Vous êtes sur la page 1sur 9

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

PENYULUHAN KESEHATAN RUMAH SAKIT


Peran Keluarga dalam Kepatuhan Minum Obat
pada Pasien Jiwa

Pokok Bahasan : Peran Keluarga dalam Kepatuhan Minum Obat pada

Pasien Jiwa

Hari/Tanggal : Kamis, 30 Juni 2016

Waktu : 08.00-08.30

Tempat : RSJD Atma Husada Mahakam Samarinda

Sasaran : Pasien dan keluarga

A. Tujuan Umum

Setelah dilakukan penyuluhan, keluarga dan pasien mengerti tentang Peran

Keluarga dalam Kepatuhan Minum Obat pada Pasien Jiwa

B. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan penyuluhan, keluarga dan pasien dapat :

1. Menjelaskan pengertian kepatuhan minum obat

2. Menyebutkan tujuan pengobatan

3. Menyebutkan factor yang mempengaruhi kepatuhan minum obat

4. Mengerti prinsip dasar penggunaan obat

5. Mengerti tentang apa saja upaya yang dapat dilakukan untuk

meningkatkan kepatuhan minum obat

C. Materi

1. Pengertian Peran keluarga dalam kepatuhan minum obat

2. Tujuan Pengobatan

3. Factor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Minum Obat


4. Upaya Yang Dapat Dilakukan Untuk Meningkatkan Kepatuhan Minum

Obat

D. Metode

Ceramah dan tanya jawab

E. Media

Leaflet

F. Kegiatan penyuluhan

Kegiatan
No Tahap/Waktu Kegiatan Penyuluhan
sasaran
1. Pembukaan : 1. Memberi salam pembuka Menjawab salam
3 menit 2. Memperkenalkan diri Memperhatikan
3. Mengukur tingkat kemampuan Menjawab
peserta dengan bertanya pertanyaan
4. Menjelaskan topik penyuluhan dan Memperhatikan
peraturan penyuluhan

2. Pelaksanaan : 1. Menjelaskan pengertian kepatuhan Memperhatikan


20 menit minum obat Menanyakan hal hal
2. Menyebutkan tujuan pengobatan yang belum jelas
3. Menyebutkan factor yang dan Memberikan
mempengaruhi kepatuhan minum kesempatan untuk
obat menyampaikan
4. Menjelaskan prinsip dasar pendapat.
penggunaan obat
5. Menjelaskan tentang apa saja
upaya yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan kepatuhan minum
obat

3. Evaluasi : Menanyakan kepada peserta Menjawab


5 menit (keluarga dan pasien ) tentang pertanyaan
materi yang telah diberikan, dan
memberi reinforcement kepada
peserta yang dapat menjawab
pertanyaan.
4. Terminasi : 1. mengucapkan terimakasih atas Mendengarkan
2 menit peran serta peserta (keluargadan
pasien) Menjawab salam
2. mengucapkan salam penutup
3. Membagi leaflet
G. Pengorganisasian Kelompok

Pembimbing Klinik :

Pembimbing Akademik : Ns. Siti Kholifah, S.kep

Pembawa acara : Dedy Ramadan

Pemberi materi :I Wayan Sana, Novia Sari

Notulen : Ahmad Nuzhan Effendi

Fasilitator : Yohana Sumi,


Meriana Sari Alfiani,
Elsya Gita Cahyani

H. Evaluasi

1. Struktur

a. Peserta hadir ditempat penyuluhan

b. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan ditempat yang

direncanakan sebelumnya.

c. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan

sebelumnya (SAP, leaflet)

2. Proses

a. Masing-masing mahasiswa bekerja sesuai dengan tugas

b. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan, peserta yang terlibat

aktif 50% dari yang hadir

c. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan

d. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara

benar
3. Hasil

a. Keluarga pasien mengerti penjelasan yang telah diberikan

b. Jumlah hadir dalam penyuluhan ± 50%.


MATERI

A. Pengertian Peran Keluarga Dalam Kepatuhan Minum Obat

Keluarga merupakan unit yang paling dekat dengan klien,

dan merupakan ”Perawat utama” bagi klien. Keluarga berperan dalam

memberikan asuhan / perawatan yang diperlukan klien di rumah

termasuk memotivasi klien dalam keteraturan minum obat

Keberhasilan perawat di rumah sakit dapat sia-sia jika tidak

diteruskan di rumah yang kemudian dapat mengakibatkan klien harus

dirawat kembali (kambuh).

Sehat jiwa adalah kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik,

intelektual, dan emosional yang optimal dari seseorang dan selaras dengan

orang lain. Ciri sehat jiwa adalah Emosi tenang, cukup bahagia, dapat

bergaul, bebas dari khawatir, benci, dan cemas. Dapat memelihara

keseimbangan jiwa secara mantap (tabah, memiliki tanggungjawab, mampu

mengambil keputusan). Memiliki masa kanak-kanak yang bahagia.

Sakit jiwa adalah terjadinya perubahan dalam pikiran, performa,

perasaan, dan perilaku umumnya berlebihan, berkurang, atau abnormal.

B. Tanda dan Gejala

1. Gangguan fungsi tubuh

a. Sukar tidur.

b. Tidak nafsu makan dan makannya hanya sedikit

c. Buang air kecil lebih sering, mengompol, sulit buang air besar

(tinja keras).
2. Gangguan fungsi mental

a. Perilaku aneh membuat keluarga, orang lain malu dan

bingung, membahayakan diri dan orang lain, aktif sekali, gelisah,

mengancam tanpa tujuan, hilang minat terhadap kegiatan sehari-

hari dan lingkungan, duduk atau berbaring berjam-jam atau

menolak untuk bergerak.

b. Banyak bicara atau diam, pembicaraan sulit dimengerti dan tidak

berhubungan.

c. Menunjukkan sedih atau gembira berlebihan.

d. Mungkin mendengar suara atau melihat sesuatu yang tidak dapat

dirasakan oleh orang lain.

e. Melupakan hal-hal yang penting.

f. Tidak mampu mengambil keptusan.

g. Perubahan tingkat kesadaran.

3. Perubahan pribadi dan sosial

Mengabaikan kebutuhan tubuh dan kebersihan diri (tidak mau

mencuci, menyisir rambut, menolak mandi atau berganti pakaian).

C. Tujuan Pengobatan

1. Penderita umumnya merasa tidak memiliki masalah atau sakit.

2. Untuk memacu atau menghambat fungsi mental yang terganggu.

3. Memperbaiki kondisi penderita.


D. Factor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Minum Obat

1. Tidak menyadari kalau sakit.

2. Merasa bosan dengan pengobatan

3. karena membutuhkan waktu yang lama.

4. Adanya efek samping dari pengobatan.

5. Tidak nyaman terhadap jumlah dan dosis obat.

6. Lupa minum obat.

7. Tidak mendapat dukungan dari keluarga.

8. Sikap negatif terhadap pengobatan (berhenti pengobatan medis karena

melakukan pengobatan tradisional atau alternatif).

Ketidakteraturan minum obat dapat meimbulkan kekambuhan.

Penyebab kekambuhan antara lain :

1. Dari penderita

a. Tidak ada motifasi klien untuk sembuh

b. Masalah yang dihadapi (sifat masalah, asal, waktu, dan jumlah)

c. Tipe kepribadian penderita (tertutup atau terbuka).

d. Kepatuhan pengobatan.

2. Keluarga dan Lingkungan

a. Penolakan terhadap penderita gangguan jiwa (pengucilan, diejek,

tidak diterima).

b. Komunikasi tidak terbuka, tidak melibatkan penderita dalam

pergaulan.

c. Kurang/tidak memberikan aktivitas yang sesuai dengan kemampuan

penderita, kurang pujian terhadap kemampuan positif penderita.


d. Kurang pengetahuan keluarga tentang pola perilaku penderita dan

penanganannya, pengawasan minum obat.

E. Upaya Yang Dapat Dilakukan

1. Buat kesepakatan dengan penderita (membuat jadwal minum obat).

2. Jelaskan manfaat pengobatan bagi penderita, serta akibat jika

lupa/menolak minum obat

3. Konsultasikan dengan dokter mengenai pilihan obat, seperti bentuk

sirup atau puyer. Modifikasi pemberian obat, Seperti

diberikan/diminumkan bersama-sama saat makan buah

4. Berikan pujian langsung pada penderita saat mempunyai keinginan

sendiri untuk minum obat.

5. Libatkan anggota keluarga untuk mengawasi penderita minum

obat (memastikan obat benar-benar diminum)


Daftar Pustaka

Direja, Ade Herman Surya, 2011, BukuAjarAsuhanKeperawatanJiwa.

Yogyakarta: NuhaMedika

http://kumpulanaskep.com/blog/satuan-acara-penyuluhan-s-a-p-jiwa/

http://dhiassylviecyang.blogspot.com/2012/01/satuan-acara-penyuluhan-jiwa

memahami.html

http://perawat-home-care.blogspot.com/2010/07/sap-peran-keluarga-dalam-

mencegah.html

http://onlinekayaa.blogspot.com

http://ngandel.blogspot.com/2013/10/contoh-satuan-acara-penyuluhan-sap.html

Vous aimerez peut-être aussi