Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Search
Main menu
Home
About
Post navigation
← Previous
ASUHAN KEPERAWATAN
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok
Disusun oleh:
SITI NURJANAH
RISMA NOVALIA
RINA FADILAH
2011
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahim,
Puji syukur kehadirat allah SWT. Atas karunia dan nikmatnya sehingga makalah yang
berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.U DENGAN GANGGUAN
SISTEM KARDIOVASKULAR: HIPERTENSI DI RUANG MELATI YARSI” dapat
diselesaikan.
Makalah ini ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok praktek kerja lapangan
pada program keahlian ilmu keperawatan.
1. Bapak Eddi supriadi, SIP., SKM., M.Mkes., selaku ketua yayasan SMK BHAKTI
KENCANA Ciawi;
2. Drs. Dadang Somantri, selaku kepala sekolah SMK BHAKTI KENCANA Ciawi;
3. Ibu Juanita F.Z, S.kep.Ners., selaku kepala program pendidikan (KAPRODI)
keperawatan SMK KESEHATAN BHAKTI KENCANA Ciawi;
4. Bapak Deden Muhamad A.MD,Kep., selaku pembimbing akademis dari SMK
KESEHATAN BHAKTI KENCANA Ciawi;
5. Bapak E. Permana selaku pembimbing lapangan YARSI;
6. Ibu Mimin Mintarsih, AMK., selaku kepala ruangan melati YARSI Tasikmalaya;
7. Seluruh rekan-rekan siswa program keahlian ilmu keperawatan SMK KESEHATAN
BHAKTI KENCANA C iawi yang telah memberikan bantuan dan masukannya
dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, oleh
karena itu, kritik dan saran kami harapkan demi perbaikan selanjutnya.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang
memerlukannya.
Penyusun,
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………….
1. Latar Belakang……………………………………………..
2. Ruang Lingkup………………………………………………
3. Tujuan Penulisan…………………………………………….
4. Metode Penulisan……………………………………………
5. Sistematika Penulisan………………………………………..
1. Pengertian……………………………………………………
2. Anatomi dan Fisiologi……………………………………….
3. Klasifikasi……………………………………………………
4. Etiologi………………………………………………………
5. Patofisiologi………………………………………………….
6. Factor predisposisi……………………………………………
7. Pemeriksaan penunjang………………………………………
8. Penatalaksanaan………………………………………………
9. Konsep dasar asuhan keperawatan…………………………
10. Analisa data…………………………………………………..
11. Diagnose keperawatan………………………………………
12. Perencanaan…………………………………………………
13. Implementasi…………………………………………………
14. Evaluasi………………………………………………………
1. Pengakajian…………………………………………………..
2. Pemeriksaan fisik…………………………………………….
3. Pola aktivitas………………………………………………….
4. Pemeriksaan penunjang………………………………………
5. Analisa data…………………………………………………
6. Diagnose keperawatan……………………………………….
7. Perencanaan…………………………………………………..
8. Implementasi…………………………………………………
9. Evaluasi…………………………………………………………
BAB IV PEMBAHASAN…………………………………………………
BAB V PENUTUP
1. Kesimpulan…………………………………………………….
2. Saran…………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1. A. Latar Belakang
Stroke, hipertensi dan penyakit jantung meliputi lebih dari sepertiga penyebab kematian,
dimana stroke menjadi penyebab kematian terbanyak 15,4%, kedua hipertensi 6,8%, penyakit
jantung iskemik 5,1%, dan penyakit jantung 4,6% (Hasil Riskesdas 2007). Data Riskesdas
2007 juga disebutkan prevalensi hipertensi di Indonesia berkisar 30% dengan insiden
komplikasi penyakit kardiovaskular lebih banyak pada perempuan (52%) dibandingkan laki-
laki (48%).
Berdasarkan laar belakang dan data tersebut si atas, penulis berpendapat bahwa hipertensi
masih memerlukan berbagai penanganan secara konprehensif dan keikutsertaan klien dan
keluarga sangat membantu dalam upaya memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Untuk
itu, penulis ingin mengetahui dan memahami lebih lanjut tentang penanganan/asuhan
terhadap klien dengan “hipertensi” yang tersusun sebagai karya tulis/makalah dengan judul
“Asuhan keperawatan pada klien Ny. U dengan gangguan sistem kardiovaskular :
hipertensi di Ruangan Melati YARSI Daerah Kabupaten Tasikmalaya”.
Ruang lingkup penulisan makalah ini terbatas pada pemberian asuhan keperawatan pada
klien Ny. U dengan gangguan sistem kardiovaskular : hipertensi di Ruang Melati YARSI
tasikmalaya meliputi tahap pengkajian, perencanaan, diagnosa, implementasi, dan evaluasi.
1. C. Tujuan Penulisan
2. 1. Tujuan umum
Memahami dan menerapkan asuhan keperawatan terhadap klien dengan gangguan sistem
kardiovaskular : hipertensi, secara komprehensipf meliputi aspek biopsikososio spiritual
1. 2. Tujuan khusus
Metode yang digunakan adalah melalui pendekatan studi kasus, yaitu metode yang
memberikan gambaran terhadap suatu kejadian atau keadaan yang sedang berlangsung
melalui proses keperawatan. Adapun teknik-teknik yang digunakan untuk memperoleh data
dan informasi dengan cara:
1. Wawancara
Penulis mengadakan wawancara dengan klien, keluarga, dan petugas kesehatan lain untuk
mendapatkan data subjektif dari klien.
1. Studi Dokumentasi
Data-data yang dudapatkan dari rekam medis klien di ruangan, seperti catatan keperawatan,
catatan dokter, dan tim kesehatan lain.
1. Studi Kepustakaan
Untuk mendapatkan literatur dan tinjauan teoritis, baik mengenai konsep dasar penyakit
maupun konsep asuhan keperawatan.
1. Observasi
Melaksanakan asuhan keperawatan secara langsung pada klien dan mengamati langsung
perubahan-perubahan yang terjadi untuk memperoleh data serat mencatat hal-hal penting
termasuk pemeriksaan fisik
Inspeksi adalah pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara melihat apakah terdapat
luka, ada tidaknya hematom, dan lain-lain.
Palpasi adalah pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara meraba, yaitu apakah ada
masa atau tidak.
Perkusi adalah pemeiksaan fisik dilakukan dengan cara mengetuk dengan
menggunakan reflek hammer.
Auskultasi adalah pemeriksaan fisik dilakukan dengan mendengarkan dengan
menggunakan stetoskop.
1. E. Sistematika Penulisan
Penulis membangi penulisan makalah ini dalam 5 Bab, yang terdiri dari:
Bab I : Pendahuluan, terdiri dari latar belakang masalah, tujuan penulisan, metode
penulisan, dan teknik pengumpulan data, serta sistematika penulisan.
Bab II : Tinjauan teoritis, yang terdiri dari konsep dasar yang terdiri dari definisi,
anatomi dan fisiologi, etiologi, manifestasi klinik, patofisiologi, penatalaksanaan medis, dan
konsep dasar asuhan keperawatan.
Bab III : Tinjauan kasus, yang terdiri dari 5 tahapan proses keperawatan mulai dari
pengakajian, dignosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi.
Bab IV : Pembahasan, yaitu berisi tentang kesenjanagn dari hasil yang didapatkan di
lapangan dengan teori yang ada, meliputi pengakajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,
implementasi, dan evaluasi.
Bab V : Penutup, berisi kesimpulan dan saran penulis terhadap hasil asuhan
keperawatan pada klien Ny. U dengan gangguansistem kardiovaskular : hipertensi.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1. A. Definisi
Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan sistolik 140 mmHg atau lebih dan
tekanan diastolic 120 mmHg (Sharon, L.Rogen, 1996).
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHG dan tekanan
darah diastolic lebih dari 90 mmHG (Luckman Sorensen,1996).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah sistolik 140
mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolic 90 mmHg ataulebih. (Barbara Hearrison 1997)
Berdasarkan definisi di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa hipertensi adalah suatu
keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih atau
tekanan darah diastolik 90 mmHg atau lebih.
1. B. Anatomi dan Fisiologi hipertensi
2. 1. Anatomi
1. Jantung
Berukuran sekitar satu kepalan tangan dan terletak didalam dada, batas kanannya terdapat
pada sternum kanan dan apeksnya pada ruang intercostalis kelima kiri pada linea
midclavicular.
Hubungan jantung adalah:
Atas- : pembuluh darah besar
Bawah- : diafragma
Setiap sisi : paru-
Belakang : aorta desendens, oesophagus, columna vertebralis
1. Arteri
Adalah tabung yang dilalui darah yang dialirkan pada jaringan dan organ. Arteri terdiri dari
lapisan dalam: lapisan yang licin, lapisan tengah jaringan elastin/otot: aorta dan cabang-
cabangnya besar memiliki laposan tengah yang terdiri dari jaringan elastin (untuk
menghantarkan darah untuk organ), arteri yang lebih kecil memiliki lapisan tengah otot
(mengatur jumlah darah yang disampaikan pada suatu organ).
Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara:
Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap
detiknya
Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat
mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu
darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit
daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. Inilah yang terjadi pada usia
lanjut, dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku karena arteriosklerosis.
Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi
“vasokonstriksi”, yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara waktu mengkerut
karena perangsangan saraf atau hormon di dalam darah.
Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah.
Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang
sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat,
sehingga tekanan darah juga meningkat.
Sebaliknya, jika:
Jika tekanan darah meningkat, ginjal akan menambah pengeluaran garam dan air,
yang akan menyebabkan berkurangnya volume darah dan mengembalikan tekanan
darah ke normal.
Jika tekanan darah menurun, ginjal akan mengurangi pembuangan garam dan air,
sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah kembali ke normal.
Ginjal juga bisa meningkatkan tekanan darah dengan menghasilkan enzim yang
disebut renin, yang memicu pembentukan hormon angiotensin, yang selanjutnya akan
memicu pelepasan hormon aldosteron.
Ginjal merupakan organ penting dalam mengendalikan tekanan darah; karena itu berbagai
penyakit dan kelainan pda ginjal bisa menyebabkan terjadinya tekanan darah tinggi.
Misalnya penyempitan arteri yang menuju ke salah satu ginjal (stenosis arteri renalis) bisa
menyebabkan hipertensi.
Peradangan dan cedera pada salah satu atau kedua ginjal juga bisa menyebabkan naiknya
tekanan darah.
1. Arteriol
Adalah pembuluh darah dengan dinding otot polos yang relatif tebal. Otot dinding arteriol
dapat berkontraksi. Kontraksi menyebabkan kontriksi diameter pembuluh darah. Bila
kontriksi bersifat lokal, suplai darah pada jaringan/organ berkurang. Bila terdapat kontriksi
umum, tekanan darah akan meningkat
Pembuluh darah utama adalah pembuluh berdinding tipis yang berjalan langsung dari arteriol
ke venul. Kapiler adalah jaringan pembuluh darah kecil yang membuka pembuluh darah
utama.
1. Sinusoid
Terdapat limpa, hepar, sumsum tulang dan kelenjar endokrin. Sinusoid tiga sampai empat
kali lebih besar dari pada kapiler dan sebagian dilapisi dengan sel sistem retikulo-endotelial.
Pada tempat adanya sinusoid, darah mengalami kontak langsung dengan sel-sel dan
pertukaran tidak terjadi melalui ruang jaringan
Venul adalah vena kecil yang dibentuk gabungan kapiler. Vena dibentuk oleh gabungan
venul. Vena memiliki tiga dinding yang tidak berbatasan secara sempurna satu sama lain.
1. 2. Fisiologi
Jantung mempunyai fungsi sebagai pemompa darah yang mengandung oksigen dalam sistem
arteri, yang dibawa ke sel dan seluruh tubuh untuk mengumpulkan darah deoksigenasi (darah
yang kadar oksigennya kurang) dari sistem vena yang dikirim ke dalam paru-paru untuk
reoksigenasi (Black, 1997)
Selain itu manifestasi klinik pada penderita hipertensi adalah sebagia berikut:
Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma karena
terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif, yang memerlukan
penanganan segera.
1. D. Etiologi
Pada umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi terjadi sebagai
respon peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan perifer.
Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:
Hilangnya Elastisitas jaringan dan arterisklerosis pada orang tua serta pelabaran pembuluh
darah
Jika penyebabnya diketahui, maka disebut hipertensi sekunder. Pada sekitar 5-10% penderita
hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 1-2%, penyebabnya adalah
kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB).
Penyebab hipertensi lainnya yang jarang adalah feokromositoma, yaitu tumor pada kelenjar
adrenal yang menghasilkan hormon epinefrin (adrenalin) atau norepinefrin (noradrenalin).
Kegemukan (obesitas), gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga), stres, alkohol atau
garam dalam makanan; bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang-orang memiliki
kepekaan yang diturunkan. Stres cenderung menyebabkan kenaikan tekanan darah untuk
sementara waktu, jika stres telah berlalu, maka tekanan darah biasanya akan kembali normal.
1. Penyakit Ginjal
o Stenosis arteri renalis
o Pielonefritis
o Glomerulonefritis
o Tumor-tumor ginjal
o Penyakit ginjal polikista (biasanya diturunkan)
o Trauma pada ginjal (luka yang mengenai ginjal)
o Terapi penyinaran yang mengenai ginjal
2. Kelainan Hormonal
o Hiperaldosteronisme
o Sindroma Cushing
o Feokromositoma
3. Obat-obatan
o Pil KB
o Kortikosteroid
o Siklosporin
o Eritropoietin
o Kokain
o Penyalahgunaan alkohol
o Kayu manis (dalam jumlah sangat besar)
4. Penyebab Lainnya
o Koartasio aorta
o Preeklamsi pada kehamilan
o Porfiria intermiten akut
o Keracunan timbal akut.
1. E. Patofisiologi
1. F. Faktor Predisposisi
2. Factor yang tidak dapat diubah
Usia, jenis kelmin, RAS, riwayat TIA dan stroke, penyakit jantung koroner, fibrilasi
atrium, heterozygote atau homozygote untuk homositinuria.
1. G. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan Laborat
1. i. Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari
sel-sel terhadap volume cairan(viskositas) dan dapat mengindikasikan
factor resiko seperti : hipokoagulabilitas, anemia.
2. ii. BUN / kreatinin : memberikan informasi
tentang perfusi / fungsi ginjal.
3. iii. Glucosa : Hiperglikemi (DM adalah
pencetus hipertensi) dapatdiakibatkan oleh pengeluaran kadar
ketokolamin.
4. iv. Urinalisa : darah, protein, glukosa,
mengisaratkan disfungsi ginjal danada DM.
5. CT Scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati
6. EKG : Dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian
gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
7. IUP : mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti : Batu
ginjal,perbaikan ginjal.
8. Photo dada : Menunjukan destruksi kalsifikasi pada area
katup,pembesaran jantung.
1. H. Penatalaksanaan
Golongan obat – obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi sepertigolongan
diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis kalsium,golongan penghambat konversi
rennin angitensin.
Proses keperawatan adalah dimana suatu konsep diterapkan dalam praktik keperawatan. Hal
ini disebut sebagai suatu pendekatan problem solving yang memerlukan ilmu, tehnik dan
keterampilan interpersonal dan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pasien baik sebagai
individu, keluarga maupun mayarakat (Nursalam, 2001). Iyer et all (1996) mengemukakan
dalam proses keperawatan terdiri dari 5 tahap yaitu: pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang
sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber, untuk mengevaluasi dan
mengidentifikasi status kesehatan klien (Nursalam, 2001).
1) Biodata
Mencakup identitas klien, meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, alamat,
no. medrek, Dx medis, tanggal masuk, dan tanggal pengkajian.
2) Riwayat kesehatan
a) Keluhan Utama
Pada kasus hipertensi, ditemukan keluhan utama adanya pusing yang hebat.
Riwayat penyakit sekarang ditemukan pada saat pengkajian yang sedang dijabarkan dari
keluhan utama dengan menggunakan PQRST, yaitu:
Pada kasus hipertensi, ditemukan adanya rasa pusing. Keluhan dirasakan semakin berat bila
melakukan aktivitas yang berat.
Pada kasus hipertensi ditemukan adanya pusing yang tak tertahankan di seluruh bagian
kepala
S = savety; yaitu intensitas dari keluhan utama, apakah sampai mengganggu aktivitas
atau tidak, seperti bargantug pada derajat beratnya.
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala; meskipun secara tidak
sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah
tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan
dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada
penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal.
Saat dikaji pasien hipertensi biasanya didapat riwayat penyakit jantung koroner, merokok,
penyalahgunaan obat, tingkat stress yang tinggi, dan gaya hidup yang kurang beraktivitas.
Riwayat penyakit kronis/generative keluarga yang ada hubungannya dengan adanya penyakit
jantung, stroke, dan lain-lain.
e) Aspek psikologis
Pada aspek psikologis, ditemukan adanya tingkat stress yang tinggi pada klien, emosi yang
labil.
f) Aspek Sosial
Pada aspek social tidak ditemukan hubungan ketergantungan karena klien masih bisa
melakukan aktifitasnya namun agak sedikit terganggu.
g) Aspek spiritual
1. 2. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum
Kaji tingkat kesadaran ( GCS ) kehilangan sensasi, susunan saraf dikaji (Nevrus I-XII
)gangguan penlihatan, gangguan ingatan
Mengkaji tanda-tanda vital
Kesadaran bisa compos mentis sampai mengalami penurunan keadaran kehilangan sensasi,
susunan saraf dikaji (I-XII) gangguan penglihatan, gangguan ingatan, tonus otot menurun dan
kehilangan reflek tonus, BB biasanya mengalami penurunan, tanda-tanda vital biasanya
melebihi batas normal.
Respon membuka:
Spontan 4
Berdasarkan perintah verbal 3
Berdasarka rangsangan nyeri 2
Tidak member respon 1
Respon motorik:
Menurut perintah 6
Melikalisir rangsangan nyeri 5
Menarik/berlawanan rangsangan nyeri 4
Fleksi abnormal (terhadap nyeri) 3
Ekstensi (terhadap nyeri) 2
Tidak member respon 1
Respon verbal:
Orientasi baik 5
Konversi kacau (bicara bingung) 4
Kata-kata kacau (tidak sesuai) 3
Bersuara inkomprehensif (suara tidak ada kata) 2
Tidak memberikan respon 1
NILAI:
15 : Compos mentis
12-14 : Somnolen
8-11 : Soporus
3-7 : Coma
Pada kasus hipertensi, terdapat gangguan penglihatan seperti penglihatan menurun, buta total,
kehilangan daya lihat sebagian (kebutaan monokuler), penglihatan ganda,
(diplopia)/gangguan yang lain. Ukuran reaksi pupil tidak sama, kesulitan untuk melihat
objek, warna dan wajah yang pernah dikenali dengan baik.
1. System penciuman
1. System pernafasan
Adanya batuk atau hambatan jalan nafas, suara nafas tredengar ronki ( aspirasi sekresi)
1. System kardiovaskular
Nadi, frekuensi dapat bervariasi (karena ketidakstabilan fungsi jantung atau kondisi jantung),
perubahan EKG, adanya penyakit jantung miocard infark, rematik atau penyakit jantung
vaskuler.
1. System pencernaan
1. System urinaria
1. System persarafan
1. System musculoskeletal
Kaji kekuatan dan gangguan tonus otot, pada klien hipertensi didapat klien merasa kesulitan
untuk melakuakn aktvitas karena kelemahan, kesemuatan atau kebas.
1. System integument
1. J. Analisa data
– Perpirasi
DO:
– Kenaikan TD
2. DS: Peningkatan CO Intoleransi
aktivitas
– Kelemahan Peningkatan afterload
– Gaya hidup
monoton Tachipnea
– Frekuensi jantung
meningkat
– Perubahan irama
jantung
– Takipnea
3. DS: Saraf simpatis Gangguan rasa
nyaman:
– Keluhan Ach nyeri(sakit) kepala
pusing/pening, berdenyut
Saraf pasca ganglion
– Sakit kepala
suboksipital Aorepinefrine
– Gangguan Konriksi
penglihatan
Sakit kepala
DO:
– Perubahan
keterjagaan
– Afek
– Orientasi
– Proses piker
4. DS: Ginjal/rennin Potensial
perubahan perfusi
– Gangguan ginjal Angiotention I jaringan
(infeksi/obstruksi atau
riwayat penyakit gnjal Angiotension II
sebelumnnya)
Aldosteron
DO:
Retersi Na dan
– Gangguan pola H2O
eliminasi
Intravascular
1. Diagnosa Keperawatan 1. :
Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan
afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular.
Tujuan : Afterload tidak meningkat, tidak terjadi vasokonstriksi, tidak terjadi iskemia
miokard.
Kriteria Hasil : Klien berpartisifasi dalam aktivitas yang menurunkan tekanan darah /
beban kerja jantung , mempertahankan TD dalam rentang individu yang
dapatditerima, memperlihatkan norma dan frekwensi jantung stabil dalam
rentangnormal pasien.
Intervensi :
o Pantau TD, ukur pada kedua tangan, gunakan manset dan tehnik yang tepat.
o Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer.
o Auskultasi tonus jantung dan bunyi napas.
o Amati warna kulit, kelembaban, suhu dan masa pengisian kapiler.
o Catat edema umum.
o Berikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi aktivitas.
o Pertahankan pembatasan aktivitas seperti istirahat ditemapt tidur/kursi
o Bantu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai kebutuhan
o Lakukan tindakan yang nyaman seperti pijatan punggung dan leher
o Anjurkan tehnik relaksasi, panduan imajinasi, aktivitas pengalihan
o Pantau respon terhadap obat untuk mengontrol tekanan darah
o Berikan pembatasan cairan dan diit natrium sesuai indikasi
o Kolaborasi untuk pemberian obat-obatan sesuai indikasi.
Diagnosa Keperawatan 2. :
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidakseimbangan antara suplai
dan kebutuhan O2.
Tujuan : Aktivitas pasien terpenuhi.
Kriteria Hasil :Klien dapat berpartisipasi dalam aktivitas yang di inginkan /
diperlukan,melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang dapat diukur.
Intervensi :
Diagnosa Keperawatan 3. :
Gangguan rasa nyaman : nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan peningkatan tekanan
vaskuler serebral
Tujuan : Tekanan vaskuler serebral tidak meningkat.
Kriteria Hasil : Pasien mengungkapkan tidak adanya sakit kepala dan tampak nyaman.
Intervensi :
Diagnosa keperawatan 4. :
Potensial perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung berhubungan dengan gangguan
sirkulasi.
Tujuan : Sirkulasi tubuh tidak terganggu.
Kriteria Hasil : Pasien mendemonstrasikan perfusi jaringan yang membaik seperti
ditunjukkan dengan : TD dalam batas yang dapat diterima, tidak ada keluhan sakit kepala,
pusing, nilai-nilai laboratorium dalam batas normal.
Intervensi :
1. M. Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan dari aapa yang sudah direncanakan dari setiap diagnose
yang muncul.
1. N. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan, proses yang continue yang penting
untuk menjamin kualitas dan ketetapan perawatan yang diberikan dan dilakukan dengan
meninjau respon pasien untuk menentukan keaktifan rencana perawatan dan memenuhi
kebutuhan pasien.
BAB III
TINJAUAN KASUS
1. A. Pengkajian
2. a. Identitas klien
Nama : Ny. U
Umur : 60 tahun
Agama : islam
Ruangan : cempaka
Nama : Tn. E
Umur : 40 tahun
Agama : Islam
1. c. Keluhan utama
Pada tanggal 07 April 2011 jam 11.00 WIB klien sedang beraktivitas seperti biasa, beberapa
saat kemudian klien merasakan sakit kepala, pada saat yang bersamaan klien sedang flu.
Kemudian sakit kepala yang dirasakan semakin berat setelah klien mandi dengan
mengguanakan air dingin. Kemudia pada tanggal 08 April 2011 jam 08.30 WIB oleh
keluarga klien dibawa ke UGD YARSI Tasikmalaya dan dirawat di Ruang melati jam 09.00
WIB, pada saat dikaji jam 10.00 WIB keluarga klien mengatakan pada malam harinya klien
tidak bias tidur karena sakit kepala yang dirasakannya, ditambah juga klien merasa sakit
perut. Selama dirawat klien agak terbatas memenuhi ADL sehingga untuk memenuhinya
dibantu sebagian oleh keluarga.
Keluarga klien mengatakan klien mempunyai riwayat hiperteni 5 tahun yang lalu sejak usia
klien 55 tahun, klien rutin mengontrol tekanan darahnya karena klien mempumyai alat
pengukur tekanan darah sendiri dirumahnya, terakhir sebelum dibawa ke rumah sakit tekanan
darahnya 170/100 mmHg. Klien juga mempunyai penyakit maag karena pola makan yang
tidak teratur.
1. g. Aspek psikologis
keluarga klien mengatakan klien mudah panic dan gelisah jika mendengar sesuatu yang
mengejutkan dan setelah itu tekanan darahnya akan naik.
1. h. Aspek social
Hubungan klien dengan keluarga sangat baik, terbukti anaknya bergantian menjaganya
selama di Rumah Sakit. Hubungan klien dengan lingkungan juga sangat baik, terbukti banyak
yang menjenguknya,
1. i. Aspek spiritual
Klien dan keluarga beragama islam menurut keluarga selama sehatnya klien rajin beribadah,
begitu juga selama dirawat di rumah sakit.
1. B. Pemeriksaan fisik
2. a. Pemeriksaan umum
Nilai GCS : 15
Respon membuka :4
Respon motorik :6
Repon verbal :5
– TD : 180/100 mmHg
– R : 25x/menit
– N : 85x/menit
– S : 36oC
1. b. System pengindraan
1) Sistem penglihatan
Inspeksi : bentuk mata dan bola mata simetris, reflek pupil klien baik, saat ada
rangsangan cahaya miosis, konjungtiva tak anemis, sclera tidak ikterik, gerakan bola mata
baik.
Palpasi : tidak terdapat lesi atau oedema, tidak dirasakan nyeri tekan.
2) System pendengaran
Bentuk dan letak simetris, tidak ada serumen, fungsi pendengaran cukup baik karena klien
mampu mengerjakan apa saja yang diperintahkan.
3) System penciuman
Bentuk dan letak simetris, klien di tes dengan mengguanakan alcohol dan kopi disertai
dengan tulisan alcohol dan kopi, klien dapat menunjuk dengan tepat bau yang dirasakan.
4) System pengecapan
Keadaan lidah sedikit kotor, klien dites dengan menggunakan garam dan gula disertai tulisan
garam dan gula, klien dapat menunjuk dengan tepat apa yang dirasakan.
5) System integument
Gastisitas/turgor kulit baik walaupun saat di tarik kulit klien kembali ke semuala +/- 3-5 detik
karena proses penuaan, tidak ada lesi, warna kulit putih,tidak ada masa, tampilan umum kulit
bersih, kulit kepala bersih, distribusi rambut merata.
6) System pencernaan
Bentuk mulut simetris, gigi tidak utuh beberapa sudah tanggal, jumlah gigi sudah tanggal,
jumlah gigi susu dan gigi taring 4, geraham premolar 2, gerakan motor 12, jumlah gigi 26,
mukosa bibir kering, reflek menelan ada, auskultasi pada bising usus 10x/menit.
7) System pernafasan
Bentuk hidung simetris, tidak tampak polip, tidak aa pernafasan cuping hidung, retraksi dada
negative, tidak ada nyeri tekan pada adda, tidak ada benjolan pada dada, terdengar suara
sonor pada dada sebelah kiri dan kanan, tidak ada wheezing.
8) System kardiovaskuler
Tachicardi, cyanotic negative pada akral bibir klien, tidak terdapat peningakatan vena
juularis, tidak ada bunyi tambahan.
9) System perkemihan
Eliminasi urine tidak sering, ketok CVA tidak dirasaka nyeri, tidak ada nyeri pada aderah
supra pubis, blas tidak teraba keras dan saat di palpasi tidak terasa nyeri.
N3 (okulomotorius) : normal (bila terkena cahaya miosis dan midriasis bila tidak
terkena cahaya)
N11 (accesorius) : kedua bahu masih mampu mengatasi tahanan dengan cukup baik.
1. C. Kebiasaan sehari-hari
ADL(Activity Daily
No. Sebelum Masuk RS Di RS
Living)
1. Nutrisi 3x/hari Kalori
1. Minum
– Frekuensi
– Jumlah
2. Eliminasi 1-2 x/hari 1 x/hari
– Frekuensi 1
/2 -1 cc/kg berat badan/jam Tidak tentu
– Warna
– Terpasang kateter
3. Istirahat Tidur 21.00 – 05.00 WIB 21.00 – 05.00 WIB
Siang
– Masalah tidur
4. Personal Hygiene 2x sehari 2x sehari
1. Mandi Ya Ya
1. Pemeliharaan sendiri –
Rambut
– Frekuensi
– Penggunaan
shampoo
– Cara melakukan
1. Pemeliharaan
Kuku
– Frekuensi
– Cara melakukan
5. Aktivitas Klien mengatakan mulai Klien melakukan
beraktivitas pada jam 05.30 – aktivitasnya
16.30 WIB sebagai Petani Sendiri
1. D. Pemeriksaan penunjang
2. a. Laboratorium 08-04-2011
Ht = 30 % (40 – 48 %)
1. b. Terapi 08-04-2011
Clorotiazid 2×1
Ctm 3×1
Pct 3×1
B1 3×1
1. E. Analisa data
– TD: 170/100
mmHg
– Peristaltik usus
12x/menit
– Terpasang infus
1. G. Perencanaan
1. Membantu
untuk
menurunkan
rangsangan
simpatis;
meningkatkan
relaksasi.
1. Tiazid
mungkin
digunakan
sendiri atau
dicampur
dengan obat
lain untuk
menurunkan
TD pada
pasien dengan
fungsi ginjal
relative
normal.
1. Menurunkan/
mengontrol
nyeri dan
menurunkan
rangsang
system saraf
simpatis
–
Keluarga klien Tupan:
mengatakan 1. Berikan makanan sesuai 1. Memenuhi
klien merasa Nutrisi dengan diet yang disarankan kebutuhan
sakit perut terpenuhu 2. Menirmalkan kadar asam nutrisi klien
karena klien sehingga lambung sehingga dapat
tidak makan metabolism mengurangi kembung dan
apapun dan tubuh mual
hanya minum kembali
saja sejak sakit normal
kepala
dirasakan.
DO: Tupen:
– –
Peristaltik usus Keluarga
12x/menit klien
mengatakan
Terpasang klien sudah
infuse mau makan
kembali
sesuai diet
yang
disarankan
1. H. Implementasi
R = klien kooperatif
08.00 WIB III T = memberikan kompres hangat di perut
klien
R = klien kooperatif
13.00 WIB I T = mengaji TTV klien
R = klien kooperatif
16.00 WIB I T = menyarankan pada klien untuk
membatasi jumlah pengunjung dan
lamanya tinggal
R = klien kooperatif
18.30 WIB I T = mengkaji TTV klien
R = klien kooperatif
20.00 WIB IV T = menganjurkan keluarga untuk
membacakan ayat suci al-qur’an kepada
klien
R = keluarga kooperatif
2. Selasa, I T = mengkaji TTV klien
R = klien kooperatif
10.00 WIB I T = memberikan penyuluhan kepada klien
dan keluarga sebelum pulang
1. I. Evaluasi
No. Hari/tgl/jam Dx Catatan perkembangan Paraf
1. Selasa, I S : keluarga klien mengatakan TD klien
sudah normal
09-04-2011
O : TD: 140/90 mmHg
10.30 WIB
A : masalah teratasi
P:–
I:–
A : masalah teratasi
P:–
I:–
A : masalah teratasi
P:–
I:–
A : masalah teratasi
P:–
I:–
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam pemabhasan makalah mengenai asuhan keperawatan pada klien Ny. U dengan
gangguan sisem kardiovaskular: hipertensi di Ruang Melati YARSI Tasikmalaya pada
tanggal 8-9 April 2011 melalui pendekatan studi kasus didapatkan kesenjangan antara teori
dan kenyataan di lapangan, pembahasan dibahas melalui langkah-langkah keperawatan
sebagai berikut:
1. A. Pengkajian
Pada waktu pengkajian pada kenyataannya lebih mudah melaksanakan pengkajian secara
head tu-toe daripada melakukan pengkajian per sistem. Pada saat mengakaji riwayat
kesehatan klien, peran keluarga klien lebih dominan daripada klien sendiri, perankeluarga
sangatkooperatif dalam memberikan berbagai informasi yang dibutuhka untuk menegakkan
diagnosa, disamping itu berbagai dukungan penulis dikatakan baik dari perawat ruangan,
dokter, maupun petugas kesehatan yang lainya yang bekerja di Ruang Melati.
1. B. Diagnosa Keperawatan
Sedangkan beberapa diagnose yang ada di lapangan tetapi tidak terdapat di buku acuan
penulis antara lain:
1. C. Perencanaan
Patokan penulis dalam tahap perencananan adalah sesuai teori Doenges pada tahun 1999.
1. D. Implementasi
Setelah perencanaan penulis mengacu pada tahap implementasi. Pada tahap ini penulis
melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun
sebelumnya.
1. E. Evaluasi
Dari hasil diagosa didapatkan ternyata ada kesenjangan antara teori dan kenyataan di
lapangan, hal ini dapat dilihat dari perbandingan antara diagnosa teori dan diagnosa yang ada
di lapangan.
BAB V
PENUTUP
1. A. Kesimpulan
Dalam pelaksanaan asuhan keperawaan yang penulis laksanakan pada Ny, U dengan
gangguan sistem kardiovaskular : hipertensi di Ruang Melati YARSI Tasikmalaya diperoleh
kesimpulan bahwa dalam proses asuhan keperawatan dengan gangguan sistem kardiovaskular
: hipertensi dibutuhkan suatu koordinasi yang tepat serta menunjang ke arah tercapainya
tujuan. Salah satu koordinasi ini merupakan bentuk kerjasama tim antara perawat, dokter, staf
ruangan, demi peningakatan status kesehatan klien disertai dengan dukungan penuh dari
keluarga.
1. B. Saran
2. Untuk Klien dan Keluarga
Diharapkan klien mau memotivasi dirinya sendiri untuk pola hidup yang menuju ke
arah berulangnya hipertensi, misalnya hinadri konsumsi garam berlebih, hindari
stress, jangan banyak pikiran, dan olah raga teratur. Anjurkan untuk selalu cek status
kesehatan ke tempat pelayanan kesehatan terdekat.
Diharapkan keluarga memberikan support yang positif bagi klien demi peningakat
status kesehatan klien dan diharapkan keluarga ikut waspada terhadap resiko pada
keluarga klien sendiri.
1. Untuk Siswa
Diharapkan siswa dapat lebih mempersiapkan diri baik dari segi teori, skill, amupun
mental dalam menghadapi klien agar dapat memberikan kontribusi yang maksimal
bagi peningkatan status kesehatan klien.
Memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif bagi klien dengan melihat aspek
bio-psiko-sosio-spiritual
www.google.com
http://www.wikipedia.com
Share this:
Twitter
Facebook1
Leave a Reply
Follow “stnj”