Vous êtes sur la page 1sur 6

LAPORAN PENDIDIKAN PROFESI DOKTER GIGI

PENGARUH SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP PELAKSANAAN


PROGRAM KERJA UNIT KESEHATAN GIGI SEKOLAH
DI WILAYAH PURWOSARI, SURAKARTA

Disusun Oleh:

APRILIAN PRATAMA J530165035


YULIANA SISKA J530170003

Instruktur Pendidikan Profesi Kerumahsakitan:

Dr. drg. Morita Sari, MPH (Dosen IKGM KFG UMS)


dr. Nur Hastuti (Ka. Puskesmas Purwosari)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
PENGARUH SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP PELAKSANAAN
PROGRAM KERJA UNIT KESEHATAN GIGI SEKOLAH DI
WILAYAH PURWOSARI, SURAKARTA

Aprilian Pratama1, Yuliana Siska1 Morita Sari2


1
(Pend.Dokter Gigi, Kedokteran Gigi, Universitas Muhammadiyah Surakarta)
2
(Dosen Pend. Dokter Gigi, Kedokteran Gigi, Universitas Muhammadiyah Surakarta)

ABSTRAK

Latar belakang: Upaya peningkatan kesehatan gigi dan mulut yang dilakukan pemerintah
kepada masyarakat tidak lepas dari peran puskesmas dan sekolah. Program-program yang
dilakukan untuk memperbaiki perilaku kesehatan gigi dan mulut dapat berupa penyuluhan,
penyuluhan kesehatan gigi dan mulut di sekolah, serta pemeriksaan dini untuk pencegahan
perkembangan penyakit gigi dan mulut. Salah satu strategi yang telah dijalankan adalah
dengan melakukan upaya promotif dan preventif pada siswa-siswi sekolah melalui Unit
Kesehatan Gigi dan Mulut Sekolah. Pada pelaksanaannya timbul kendala berupa terbatasnya
tenaga puskesmas untuk melakukan screening serta waktu terbatas yang diberikan oleh
sekolah untuk melakukan promosi kesehatan. Untuk mengurangi kendala tersebut maka dapat
dibentuk tim pemeriksaan dari sekolah yang melibatkan guru dan siswa sekolah tersebut.
Metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif melalui wawancara dan studi dokumentasi
digunakan untuk menjelaskan pengaruh sumber daya manusia terhadap pelaksanaan program
kerja unit kesehatan gigi sekolah. Untuk mengusahakan kecukupan tenaga sebaiknya diajukan
tenaga kerja khusus yang menangani unit kesehatan gigi sekolah, dengan adanya tenaga kerja
khusus maka puskesmas dapat mengelola managemen fasilitas kesehatan dan upaya promotif
yang berasal dari sekolah dapat dilakukan dengan baik dan dengan lancar.

Kata Kunci: Puskesmas, UKGS, manajemen, Posyandu, Kesehatan, Sekolah

ABSTRACT

Public health service cannot be separated from the role of healthcare center (Puskesmas).
Programs carried out to improve dental and oral health behaviors can be in the form of
counseling, training of cadres of dental and oral healthcare. One of strategy that can be
implemented is to increase promotive and preventive through the UKGMD program. In its
implementation, the limitation of dental health workers is an obstacle to do promotive and
preventive program through the posyandu. To support this, it is necessary to conduct Dental
and Oral Health Training for Posyandu cadres or UKGMD cadres that have been formed. This
study was conducted using descriptive method with qualitative approach through interviews
and documentation studies on the influence of human resources on the implementation of work
programs for dental and oral health services for communities. To adequacy of medical health
workers, a BLUD system for grogol health centers should be proposed so they can manage the
management of health facilities by themselves.

Keywords: Puskesmas, UKGMD, BLUD, management, Posyandu


PENDAHULUAN dasar selalu di bawah bimbingan dan
pengawasan para guru sehingga pada
Kesehatan gigi dan mulut kelompok ini sangat potensial untuk
merupakan bagian dari kesehatan tubuh ditanamkan kebiasaan berperilaku hidup
secara keseluruhan yang tidak dapat sehat (Depkes RI, 2000). Kesehatan gigi
dipisahkan. Gigi merupakan salah satu dan mulut harus dipelihara sejak dini
bagian tubuh yang berfungsi untuk terutama pada masa gigi bercampur yaitu
mengunyah, berbicara anak usia sekolah dasar usia 6-12 tahun,
dan mempertahankan sebab anak usia Sekolah Dasar (SD)
bentuk muka. Mengingat kegunaannya tergolong ke dalam kelompok rawan
yang demikian penting maka penting bagi penyakit gigi dan mulut.
kita untuk menjaga kesehatan gigi sedini Pada pelaksanaan UKGS timbul
mungkin agar dapat bertahan lama dalam kendala diantaranya terbatasnya
rongga mulut (Ariningrum, 2000). jangkauan tenaga kesehatan gigi untuk
Upaya pelayanan kesehatan yang melaksanakan pembinaan upaya promotif
dilakukan terhadap siswa-siswi sekolah dan preventif, kurangnya tenaga dan
tidak lepas dari peran puskesmas dan pengetahuan guru, jadwal yang belum
orang tua. Orangtua merupakan ujung pasti antara sekolah dan puskesmas, serta
tombak kesehatan gigi dan mulut anak- perlu dilaksanakan pelatihan dokter kecil
anak usia sekolah. Puskesmas merupakan agar dapat memberi contoh baik terhadap
peran penunjang sebagai pelayanan teman seusianya. UKGS sangat
kesehatan unit kesehatan gigi sekolah. bergantung pada partisipasi secara aktif
Puskesmas cukup efektif untuk dari masyarakat sekolah dengan
mendeteksi secara dini penyakit gigi dan melibatkan petugas atau tenaga kesehatan
mulut anak-anak serta dapat melakukan untuk membimbing dan memberikan
pertolongan pertama dengan standar pelayanan kesehatan gigi dan mulut agar
pelayanan kesehatan. mampu memberikan pelayanan kesehatan
Program-program yang dapat gigi secara optimal.
dilakukan untuk memperbaiki perilaku
kesehatan gigi dan mulut dapat berupa METODE
penyuluhan kesehatan gigi dan mulut, Studi ini menggunakan metode
pemeriksaan rutin kesehatan gigi dan deskriptif dengan pendekatan kualitatif
mulut serta pelatihan dokter kecil untuk melalui wawancara dan studi
meningkatkan kesehatan gigi dan mulut dokumentasi mengenai pengaruh sumber
anak usia sekolah. Salah satu strategi yang daya manusia terhadap pelaksanaan
dapat dilakukan adalah dengna membuat program kerja pelayanan kesehatan gigi
tim unit kesehatan gigi sekolah (UKGS) dan mulut pada usia sekolah.
pada sekolah yang termasuk dalam Pengumpulan data terdiri dari data
wilayah kerja puskesmas purwosari. primer dan data sekunder. Data primer
UKGS adalah suatu komponen diperoleh langsung di lapangan melalui
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang wawancara, sedangkan data sekunder
merupakan suatu paket pelayanan asuhan merupakan studi dokumentasi yang
sistematik dan ditujukan bagi semua murid diambil dari data profil Puskesmas
sekolah dasar dalam bentuk paket Grogol pada bulan Januari hingga
promotif, promotif-preventif dan paket Desember 2018. Hasil studi disajikan
optimal. Upaya promotif dan promotif- dalam bentuk grafik dan kemudian
preventif paling efektif dilakukan pada dianalisa secara kualitatif berdasarkan
anak sekolah dasar karena upaya hasil wawancara dan studi dokumentasi.
peningkatan kesehatan harus sedini
mungkin dan dilakukan secara terus HASIL DAN PEMBAHASAN
menerus agar menjadi kebiasaan. Di UKGS adalah suatu pendekatan
samping itu kelompok ini juga lebih edukatif yang bertujuan untuk
mudah dibentuk mengingat anak sekolah meningkatkan kesehatan dan peran serta
sekolah dalam pemeliharaan kesehatan
gigi, dengan mengintegrasikan upaya puskesmas yang bertugas dapat dikatakan
promotif, preventif kesehatan gigi pada kurang karena masih terdapat tenaga
berbagai upaya kesehatan (posyandu, bina puskesmas yang masih memiliki tugas
keluarga balita, polindes, ponstren, dan ganda selain bertugas dalam tim unit
taman kanak- kanak), merujuk kasus yang kesehatan gigi sekolah (UKGS). Berikut
tidak dapat ditanggulangi ke sarana jumlah tenaga kesehatan Puskesmas
pelayanan yang lebih mampu, serta Purwosari pada saat dilaksanakan
penyuluhan dan melaksanakan kegiatan IKGM hingga bulan februari
pencatatan/pelaporan. 2019. Jumlah tenaga diurutkan
Unit yang terkait yaitu koordisasi berdasarkan fungsi:
Yankes, TU, promkes, poli gigi, KIA,
surveilans dan Sekolah. Pada Klasifikasi pegawai Jumlah
pelaksanaannya UKGS di Puskesmas pegawai
Purwosari dilakukan oleh tim UKGS dari Dokter umum 2 orang
puskesmas dengan jadwal pelaksaan yang Dokter gigi 1 orang
dijadwalkan berbeda dengan sekolah. Perawat 14 orang
Sasaran UKGS yaitu semua siswa-siswi Perawat gigi 2 orang
sekolah yang berada di dalam wilayah Bidan 39 orang
Fisioterapi 3 orang
kerja Puskesmas Purwosari.
Analisis laboratorium 2 orang
Kegiatan UKGS
Gizi 2 orang
yang dilaksanakan yaitu Asisten apoteker 2 orang
pemeriksaan kesehatan gigi, memberikan Kesling 1 orang
penyuluhan tentang pemeliharaan Apoteker 1 orang
kesehatan gigi dan mulut terhadap guru Radiografer 2 orang
atau kepala sekolah serta Epidemiologi 1 orang
menginformasikan siswa yang harus Rekam medic 1 orang
ditangani segera. Jumlah tenaga dari Pada saat kegiatan IKGM di Puskesmas
pemerintah terbatas, karenanya perlu Purwosari berakhir, terdapat beberapa tenaga
dikembangkan pelatihan kader kesehatan kerja ASN baru yang masuk ke jajaran
yang berasal dari sekolah untuk karyawan Puskesmas Purwosari. Berikut jumlah
kepentingan peningkatan kesehatan gigi karyawan baru yang masuk di puskesmas
dan mulut usia sekolah. Beberapa sekolah purwosari :
yang berada pada wilayah kerja
Puskesmas Purwosari tidak memiliki Unit
Kesehatan Gigi Sekolah. UKGS
yang tidak berjalan
menjadikan kurangnya pengetahuan dan
kesadaran pada siswa dan guru sehingga
kunjungan siswa ke poli gigi di puskesmas
untuk pemeriksaan berukurang dan
terkadang didapat bahwa gigi dewasa
muda pada siswa tersebut telah mati dan Kegiatan UKGS dilaksanakan 1 tahun
harus dilakukan pencabutan. Jika program sekali pada saat adanya tahun ajaran baru.
UKGS yang sudah ada dapat berjalan Biasanya pada bulan agustus – september
lancar, terdapat kemungkinan menurunnya pada tahun tersebut. UKGS yang dilakukan
angka tindakan pencabutan dan kunjungan 1 tahun sekali memiliki kelemahan yakni
siswa ke puskesmas lebih ke tindakan tidak dapat mengontrol atau melihat
perawatan atau tindakan pencegahan perkembangan penyakit gigi pada siswa dan
seperti tindakan penambalan. tidak dapat melihat apakah promkes yang
Puskesmas merupakan ujung dilakukan telah berhasil. Selain UKGS,
tombak pelayanan kesehatan tingkat satu Puskesmas Purwosari juga telah membuat
yang berfungsi untuk mencegah beberapa lomba kesehatan yang diikuti oleh
berkembangnya penyakit gigi pada siswa siswa sekolah yang berada pada wilayah
sekolah. Akan tetapi, jumlah tenaga kerja puskesmas purwosari. Hanya saja,
peserta yang dikirim oleh sekolah adalah menunggu dari kebijakan dinas terkait.
peserta yang sama tiap tahunnya. Hal ini Dengan kesadaran yang tinggi terhadap
terlihat bahwa sekolah hanya menginginkan kunjungan ke puskesmas diharapkan dapat
prestasi tanpa adanya usaha untuk mendidik menekan angka penyakit gigi dan mulut.
siswa yang lain untuk mengikuti lomba Sekiranya puskesmas dapat
tersebut, sehingga kegiatan UKGS di mengadakan pelatihan dokter dan dokter
sekolah tidak berjalan secara sempurna. gigi kecil yang dapat menjadi contoh
untuk anak-anak seusianya. Selain itu
KESIMPULAN dapat dilakukan lomba kesehatan yang
Dari data yang diperoleh dari lebih menarik agar dapat menarik minat
Puskesmas Purwosari, dapat ditarik siswa sekolah dengan melarang siswa
beberapa kesimpulan sebagai berikut : yang pernah mengikuti lomba tersebut
a. Keterbatasan tenaga medis terutama pada diikutsertakan.
poli gigi menyebabkan terhambatnya program
UKGS. Hal ini dikarenakan tidak DAFTAR PUSTAKA
memungkinkan untuk meniadakan pelayanan
poli gigi di Puskesmas Purwosari pada saat
dilakukannya UKGS di agi hari.
Ariningrum, R. 2000. Beberapa Cara
b. Bergantian dalam menjalankan tugas Menjaga Kebersihan Gigi dan
ganda menjadi solusi untuk kurangnya tenaga Mulut, Cermin Dunia Kedokteran,
kesehatan namun karena sulitnya pembagian Jakarta
waktu sehingga petugas tetap tidak maksimal
untuk terjun ke UKGS sehingga program tidak Azrul, Azwar. 1996. Managemen pelayanan
berjalan sempurna. kesehatan. Jakarta : Banacipta.
c. Keberhasilan ukgs ditunjang dengan
sadarnya tenaga sekolah dalam hal ini berupa Balitbang Kemenkes RI. 2013. Riset
guru serta keaktifan dari para siswa sekolah Kesehatan Dasar; RISKESDAS.
untuk mengikuti kegiatan ukgs. Jakarta: BalitbangKemenkes RI

Departemen Kesehatan RI. 2009.


SARAN Pedoman Pelayanan Antenatal di
Dari hasil dan kesimpulan yang Tingkat Pelayanan Dasar. Jakarta:
diperoleh setelah pelaksanaan IKGM di Depkes RI.
Puskesmas Purwosari ini alangkah lebih
baik apabila di Puskesmas Purwosari di Depkes RI. 2000. Inventaris Tanaman
bentuk tim UKGS dengan tenaga yang Obat Indonesia (I). Jilid II. Jakarta:
cukup serta jadwal dan komunikasi Departemen Kesehatan RI dan
dengan pihak sekolah lebih teratur. Kesejahteraan Sosial RI Badan
Agar UKGS lebih berjalan maka Penelitian dan Pengembangan
diperlukan tenaga kesehatan dengan Kesehatan. Halaman 163-164
jumlah yang sesuai agar memenuhi tugas
pokok masing-masing. Untuk Departemen Kesehatan RI, 2004.
mengusahakan kecukupan tenaga Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan
kesehatan medis sebaiknya diajukan Masyarakat Tahun 2004. Penerbit
tenaga honorer yang bertugas untuk Depkes RI. Jakarta
mengatur dan merencakan UKGS pada
sekolah yang tergabung dalam wilayah Departemen Kesehatan RI, 2004.
kerja puskesmas purwosari, dengan Manajemen Puskesmas 2004.
adanya tenaga honorer maka puskesmas Penerbit Depkes RI. Jakarta.
dapat mengelola managemen fasilitas
kesehatan sendiri dan tidak menjadikan Departemen Kesehatan RI, 2004. Buku
tenaga yang ada memiliki 2 tugas ganda. Pedoman Upaya Kesehatan Gigi
Penambahan tenaga kerja dapat dilakukan Masyarakat, Cetakan Ketiga,
sesuai bidangnya yang diperlukan secara Jakarta.
mandiri oleh puskesmas tidak harus
Kemenkes, 2012. Pedoman Usaha
Departemen Kesehatan RI, 2004. Buku Kesehatan Gigi Sekolah. Jakarta:
Pedoman Penyelenggaraan Usaha Kementerian Kesehatan RI, pp.1-
Kesehatan Gigi Sekolah, Jakarta 4.2.

Kemenkes, 2012. Buku Panduan Pelatihan


Kader Kesehatan Gigi dan Mulut di
Masyarakat, Bhakti Husada, Jakarta.

Lukman, Sampara. 2000. Manajemen Kualitas


Pelayanan. Jakarta : STIA LAN Press.

Marya, C.M. 2011, A Textbook of Public


Health Dentistry, Jaypee Brother
Medical Publisher: New Delhi. h.74.

Notoatmojo, S. 2005. Metodology


Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta
Jakarta.

Pedoman Upaya Kesehatan Gigi


Masyarakat (UKGM), 2004. Depkes
RI,Dirjen Pelayanan Medik,
cetakan ketiga. Jakarta.

Rismawati, L. 2012, Analisis Manajemen


Program Usaha Kesehatan Gigi
Sekolah (UKGS) Di UPTD
Puskesmas Bantar.

Sudayasa, P. 2011. Tugas Pokok dan


Fungsi Kader.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif,


Kualitatif, R&D. Bandung:
CV.Alfabeta.

Usri, Kosterman. 2001. Mencermati Tugas


Dokter Gigi Puskesmas. Dentamedia
No. 4 Vol. 5.

World Health Organization. 2013. World


Health Statistics.

Vous aimerez peut-être aussi