Vous êtes sur la page 1sur 14

LAPORAN PELAKSANAAN

STASE MANAJEMEN KEPERAWATAN


ROLEPLAY KEPALA RUANG DI RUANG SOEPARDJO ROESTAM ATAS
RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

DISUSUN OLEH :
CINTYA PUSPA DEWI
1811040078

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Manajemen keperawatan saat ini perlu mendapat perhatian dan prioritas utama
dalam pengembangan keperawatan ke depan. Pengembangan keperawatan sangat
berkaitan dengan tuntutan profesi maupun tuntutan global tentang kualitas pelayanan
keperawatan, sehingga diperlukan pengelolaan secara profesional, khususnya
kemampuan profesional manajerial perawat dalam melaksanakan peran perawat
sebagai manajer. Sekarang ini, sebagaimana kita ketahui bahwa sistem pelayanan
kesehatan khususnya sistem pelayanan keperawatan mengalami perubahan sangat
pesat. Perubahan tersebut selain karena semakin meningkatnya ilmu pengetahuan dan
teknologi keperawatan, juga sebagai dampak dari situasi politik dan sistem sosial,
ekonomi yangs ering mengalmai perubahan. Aspek perubahan tersebut berimplikasi
terhadap perubahan sistem pelayanan keperawatan sekaligus menjadi tantangan bagi
tenaga perawat profesional (Nursalam, 2002).
Manajemen keperawatan harus dapat diaplikasi dalam tatanan pelayanan
nyata, baik di rumah sakit maupun di masyarakat, sehingga perawat perlu memahami
konsep pengelolaan pelayanan keperawatan, terutama tentang penerapan peran
perawat manajer. Konsep yang harus dikuasai adalah konsep perubahan, konsep
manajemen keperawatan, penyusunan perencanaan (rencana strategi) dan langkah-
langkah penyelesaian masalah.
Manajemen keperawatan adalah proses untuk melaksanakan pekerjaan melalui
upaya orang lain. Menurut P. Siagian manajemen berfungsi untuk melakukan semua
kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka pencapian tujuan dalam batas yang telah
ditentukan pada tingkat administrasi. Sedangkan Liang Lie mengatakan bahwa
menejemen adalah suatu seni dan ilmu perencanaan, pengarahan, pengorganisasian
dan pengontrol dari benda dan manusia untuk mencapai tujuan yang ditentukan
sebelumnya. Mengimplementasikan ketrampilan manajerial yang harus dimiliki
kepala ruangan sebagai manajer antara lain adalah supervisi pelayanan keperawatan
dan melakukan penilaian kinerja tenaga keperawatan sesuai dengan tanggung jawab
dalam mengatur dan mengendalikan kegiatan pelayanan keperawatan di ruang rawat
inap (Depkes,1999).
Era globalisasi dan kemajuan ilmu serta teknologi mengakibatkan masyarakat
dengan mudah mengakses sumber informasi. Informasi yang banyak diterima oleh
masyarakat membuat mereka semakin kritis dalam menggunakan jasa pelayanan.
Tuntutan masyarakat terhadap pelayanan yang berkualitas merupakan masukan bagi
pemberi pelayanan yang harus direspon bila ingin tetap bertahan. Bersamaan dengan
hal tersebut di atas, kebijakan pasar bebas menciptakan iklim kompetisi terhadap
pelayanan kesehatan yang diadakan Rumah sakit baru dengan berorientasi pada
kepuasan klien yang menjadi tujuan penggunaan jasa pelayanan Rumah sakit
(Depkes, 2000).
Rumah sakit merupakan subsistem pelayanan kesehatan yang mempunyai
fungsi penyediaan pelayanan kesehatan yang paripurna sekaligus sebagai pusat
latihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian. Rumah sakit sebagai organisasi
sistem terbuka pada hakekatnya akan terkena imbasan dari perubahan supra sistem
yang lebih besar. Imbasan tersebut berdampak pada keinginan Rumah sakit untuk
memenangkan persaingan melalui pelayanan kesehatan yang berkualitas dan
berorientasi pada kepuasan klien. Pelayanan yang berkualitas merupakan jaminan rasa
aman dan nyaman bagi klien. Kualitas pelayanan kesehatan yang dihasilkan oleh
Rumah sakit sangat dipengaruhi oleh kinerja pemberi pelayanan kesehatan. Kinerja
pemberi pelayanan kesehatan khususnya perawat pelaksana dapat dipengaruhi oleh
supervisi yang dilakukan oleh kepala ruangan (Schmele, 1996). Menurut Ilyas (1996),
bahwa supervisi yang baik dan terencana dapat meningkatkan kinerja personel. Dalam
sebuah proses supervisi dari kepala ruangan terhadap perawat pelaksana akan terjadi
bimbingan, pengarahan, perbaikan dan umpan balik, sehingga melalui supervisi dapat
meningkatkan kinerja perawat.
Kepuasan kerja perawat pelaksana terhadap supervisi kepala ruangan dapat
meningkatkan motivasi untuk menghasilkan kinerja yang lebih baik sehingga tercapai
kualitas pelayanan keperawatan (Hasibuan, 1996). Bitel (1995), mengemukakan
bahwa kualitas supervisi dapat dipengaruhi oleh kompetensi kepala ruangan dalam
melakukan supervisi. Berdasarkan uraian di atas maka kompetensi supervisi kepala
ruangan mempunyai peran strategis dalam menghasilkan kualitas pelayanan
kesehatan.
B. TUJUAN MENJADI KEPALA RUANG KEPERAWATAN
Mengimplementasikan tugasKepala Ruang sebagai perencana,
pengorganisasian, penggerakan atau penggarahan, dan pengawasan di Ruang
Soepardjo Roestam Atas RSUD Prof. Dr Margono Soekarjo Purwokerto.

C. VISI DAN MISI


a. Moto
Melayani Dengan Sepenuh Hati

b. Visi

Prima Dalam Pelayanan Sub Spesialistik & Pendidikan Profesi

c. Misi

a) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan rujukan sub spesialistik.

b) Menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat di

bidang kesehatan.

c) Mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) melalui peningkatan

profesionalisme dan kesejahteraan.

d) Mengembangkan sarana dan prasarana yang unggul, tepat dan aman.

e) Mengembangkan sistem manajemen yang handal, transparan, akuntabel,

efektif & efisien.


BAB II

TINJAUAN TEORI

A. ASPEK MANAJEMEN KEPALA RUANG

1. Pengertian

Kepala ruangan adalah Seorang perawat profesional yang diberi

wewenang dan tanggung jawab dan mengelola kegiatan pelayanan

perawatan di satu ruang rawat. Kepala ruang adalah seorang tenaga

keperawatan professional yang diberikan tanggung jawab serta

kewenangan dalam mengelola/mengatur kegiatan pelayanan keperawatan

di ruang rawat (Depkes, 2000).

2. Persyaratan Kepala Ruang

Berdasarkan Depkes (2000), syarat menjadi kepala ruang yaitu:

pendidikan minimal Ahli Madya Keperawatan/Kebidanan, pernah

mengikuti kursus/pelatihan manajemen pelayanan keperawatan ruang atau

bangsal, memiliki pengalaman kerja sebagai perawat pelaksana 3-5 tahun,

serta sehat jasmani dan rohani.Persyaratan sebagai kepala ruang

memberikan gambaran kepada kita bahwa jabatan kepala ruang diberikan

bukan berdasarkan kesenioran tetapi lebih pada kemampuan seseorang

dalam mencapai tujuan melalui orang lain.

3. Tanggung Jawab Kepala Ruang

1) Kebenaran dan ketepatan rencana kebutuhan tenaga keperawatan.

2) Kebenaran dan ketepatan progam pengembangan pelayanan

keperawatan.

3) Keobyektifan dan kebenaran penilaian kinerja tenaga keperawatan.


4) Kelancaran kegiatan orientasi perawat baru.

5) Kebenaran dan ketepatan protab / SOP pelayanan keperawatan.

6) Kebenaran dan ketepatan laporan berkala pelaksanaan pelaksaaan

keperawatan.

7) Kebenaran dan ketepatan kebutuhan dan penggunaan alat.

8) Kebenaran dan ketepatan pelaksanaan progam bimbingan

siswa/mahasiswa institusi pendidikan keperawatan.

4. Wewenang Kepala Ruang

Dalam menjalankan tugasnya, kepala ruang mempunyai wewenang

sebagai berikut: meminta informasi dan pengarahan kepada atsan, member

petunjuk dan bimbingan pelaksanaan tugas staf keperawatan, mengawasi,

mengendalikan dan menilai pendayagunaan tenaga keperawatan, peralatan

dan mutu asuhan keperawatan di ruang rawat, menanda tangani surat dan

dokumen yang ditetapkan menjadi wewenang kepala ruang, menghadiri

rapat berkala dengan kepala instansi/kasi/kepala rumah sakit untuk

kelancaran pelaksanaan pelayanan keperawatan (Depkes, 2000).

5. Uraian Tugas Kepala Ruang

1) Tugas Pokok

Mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan Keperawatan di

ruang rawat yang berada di wilayah tanggung jawabnya.

2) Uraian Tugas Umum

a. Melaksanakan fungsi perencanaan, meliputi :


 Menunjuk perawat primer dan perawat asosiet serta tugasnya
masing-masing.
 Mengikuti serah terima pasien di shift sebelumnya.
 Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien dibantu perawat
primer.
 Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan
aktivitas dan tingkat ketergantungan pasien dibantu oleh
perawat primer.
 Merencanakan strategi pelaksanaan perawatan.
 Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi,
patofisiologi, tindakan medis yang dilakukan, program
pengobatan dan mendiskusikan dengan dokter tentang tindakan
yang akan dilakukan terhadap klien.
 Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan :
1. Membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan.
2. Membimbing penerapan proses keperawatan.
3. Menilai asuhan keperawatan.
4. Mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah.
5. Memberikan informasi kepada pasien/keluarga yang baru
masuk.
 Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri.
 Membantu membimbing terhadap peserta didik keperawatan.
 Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan rumah
sakit.
b. Melaksanakan fungsi pengorganisasian, meliputi :
 Merumuskan metode penugasan yang digunakan.
 Merumuskan tujuan metode penugasan.
 Membuat rincian tugas perawat primer dan perawat asosiet
secara jelas.
 Membuat rencana kendali, kepala ruangan membawahi 2
perawat primer dan perawat primer membawahi 2 perawat
asosiet.
 Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan, membuat
proses dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari.
 Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan.
 Mengatur dan mengendalikan situasi lahan praktek.
 Mendelegasikan tugas saat kepala ruang tidak berada di tempat
kepada perawat primer.
 Mengembangkan kemampuan anggota.
 Menyelenggarakan konferensi.
c. Melaksanakan fungsi pengarahan, meliputi :
 Memberi pengarahan tentang penugasan kepada perawat
primer.
 Memberikan pujian kepada perawat yang mengerjakan tugas
dengan baik.
 Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan, ketrampilan
dan sikap.
 Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan
berhubungan dengan asuhan keperawatan klien.
 Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam
melaksanakan tugasnya.
 Meningkatkan kolaborasi.
d. Melaksanakan fungsi pengawasan, meliputi :
 Melalui komunikasi, mengawasi dan berkomunikasi langsung
dengan perawat primer mengenai asuhan keperawatan yang
diberikan kepada klien.
 Melalui supervisi :
1) Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamati sendiri
atau melalui laporan langsung secara lisan dan
memperbaiki/mengawasi kelemahan-kelemahan yang ada
saat ini.
2) Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek daftar hadir,
membaca dan memeriksa rencana keperawatan serta
catatan yang dibuat selama dan sesudah proses keperawatan
dilakukan (didokumentasikan), mendengar laporan dari
perwat primer.
e. Melaksanakan fungsi evaluasi, meliputi :
 Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan
rencana keperawatan yang telah disususn bersama.
 Audit keperawatan.
B. Pengkajian dan Perencanaan
Hasil pengkajian yang dilakukan pada hari Sabtu, 13 April 2019 didapatkan
data bahwa pasien yang berada di Ruang Soepardjo Roestam Atas bagian
bedah dan jantung paru sebanyak 6 pasien dengan kriteria sebagai berikut :
a. Minimal care sebanyak 7 orang :
1. Tn. P dengan CAP, CHF (kamar 204 B)
2. Ny. S dengan HCAP, Susp Massa Paru Kanan (kamar 207 B)
3. Ny. W dengan STEMI Inferior, Post Streptase (kamar 208 B)
4. Tn. S dengan Ca Paru, Efusi Pleura (kamar 217 B)
5. Ny. I dengan Post Op Cholelitectomi (kamar 205 A)
6. Ny. M dengan CHF, IHD (kamar 212 B)
b. Partial care sebanyak 0 orang.
c. Total care sebanyak 0 orang.
Ruang Soepardjo Roestam Atas merupakan ruangan yang menggunakan
metode Tim, dimana dalam ruangan dibagi menjadi 1 Tim, yaitu PP yang
bertanggung jawab pada pasien bagian bedah, jantung dan paru.
PP 1 : PP 1 dipimpin oleh Eka Yuliani dimana membawahi perawat
associate (PA) Tia Afriani, Dian Eka Pratiwi Gani, Oksi Anjar
Winanti.
1) Kebutuhan Tenaga Keperawatan Menurut Douglas (1984)
Tabel perhitungan jumlah perawat yang dibutuhkan di ruang
Soepardjo Roestam Atas
Minimal Partial Total Jumlah
Pagi 6 x 0,17 = 0 x 0,27 = 0 0 x 0,36 = 0 1,02
1,02
Sore 6 x 0,14 = 0 x 0,15 = 0 0 x 0,30 = 0 0,84
0,84

Berdasarkan hasil perhitungan menurut Douglas (1984) didapatkan


jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan sebanyak 1,86 orang dibulatkan
menjadi 2 orang perawat, sehingga kesimpulan yang dapat diambil dari
perhitungan tenaga perawat adalah :
 Shift pagi 1 orang perawat
 Shift sore 1 orang perawat
Jumlah tempat tidur yang tersedia 10 bed, jumlah pasien 6 orang, sehingga
tempat tidur yang kosong sebanyak 2 bed. Maka untuk perhitungan BOR
dapat dilihat sebagai berikut :
6
𝐵𝑂𝑅 = 𝑥 100%
10
= 60%
C. Struktur Organisasi

Kepala Ruang
Cintya Puspa Dewi, S.Kep

PP I
Eka Yuliani, S.Kep

PA I PA II PA III
Tia Afriani, S.Kep Dian Eka Pratiwi G, S.Kep Oksi Anjar Winanti, S.Kep
D. Pelaksanaan Kegiatan

Hari/Tanggal/Jam Kegiatan Keterangan


Sabtu, 13 April 2019
07.15 - 07.30 WIB Apel pagi
07.30 - 07.50 WIB Memimpin jalannya meeting morning yang
meliputi:
 Salam
 Membaca doa
 Memberikan kesempatan kepada PP
untuk membacakan hasil apel pagi
 Memberikan kesempatan kepada
perawat lain untuk menyampaikan
pendapatnya.
 Mengisi materi ± 10 menit tentang
patien safety (hand hygiene)
 Memberikan kesempatan kepada
perawat yang jaga malam untuk
membacakan hasil laporan jaga
malam.
 PJ Sift mengoperkan / menyampaikan
kondisi/keadaan pasien: Diagnosa
medis, keluhan, dan program-program
yang belum dilaksanakan. Tindak
lanjut untuk sift berikutnya.
 Perawat sift berikutnya
mengklarifikasi penjelasan yang
sudah disampaiakan.
 Karu/Pj sift memimpin doa bersama
dan menutup acara.
07.50 – 08.00 WIB Keliling ke pasien untuk cek kondisi pasien
08.00 – 08.15 WIB Memantau jalannya pre conference
danpembagian beban kerja
08.15 – 08.40 WIB Mengatur dan mengendalikan kegiatan
keperawatan kepada anggota tim
08.45 – 10.00 WIB Mengawasi pelaksanaan pemberian
pelayanan kesehatan
10.00 – 11.00 WIB Melakukan supervisi
11.00 – 12.30 WIB Mengenal/mengetahui kondisi pasien dan
dapat menilai tingkat kebutuhan pasien
12.30 – 13.30 WIB Melakukan evaluasi
13.30 – 14.00 WIB Memantau jalannya post conference
14.00 – 14.15 WIB Memantau jalannya operan jaga dengan jaga
sore
E. Evaluasi Kerja dan Kegiatan
 Evaluasi kerja
a. PP I : melaksanakan tugasnya dengan baik.
b. PA : Melaksanakan tugasnya dengan baik.
 Kegiatan
a. Proses meeting morning berjalan dengan baik, dan membahas tentang telah
terlaksananya tera, kemuidan wajib mengurangi sampah plastik dengan cara
membawa bekal sendiri menggunakan tempat makan atau tempat minum, serta
instrumen serah terima dari IGD atau IBS yang perlu dilengkapi, dan
menyamaikan program kerja selanjutnya yaitu tentang patien safety (hand
hygiene).
b. Proses operan jaga berjalan dengan baik.
c. Proses pre conference yang dipimpin oleh Cintya Puspa Dewi dilakukan PP I
yaitu Eka Yuliani kepada PA I yaitu Tia Afriani terhadap pasien kelolaan berjalan
dengan baik dan PA paham tentang rencana keperawatan yang telah dibuat oleh
PP.
d. PP dan PA melaksanakan masukan dari Kepala Ruang pada saat supervisi.
e. Proses operan jaga dari shift pagi ke shift siang berjalan dengan baik, PP
mengoperkan kepada PA II dan PA III serta membacakan diagnosa, program-
program yang harus dilakukan dilakukan keliling kepada semua pasien kelolaan.
Dilanjutkan dengan post conference antara PP kepada PA II dan PA III berjalan
dengan baik.
Purwokerto, 13 April 2019
Kepala Ruang

Cintya Puspa Dewi

Vous aimerez peut-être aussi