Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
2. Tahap-Tahap Berduka
Tahap-tahap berduka menurut Kubler-Ross, (1969) dalam Purwanto, (2011) yaitu :
12
a. Menolak (Denial) Pada tahap ini pasien tidak siap menerima keadaan yang sebenarnya
terjadi dan menunjukkan reaksi menolak.
b. Marah (Anger) Kemarahan terjadi karena kondisi pasien mengancam kehidupannya
dengan segala hal yang telah diperbuatnya sehingga menggagalkan cita-citanya.
c. Menawar (Bargaining) Pada tahap ini kemarahan baisanya mereda dan pasien dapat
menimbulkan kesan sudah dapat menerima apa yang terjadi dengan dirinya.
d. Kemurungan (Depresi) Selama tahap ini, pasien cenderung untuk tidak banyak bicara
dan mungkin banyak menangis. Ini saatnya bagi perawat untuk duduk dengan tenang
disamping pasien yang sedangan melalui masa sedihnya sebelum meninggal.
e. Menerima atau Pasrah (Acceptance) Pada fase ini terjadi proses penerimaan secara
sadar oleh pasien dan keluarga tentang kondisi yang terjadi dan hal-hal yang akan
terjadi yaitu kematian. Fase ini sangat membantu apabila pasien dapat menyatakan
reaksi-reaksinya atau rencana-rencana yang terbaik bagi dirinya menjelang ajal.
Misalnya: ingin bertemu dengan keluarga terdekat, menulis surat wasiat.
3) Broad opening
a) Mengkomunikasikan topik/ pikiran yang sedang dipikirkan pasien.
b) Perawat perlu waspada terhadap isyarat pasien dengan denial dengan cara
mananyakan tentang kondisinya atau prognosisnya dan pasien dapat
mengekspresikan perasaan-perasaannya.
b. Angger
Pada tahap ini kita dapat mempergunakan tehnik komunikasi listening :
perawat berusaha dengan sabar mendengarkan apapun yang dikatakan pasien lalu
diklarifikasikan.
a) Membiarkan pasien untuk mengekspresikan keinginan, menggambarkan apa
yang akan dan sedang terjadi pada mereka.
b) Beri perhatian dan lingkungan yang nyaman dan cegah injuri.
c) Biasanya pasien akan merasa berdosa telah mengekspresikan perasaannya
yang marah. Perawat perlu membantunya agar mengerti bahwa marah
12
merupakan hal yang normal dalam merespon perasaan kehilangan menjelang
kamatian. Akan lebih baik bila kemarahan ditujukan kepada perawat sebagai
orang yang dapat dipercaya, memberikan rasa aman dan akan menerima
kemarahan tersebut, serta meneruskan asuhan sehingga membantu pasien
dalam menumbuhkan rasa aman.
c. Bargaining
Pada tahap ini kita dapat mempergunakan teknik komunikasi :
1) Focusing
a) Bantu pasien mengembangkan topik atau hal yang penting
b) Ajarkan pasien agar dapat membuat keputusan dalam hidupnya yang
bermakna.
2) Sharing perception
a) Menyampaikan pengertian perawat dan mempunyai kemampuan untuk
meluruskan kerancuan.
b) Dengarkan pasien pada saat bercerita tentang hidupnya.
d. Depresi
a) Perlakukan pasien dengan sabar, penuh perhatian dan tetap realitas.
b) Kaji pikiran dan perasaan serta persepsi pasien jika ada asal pengertian
harusnya diklarifikasi.
c) Pada fase ini perawat selalu hadir di dekatnya dan mendengarkan apa yang
dikeluhkan oleh pasien. Akan lebih baik jika berkomunikasi secara non verbal
yaitu duduk dengan tenang disampingnya dan mengamati reaksi-reaksi non
verbal dari pasien sehingga menumbuhkan rasa aman bagi pasien.
e. Acceptance
1) Informing
a) Membantu dalam memberikan pendidikan kesehatan tentang aspek yang
sesuai dengan kesejahteraan atau kemandirian pasien.
2) Broad opening
a) Komunikasikan kepada pasien tentang apa yang dipikirkannya dan harapan-
harapannya.
3) Focusing
a) Membantu pasien mendiskusikan hal yang mencapai topik utama dan
menjaga agar tujuan komunikasi tercapai. Fase ini ditandai pasien dengan
perasaan tenang dan damai. Kepada keluarga dan teman-temannya dibutuhkan
pengertian bahwa pasien telah menerima keadaanya dan perlu dilibatkan
seoptimal mungkin dalam program pengobatan dan mampu untuk menolong
dirinya sendiri sebatas kemampuannya.
Pada kasus diatas respon yang ditunjukkan Ny. K adalah pasien terlihat kurang
aktif dalam mengikuti support group dan pasien mencoba untuk tawar menawar
dengan kondisinya dengan berinisiatif mencari pengobatan alternative. Sehingga
teknik komunikasi yang digunakan adalah teknik komunikasi pada pasien fase
bergaining. Yaitu dengan menggunakan teknik komunikasi :
1. Focusing
12
a. Bantu pasien mengembangkan topik atau hal yang penting
b. Ajarkan pasien agar dapat membuat keputusan dalam hidupnya yang bermakna.
2. Sharing perception
a. Menyampaikan pengertian perawat dan mempunyai kemampuan untuk
meluruskan kerancuan.
b. Dengarkan pasien pada saat bercerita tentang hidupnya.
DAFTAR PUSTAKA
Riswandi. (2009). Ilmu Komunikasi, Edisi Pertama. Yogyakarta : Graha Ilmu
Universitas Mercu Buana
Potter & Perry. (2009). Fundamental keperawatan (7th ed.). (vols 2). dr
Adrina & marina, penerjemah). Jakarta : EGC.
Purwanto. (2011). Komunikasi Untuk Perawat. Jakarta: EGC.
Suryani. (2005). Komunikasi Terapeutik; Teori dan Praktik. Jakarta: EGC
12