
seseorang. Kata bijak Itali kuno mengatakan, semakin indah terjemahan, semakin kurang setia; semakin
jelek terjemahan, semakin setia.
KJV indah dan contoh dari keluarga yang melahirkan anak perempuan cantik yang terus menunjuk
kesalahan ibunya! Walaupun RV membuka era baru—Masa Akurasi—RV adalah suatu kegagalan. Tidak
ada yang mau membacanya. KJ tetap aman bertahta selama 20 tahun kedepan, tapi benih pemberontakan
telah ditanam. Kita bisa bersyukur pada Tuhan kalau kita hidup dimasa terjemahan banyak tersedia. Kita
tidak perlu memilih antara terjemahan indah tapi tidak tepat dan terjemahan akurat tapi jelek. Dimasa
yang akan datang, kita akan melihat pilihan kita yang sebenarnya.
Bapa mampukan kami, untuk mengasihi buku ini, mempelajari buku ini, membacanya,
menyelidikinya, mempercayainya. Ampuni kami atas sikap apatis dan kemalasan kami. Berikan kami
keinginan kuat mengenal FirmanMu, Tuhan, agar kami bisa mengenal Engkau.

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) 2003


Sejarah Alkitab Bahasa Inggris
Bagian IV: Mengapa Begitu Banyak Versi?
Daniel B. Wallace, Ph.D.

March 19-21, 2001


Catatan Editor: Ini adalah bagian keempat dari empat bagian ceramah yang
dibawakan di Lancaster Bible College bulan March, 2001, untuk Staley
Bible Lectureship. Dr. Wallace bersedia sebagai pembicara seminar
mengenai “Sejarah Alkitab Bahasa Inggris.” Jika gereja anda tertarik,
hubungi dia di email untuk detailnya.

Kata Pengantar: Dua Periode Besar Penerjemahan Alkitab


Ada dua periode besar penerjemahan Alkitab dalam sejarah—abad keenambelas dan abad
keduapuluh. Dalam berbagai hal, ada gambaran kecil. Masing-masing dimulai dengan suatu terjemahan
tertentu yang diikuti banyak generasi. Terjemahan Tyndale menjadi acuan bagi hampir seluruh
terjemahan Alkitab diabad ke 16; RV membentuk pola bagi sebagian besar terjemahan modern.
Didalam abad keenambelas, perhatian utama dalam penerjemahan Alkitab adalah keindahan; diabad
keduapuluh, kebenaran. Tidak ada satu terjemahan yang bisa menangkap seluruh maksud teks aslinya.
Tidak hanya itu, tapi tidak ada satupun terjemahan Alkitab yang dihasilkan dalam suatu
keadaan vakum. Ada kelompok politik dan agama dibelakang layar yang mendorong
dihasilkannya terjemahan.
Inilah alasan tidak ada jawaban sederhana dari pertanyaan, “Terjemahan apa yang terbaik sekarang
ini?” Tidak ada terjemahan yang bisa menangkap keseluruhan maksud dari teks asli. Hal terbaik yang
bisa kita lakukan adalah memiliki beberapa bentuk terjemahan. Anda mungkin perlu satu untuk

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) 2003


mempelajarinya dengan serius, satu terjemahan lagi untuk bacaan biasa, dan satu lagi untuk menghafal.
Tapi jangan menumpulkan pikiran anda dengan berpikir satu terjemahan saja sudah cukup. Klaim itu
hanya bisa dibuat bagi Alkitab Yunani dan Ibrani.
Sekarang ini, kita akan membahas berbagai bentuk terjemahan, dengan harapan anda bisa mengerti
nature dari beberapa terjemahan Alkitab yang popular sekarang ini.

A. Era Akurasi (atau ‘formal equivalence’) (1881-1971)


1. Revised Version (1881, 1885)
Seperti yang kita ketahui kemarin, saat RV muncul, terjemahan ini dimaksudkan sebagai revisi KJV.
Terjemahan ini bahkan dikatakan sebagai “the triumph of King Truth over King James / kemenangan
Raja Kebenaran atas Raja James.” Tapi para sarjana yang menerjemahkannya jauh lebih tertarik pada
terjemahan secara literal daripada keindahan.
Disamping ketajaman terjemahan baru ini, sebagian besar orang—termasuk pelayan—tetap memilih
King James.

2. American Standard Version (1901)


*0 RV pada intinya adalah usaha Inggris, tapi ada beberapa orang Amerika yang turut serta
menerjemahkan. Melalui persetujuan kontrak, orang Amerika berjanji tidak akan
menerbitkan terjemahan mereka sampai RV dilepas kepasar setidaknya dalam kurun empat
belas tahun. Ini dimaksudkan untuk memberi waktu kepada RV berakar dan menggantikan
tempat KJ. Pada saat 14 tahun berlalu atau 140 tahun tetap tidak bisa menggantikan tempat
AV.
*1 ASV memiliki bahasa Inggris yang lebih baik daripada RV. Tapi masih terasa kaku.
Terjemahan ini merupakan terjemahan paling literal yang pernah dilakukan dalam bahasa
Inggris tapi bisa dikatakan diloloskan bahasanya.
*2 Seperti RV, terjemahan ini merupakan revisi dari KJ—revisi keenam.
*3 ASV dikenal lebih superior daripada RV. Terjemahan ini menjadi Alkitab pelajaran,
walau sekarang dikalahkan oleh penemuan baru.

3. Revised Standard Version (1946, 1952)


Hampir limapuluh tahun lewat sebelum terjemahan utama berikutnya selesai. Gaya bahasa ASV yang
miskin membuat International Council of Religious Education merekomendasikan suatu revisi. Pekerjaan
ini dimulai tahun 1937 dan komite terdiri dari 32 sarjana berusaha membuat RSV memiliki kualitas KJV
yang membuatnya begitu hebat.
RSV adalah hasil kesarjanaan Amerika. Terjemahan ini memiliki semangat seperti KJV, dan harus
dianggap sebagai revisi ketujuh dari KJV.
Pada hari pertama peluncurannya—September 30, 1952—terjemahan ini terjual satu juta kopi.
Sebagian besar gereja di Amerika, mengambilnya sebagai pengganti AV. Terjemahan ini tetap menjadi
terjemahan yang paling popular yang pernah dibuat. Terjemahan ini sangat kuat dalam kesederhanaan
dan kejelasannya. Sarjana PB konservatif, F. F. Bruce, memberinya pujian yang tinggi:
… bagi dunia berbahasa Inggris secara keseluruhan tidak ada terjemahan versi modern
yang begitu dekat pengertiannya daripada R.S.V. berhasil menjaga apa yang dilakukan
A.V bertahun-tahun lamanya. 68
Tapi tidak semua orang suka dengan RSV. Faktanya terjemahan ini merupakan terjemahan Inggris
yang paling dibenci sepanjang sejarah.
Setengah dari abad ke 20 terdapat dua terjemahan utama—ASV dan RSV. Tapi setengah abad
berikutnya dari abad 20 terlihat berbagai macam terjemahan baru. Mengapa berubah? Apa katalis yang
68
Bruce, History, 203.

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) 2003


menimbulkan versi-versi baru ini? RSV jawabnya—pada dasarnya semua ini terjadi sebagai respon
negatif terhadap RSV.
Sekali lagi, kita tidak bisa mengerti terjemahan Alkitab tanpa meletakannya dalam konteks
sejarahnya. Saat RSV dihasilkan, ada suatu suasana politik dan keagamaan yang berbeda. Didepan
kelompok agama, terdapat kontroversi fundamentalis-modernis. Ini mencapai puncaknya ditahun 1925
Scopes Monkey trial saat seorang guru biologi SMA diadili di Tennessee karena mengajar evolusi Darwin
dalam kelas!
Dikelompok politik, setelah PD II Perang Dingin dengan Komunis dimulai. Masa ini Senator
McCarthy mencium komunis ada disegala sisi kehidupan.
Seharusnya kita tidak terkejut kalau serangan terkuat terhadap RSV datang dari kelompok agama dan
kelompok politik yang konservatif.
Senator McCarthy mengutuk terjemahan baru ini sebagai propaganda komunis. Dasar kutukannya
adalah RSV menggunakan kata “comrade” dalam tiga ayat. Karena komunis merujuk dirinya dengan kata
“comrades,” McCarthy menyimpulkan RSV merupakan hasil dari plot komunis!
Hal yang luar biasa adalah dia berhasil meyakinkan beberapa anggota militer dengan logikanya. RSV
dilarang penggunaannya dalam Angkatan Udara untuk beberapa tahun.
Tapi kritik paling dalam terhadap RSV datang dari fundamentalis agama. RSV disponsori oleh
National Council of Churches. Kelompok besar ini meliputi berbagai denominasi, tapi hanya sedikit
gereja fundamentalis yang ada didalamnya. Komitmen doctrinal dari NCC adalah ada beberapa modernis
didalam RSV. Jadi, saat RSV muncul, ada kecurigaan dipihak fundamentalis.
Mereka tidak perlu melihat terlalu jauh untuk menemukan dasar kecurigaan mereka. Isaiah 7.14
menjadi cambuk yang meluncurkan serangan kritik mereka. Didalam KJV ayat ini berbunyi, “Therefore
the Lord himself shall give you a sign; Behold, a virgin shall conceive, and bear a son, and shall call his
name Immanuel.” Bagian terkenal ini dikutip dalam Matthew 1.23 disini Matius menggunakannya
sebagai bukti kelahiran Kristus dari seorang anak dara.
Didalam RSV, Isaiah 7.14 sedikit berbeda: “Therefore the Lord himself will give you a sign. Behold,
a young woman shall conceive and bear a son, and shall call his name Immanuel.”
Reaksi langsung terjadi. Berbagai pamflet bermunculan dengan judul The Bible of Antichrist, The
New Blasphemous Bible, and Whose Unclean Fingers Have Been Tampering With the Holy Bible—God’s
Pure, Infallible, Verbally Inspired Word?
Beberapa pengkothbah fundamentalis membakar RSV dimuka umum. Salah satu dari mereka
mengambil obor didepan jemaatnya dan berusaha membakarnya. Saat dia kesulitan membakarnya, dia
mengatakan buku ini seperti setan karena sulit sekali dibakar!
Seorang pengkhotbah lain mengirimkan abu RSV kepada editor seniornya.
1983—Saya mendapat kesempatan mengunjungi Dr. Bruce Metzger dari Princeton
Seminary. … Saat disana, dia menunjukan kepada saya sekumpulan abu. Saya tidak
tahu apa yang terbakar, tapi pada awalnya saya pikir ini merupakan hal aneh untuk
ditunjukan kepada tamu. Dia berkata, “Ini adalah abu dari Alkitab Revised Standard
Version.” Dr. Metzger mendapat abu ini dari editor senior sebelumya. Dia berkata,
“Saya bersyukur menjadi seorang penerjemah Alkitab diabad keduapuluh. Masa kini,
mereka hanya membakar terjemahan daripada membakar penerjemahnya!” Tapi dengan
cepat dia menambahkan hal ini merupakan sesuatu yang memalukan, memperlakukan
Firman Tuhan seperti ini.
Isaiah 7.14 dalam RSV menjadi ayat paling membelah dalam penerjemahan abad keduapuluh. Teks
ini menjadi pertanyaan bagi ortodoksi. Kata Ibrani yang diterjemahkan RSV sebagai ‘young woman’ dan
yang diterjemahkan KJV sebagai virgin adalah kata ALMAH. Perdebatan yang muncul begitu hebat
dalam gereja-gereja diseluruh Amerika sehingga seorang pengamat mencatat kata ALMAH telah menjadi
kata Ibrani yang paling dikenal dalam negeri!
Reaksi kalangan konservatif terhadap penerjemahan RSV terhadap satu kata ini melahirkan NASB,
NIV, dan berbagai terjemahan lainnya.

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) 2003


Tapi sama seperti reaksi terhadap semua terjemahan Alkitab yang baru, kritik sering didorong oleh
emosi bukannya bukti. Ingat perkataan seorang sarjana konservatif abad 19, Henry Alford: “seorang
penerjemah Kitab Kudus seharusnya … siap mengorbankan teks terpilih, dan bukti doktrin terjelas, jika
tidak diyakininya sebagai kesaksian bagi Tuhan.”
Hal inilah yang dilakukan para penerjemah RSV. Kata Ibrani almah memang memiliki arti ‘young
woman’; kata ini tidak memiliki arti ‘virgin.’ Tapi saat diletakan dalam Matt 1.23, yang dikutip dari Isa
7.14, para penerjemah RSV menerjemahkannya ‘virgin’ karena inilah arti dari kata ini dalam bahasa
Yunani. Mereka tidak menolak kelahiran Kristus dari seorang dara; mereka hanya jujur terhadap teks
Yunani dan Ibraninya.
Tapi, tidak semua sarjana konservatif melihat hal ini.

4. New American Standard Bible (1963, 1971; revised 1995)


Reaksi utama terhadap RSV adalah NASB. Terjemahan ini dihasilkan oleh Lockman Foundation di
La Habra, CA—suatu organisasi yang secara teologis konservatif. Nama-nama penerjemahnya
dirahasiakan. Tapi sebagian besar, atau memang seluruhnya, dari para profesor Talbot dan Dallas
Seminary.
*4 Revisi dari ASV, bukannya RSV.
*5 Terjemahan Literal, sangat popular diantara pastor konservatif, tapi tidak popular
dijemaat. Lebih literal daripada RSV, tapi kurang bisa dibaca. Sebagian besar adalah bahasa
Yunani yang dipakaikan jubah bahasa Inggris.
*6 “Jika R.S.V. tidak pernah muncul, revisi terhadap A.S.V. menjadi karya yang lebih
bernilai. Ada beberapa hal yang dilakukan N.A.S.B. lebih baik daripada R.S.V.” 69
*7 Salah satunya adalah merupakan Alkitab pelajaran yang lebih baik daripada RSV.
*8 Tapi tetap memiliki bentuk klasik—bentuk yang bisa ditelusuri akarnya dalam Geneva
Bible—seperti menginden setiap ayat dan menggunakan italics untuk kata-kata yang tidak
ada dalam teks aslinya.
*9 Terkadang, para penerjemahnya terlalu kaku dalam mengerti Yunani dan Ibraninya.
Sebagai contoh, mereka sering menerjemahkan kata Greek perfect seperti English perfect.
Tapi keduanya tidak memiliki arti yang sama. The Greek perfect seharusnya lebih sering
diterjemahkan sebagai suatu present tense dalam bahasa Inggris. Didalam Eph 2.8, sebagai
contoh, KJV menerjemahkan ‘for by grace ye are saved’ sedangkan NASB ‘for by grace you
have been saved.’ Tapi ‘you have been saved’ didalam bahasa Inggris tidak menawarkan
penghiburan dimasa ini karena tidak mengatakan apapun tentang kontinuasi keselamatan.
Greek perfect sebenarnya memiliki kedua kekuatan itu: anda telah diselamatkan dimasa lalu
dan tetap terus diselamatkan. Dalam hal ini para penerjemah KJV lebih baik daripada
NASB karena mereka lebih mengerti bahasa Inggris daripada para penerjemah NASB.
Lebih jauh, salah satu professors saya, S. Lewis Johnson, pernah berkomentar dalam kelas
kalau NASB salah dalam beberapa ayat didalam Wahyu. Saya tidak ingat yang mana. Tapi
dia meneruskan, “Ini dikarenakan orang yang menerjemahkan Wahyu sedang tidur dikelas
saat saya mengajarkan dia teks ini!” Dr. Johnson ada dibelakang sebagian besar
penerjemahan PB NASB tanpa ingin dikenal.

B. The Era of Readability (atau ‘functional equivalence’) (1970-1998)


Bahkan sebelum NASB muncul, sudah ada kegelisahan tentang masa depan penerjemahan. Di
Inggris Raya, karena respon merusak terhadap RV, para sarjana Alkitab memutuskan mereka tidak bisa
lagi mengikuti KJV. Sesuatu yang sama sekali baru perlu dilakukan.
Di Amerika, juga ada reaksi yang sama terhadap RSV—karena Isa 7.14 dan karena gaya terjemahan
RSV.

69
Ibid., 259.

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) 2003


NEB dan NIV lahir akibat hal diatas. Apa yang menandai terjemahan ini adalah keduanya adalah
terjemahan utama pertama yang dilakukan oleh Protestan yang merupakan karya yang sama sekali baru.
Keduanya bukan dari terjemahan Tyndale—atau garis keturunan King James. Keduanya juga tidak literal
atau terjemahan yang berbentuk formal equivalent. Keduanya mewakili suatu pemikiran baru terhadap
penerjemahan Alkitab.
Pemikiran lama mengatakan semua penerjemahan perlu se-literal mungkin, atau kata demi kata. Hal
ini disebut dengan formal equivalent. Tapi bentuk penerjemahan ini tidak selalu mungkin dilakukan.
Idiom adalah bahasa yang tidak bisa selalu diubah kedalam bentuk sebenarnya.
Contoh, ekspresi Yunani bagi wanita yang hamil jika secara literal diterjemahkan, “she is having it in
the belly.” Saat PL berbicara mengenai murka Allah terjemahannya, “God’s nostrils are enlarged.”
Lebih jauh, masalah utama bentuk terjemahan formal equivalence adalah walau bisa diterima
ditingkat kognitif, sering gagal pada tingkat emosi. Tujuan penerjemah tidak hanya menghasilkan
kembali pesan asli, tapi juga menghasilkan kembali dampak pesan asli. Ini membutuhkan pendekatan
lain.
Pemikiran penerjemahan yang baru adalah dynamic equivalence. Ini lebih kepada penerjemahan
frasa demi frasa. Lebih merupakan suatu interpretasi.

1. New English Bible (1970; revised 1989)


Alkitab berbahasa Inggris pertama yang sama sekali baru sejak terjemahan Tyndale adalah NEB.
Terjemahan ini dihasilkan ditahun 1946, tapi selesai ditahun 1970. Diselesaikan oleh para sarjana
Inggris; mungkin merupakan reaksi berlebihan atas kegagalan RV.
Tapi, terjemahan ini sangat menyegarkan dan bisa dibaca. Ini merupakan terjemahan yang paling
indah diabad ke 20 dan diberbagai tempat memiliki bagian yang menggerakan perasaan serta kuat.
Profesor PB yang ternama dari Cambridge, C. H. Dodd, adalah project director - nya. Dodd memiliki
pikiran yang hebat. Dia menghafal seluruh PB—dalam bahasa Yunani! Dia tahu beberapa bahasa, kuno
dan modern. Keahliannya dalam bahasa Yunani dan Inggris di abad 20 mungkin setara dengan Tyndale
diabad 16.
Dua contoh:
Luke 11.48—Mengenai Yesus menegur keras para pemimpin agama, bagian dalam bahasa
Yunaninya dengan indah diartikan. Tapi banyak penerjemah menjadikannya terlalu kaku. The KJV:
“Truly ye bear witness that ye allow the deeds of your fathers: for they indeed killed them, and ye build
their sepulchres.”
NEB: “and so [you] testify that you approve of the deeds your fathers did; they committed the
murders and you provide the monuments.” Ini merupakan terjemahan yang paling dekat dengan aslinya
dalam segala segi yang pernah saya temukan.
John 1.1—Pada umumnya semua terjemahan mengikuti KJV, yang mengikuti Tyndale: “In the
beginning was the Word, and the Word was with God, and the Word was God.”
NEB sangat berani keluar dari tradisi pengkalimatannya: “In the beginning the Word already was.
The Word was in God’s presence, and what God was, the Word was.” Walaupun ini tidak se-literal
pengkalimatan tradisional, terjemahan ini lebih setia pada arti aslinya. Yohanes tidak bermaksud
mengatakan Firman itu merupakan pribadi yang sama seperti Tuhan; dia bermaksud mengatakan Firman
itu berbagi esensi yang sama seperti yang Tuhan punya. Didalam bahasa Yunaninya, pernyataan ini
merupakan cara teringkas yang bisa digunakan Yohanes untuk menegaskan Kristus setara dengan Bapa
dan berbeda dari Bapa. NEB menangkap kebenaran ini lebih baik daripada terjemahan lainnya.

Masalah:
*10 Bukan Alkitab pelajaran yang baik, karena terlalu bebas dalam pengkalimatannya.
*11 Kadang, kehilangan tanda arti teks Yunaninya.

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) 2003


2. New International Version (1973, 1978)
Seperti NASB, ini merupakan salah satu reaksi terhadap RSV.
*12 Walaupun 100 sarjana dari berbagai denominasi dan tiga negara mengerjakannya,
sebagian besar adalah usaha Amerika.
*13 Terjemahan utama Amerika pertama yang bukan dari tradisi KJV.
*14 Sangat bisa dibaca, tapi tidak elegan.
*15 Ditahun 1995, melebihi penjualan KJV. Sebagai buku #1 didunia. Lebih dari 100 juta
terjual.

Masalah:
*16 Readability kelihatannya menjadi prioritas tertinggi dari yang lainnya. Menciptakan
kalimat yang lebih singkat, tapi kontinuasi pemikirannya sering hilang. Contoh: 1 Peter
5.6-7: “Humble yourselves, therefore, under God’s mighty hand, that he may lift you up in
due time. Cast all your anxiety on him because he cares for you.” … [penjelasan ‘cast’
adalah sebuah participle—kata ini menunjukan bagaimana merendahkan diri kita, by
casting our cares (melalui memberi tahu masalah kita). Bukan dua pemikiran yang berbeda,
tapi sangat berkaitan. Merendahkan diri anda dihadapan Tuhan bukan suatu tindakan
negatif; anda melakukan itu secara positif dengan memberi tahu Dia masalah anda!
*17 100 sarjana mengerjakannya—terlalu banyak. Tidak semua masuk kualifikasi. Saya
tidak tahu bagaimana pendapat mereka diukur, tapi sebagian besar sarjana ini melakukannya
dengan pemungutan suara. Maksudnya, jika ini dilakukan dengan proses demokrasi,
penerjemahannya sering lebih tidak disukai sebagian daripada disukai. Demokrasi adalah
suatu peningkatan elegansi, menukar literature agung dengan mundane clarity.
*18 Begitu bisa dibacanya sehingga tidak memiliki ekspresi yang bisa diingat, tidak ada
yang tertinggal dalam pikiran. Ini merupakan masalah serius bagi NIV yang tidak selalu
diakui.

C. Terjemahan Formal Equivalent Lain Sejak 1971


1. New King James Bible (1979, 1983)
NKJB adalah terjemahan formal lainnya. Terjemahannya merupakan pembaharuan besar terhadap
KJV, menjadikannya sebagai terjemahan yang jauh lebih akurat. Tapi ada beberapa masalah dengan
terjemahan ini.
Pertama, terjemahan ini lebih mirip NASB daripada KJV. Ini artinya keindahan asli KJ dikorbankan.
Tapi apa yang kita dapatkan dari pengorbanan ini? Sesuatu yang tidak didapat dalam RSV atau NASB.
Kedua, NKJ didasarkan pada teks Yunani yang sama seperti KJ lama! Tidak ada satupun editornya
yang percaya teks Erasmus selalu diterjemahkan terbalik ke-asli. Faktanya, walaupun mereka cukup
simpatik terhadap teks seperti itu, mereka merasa Textus Receptus dari KJB salah dihampir 2000
bagiannya! Tapi mereka tetap menerjemahkannya.
Tapi, jika ada orang yang ingin mengerti KJB lama, NKJB adalah alat yang paling baik untuk
mengertinya.

2. New Revised Standard Version (1989)


Ditahun 1989, RSV hampir berumur 40 tahun. Banyak perubahan dalam kurun 40 tahun. Salah
satunya, beberapa MS yang penting ditemukan. Hal lainnya, bahasa Inggris telah menjalani perubahan
yang penting.
Didalam Psalm 50.9, RSV menerjemahkan Tuhan berkata, “I will accept no bull from your house”!
Bahasa Inggris tahun 1952 terhadap terjemahan itu berarti Tuhan tidak menerima korban apapun,

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) 2003


termasuk banteng. Tapi ditahun 1989 “I will accept no bull” memiliki arti yang berbeda. Inilah waktu
untuk merevisi revisinya sekali lagi.
Bahasa Inggris juga mengalami perubahan dalam beberapa hal. Kata “man” tidak lagi dimengerti
sebagai istilah yang didalamnya termasuk wanita. Seluruh terjemahan lama menggunakan kata “man”
dalam pengertian ini; seluruh terjemahan lama adalah gender exclusive. Suatu terjemahan baru
diperlukan—terjemahan yang disesuaikan dengan bahasa dizaman itu.
Tidak hanya itu, tapi secara politik tidak tepat dalam suatu golongan tertentu untuk menggunakan
kata “he” saat merujuk pada suatu kelompok campuran. Jadi apakah karena perubahan bahasa, dalam
pandangan saya, tekanan budaya, NRSV menjadi salah satu terjemahan Alkitab yang gender-inclusive
(peka gender).
Sebagai contoh, didalam John 14.23, terjemahan lama RSV menulis perkataan Yesus sebagai berikut:
“If a man loves me, he will keep my word, and my Father will love him, and we will come to him and
make our home with him.” Masalah terjemahan ini adalah tidak memasukan wanita dalam bahasa Inggris
masa kini. Teks Yunani memasukan wanita—anehnya tidak ada kata Yunani untuk pria dalam ayat ini!
Sekarang, pengkoreksian yang baik untuk ayat ini, “If anyone loves me, he will keep my word, and
my Father will love him, and we will come to him and make our home with him.” Terjemahan ini,
sebenarnya merupakan perwakilan terbaik dari arti aslinya dalam bahasa Yunani.
Tapi NRSV melihat terjemahannya sebagai gender-exclusive. NRSV mengkalimatkan ayat ini sebagai
berikut: “Those who love me will keep my word, and my Father will love them, and we will come to them
and make our home with them.”
Permasalahan dengan pengkalimatan ini adalah urutan yang dihindari secara politis tidak benar,
NRSV salah mengartikan teksnya. Maksud dari bagian ini adalah intimasi Bapa dan Anak bisa dimiliki
setiap kita. Melalui penggunaan plural dikeseluruhannya, kedekatan pribadi per pribadi dihilangkan.
Didalam bagian lain artinya diubah secara dramatis. Didalam 1 Tim 3.2, e.g., bukannya mengatakan
kalau penatua seharusnya ‘husband of one wife’ NRSV menerjemahkan penatua seharusnya ‘married only
once.’ Persyaratan penatua bahwa haruslah seorang pria tidak lagi ditemukan dalam terjemahan.
Sayangnya NRSV terlalu jauh menjaga pengkalimatan yang gender-inclusive. Tapi, bisa terjadi lebih
jauh lagi. Saat NRSV sedang berproses, salah satu penerjemah dari komite itu mengusulkan agar Tuhan
diterjemahkan sebagai seorang wanita. Jika usulan ini disetujui, Doa Bapa Kami akan dimulai dengan,
“Our Mother who is in heaven”! Amanat Agung: “Baptize them in the name of the Mother, the Son, and
the Holy Spirit”!
Dr. Bruce Metzger, yang adalah ketua komite, mengatasi masalah ini dengan baik. Sekarang, Dr.
Metzger adalah seorang Kristen konservatif, dan seorang yang jenius dalam diplomasi. Dia bisa menjual
potongan es ke orang Eskimo; dia bisa menyuruh anda pergi keneraka dan membuat anda menantikan
perjalanan itu!
Jadi, dia menjawab penerjemah wanita ini: “Ya, saya kira kita bisa menyebut Tuhan dengan kata
ganti wanita … dan kita juga bisa menyebut iblis dengan kata ganti wanita!” Ini akhir dari diskusi ini.
Secara keseluruhan, NRSV adalah terjemahan yang luar biasa yang hanya memiliki kelemahan
dalam gender-inclusive-nya. Hal ini tidak hanya mengubah arti teks dibeberapa bagian, tapi juga
merupakan gaya bahasa Inggris yang buruk.

3. Holman Christian Standard Version (2000, 2001?)


Ditahun 1997, sebuah artikel dari Susan Olasky dalam World Magazine mengejutkan komunitas injili
saat mengusulkan agar revisi yang akan datang dari NIV menjadi gender-inclusive—seperti NRSV. Satu
artikel ini menciptakan keributan besar. Kemungkinan terjemahan Alkitab terpopuler menjadi gender-
inclusive sudah keterlaluan.
Ditahun 1952, seorang wanita lajang (wanita terjemahan dalam Isa 7.14) menjadi penggerak utama
penerjemahan Alkitab untuk beberapa decade. Sekarang, 45 tahun kemudian, seluruh kata wanita—
wanita sebagai kata ganti—melakukan hal yang sama!

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) 2003


Holman Christian Standard Version, disponsori oleh SBC, bisa dikatakan menjadi salah satu reaksi
terhadap NIV yang tidak jadi direvisi (ditahun 2001) bahkan saat revisinya belum juga muncul. Dalam
beberapa hal, terjemahan ini mewakili perpecahan komunitas injili. Kelihatannya terjemahan Alkitab ini
sekali lagi menjadi pion politik dan agama.
Tapi, apapun yang terjadi dibelakangnya, terjemahan ini merupakan karya yang sangat baik. Saya
belum banyak membacanya, tapi telah cukup melihatnya sehingga mengatakannya baik.

4. English Standard Version (2001)


Kemudian ada English Standard Version. Terjemahan ini merupakan reaksi kaum injili atas NRSV.
Penerbitnya, Crossway Books, membeli hak terjemahan RSV dan sekarang sedang dalam proses merevisi
RSV agar bisa berbeda dari NRSV. Sebuah tim sarjana sedang dalam proses mengudate terjemahan tanpa
menjadikannya gender-inclusive. Terjemahan ini dijanjikan menjadi suatu terjemahan yang baik, tahan
uji, sedikit terlalu formal. Terjemahan ini jelas satu keturunan dari KJV.

D. Sebuah Era dengan NET Bible (1998, 2001)


1. Komitmen Aksesbilitas: www.netbible.org
Sebuah era dalam penerjemahan Alkitab dimulai dengan NET Bible. Apa yang unik dari terjemahan
ini adalah bukan sebuah reaksi terhadap RSV, NIV, atau NRSV! Dan bukan dari tradisi terjemahan King
James, sehingga membuat New English Translation menjadi terjemahan utama baru pertama diperempat
abad ini.
Saya ingin sekali memberitahu anda beberapa hal tentang terjemahan ini, tapi kita tidak cukup
waktu. Jadi saya akan memberitahu tiga hal terpenting mengenai NET Bible.
Pertama, saya akan memberi anda alamat websitenya—“netbible.org.” Alkitab ini gratis diinternet—
dan akan selamanya gratis. Anda tidak hanya bisa mendownload dan mencetaknya, tapi juga membacanya
di website ini.
Kita ada dalam situasi dimana pastor menggunakan berbagai macam terjemahan dari
jemaat mereka. Para pastor, terutama pastor injili, cenderung memilih terjemahan yang
lebih formal equivalent seperti RSV atau NASB. Tapi orang awam cenderung memilih
terjemahan yang lebih bisa dimengerti, terutama NIV. Hal ini sama dengan situasi yang
memunculkan KJV: Bishops dan Geneva. Kami ingin menjembatani jurang ini dengan
NET Bible. Beberapa gereja telah mengadopsi NET Bible sebagai terjemahan resminya.
Doa kami agar orang lain mengikuti dan jurang antara mimbar dan jemaat terjembatani.

2. Prinsip Terjemahan
Kedua, kita telah menelusuri sejarah Alkitab bahasa Inggris dalam tiga periode utama: the period of
elegance, the period of accuracy,dan the period of readability.
NET Bible adalah terjemahan pertama yang berusaha memenuhi seluruh era—accurate, readable,
dan elegant. Tapi sejujurnya, ketiga hal itu sering bertentangan. Tapi, inilah keinginan para editor agar
terjemahan ini bisa seakurat mungkin dalam terjemahan formal equivalent, mudah dimengerti dalam
terjemahan yang dynamic equivalent, dan lebih elegan dari keduanya.
Pertama:
*19 Terjemahan pertama yang di tes dulu sebelum peluncurannya. Dan prosesnya terbuka
bagi semua orang. Anda bisa melakukannya dalam komentar dan usulan. 100,000 orang
telah melakukannya, mengirim usulan dan komentar.
*20 Terjemahan injili pertama yang menerjemahkan Isa 7.14 dengan ‘young woman.’
*21 Terjemahan modern konservatif pertama yang memasukan Apocrypha.
*22 Para penerjemahnya dipilih karena mengajar seluruh kitab dalam bahasa aslinya.

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) 2003


3. Sebuah Alkitab Pelajaran Sejati
Ketiga, NET Bible memiliki lebih banyak catatan dari Alkitab manapun dalam sejarah. Kira-kira ada
lebih dari 60,000 catatan secara keseluruhan. Chuck Swindoll, President of Dallas Seminary berkomentar
terhadap catatan-catatan ini:
“Ada banyak hal indah yang bisa saya katakan mengenai NET Bible, tapi yang
terpenting adalah: NET Bible adalah Alkitab yang bisa anda andalkan. Terjemahannya
jelas, akurat, dan kuat. Catatan-catatannya, indah sekali! Mereka membawa orang
awam kedalam pengertian kesarjanaan dan diskusi yang sampai saat ini hanya bisa
diakses oleh mereka yang telah dilatih dalam bahasa asli Alkitab. Jika anda serius ingin
mempelajari Alkitab, dapatkan satu NET Bible.”
Sampai disini yang bisa saya katakan tentang NET Bible.

E. Kesimpulan
Mari saya simpulkan. Apakah kita lebih baik dimasa kini karena adanya seluruh terjemahan diatas—
atau lebih buruk? Apa perbedaan utamanya?
Kecuali NKJV, pada umumnya semua terjemahan modern mengikuti MSS tertua. Jadi dasar tekstual
(walau berbeda dalam beberapa bagian tertentu) pada umumnya sama. Bahkan disini, tidak ada doktrin
utama yang dipertaruhkan disetiap perbedaan tekstual. Tuhan memelihata kata-kataNya sehingga
manusia bisa diselamatkan melalui membaca KJV, Tyndale, Bishops’, RSV, NIV, REB atau NET.
Mengenai terjemahan, ada tiga rasa berbeda: accurate, readable, elegant. Setiap orang
Kristen seharusnya memilikinya setidaknya salah satu rasa. Saya merekomendasikan
RSV, ESV, dan NASB untuk akurasi, NIV untuk readable/mudah dibaca, dan REB
untuk elegance. Atau jika ingin menggabungkan ketiganya, the NET. Untuk belajar
Alkitab, NET Bible yang terbaik.
Apakah semua ini mengakibatkan kebingungan? Apakah kita kehilangan Firman Tuhan
yang sebenarnya? Tidak, sama sekali tidak. Realitasnya adalah Alkitab King James bisa
bertahan selama 270 tahun hanya bisa terjadi karena gereja dan negara bersatu, seperti
yang mereka lakukan diInggris tahun 1611. Tapi sekarang berbeda, khususnya Amerika.
Saya kira senat Amerika tidak perlu menentukan Alkitab mana yang harus kita pakai
dalam gereja!
Untuk pertama kalinya dalam 1500 tahun keberadaan gereja, kita hanya memiliki MSS tulisan
tangan. Tapi gereja mampu bertahan dengan itu. Dan MSS itu lebih berbeda satu sama lainnya daripada
terjemahan modern sekarang ini! Hanya karena adanya mesin cetak kita percaya mitos akan
kesempurnaan pengkalimatan Alkitab. Walaupun ada perbedaan nyata dalam pengkalimatan dan gaya
terjemahan dari terjemahan baru, semua menyatakan pesan yang sama.
Kesimpulan akhir: Walaupun dengan banyaknya pilihan terjemahan Alkitab dimasa kini, orang
Kristen semakin kurang membacanya. Saya percaya gereja injili hanya punya sisa 50 tahun masa hidup.
Alasanya terpinggirkannya Firman Tuhan. Kita perlu reformasi lagi! Musuh injil sekarang ini bukan
struktur agama tapi anarki moral, bukan tradisi tapi hiburan. Musuh injil adalah Protestantism yang
rusak; anti-intellectual, anti-pengetahuan, iman yang enak-enak saja yang tidak punya kepuasan dan
kesaksian. Sebagian dari pertobatan menyeluruh yang diperlukan adalah pertobatan terhadap teks. Dan
yang lebih penting lagi, harus ada pertobatan terhadap Kristus Tuhan kita. Seperti Alkitab telah
terpinggirkan, Yesus Kristus telah dikesampingkan. KeilahianNya hanya ditatap, lebih mahal, lebih
indah, dan hidup tanpa kekhawatiran atau kurangnya penghiburan. Dia tidak lagi memakai wajah yang
dikenal para rasul. Atau seperti kata Erasmus, “Saat anda membaca PB Yunani, anda bisa melihat wajah
Yesus lebih jelas seperti anda adalah para muridNya waktu itu”! Sedikit hiperbola, tapi maksudnya patut
digaris bawahi: Tuhan yang kita sembah sekarang ini tidak lagi seperti Tuhan dalam Alkitab. Kecuali kita
kembali kepada Dia melalui pembacaan dan mengerti Firman Tuhan—melalui komitmen terhadap teks
yang benar, gereja injili akan menjadi tidak diperlukan lagi, tidak berguna dan mati.

© The Biblical Studies Foundation (www.bible.org) 2003

Vous aimerez peut-être aussi