Vous êtes sur la page 1sur 12

KASUS 2: An.

F dengan Thalasemia

RIWAYAT SINGKAT KLIEN


Klien masuk ruang non infeksi setelah dirawat di ruang Pediatric Intensif Care Unit (PICU)
selama 10 hari. Riwayat masuk Rumah Sakit (RS) karena klien mengeluh lemas dan tampak
pucat. Kondisi klien yang memburuk maka klien masuk PICU untuk dirawat. Setahun yang
lalu klien mengeluh sama seperti saat masuk Instalasi Gawat Darurat (IGD) kemudian
mendapatkan transfusi darah merah 1 kolf dan tidak pernah kontrol. 2 minggu sebelum
masuk RS, klien merasa lemas dan tampak pucat. Tidak didapatkan perdarahan dan tidak ada
benjolan. Riwayat sakit jantung disangkal, tidak didapatkan memar di tubuh. 1 minggu
sebelum masuk RS, menurut ibu klien tampak bengkak. Alasan masuk untuk dirawat di RS
karena kadar hemoglobin klien 1,9 mg/dl.

PEMERIKSAAN PENUNJANG DAN KONSULTASI


NO TGL BAGIAN PEMERIKSAAN HASIL
1 13/9/12 Neurologi CT SCAN Perdarahan di lobus frontalis bilateral, infark di
ganglia basalis kiri dengan ventrikulomegali
lateralis. Saran : manitol 0,5gr/kg/dose 3x/hr
Cek PTT dan APTT dan jika hasil normal dapat
dilakukan MRA
2 13/9/12 Kardiologis ECHO Atrial sinus solitus, AV–VA concordance,
normal pulmonary & systemic drainage, normal
chamber&great artery, Bilateral LA – LV, well
contractly ventricle, LA/AO = 1,91, no
pericardial effusion. Saran : furosemide dan
spinorolacton dan rencana echo 2 minggu lagi.

HASIL LABORATORIUM
NO JENIS PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL KETERANGAN
1 Hemostasis PT 14,1 11 – 15 detik Normal
(13/9/12) APTT 49,66 25 – 35 detik Tinggi
2 Hematologi Hemoglobin 9,1 12-14 mg/dl Rendah
(13/9/12) Hematokrit 29 40-52% Rendah
Trombosit 118000 150rb-480rb/uL Rendah
Leukosit 5530 4500-13500/uL Normal
MCV 83,1 80-96 fl Normal
MCH 26,1 27-32 pg Rendah
MCHC 31,4 32-36 g/dl Rendah
3 Elektrolit Natrium 136 135 – 145 mEq/l Normal
(12/9/12) Kalium 4,29 3,5 – 5,5 mEq/l Normal
Klorida 106 97 – 107 mEq/l Normal
4 AGD pH 7,266 7,35 – 7,45 Rendah
(12/9/12) pCO2 52,7 35 – 45 mmHg Tinggi
HCO3 23,9 22 – 26 mEq/L Normal
pO2 93,1 80 – 100 mmHg Normal
Tot CO2 25,6 23 – 27 mmol/L Normal
BE -2 +2 / -2 Normal
O2 sat 96 95% – 100% Normal

PEMERIKSAAN FISIK (17/9/12) PK 08.15 WIB


NO BAGIAN SUB BAGIAN HASIL
1 KEPALA WAJAH Wajah nampak pucat, conjungtiva anemis, tidak ada
deviasi deptum nasi, sclera tidak ikterik, reflek cahaya
mata kanan dan kiri normal, ukuran pupil normal.
KEPALA Rambut warna hitam, persebaran merata, tidak rontok
LEHER Tidak ada perbesaran kelenjar limfe, tiroid normal, tidak
ada nyeri telan
2 DADA JANTUNG Bunyi Jantung I dan II murni, tidak ada gallop dan tidak
ada murmur
PARU Suara napas vesikuler di semua lapang paru
3 ABDOMEN HEPAR Tidak ada perbesaran hati
SPLEN Tidak ada perbesaran spleen
LIEN Tidak ada perbesaran lien
USUS Bising usus 5 kali/menit
4 KELAMIN Jenis kelamin perempuan, bersih
5 EKSTREMITAS ATAS Hangat, ekstremitas atas normal, CRT<2 detik
BAWAH Hangat, ekstremitas bawah normal
6 TANDA VITAL Nadi 100 x/menit
Napas 24 x/menit
Suhu 38,5 C
7 ANTROPOMETRI Berat Badan 13,5 kg
Tinggi Badan 95 cm
Lingkar Lengan 13 cm
Lengkar perut 57 cm
ASUHAN KEPERAWATAN THALASEMIA PADA ANAK

A. Pengkajian
1. Asal keturunan/kewarganegaraan
Thalasemia banyak dijumpai pada bangsa disekitar laut tengah
(mediterania). Seperti Turki, Yunani, Cyprus, dll. Di Indonesia sendiri,
thalassemia cukup banyak dijumpai. pada anak, bahkan merupakan penyakit darah
yang paling banyak diderita.
(An. F keturunan Indonesia)

2. Umur
Pada thalasemia mayor yang gejala klinisnya jelas, gejala tersebut telah
terlihat sejak anak berumur kurang dari 1 tahun. Sedangkan pada thalasemia
minor yang gejalanya lebih ringan, biasanya anak baru datang berobat pada umur
sekitar 4 – 6 tahun.
Anak berumur 5 tahun

3. Riwayat kesehatan anak


Anak cenderung mudah terkena infeksi saluran napas bagian atas infeksi
lainnya. Hal ini mudah dimengerti karena rendahnya Hb yang berfungsi sebagai
alat transport.
Riwayat kesehatan sekarang
Riwayat masuk Rumah Sakit (RS) karena klien mengeluh lemas dan
tampak pucat. Nadi : 100 x/menit, Napas : 24 x/menit, Suhu : 38,50C
Klien masuk ruang non infeksi setelah dirawat di ruang Pediatric Intensif Care
Unit (PICU) selama 10 hari. 2 minggu sebelum masuk RS, klien merasa lemas
dan tampak pucat. Tidak didapatkan perdarahan dan tidak ada benjolan. Riwayat
sakit jantung disangkal, tidak didapatkan memar di tubuh. 1 minggu sebelum
masuk RS, menurut ibu klien tampak bengkak. Alasan masuk untuk dirawat di RS
karena kadar hemoglobin klien 1,9 mg/dl.
Riwayat kesehatan dahulu
Setahun yang lalu klien mengeluh sama seperti saat masuk Instalasi
Gawat Darurat (IGD) kemudian mendapatkan transfusi darah merah 1 kolf dan
tidak pernah kontrol.
4. Pertumbuhan dan perkembangan
Sering didapatkan data mengenai adanya kecenderungan gangguan
terhadap tumbuh kembang sejak anak masih bayi, karena adanya pengaruh
hipoksia jaringan yang bersifat kronik. Hal ini terjadi terutama untuk thalassemia
mayor. Pertumbuhan fisik anak adalah kecil untuk umurnya dan ada
keterlambatan dalam kematangan seksual, seperti tidak ada pertumbuhan rambut
pubis dan ketiak. Kecerdasan anak juga dapat mengalami penurunan. Namun pada
jenis thalasemia minor sering terlihat pertumbuhan dan perkembangan anak
normal.
Saat ini pasien berusia 5 tahun, Berat Badan : 13,5 kg Tinggi Badan :
95 cm, pasien berjenis kelamin : Perempuan, genitalia bersih. Pasien mengerti
dan dapat diajak berkomunikasi dengan baik, pasien juga dapat menjawab
pertanyaan terkait keluhan yang dirasakan.

5. Pola makan
Karena adanya anoreksia, anak sering mengalami susah makan, sehingga
berat badan anak sangat rendah dan tidak sesuai dengan usianya.
Pasien mengalami anoreksia, dengan umur 5 tahun, data
Antropometrinya adalah ;
Berat Badan : 13,5 kg
Tinggi Badan : 95 cm
Lingkar Lengan : 13 cm
Lingkar Perur : 57 cm

6. Pola aktivitas
Anak terlihat lemah dan tidak selincah anak usianya. Anak banyak tidur /
istirahat, karena bila beraktivitas seperti anak normal mudah merasa lelah.
Pasien tampak lemah, wajah tampak pucat, pasien lebih banyak tidur.

7. Riwayat kesehatan keluarga


Karena merupakan penyakit keturunan, maka perlu dikaji apakah orang tua
yang menderita thalassemia. Apabila kedua orang tua menderita thalassemia,
maka anaknya berisiko menderita thalassemia mayor. Oleh karena itu, konseling
pranikah sebenarnya perlu dilakukan karena berfungsi untuk mengetahui adanya
penyakit yang mungkin disebabkan karena keturunan.
Tidak diketahui data / riwayat kesehatan orang tua pasien????

8. Riwayat ibu saat hamil (Ante Natal Core – ANC)


Selama Masa Kehamilan, hendaknya perlu dikaji secara mendalam adanya
faktor risiko thalassemia. Sering orang tua merasa bahwa dirinya sehat. Apabila
diduga faktor resiko, maka ibu perlu diberitahukan mengenai risiko yang mungkin
dialami oleh anaknya nanti setelah lahir. Untuk memestikan diagnosis, maka ibu
segera dirujuk ke dokter.
Tidak diketahui data / riwayat kesehatan orang tua pasien????

9. Data keadaan fisik anak thalassemia yang sering didapatkan diantaranya


adalah:
 Keadaan umum
Anak biasanya terlihat lemah dan kurang bergairah serta tidak selincah anak
seusianya yang normal.
Pasien tampak lemah dan pucat.
Nadi : 100 x/menit, Napas : 24 x/menit, Suhu : 38,50C

 Kepala dan bentuk muka


Anak yang belum/tidak mendapatkan pengobatan mempunyai bentuk khas,
yaitu kepala membesar dan bentuk mukanya adalah mongoloid, yaitu hidung
pesek tanpa pangkal hidung, jarak kedua mata lebar, dan tulang dahi terlihat
lebar.
WAJAH Wajah nampak pucat
KEPALA Rambut warna hitam, persebaran merata, tidak rontok
LEHER Tidak ada perbesaran kelenjar limfe, tiroid normal, tidak ada
nyeri telan

 Mata dan konjungtiva terlihat pucat kekuningan


MATA : conjungtiva anemis, tidak ada deviasi deptum nasi, sclera tidak
ikterik, reflek cahaya mata kanan dan kiri normal, ukuran pupil
normal.
 Mulut dan bibir terlihat pucat kehitaman

 Dada
Pada inspeksi terlihat bahwa dada sebelah kiri menonjol akibat adanya
pembesaran jantung yang disebabkan oleh anemia kronik
JANTUNG Bunyi Jantung I dan II murni, tidak ada gallop dan tidak
ada murmur
PARU Suara napas vesikuler di semua lapang paru

 Perut
Kelihatan membuncit dan pada perabaan terdapat pembesaran limpa dan hati
(hepatosplemagali). Pertumbuhan fisiknya terlalu kecil untuk umurnya dan BB
nya kurang dari normal. Ukuran fisik anak terlihat lebih kecil bila
dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya.

ABDOMEN HEPAR Tidak ada perbesaran hati


SPLEN Tidak ada perbesaran spleen
LIEN Tidak ada perbesaran lien
USUS Bising usus 5 kali/menit

 Pertumbuhan organ seks sekunder untuk anak pada usia pubertas


Ada keterlambatan kematangan seksual, misalnya, tidak adanya pertumbuhan
rambut pada ketiak, pubis, atau kumis. Bahkan mungkin anak tidak dapat
mencapai tahap adolesense karena adanya anemia kronik.
KELAMIN Jenis kelamin perempuan, bersih

 Kulit
Warna kulit pucat kekuning- kuningan. Jika anak telah sering mendapat
transfusi darah, maka warna kulit menjadi kelabu seperti besi akibat adanya
penimbunan zat besi dalam jaringan kulit (hemosiderosis).

EKSTREMITAS ATAS Hangat, ekstremitas atas normal,


CRT<2 detik
BAWAH Hangat, ekstremitas bawah normal
10. Data Pemeriksaan Diagnostik dan Hasil
Neurologi CT SCAN Perdarahan di lobus frontalis bilateral, infark di
ganglia basalis kiri dengan ventrikulomegali
lateralis. Saran : manitol 0,5gr/kg/dose 3x/hr
Cek PTT dan APTT dan jika hasil normal
dapat dilakukan MRA
Kardiologis ECHO Atrial sinus solitus, AV–VA concordance,
normal pulmonary & systemic drainage,
normal chamber&great artery, Bilateral LA –
LV, well contractly ventricle, LA/AO = 1,91,
no pericardial effusion. Saran : furosemide dan
spinorolacton dan rencana echo 2 minggu lagi.

Laboratorium
JENIS PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL KETERANGAN
Hematologi Hemoglobin 9,1 12-14 mg/dl Rendah
(13/9/12) Hematokrit 29 40-52% Rendah
Trombosit 118000 150rb-480rb/uL Rendah
Leukosit 5530 4500-13500/uL Normal
MCV 83,1 80-96 fl Normal
MCH 26,1 27-32 pg Rendah
MCHC 31,4 32-36 g/dl Rendah

AGD pH 7,266 7,35 – 7,45 Rendah


(12/9/12) pCO2 52,7 35 – 45 mmHg Tinggi
HCO3 23,9 22 – 26 mEq/L Normal
pO2 93,1 80 – 100 mmHg Normal
Tot CO2 25,6 23 – 27 mmol/L Normal
BE -2 +2 / -2 Normal
O2 sat 96 95% – 100% Normal

B. Analisa Data
1. DS : - Pasien mengatakan lemas
DO : - Pasien tampak lemah, pucat, lebih banyak tidur, tidak mampu
beraktivitas ringan. Nadi : 100x/menit, RR : 24 x/menit,Suhu : 38,5 oC

2. DS : - Ibu mengatakan tidak pernah mengajak anaknya kontrol kesehatan.


- Ibu tidak mengetahui riwayat kesehatan / keturunan yang memiliki
penyakit yang sama seperti diderita anaknya.
DO : - Anak sudah mengalami lemas sejak 2 minggu yang lalu
- 1 minggu yang lalu anak sampai mengalami bengkak, namun tidak
dibawa ke RS
- Satu tahun yang lalu anaknya pernah masuk RS karenya penyakit
yang sama

3. DS : - Ibu mengatakan anak tidak nafsu makan, anoreksia.


DO : - Umur 5 tahun, Konjungtiva anemis.
Antropometrinya adalah ;
Berat Badan : 13,5 kg
Tinggi Badan : 95 cm
Lingkar Lengan : 13 cm
Lingkar Perur : 57 cm

4. DS : - Ibu mengatakan anaknya lemas???


DO : - Kognitif pasien lambat ??
- Hasil CT SCAN : Perdarahan di lobus frontalis bilateral, infark di
ganglia basalis kiri dengan ventrikulomegali lateralis

5. DO : - Ibu mengatakan anak lemah, tampak pucat??


DS : - Nafas 24 x/menit
- Hasil Lab. AGD ;
pH 7,266 7,35 – 7,45 Rendah
pCO2 52,7 35 – 45 mmHg Tinggi
HCO3 23,9 22 – 26 mEq/L Normal
pO2 93,1 80 – 100 mmHg Normal
Tot CO2 25,6 23 – 27 mmol/L Normal
BE -2 +2 / -2 Normal
O2 sat 96 95% – 100% Normal

C. Diagnosa Keperawatan
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan berkurangnya suplai O2/ Na ke jaringan
yang ditandai dengan klien mengeluh lemas dan mudah lelah ketika beraktifitas.
2. Kurang pengetahuan tentang prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan
dengan interpretasi informasi dan tidak mengenal sumber informasi.
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan
diet yang kurang.
Perfusi jaringan cerebral tidak efektif b/d gangguan afinitas Hb oksigen, penurunan
konsentrasi Hb, Hipervolemia, Hipoventilasi, gangguan transport O2.
D. Intervensi
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan menyeluruh dan
ketidakseimbangan antara suplei oksigen dengan kebutuhan.
Batasan Karakteristik ;
- Melaporkan secara verbal adanya kelelahan atau kelemahan.
- Adanya dyspneu atau ketidaknyamanan saat beraktivitas.

- Respon abnormal dari tekanan darah atau nadi terhadap aktifitas


- Perubahan ECG : aritmia, iskemia

NOC ;
 Self Care : ADLs
 Toleransi aktivitas
 Konservasi eneergi
Kriteria Hasil :
- Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah,

nadi dan RR
- Mampu melakukan aktivitas sehari hari (ADLs) secara mandiri

- Keseimbangan aktivitas dan istirahat


NIC ;
 Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktivitas
 Kaji adanya faktor yang menyebabkan kelelahan
 Monitor nutrisi dan sumber energi yang adekuat
 Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara berlebihan
 Monitor respon kardiovaskuler terhadap aktivitas (takikardi, disritmia, sesak
nafas, diaporesis, pucat, perubahan hemodinamik)
 Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat pasien
 Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan
 Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai dengan kemampuan fisik,
psikologi dan sosial
 Bantu untuk mengidentifikasi aktivitas yang disukai
 Bantu klien untuk membuat jadwal latihan diwaktu luang
 Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitas

2. Kurang Pengetahuan Berhubungan dengan : keterbatasan kognitif, interpretasi


terhadap informasi yang salah, kurangnya keinginan untuk mencari informasi,
tidak mengetahui sumber-sumber informasi.
NOC ;
 Kowlwdge : disease process
 Kowledge : health Behavior
Kriteria hasil:
- Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi,

prognosis dan program pengobatan


- Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara

benar
- Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan

perawat/tim kesehatan lainnya


NIC ;
 Kaji tingkat pengetahuan pasien dan keluarga
 Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan
anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat.
 Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara
yang tepat
 Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat
 Identifikasi kemungkinan penyebab, dengan cara yang tepat
 Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat
 Sediakan bagi keluarga informasi tentang kemajuan pasien dengan cara yang
tepat
 Diskusikan pilihan terapi atau penanganan
 Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan second opinion
dengan cara yang tepat atau diindikasikan
 Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan, dengan cara yang tepat
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
asupan diet yang kurang.
Batasan karakteristik :
- Berat badan 20% atau lebih di bawah ideal
- Dilaporkan ada nya intake makanan yang kurang dari RDA (recommended daily
allowance)
- Membrane mukosa dan konjungtiva pucat
- Kelemahan otot yang di gunakan untuk menelan/mengunyah
- Luka, inflamasi pada rongga mulut
- Mudah merasa kenyang, sesaat setelah mengunyah makanan
- Dilaporkan atau fakta ada nya kekurangan makanan
- Dilaporkan ada nya perubahan sensasi rasa
- Perasaan ketidakmampuan untuk mengunyah makanan
- Miskonsepsi
- Kehilangan BB dengan makanan cukup
- Keengganan untuk makanan
- Kram pada abdomen
- Tonus otot jelek
- Nyeri abdominal dengan atau tanpa patologi

NOC (Moorhead, Johnson, Maas, & Swanson, 2016) :


 Nutritional status : food dan fluid intake
Kriteria hasil :
 Ada nya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
 Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan
 Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
 Tidak ada tanda – tanda malnutrisi
 Tidak terjadi penurunan berat badan berarti

NIC (Bulechek, Butcher, Dotcherman, & Wagner, 2016) :


a. Nutrisi Management
1) Mengatur intake nutrisi untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan
2) Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi bagi ibu nya
3) Berikan makanan yang terpilih dengan hasil kolaborasi ahli gizi
b. Nutrition monitoring
1) Monitor ada nya penurunan berat badan
2) Monitor turgor kulit
3) Monitor mual dan muntah
DAFTAR PUSTAKA
Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Dotcherman, J. M., & Wagner, C. M. (2016). Nursing
intervention classification (NIC), 6th edition. Singapore: Elsevier.

Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M. L., & Swanson, E. (2016). Nursing outcome
classification (NOC),5th edition. Singapore: Elsevier.

Axton, S., & Fugate, T. (2013). Rencana asuhan keperawatan pediatrik, edisi 3 . Jakarta:
EGC.
Muscari, Mary E. 2005. Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC

Vous aimerez peut-être aussi