Vous êtes sur la page 1sur 7

ANTIBIOTIKA TETRASIKLIN

1. Sejarah dan Pengertian

Tetrasiklin pertama kali ditemukan oleh Lloyd Conover. Berita tentang Tetrasiklin
yang dipatenkan pertama kali tahun 1955. Tetrasiklin merupakan antibiotika yang
memberi harapan dan sudah terbukti menjadi salah satu penemuan antibiotika penting.
Antibiotik golongan tetrasiklin yang pertama ditemukan adalah klortetrasiklin yang
dihasilkan oleh Streptomyces aureofaciens. Kemudian ditemukan oksitetrasiklin dari
Streptomyces rimosus. Tetrasiklin sendiri dibuat secara semisintetik dari klortetrasiklin,
tetapi juga dapat diperoleh dari spesies Streptomyces lain.

Pada tahun 1950, Profesor Harvard Robert Woodward menentukan struktur kimia
Terramycin, nama merek untuk anggota keluarga tetrasiklin; paten perlindungan untuk
fermentasi dan produksi juga pertama kali diterbitkan pada tahun 1950. Alasan mengapa
disebut tetrasiklin karena terdiri dari 4 ("tetra-") hidrokarbon cincin ("-cycl-") derivasi ("-
ine“) yang merupakan subclass dari poliketida yang memiliki kerangka
octahydrotetracene-2-karboksamida.

Tetrasiklin adalah zat anti mikroba yang diperolah denga cara deklorrinasi
klortetrasiklina, reduksi oksitetrasiklina, atau denga fermentasi. Tetrasiklin merupakan
basa yang sukar larut dalam air, tetapi bentuk garam natrium atau garam HClnya mudah
larut. Dalam keadaan kering, bentuk basa dan garam HCl tetrasiklin bersifat relatif stabil.
Dalam larutan, kebanyakan tetrasiklin sangat labil sehingga cepat berkurang potensinya.

Di antara senyawa-senyawa tetrasiklin tersebut di atas, yang termasuk tetrasiklin alam


ialah tetrasiklin atau akromisin, oksitetrasiklin atau teramisin dan klortetrasiklin atau
auromisin. Sedangkan 6-dimetiltetrasiklin dan 7-kloro-6-dimetiltetrasiklin kedua-duanya
dihasilkan oleh turunan mikroba yang semula berasal dari Streptomyces Aureus. Kedua
senyawa yang terakhir ini sangat sukar diuraikan baik oleh asam maupun basa, sehingga
berguna untuk pengobatan secara oral.

2. Mekanisme Kerja Tetrasiklin

Tetrasiklin bersifat bakteriostatik dengan jalan menghambat sintesis protein. Hal ini
dilakukan dengan cara mengikat unit ribosoma sel kuman 30 S sehingga t-RNA tidak
menempel pada ribosom yang mengakibatkan tidak terbentuknya amino asetil RNA.
Antibiotik ini dilaporkan juga berperan dalam mengikat ion Fe dan Mg. Meskipun
tetrasiklin dapat menembus sel mamalia namun pada umumnya tidak menyebabkan
keracunan pada individu yang menerimanya.

Ada 2 proses masuknya antibiotik ke dalam ribosom bakteri gram negatif; pertama
yang disebut difusi pasif melalui kanal hidrofilik, kedua ialah sistem transport aktif.
Setelah masuk maka antibiotik berikatan dengan ribosom 30S dan menghalangi masuknya
tRNA-asam amino pada lokasi asam amino.

 Efek Antimikroba

Pada umumnya spektrum golongan tetrasiklin sama (sebab mekanismenya sama),


namun terdapat perbedaan kuantitatif dan aktivitas masing-masing derivat terhadap kuman
tertentu. Hanya mikroba yang cepat membelah yang dipengaruhi obat ini. Golongan
tetrasiklin termasuk antibiotik yang terutama bersifat bakteriostatik dan bekerja dengan
jalan menghambat sintesis protein kuman.

3. Golongan obat dan obat-obatannya

a. Golongan obat : Tetrasiklin

b. Contoh Obat Paten

 Cetacycline-P®
 Conmycin®
 Corsatet 250®
 Dumocycline®
 Farsyclin®
 Hitetra®
 Ikacycline®
 Indocycline®
 Licocklin®
 Spectrocycline®
 Super Tetra®
 Tetradex®
 Tetrarco®
 Tetrin®

4. Obat dan dosis pemberian

a. Contoh obat yang mengandung tetrasiklin antara lain:

1. Conmycini

Komposisi : Tetracycline HCL

Indikasi : Infeksi karena organisme yang peka terhadap tetrasiklin

Dosis : 1 kaps 4 x/ hr. Brucellosis 500 mg 4 x/hr selama 3 minggu.


Sifilis 30-40 g dalam dosis terbagi selama 15 hr.

Penggunaan obat : Berikan pada saat perut kosong 1 jam sebelum atau 2 jam
sesudah makan dengan segelas air, dalam posisi tegak. Dapat
diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak
nyaman pada GI.

Kontra Indikasi : Riwayat hipersensitivitas terhadap tetrasiklin. Hamil, anak <12


tahun.

Efek samping : Anoreksia, mual, muntah, diare, gossitis, disfagia, enterokolitis,


lesi inflamasi, ruam makulopapular dan eritematosa,
fotosensitif.

2. Corsamycin

Komposisi : Oxytetracycline HCl

Indikasi : Bronkitis akut dan kronis termasuk pencegahan eksaserbasi


akut, bronkopneumonia dan atipikal pneumonia disebabkan
oleh mikoplasma pneumonia, bronkiektasis terinfeksi,
bronkiolitis, otitis media, angina vincenti, infeksi traktus
urinatius, uretritis non-GO, infeksi bakteri pada trakus GI dan
biliaris, infeksi jaringan lunak, infeksi pasca persalinan
(endometritis), meningitis dan endokarditis, akne vulgaris, GO
dan sifilis yang tidak sesuai dengan penisilin. Granuloma
inguinal dan khankroid, bruselosis, kolera, amubasis, tifus dan
Q-fever, psikatosis dan limfogranuloma venereum, trakoma.

Dosis : Dewasa 250-500mg tiap 6 jam selama 5-10 hari (untuk


kebanyakan infeksi). Infeksi nafas seperti eksaserbasi akut
bronkitis dan pneumonia karena mikoplasma 500 mg 4 x/hr.
Profilaksis infeksi saluran respiratorius 250 mg 2-3 x/hr. GO
dan sifilis, bruselosis total dosis 2-3 g/hr.

Penggunaan Obat : Berikan pada saat perut kosong 1 jam sebelum atau 2 jam
sesudah makan.

Kontra Indikasi : Hipersensitif, gangguan ginjal. Hamil, anak < 7 tahun.

Efek samping : Gangguan GI, gatal di anus dan vulva. Perubahan warna gigi
dan hipoplasia pada anak, hambatan pertumbuhan tulang
sementara. Dosis tinggi: uremia.

3. Corsatet

Komposisi : Tetracycline HCl

Indikasi : Abses, akne, amubiasis, anthraks, disentri basiler, bartonellosis,


bronkitis akut dan kronis, infeksi bronkopulmoner, bruselosis,
kankroid, difteri, infeksi traktus genitourinaria, GO, granuloma
inguinale, infeksi yang menyertai fibrosis kistik pankreas,
listeriosis, limfograuloma venereum, infeksi bakteri campuran,
osteomielitis, otitis eksterna dan media, pertusis, faringitis,
pneumonia, psittakosis, pielonefritis akut dan kronis, rocky
mountain spotted fever, demam scarlet, sinusitis, infeksi
jaringan lunak, sifilis, tonsilitis, tularemia, tifoid, ricketsia,
uretritis (non-GO), pencegahan pra dan pasca bedah dan dental.

Dosis : Dewasa 250 mg 4 x/hr. Infeksi berat 1500-2000 mg/hr. Anak


20-40 mg/kg/BB/hr, dosis terbagi. Sifilis dosis total 30-40 g
dalam dosis terbagi rata selama 10-15 hari. Bruselosis
kombinasi dengan streptomisin.

Penggunaan obat : Berikan pada saat perut kosong 1 jam sebelum atau 2 jam
sesudah makan dengan segelas air, dalam posisi tegak. Dapat
diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak
nyaman pada GI.

Kontra Indikasi : Hipersensitif, gangguan ginjal berat, hamil, anak < 12 tahun.

Efek samping : Gangguan GI, supersenitif, hepatotoksik dan nefrotoksik. Jarang


meningkatkan TIK, SLE. Perubahan warna gigi dan hipoplasia
gigi pada anak dalam masa pertumbuhan.

b. Bentuk Sediaan

Capsul (250 mg; 500 mg).

Capsul sebaiknya diminum dengan air putih yang banyak saat berdiri atau duduk.

5. Efek samping Tetrasiklin

Efek samping dalam penggunaan tetrasiklin diantaranya yaitu:

1. Perusakan warna pada gigi


Tetrasiklin mengandung gugus-gugus hidroksil, dimana gugus tersebut akan
membentuk ikatan bila dikombinasikan dengan Ca++ sebagai unsur-unsur pembentuk
gigi. Tetrasiklin dapat mengikat kalsium secara irreversible, kemudian berikatan
dengan kristal hidroksiapatit baik di dentin maupun enamel. Juga, mempunyai
kemampuan membentuk kompleks atau ikatan dengan kristal hidroksiapatit dalam gigi
sehingga mengakibatkan terbentuknya senyawa orthocalcium phosphat complex yang
tertimbun pada gigi dan menyebabkan perubahan warna pada gigi. Dentin ditunjukkan
sebagai jaringan yang paling sulit untuk berubah warna daripada enamel jika melalui
plasenta.
Ada beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya perubahan warna pada gigi.
Faktor-faktor tersebut antara lain struktur kimia dari senyawa tetrasiklin, dosis yang
digunakan, lamanya pemakaian dan masa pembentukan gigi.
Faktor utama penyebab dari perubahan warna pada gigi anak akibat tetrasiklin
adalah pemberian obat dalam masa pembentukan gigi, baik gigi sulung maupun gigi
permanen. Pada masa pembentukan gigi, struktur gigi yang sedang mengalami
kalsifikasi seperti kalsium akan diikat oleh tetrasiklin secara irreversible. Kemudian
ikatan tersebut mengikat hidroksi apatit dalam struktur gigi yang sedang erupsi. Ikatan
ini nantinya akan menetap pada dentin dan enamel sehingga mengakibatkan perubahan
warna pada gigi.

2. Merapuhkan gigi dan melubangi gigi


Pemakaian tetrasiklin yang terus-menerus menyebabkan email gigi tidak
terbentuk sempurna, dan permukaan gigi tidaklah halus dan rata. Gigi menjadi sulit
dibersihkan, dan plak menempel dengan kuat sehingga gigi mudah berlubang.

3. Gangguan pencernaan
Gangguan saluran pencernaan merupakan yang sering terjadi. Diantaranya seperti
mual, muntah, diare, nyeri menelan , iritasi kerongkongan. Efek samping yang jarang
terjadi termasuk : kerusakan hati, pankreatitis, gangguan darah, fotosensitif, reaksi
hipersensitif (ruam, dermatitis eksfoliatif, sindrom steven-johnson, urtikaria,
angioedema, anafilaksis, carditis). Sakit kepala dan gangguan penglihatan dapat terjadi
dan dapat menjadi penanda peningkatan tekanan dalam kepala dan segera hentikan
pengobatan bila ini terjadi.

6. Hal yang perlu diperhatikan perawat apabila menyerahkan obat ini

Hal-hal yang perlu diperhatikan perawat apabila klien akan menggunakan antibiotik ini
adalah sebagai berikut :

a. Hati-hati memberikan antibiotik ini pada penderita dengan fungsi hati dan ginjal yang
rusak terutama pada pemakaian obat dalam jangka waktu panjang.
b. Tidak boleh menggunakan tetracycline jika klien sedang hamil. Antibiotik ini
menghambat perkembangan gigi dan tulang termasuk untuk janin.
c. Tetracycline mengurangi efektivitas kontrasepsi oral. Oleh karena itu sebaiknya suruh
klien untuk menggunakan alat kontrasepsi lain berupa kondom atau alat kontrasepsi
lainnya.
d. Tetracycline disekresi ke dalam air susu ibu (ASI). Perawat menyerankan pada ibu
menyusui sebaiknya tidak menggunakan antibiotik ini.
e. Anak usia di bawah 8 tahun tidak boleh menggunakan antibiotik ini karena bisa
menghambat perkembangan gigi dan tulang. Antibiotik ini juga bisa menyebabkan gigi
berubah warna menjadi kuning, abu-abu, coklat hingga hitam.
f. Susu, yogurt, dan produk susu lainnya, suplemen zat besi, multivitamin, suplemen
kalsium, antasida, atau obat pencahar menyebabkan antibiotik ini menjadi tidak aktif.
Kalau penggunaan antibiotik ini memang dibutuhkan beri jarak waktu yang cukup.
Jika ada obat pilihan lain, sebaiknya dipilih obat yang lebih aman.
g. Berikan Tetracycline sesuai dengan anjuran dokter, baik itu jumlah maupun durasi
penggunaanya. Jangan menghentikan pengobatan di tengah jalan untuk mencegah
terjadinya resistensi.

DAFTAR PUSTAKA

 FARMAKOLOGI DAN TERAPI EDISI 4. 1995. fakultas kedokteran UI ,Jakarta


 Mycek, Mary J. 2001. Farmakologi : ulasan bergambar Ed.2. Jakarta : Widya Medika.

Vous aimerez peut-être aussi