Vous êtes sur la page 1sur 13

SAP 12 : MANAJEMEN KOPERASI DAN UMKM

ALIANSI STRAREGIK DAN PENGEMBANGAN KLASTER KOPERASI DAN


UMKM
A. KONSEP DAN REALITAS ALIANSI STRATEGIK KOPERASI DAN UMKM
1. Konsep Aliansi Strategis
Aliansi strategis adalah hubungan formal antara dua atau lebih kelompok untuk mencapai
satu tujuan yang disepakati bersama ataupun memenuhi bisnis kritis tertentu yang dibutuhkan
masing-masing organisasi secara independen. Aliansi strategis pada umumnya terjadi pada
rentang waktu tertentu, selain itu pihak yang melakukan aliansi bukanlah pesaing langsung,
namun memiliki kesamaan produk atau layanan yang ditujukan untuk target yang sama.
Dengan melakukan aliansi, maka pihak-pihak yang terkait haruslah menghasilkan sesuatu
yang lebih baik melalui sebuah transaksi. Rekanan dalam aliansi dapat memberikan peran
dalam aliansi strategis dengan sumberdaya seperti produk, saluran distribusi, kapabilitas
manifaktur, pendanaan projek, pengetahuan, keahlian ataupun kekayaan intelektual. Dengan
aliansi maka terjadi kooperasi atau kolaborasi dengan tujuan muncul sinergi. Dengan aliansi,
perusahaan dapat saling berbagi kemampuan transfer teknologi, risiko, dan pendanaan.
2. Bentuk-bentuk Aliansi Strategis
1) Kontrak Kerjasama Manajemen (Joint Of Management) yaitu kontrak yang ditawarkan
satu badan usaha kepada pihak yang lain untuk secara bersama-sama mengelola satu
usaha yang dimiliki. Contohnya Pengelolaan mall level 21 dimana terdapat banyak outlet-
outlet makanan minuman maupun fashion. Semua dikelola secara bersamaan dalam satu
manajemen.
2) Kontrak Kerjasama Operasi (Joint Of Operation) yaitu bentuk kontrak yang ditawarkan
oleh satu badan usaha kepada pihak lain untuk secara bersama-sama menanamkan
modalnya dalam satu usaha yang dimilikinya. Selanjutnya kedua belah pihak secara
bersama-sama atau bergantian mengelola manajemen dan proses operasionalnya.
Contohnya PT Prima Batubara Abadi dengan PT Serjo Coal Sejahtera yaitu tentang
eksploitasi tambang batu bara di kawasan pertambangan batu bara Kutai-Kalimantan
Timur pada tanggal 14 november 2012.
3) Penyertaan atau pertukaran modal (Equity Invest) yaitu bentuk aliansi yang mirip dengan
kontrak tetapi memungkinkan untuk dilakukan dalam beberapa proyek. Penyertaan atau
pertukaran modal pada umumnya dilakukan dalam bentuk pembelian saham milik satu
badan usaha oleh pihak lain dan atau sebaliknya. Jenis usaha dimana dilakukan
penyertaan atau pertukaran modal ditentukan oleh badan usaha yang menjual sahamnya
(investee) dengan lama pemilikan saham yang tidak dibatasi. Contoh pemegang saham
PT Unilever tbk yang membeli saham di Bursa Efek Indonesia.
4) Usaha Patungan (Joint Venture) yaitu perjanjian kesepakatan antara satu badan usaha
dengan pihak lain untuk bersama-sama menanamnkan modalnya ke dalam satu atau lebih
badan usaha yang menjalankan usahanya secara mandiri. Usaha patungan ini pada
umumnya menggabungkan kemampuan dan kepentingan dari perusahaan yang
beraliansi. Contohnya Lombok Tourism Development Corporation (LTDC) yang
merupakan join venture antara perusahaan Pengelolaan Aset (PPA) dan Bali Tourism
Development Corporation (BTDC) dari pihak Indonesia dengan Emaar properties dari
pihak Arab. LTDC bertempay di Indonesia.
5) Lisensi merupakan bentuk pemberian izin oleh pemilik lisensi kepada penerima lisensi
untuk memanfaatkan atau menggunakan (bukan mengalihkan hak) suatu kekayaan
intelektual yang dipunyai pemilik lisensi berdasarkan syarat-syarat tertentu dalam jangka
waktu tertentu yang umumnya disertai dengan imbalan berupa royalty. Perjanjian lisensi
bisa merupakan kontrak-kontrak yang sederhana, pendek, atau panjang sangat detail
bagaikan sebuah buku. Seringkali perjanjian lisensi merupakan perjanjian standar dimana
pemilik HaKI (lisensor) menguasai isi dari kontrak dan tidak ada kemungkinan tawar
menawar bagi penerima lisensi. Contohnya perjanjian lisensi penggunaan AVG-Virus
Free Edition 8.5 yaitu memberikan lisensi non ekslusif dan tidak dapat
dipindahtangankan selama masa berlaku.
6) Waralaba (Franchising) yaitu hak untuk menjalankan usaha/bisnis didaerah yang telah
ditentukan. Secara historis, waralaba didefinisikan sebagai penjualan khusus suatu prosuk
disuatu daerah tertentu dimana produsen memberikan latihan kepada perwakilan
penjualan dan menyediakan produk informasi dan iklan, sementara ia mengontrol
perwakilan yang menjual produk didaerah yang telah ditentukan.Contohnya restoran
KFC yang sudah terkenal dan banyak terdapat cabang perusahaannya di seluruh dunia.
7) Konsorsium adalah pembiayaan bersama suatu proyek atau perusahaan yang dilakukan
oleh dua atau lebih bank atau lembaga keuangan. Konsorsium juga berarti hubungan
besar yang saling terkait antara perusahaan-perusahaan dalam suatu industri. Contohnya
PT Smooth Jaya Mandiri dengan PT Catur Putra Sejahtera yaitu mengenai perjanjian
konsorsium pelaksanaan pekerjaan mekanikal elektrikal pada pembangunan Hangar Lion
Air Di Bandara Hang Nadim Batam.

1
3. Realitas Aliansi Strategik (contoh nyata di Indonesia)
1) UMKM Kuliner jalin aliansi bisnis dengan jepang (2013)
Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM, menjelaskan penawaran kerja sama ini
meliputi beberapa bidang yang sangat memungkinkan bisa diimpelementasikan. Misalnya
pengembangan usaha kuliner.”Japan Brand Management (JBM) meyakini prospek kuliner di
Indonesia akan terus berkembang. Karena itu pada tahap awal mereka menawarkan
pengembangan roti melon atau melon pan,” Konsep pemasaran roti melon dilakukan dengan
menggunakan mobil atau motor sebagai penggerak toko. Namun, untuk memahami konsep dari
sistem pemasaran komoditas tersebut, tengah dipersiapkan JBM dan segera dikirim ke
Indonesia. Penawaran kerja sama diberikan kepada Indonesia melalui Kementerian Koperasi
dan UKM, Agus Muharram melakukan kunjungan kerja ke beberapa kota di Jepang. Termasuk
mengunjungi International Development Cooperation Japan (IDCJ) di Tokyo.
2) UMKM Kuliner jalin aliansi bisnis dengan OJOL (2019)
Perusahaan teknologi, Go-xx meluncurkan program pelatihan berbisnis kepada pelaku
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yaitu Go-xx Wirausaha. Hal ini merupakan
komitmen Go-xx untuk membantu para pengusaha UMKM untuk meningkatkan skala bisnis
dan memperluas pasarnya. Program Go-xx Wirausaha ini memiliki keistimewaan yaitu
memberi akses langsung kepada para pelaku UMKM yang sudah mengikuti pelatihan untuk
masuk ekonomi digital lewat platform Go-xx. Tangangan akses pasar yang lebih luas serta
akses ke teknologi, memberi solusi melalui layanan Go-Food dan Go-Pay. Dimana, UMKM
yang tergabung dalam ekosistem Go-Jek dapat terhubung secara langsung dengan ratusan
pelanggan setia,

B. PENGEMBANGAN KLASTER KOPERASI DAN UMKM


1. Sentra UKM
Konsep pemberdayaan UKM melalui pendekatan “Sentra” diartikan sebagai model
perkuatan, pengembangan dan penumbuhan UKM yang dilakukan melalui pengelompokkan
berdasar jenis usaha. Hal ini didasari pada pemikiran bahwa model pembinaan UKM secara
massal dinilai sangat tidak efektif, dan terkesan menghabiskan anggaran. Sentra UKM, adalah
pengelompokan jenis usaha yang sejenis (minimal 20 UKM) dikelompokkan dalam satu
wilayah tertentu (Maschasin, 2013). Selanjutnya, sentra UKM dapat dicirikan sebagai berikut:
1) Merupakan unit kecil kawasan, memiliki ciri tertentu (minimal 20 UKM).
2) Didalamnya terdapat kegiatan proses produksi suatu jenis usaha yang menghasilkan
produk unggulan.
2
3) Satu kesatuan fungsional secara fisik lahan, geografis, agroklimat, infrastruktur, dan
kelembagaan sumber daya manusia.
4) Berpotensi untuk berkembangnya kegiatan ekonomi dibawah pengaruh pasar dari suatu
produk yang mempunyai nilai jual dan daya saing tinggi.
2. Pengertian Klaster
Klaster (cluster) dapat diartikan sebagai kelompok. Dalam industri dapat diartikan
sebagai pengelompokan usaha, namun tidak semua kelompok industri dapat disebut sebagai
klaster. Ciri utama klaster menurut Schmitz and Nadvi dalam Hartarto (2004) adalah sectoral
and spatial concentration of firms, atau konsentrasi usaha sejenis pada lokasi tertentu.
Pembentukan laster juga didefinisikan sebagai proses dari unit-unit usaha untuk membangun
usahanya pada lokasi yang sama dalam area geografis tertentu. Unit-unit usaha tersebut
selanjutnya bekerja sama dalam lingkungan fungsional tertentu, dengan mewujudkan
keterkaitan dan kerja sama yang erat untuk meningkatkan kemampuan kompetisi bersama
(collective competitiveness). Kedekatan jarak antar kelompok usaha selanjutnya dapat menjadi
ukuran nilai tambah optimal karena adanya pengelompokan yang terpusat pada lokasi tertentu.
Dampak kompetisi dalam klaster menyebabkan peningkatan produktivitas perusahaan melalui
inovasi dan perluasan serta perkuatan perusahaan di dalam klaster itu sendiri (Porter, 1998).
3. Pola Klaster
Pola pengembangan satuan usaha berbasis klaster adalah suatu pengembangan investasi
bagi kelompok usaha mikro, kecil, menengah berbasis klaster komoditas atau industri yang
mengoptimalkan hubungan antar pengusaha dalam perluasan kesempatan kerja, pemanfaatan
sumber daya lokal, dan pemasaran. Usaha ini mengkaitkan antara input–proses–output dan
pasar secara terangkai yang berbasis pada satu jenis komoditas (klaster komoditas) atau pada
kelompok industri (klaster industri).
Banyak usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) gagal beroperasi karena tidak
mendapatkan kepastian terhadap penyediaan input dan pemasaran output. Lembaga keuangan
kurang melihat perspektif mata rantai produksi, pengolahan, pemasaran sebagai suatu
rangkaian usaha yang beroperasi secara menyatu dan modal dapat kembali. Keterlibatan input,
proses, output dan akses pasar pada UMKM sering tidak terorganisir secara benar. Upaya
pemerintah belum optimal dalam mengembangkan jaringan kerja kemitraan dalam
pengembangan UMKM. Peran pemerintah terutama pemerintah daerah adalah menyiapkan
paket kebijakan pengembangan UMKM berbasis klaster komoditas atau klaster industry dan
pengembangan akses UMKM ke lembaga pasar lokal, domestik dan global. Peran yang
diharapkan dari adanya klaster ini adalah:
3
1) Pola pengembangan klaster ini diharapkan dapat menciptakan peluang pasar lokal maupun
domestik sebagai respon terhadap perkembangan yang ada. Dengan adanya pengembangan
pola klaster maka pasar lokal maupun domestik akan tercipta dengan mudah serta
mengikuti perkembangan globalisasi yang ada.
2) Melakukan inovasi dalam pengembangan teknologi sistem produksi, pengolahan dan
pemasaran.Pola pengembangan klaster ini juga diharapkan dapat menciptakan inovasi
produk yang menarik perhatian komsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Inovasi ini
tercipta karena bantuan dari teknologi dalam sistem memproduksinya serta memasarkan
dengan baik produk yang dibuat.
3) Penguatkan dan mengaktifkan jalinan hubungan secara kemitraan antarpelaku dalam
proses produksi, pengolahan dan pemasaran. Dengan adanya klaster maka akan
menciptakan kerjasama antara pelaku-pelaku usaha dengan mudah yang dapat mendorong
terciptanya hubungan yang saling menguntungkan nantinya dalam menjalankan usaha
klaster ini.
4) Melakukan identifikasi sumber daya yang potensial secara lebih intensif. Pola klaster ini
akan memudahkan dalam mengidentifikasi sumber daya yang bisa dimanfaatkan untuk
mendorong usaha klaster secara terus-menerus.
5) Menciptakan produk yang memiliki keunggulan komparatif. Pola pengembangan klaster
ini diharapkan dapat menciptakan produk tertentu dengan biaya yang lebih rendah jika
dibandingkan dengan produk-produk dari perusahaan lain.
6) Memanfaatkan sumber daya yang tersedia guna memperoleh nilai tambah yang lebih
tinggi. Dengan pola pengembangan klaster ini juga nantinya akan dapat memanfaatkan
sumber daya seperti bahan baku yang lebih maksimal yang mengubah sumber daya
tersebut menjadi suatu barang yang memiliki nilai jual yang lebih tinggi.
4. Tujuan Pengembangan Klaster UMKM
Adapun tujuan pengembangan klaster UMKM tersebut yaitu:
1) Dapat meningkatkan kinerja suatu klaster yang berbasis komoditas unggulan daerah.
Dalam hal ini klaster bertujuan untuk mengembangkan suatu produk yang menjadi
unggulan suatu daerah ataupun menjadi produk yang hanya dimiliki oleh beberapa
daerah saja yang menjadi ciri khas daerah tersebut.
2) Memberikan rekomendasi kepada stakeholders terkait mengenai upaya untuk
pengembangan klaster komoditas unggulan. Dalam hal ini klaster dapat bertujuan untuk
memberikan saran kepada konsumen atau pihak yang berkepentingan dalam mencari

4
suatu produk yang dapat memenuhi kebutuhannya. Dengan adanya klaster ini maka akan
dapat memudahkan kemana seharusnya konsumen untuk mencari suatu produk.
5. Manfaat Klaster
Klaster ini memiliki manfaat diantaranya manfaat klaster untuk skala makro dan skala
untuk mikro. Adapun manfaat tersebut yakni sebagai berikut.
1) Manfaat Klaster Untuk Skala Makro
(1) Klaster bermanfaat dalam hal terjadinya perubahan–perubahan bagi UMKM
khususnya dalam hal mempersiapkan adanya globalisasi. Jika UMKM dapat
mengembangkan pola klaster ini secara berkesinambungan maka UMKM yang ada
pada suatu daerah akan lebih bisa menghadapi perkembangan globalisasi saat ini
yang semakin hari semakin berkembang dengan adanya berbagai terkologi baru
yang muncul.
(2) Dengan persaingan yang terus meningkat baik di dalam negeri maupun persaingan
dengan produk impor, maka klaster akan membantu perekonomian negara dan
meningkatkan daya saing produk dengan berbagai macam inovasi yang dapat
dikembangkan untuk meningkatkan mutu produk sehingga dapat bersaing dengan
produk-produk impor.
(3) Klaster juga meningkatkan adanya teknologi baru, inovasi, peningkatan
produktifitas yang rendah, peningkatan kualitas manajemen, pelatihan dan
pendidikan, akses pasar dan akses permodalan. Klaster akan meningkatkan
teknologi baru yang dapat menciptakan inovasi baru. Dengan adanya inovasi baru
ini maka produktifitas akan mengalami peningkatan yang dapat meningkatkan
kualitas manajemen serta menjadi motivasi dalam menciptakan produk yang
bermanfaat dan menarik bagi konsumen. Klaster juga akan dapat meningkatkan
pelatihan dan pendidikan yang dapat mendorong usaha UMKM untuk bisa
memperoleh akses pasar dan permodalan yang lebih baik.
2) Manfaat Klaster Untuk Skala Mikro
(1) Bagi para anggota klaster
a. Mendapatkan keuntungan ekonomi melalui kerjasama. Karena dalam pola
pengembangan klaster ini semua usaha yang memiliki jenis yang sama menjadi
satu kelompok dalam satu daerah, maka akan menciptakan budaya kerjasama antar
pelaku usaha tersebut, yang nantinya akan memberikan manfaat bagi pelaku usaha
klaster ini.

5
b. Adanya serangkaian sumber daya yang berkompeten yang menguntungkan.
Anggota dalam suatu klaster ini akan dapat saling berbagi pengetahuan yang
bermanfaat bagi usaha dalam pengembangan klaster ini.
c. Pemasaran dan penempatan pasar (promosi ekspor) dapat dilakukan secara
bersama–sama. Penempatan pasar yang dilakukan secara bersama-sama ini
maksudnya adalah anggota dalam klaster ini bersama-sama dalam memasarkan
produk yang menjadi unggulan suatu daerah.
d. Penyatuan tenaga kerja (SDM), karena berkumpul dalam satu lokasi. Tenaga kerja
yang berada dalam satu lokasi akan dapat memudahkan para anggota dalam
melakukan koordinasi terkait klaster mereka.

(2) Bagi para konsumen atau pihak yang berkepentingan


a. Memudahkan para klien karena usahanya terdapat pada satu lokasi. Dengan
adanya klaster ini konsumen akan diberikan kemudahan dalam mencari produk
yang mereka inginkan. Karena konsumen akan mendatangi satu lokasi saja untuk
mencari produk.
b. Pengurangan biaya dan fleksibilitas. Bagi konsumen dengan adanya klaster ini
akan memudahkan konsumen dalam mencari produk yang mereka cari karena
sudah ada pada satu lokasi.Konsumen hanya akan tertuju pada satu lokasi saja
untuk mendapatkan poduk dan mereka akan lebih fleksibel untuk mencari apa
yang mereka inginkan.
6. Kunci Sukses Pengembangan Klaster
Untuk mencapai kesuksesan dalam pengembangan kalster, tentunya ada beberapa hal
yang menjadi kunci untuk mencapai kesuksesan tersebut yakni sebagai berikut.
1) Keberadaan fungsi jejaring dan kerjasama. Karena klaster merupakan pengelompokan
usaha yang berada pada satu lokasi, maka hubungan kerjasama yang baik menjadi kunci
yang sangat penting untuk mencapai tujuan bersama.
2) Inovasi kuat yang dihasilkan. Klaster harus mampu menciptakan inovasi yang menarik
yang dapat menarik minat konsumen jika dibandingkan dengan produk impor lainnya.
3) Keberadaan atau ketersediaan tenaga kerja terampil. Tenaga kerja yang terampil sangat
dibutuhkan untuk mencapai kesuksesan dalam klaster. Karena dengan adanya tenaga kerja
yang terampil akan dapat menciptakan inovasi yang menarik dalam klaster tersebut.
4) Keberadaan perusahaan besar. Keberadaan perusahaan besar juga akan mendorong
keberhasilan suatu klaster, perusahaan besar multinasional yang memproduksi produk

6
akhir mereka akan didukung oleh sejumlah pemasok lapisan pertama untuk mendapatkan
pemasok bahan baku. Maka dari itu, peran klaster industri masih dipegang oleh perusahaan
besar multinasional yang mempunyai cukup sumber daya untuk memproduksi produk
akhir yang diciptakan oleh perusahaan besar.
5) Budaya kewirausahaan yang tinggi. Dengan budaya kewirausahaan yang tinggi maka akan
dapat mendorong kesuksesan klaster ini, karena budaya kewirausahaan yang tinggi akan
dapat meningkatkan inovasi dan semangat yang tinggi untuk terus mengembangkan usaha.
6) Akses sumber permodalan. Hal ini sangat penting dalam pengembangan segala jenis usaha,
jika cara atau cara untuk mendapatan sumber permodalan mudah diperoleh maka akan
mendorong kesuksesan klaster ini.
B. ALUR PIKIR PENGEMBANGAN KLASTER DI INDONESIA
Alur pikir pengembangan klaster dapat digambarkan pada Gambar 2 di bawah ini.
Gambar 2. Alur Pikir Pengembangan Klaster

7
Adapun penjelasan dari gambar di atas adalah sebagai berikut.
Terdapat tiga tahap dari pengembangan klaster yang ada di Indonesia yaitu:
1. Tahap Input
Klaster yang masuk ke dalam tahap input berupa klaster semi aktif. Klaster semi aktif ini
merupakan klaster yang udah ada namun belum berkembang. Adapun kriteria dari klaster
semi aktif ini adalah:
1) Diutamakan klaster komoditi unggulan.
Klaster semi aktif tersebut dalam menjalankan usahanya harus memiliki komoditi
unggulan yang merupakan barang dagang utama yang terbaik/unggul dari pada komoditi
lainnya.

8
2) Diutamakan pasar berorientasi ekspor
Klaster semi aktif tersebut harus menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan atas
permintaan pasar luar negeri agar nantinya dapat di ekspor dan bertujuan untuk dapat
mengembangkan usaha lebih luas.. Produknya selalu diminati oleh importir berapapun
jumlah yang tersedia.
3) Ada UMKM yang menjadi local champion (menjadi pioneer).
Klaster semi aktif tersebut berasal dari UMKM yang menjadi pioneer atau perintis
pertama yang menjalankan usaha dengan komoditas unggulan di daerahnya. Sehingga
apabila klaster ini berhasil berkembang, klaster tersebut akan dijadikan model usaha untuk
klaster-klaster di daerah lainnya.
4) Diutamakan klaster menyerap tenaga kerja
Klaster semi aktif tersebut memiliki besarnya jumlah tenaga kerja yang terserap bagi
masyarakat yang kondisi ekonominya cenderung prasejahtera
5) Klaster yang menjadi prioritas telah mendapatkan binaan dari Pemda dan atau dukungan
dari lembaga lain
Diutamakan terlebih dahulu klaster yang semi aktif yang sudah mendapatkan binaan
dari Pemda dan atau dukungan dari lembaga lain agar mudah untuk dikembangkan lebih
lanjut.
2. Tahap Proses
Setelah kriteria-kriteria dari klaster semi aktif yang dijadikan input tersebut terpenuhi,
dilanjutkan ke tahap proses. Tahap ini berupa bantuan teknis untuk mengembangkan klaster
semi aktif tersebut. Adapun bantuan teknis meliputi empat aspek.
1) Aspek Pemasaran
Bantuan teknis dalam aspek pemasaran membantu dalam menganalisis jumlah
permintaan pasar, supply, harga, program pemasaran dan perkiraan penjualan yang dapat
dicapai klaster. Tujuan diberikan bantuan teknis pada aspek pemasaran kepada klaster
semi aktif adalah untuk perluasan pasar dan menjangkau lebih banyak konsumen. Bantuan
promosi dalam menawarkan produk klaster kepada pembeli dan menambah relasi dengan
distributor juga mempermudah klaster tersebut lebih cepat berkembang.

2) Aspek Produksi
Bantuan teknis dalam aspek produksi membantu dalam hal skala produksi menjadi
optimal, proses produksi menjadi lebih tepat, mesin-mesin dan perlengkapan yang
dibutuhkan juga sudah tepat. Bantuan teknis pada aspek produksi ini bertujuan untuk
9
meningkatkan jumlah dan mutu produksi yang dihasilkan berdasarkan standar yang
dibutuhkan konsumen.
3) Aspek Manajemen
Bantuan teknis dalam aspek manajemen meliputi bantuan kepada pihak yang terlibat
dalam pelaksanaan klaster tersebut, pembentukan bentuk organisasi, struktur organisasi
dalam klaster agar tepat, dan penambahan jumlah tenaga kerja yang dapat digunakan.
Bantuan teknis pada aspek manajemen membantu klaster dalam menyusun rencana dan
strategi yang akan dilakukan klaster untuk jangka panjang.
4) Aspek Keuangan
Bantuan teknis aspek keuangan meliputi bantuan pada dana yang dibutuhkan dalam
mengembangkan klaster. Biasanya bantuan teknis berupa bantuan dana berasal dari
lembaga keuangan atau lembaga lainnya untuk mengembangkan klaster semi aktif
tersebut.
Keseluruhan bantuan teknis tersebut dilakukan dari hulu (bagi industri yang
memiliki sifat hanya menyediakan bahan baku yang dibutuhkan oleh industri lain) sampai
ke hilir (bagi industri yang kegiatannya mengolah barang setengah jadi menjadi barang jadi
sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung dikonsumsi atau digunakan oleh
konsumen).Dalam proses pengembangan klaster tentu saja ada faktor-faktor penentu
klaster agar dapat berhasil berkembang. Keseluruhan faktor-fakter penentu klaster tersebut,
melibatkan seluruh stakeholder (para pemangku kepentingan) yang terkait dalam proses
pengembangan klaster.
(1) Faktor kondisi input (inut condition), melibatkan para pengelola bahan baku ataupun
sampai bahan yang hampir jadi, sehingga berkaitan dengan aspek produksi.
(2) Faktor permintaan (demancd factor), melibatkan para konsumen dalam memenuhi
jumlah produk yang diminta, sehingga berkaitan dengan aspek pemasaran.
(3) Faktor industri pendukung dan terkait (related and supporting industries): melibatkan
industri pendukung pengembangan usaha klaster, penyalur, industry penyedia bahan
baku, yang juga berkaitan dengan aspek pemasaran dan aspek produksi.
(4) Faktor strategi perusaaan dan pesaing (context for firm and strategy): melibatkan pihak
pelaksana (organisasi) dalam klaster tersebut berkaitan dengan aspek manajemen.
(5) Faktor modal sosial (social capital): melibatkan pihak memiliki relasi terkait kerjasama
dalam pengembangan kalter, seperti pihak bank, instansi maupun pemerintah yang
berkaitan dengan aspek keuangan, dapat juga aspek yang lainnya.
3. Tahap Output
10
Pada tahap output, klaster semi aktif yang sudah melalui tahap proses telah menjadi klaster
aktif atau klaster yang telah berhasil berkembang. Adapun yang termasuk kriteria klaster aktif
ini adalah sebagai berikut.
1) Ada peningkatan kualitas produk
2) Perluasan pasar
3) Peningkatan penyerapan tenaga kerja
4) Ada dukungan kebijakan dari pemerintah/instansi terkait
5) Bank tertarik untuk membiayai

Adapun proses pemilihan klaster dapat digambarkan pada Gambar 3 berikut ini.
Gambar 3. Proses Pemilihan Klaster

Dari penjelasan tersebut dapat dijelaskan bahwa klaster yang dipilih, idealnya adalah
klaster yang merupakan program dari pemerintah daerah yang mana harus memenuhi dua
syarat utama yaitu:
1. Klaster dengan komoditas unggulan daerah atau jenis usaha daerah (sumber berasal dari
BLS, Pemda, Bappeda dll). Komuditas unggulan daerah ini merupakan barang utama
dagangan yang berbeda dari yang lainnya, yang mana menjadi ciri khas dari klaster

11
tersebut di daerahnya dan jenis komoditas tersebut merupakan komoditas terbaik dari
komoditas yang ada di wilayahnya.
2. Klaster-klaster yang ada di daerah. Klaster tersebut harus berasal dari wilayah atau daerah
tempat klaster tersebut menjalankan usahanya.
Setelah dua syarat diatas terpenuhi, maka klaster tersebut akan terpilih nantinya untuk
dikembangkan menjadi klaster aktif melalui proses yang telah dijelaskan sebelumnya.

12

Vous aimerez peut-être aussi

  • Panca Sila
    Panca Sila
    Document2 pages
    Panca Sila
    Dayu Yuni Pramitha
    Pas encore d'évaluation
  • Bentuk-Bentuk Aliansi
    Bentuk-Bentuk Aliansi
    Document5 pages
    Bentuk-Bentuk Aliansi
    Indah Permata Sarii
    Pas encore d'évaluation
  • Akpri Topik 5 KLP 5
    Akpri Topik 5 KLP 5
    Document27 pages
    Akpri Topik 5 KLP 5
    Indah Permata Sarii
    Pas encore d'évaluation
  • Contoh Aliansi
    Contoh Aliansi
    Document1 page
    Contoh Aliansi
    Indah Permata Sarii
    Pas encore d'évaluation
  • Usaha Koperasi Unik
    Usaha Koperasi Unik
    Document2 pages
    Usaha Koperasi Unik
    Indah Permata Sarii
    Pas encore d'évaluation
  • Dalam Kajian
    Dalam Kajian
    Document2 pages
    Dalam Kajian
    Indah Permata Sarii
    Pas encore d'évaluation
  • Indah Bagian 1
    Indah Bagian 1
    Document8 pages
    Indah Bagian 1
    Indah Permata Sarii
    Pas encore d'évaluation
  • Group5 Reg Topik5 PDF
    Group5 Reg Topik5 PDF
    Document9 pages
    Group5 Reg Topik5 PDF
    Indah Permata Sarii
    Pas encore d'évaluation
  • Umkm Sub Ab
    Umkm Sub Ab
    Document9 pages
    Umkm Sub Ab
    Indah Permata Sarii
    Pas encore d'évaluation
  • Sub 1 Dan 2
    Sub 1 Dan 2
    Document4 pages
    Sub 1 Dan 2
    Indah Permata Sarii
    Pas encore d'évaluation
  • Group5 Reg Topik5 PDF
    Group5 Reg Topik5 PDF
    Document9 pages
    Group5 Reg Topik5 PDF
    Indah Permata Sarii
    Pas encore d'évaluation
  • Sub 1 Dan 2
    Sub 1 Dan 2
    Document4 pages
    Sub 1 Dan 2
    Indah Permata Sarii
    Pas encore d'évaluation
  • Icq (Hal 48 Buku 1)
    Icq (Hal 48 Buku 1)
    Document3 pages
    Icq (Hal 48 Buku 1)
    Indah Permata Sarii
    Pas encore d'évaluation
  • Prosedur Audit (Hal 18-20 Buku2)
    Prosedur Audit (Hal 18-20 Buku2)
    Document6 pages
    Prosedur Audit (Hal 18-20 Buku2)
    Indah Permata Sarii
    Pas encore d'évaluation
  • Ak LPD Sap 13
    Ak LPD Sap 13
    Document9 pages
    Ak LPD Sap 13
    Indah Permata Sarii
    Pas encore d'évaluation
  • Sub 1 Dan 2
    Sub 1 Dan 2
    Document4 pages
    Sub 1 Dan 2
    Indah Permata Sarii
    Pas encore d'évaluation
  • Ak Keufix
    Ak Keufix
    Document14 pages
    Ak Keufix
    Indah Permata Sarii
    Pas encore d'évaluation
  • Akuntansi Keper
    Akuntansi Keper
    Document1 page
    Akuntansi Keper
    Indah Permata Sarii
    Pas encore d'évaluation
  • PEMBAHASAN
    PEMBAHASAN
    Document1 page
    PEMBAHASAN
    Indah Permata Sarii
    Pas encore d'évaluation
  • RMK Rabu 1
    RMK Rabu 1
    Document12 pages
    RMK Rabu 1
    Indah Permata Sarii
    Pas encore d'évaluation
  • Ak LPD Sap 1
    Ak LPD Sap 1
    Document25 pages
    Ak LPD Sap 1
    Indah Permata Sarii
    Pas encore d'évaluation
  • Ta Sap 14
    Ta Sap 14
    Document12 pages
    Ta Sap 14
    irna
    Pas encore d'évaluation
  • Ak LPD Sap 11 Fiks Ini
    Ak LPD Sap 11 Fiks Ini
    Document11 pages
    Ak LPD Sap 11 Fiks Ini
    Indah Permata Sarii
    Pas encore d'évaluation
  • Bab 14 Aik
    Bab 14 Aik
    Document5 pages
    Bab 14 Aik
    Indah Permata Sarii
    Pas encore d'évaluation
  • COVER HK
    COVER HK
    Document15 pages
    COVER HK
    Indah Permata Sarii
    Pas encore d'évaluation
  • COVER HK
    COVER HK
    Document1 page
    COVER HK
    Indah Permata Sarii
    Pas encore d'évaluation
  • BUMN
    BUMN
    Document15 pages
    BUMN
    Indah Permata Sarii
    Pas encore d'évaluation
  • Aik Bab 13 Belom Fiks
    Aik Bab 13 Belom Fiks
    Document17 pages
    Aik Bab 13 Belom Fiks
    Indah Permata Sarii
    Pas encore d'évaluation
  • Cover Aik
    Cover Aik
    Document1 page
    Cover Aik
    Indah Permata Sarii
    Pas encore d'évaluation