Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
OLEH : KELOMPOK 2
ANGGOTA:
A. Pengkajian
1. Identitas : Nama, No RM, Usia, jenis kelamin, pekerjaan, agama, tanggal masuk RS,
pendidikan, penanggung jawab sebagai penanda identitas klien
2. Riwayat Kesehatan
Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
1. Keluhan Utama :
2. Riwayat Keluhan Utama :
1) Mulai timbul keluhan :
2) Sifat keluhan :
3) Lokasi :
4) Keluhan Lain yang menyertai :
5) Upaya yang dilakukan untuk menghilangkan /mengurangi keluhan :
B. Palpasi
Abdomen
a) Posisi pasien berbaring terlentang dan pemeriksa disebelah kanannya
b) Lakukan palpasi ringan di tiap kuadran abdomen dan hindari area yang telah
diketahui sebelumnya sebagai titik bermasalah, seperti apendisitis.
c) Tempatkan tangan pemeriksa diatas abdomen secara datar, dengan jari- jari
ekstensi dan berhimpitan serta pertahankan sejajar permukaan abdomen.
d) Palpasi dimulai perlahan dan hati-hati dari superfisial sedalam 1 cm untuk
mendeteksi area nyeri, penegangan abnormal atau adanya massa.
e) Bila otot sudah lemas dapat dilakukan palpasi sedalam 2,5 – 7,5 cm, untuk
mengetahui keadaaan organ dan mendeteksi adanya massa yang kurang jelas
teraba selama palpasi
f) Perhatikan karakteristik dari setiap massa pada lokasi yang dalam, meliputi
ukuran, lokasi, bentuk, konsistensi, nyeri, denyutan dan gerakan
g) Perhatikan wajah pasien selama palpasi untuk melihat adanya tanda/ rasa tidak
nyaman
h) Bila ditemukan rasa nyeri, uji akan adanya nyeri lepas, tekan dalam kemudian
lepas dengan cepat untuk mendeteksi apakah nyeri timbul dengan melepaskan
tekanan.
i) Minta pasien mengangkat kepala dari meja periksa untuk melihat kontraksi
otot-otot abdominal
Hepar
a) Posisi pasien tidur terlentang.
b) Pemeriksa disamping kanan dan menghadap pasien.
c) Letakkan tangan kiri pemeriksa dibawah torak/ dada kanan posterior pasien
pada iga kesebelas dan keduabelas dan tekananlah kearah atas.
d) Letakkan telapak tangan kanan di atas abdomen, jari-jari mengarah ke kepala /
superior pasien dan ekstensikan sehingga ujung-ujung jari terletak di garis
klavikular di bawah batas bawah hati.
e) Kemudian tekanlah dengan lembut ke dalam dan ke atas.
f) Minta pasien menarik napas dan cobalah meraba tepi hati saat abdomen
mengempis.
Kandung Empedu
a) Posisi pasien tidur terlentang.
b) Pemeriksa disamping kanan dan menghadap pasien.
c) Letakkan telapak tangan kiri pemeriksa dibawah dada kanan posterior pasien
pada iga XI dan XII dan tekananlah kearah atas.
d) Letakkan telapak tangan kanan di atas abdomen, jari-jari mengarah ke kepala /
superior pasien dan ekstensikan sehingga ujung-ujung jari terletak di garis
klavikular di bawah batas bawah hati.
e) Kemudian tekan lembut ke dalam dan ke atas.
f) Mintalah pasien menarik napas dan coba meraba tepi hati saat abdomen
mengempis.
g) Palpasi di bawah tepi hati pada sisi lateral dari otot rektus.
h) Bila diduga ada penyakit kandung empedu, minta pasien untuk menarik napas
dalam selama palpasi.
Limpa
a) Posisi pasien tidur terlentang
b) Pemeriksa disamping kanan dan menghadap pasien
c) Letakkan secara menyilang telapak tangan kiri pemeriksa di bawah pinggang
kiri pasien dan tekanlah keatas.
d) Letakkan telapak tangan kanan dengan jari-jari ektensi diatas abdomen
dibawah tepi kiri kostal.
e) Tekanlah ujung jari kearah limpa kemudian minta pasien untuk menarik napas
dalam.
f) Palpasilah tepi limpa saat limpa bergerak ke bawah kearah tangan pemeriksa
g) Apabila dalam posisi terlentang tidak bisa diraba, maka posisi pasien
berbaring miring kekanan dengan kedua tungkai bawah difleksikan.
h) Pada keadaan tertentu diperlukan Schuffner test
Aorta
a) Posisi pasien tidur terlentang
b) Pemeriksa disamping kanan dan menghadap pasien
c) Pergunakan ibu jari dan jari telunjuk tangan kanan.
d) Palpasilah dengan perlahan namun dalam ke arah abdomen bagian atas tepat
garis tengah.
Pemeriksaan Asites
a) Posisi pasien tidur terlentang.
b) Pemeriksa disamping kanan dan menghadap pasien.
c) Prosedur ini memerlukan tiga tangan.
d) Minta pasien atau asisten untuk menekan perut pasien dengan sisi ulnar tangan
dan lengan atas tepat disepanjang garis tengah dengan arah vertikal.
e) Letakkan tangan pemeriksa dikedua sisi abdomen dan ketuklah dengan tajam
salah satu sisi dengan ujung- ujung jari pemeriksa.
f) Rasakan impuls / getaran gelombang cairan dengan ujung jari tangan yang
satunya atau bisa juga menggunakan sisi ulnar dari tangan untuk merasakan
getaran gelombang cairan.
Colok Dubur
Pemeriksaan abdomen dapat diakhiri dengan colok dubur (sifatnya kurang
menyenangkan sehingga ditaruh paling akhir).Pemeriksaan ini dapat dilakukan
pada pasien dalam posisi miring (symposisi), lithotomi, maupun knee-
chest.Pemeriksaan dapat dilakukan dengan satu tangan maupun dua tangan
(bimanual, satu tangannya di atas pelvis).Colok dubur perlu hati-hati karena sifat
anus yang sensitif, mudah kontraksi.Oleh karena itu colok dubur dilakukan
serileks mungkin menggunakan lubrikasi.Sebaiknya penderita kencing terlebih
dahulu. Pada posisi lithotomi diagnosis letak kelainan menggunakan posisi jam
yakni jam 3 sebelah kanan, jam 9 sebelah kiri, jam 6 ke arah sacrum dan jam 12
ke arah pubis.
C. Auskultasi
a) Pasien berbaring terlentang dengan tangan dikedua sisi.
b) Letakan bantal kecil dibawah lutut dan dibelakang kepala.
c) Letakkan kepala stetoskop sisi diafragma di daerah kuadran kiri bawah. Berikan
tekanan ringan, minta pasien agar tidak berbicara. Bila mungkin diperlukan 5
menit terus menerus untuk mendengar sebelum pemeriksaan menentukan tidak
adanya bising usus.
d) Dengarkan bising usus apakah normal, hiperaktif, hipoaktif, tidak ada bising usus
dan perhatikan frekwensi/karakternya.
e) Bila bising usus tidak mudah terdengar, lanjutkan pemeriksaan dengan sistematis
dan dengarkan tiap kuadran abdomen.
f) Kemudian gunakan sisi bel stetoskop, untuk mendengarkan bunyi desiran
dibagian epigastrik dan pada tiap kuadran diatas arteri aortik, ginjal, iliaka,
femoral dan aorta torakal. Pada orang kurus mungkin dapat terlihat gerakan
peristaltik usus atau denyutan aorta.
D. Perkusi
Abdomen
Lakukan perkusi di empat kuadran dan perhatikan suara yang timbul pada saat
melakukannya dan bedakan batas-batas dari organ dibawah kulit.Organ berongga
seperti lambung, usus, kandung kemih berbunyi timpani, sedangkan bunyi pekak
terdapat pada hati, limfa, pankreas, ginjal.