Vous êtes sur la page 1sur 3

PROSEDUR

KOMUNIKASI EFEKTIF ANTAR PETUGAS KESEHATAN


VIA LISAN /TELEPON
RSUD.Dr.M.HAULUSSY
AMBON No Dokumen No. Revisi Halaman

STANDAR Ditetapkan oleh


OPERASIONAL Direktur RSUD Dr.M.Haulussy
PROSEDUR Tanggal Terbit
1 November
2016
Dr. Justini Pawa,M.Kes
NIP. 19620623 198903 2005
PENGERTIAN Komunikasi efektif melalui lisan atau telepon yang dilakukan oleh
perawat atau dokter jaga bangsal dan IGD untuk melaporkan segala
bentuk keluhan, keadaan dan permasalahan pasien kepada dokter DPJP
yang merawat secara tepat waktu, lengkap, akurat , jelas dan dipahami
oleh kedua belah pihak.
TUJUAN 1. Untuk menjalin kerjasama antar dokter & perawat.
2. Mengurangi kesalahan dan menghasilkan peningkatan keselamatan
pasien.
3. Meningkatkan mutu pelayanan medis.

KEBIJAKAN 1. PERMENKES NOMOR 1691/MENKES/PER/VIII/2011


2. SK Direktur tentang Keselamatan Pasien RSUD dr. M Haulussy
No.
3. SK Direktur Komunikasi efektif antar petugas kesehatan
PROSEDUR Alat yang dibutuhkan :
1. Cap verifikasi
2. Bolpoint.
3. Telepon

A. Persiapan
1. Perawat/Dokter Jaga menyiapkan berkas rekam medik pasien yang
akan diinformasikan.
2. Perawat/Dokter Jaga menyiapkan data masalah/kondisi pasien
yang akan dilaporkan.
3. Perawat/Dokter Jaga mengidentifikasi identitas dokter tujuan
(nama dan nomer telepon dokter penanggung jawab pasien).
KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN MASYARAKAT, PASIEN
DAN KELUARGA

RSUD.Dr.M.HAULUSSY No Dokumen No Revisi Halaman


AMBON

PROSEDUR B. Pelaksanaan
1. Perawat/Dokter Jaga melaporkan masalah/kondisi pasien
secara langsung via lisan maupun melalui telepon.
2. Apabila laporan dilakukan melalui telepon, Perawat/Dokter
Jaga menyebutkan nama dirinya, tempat tugas dan
mengklarifikasi nama dokter penanggung jawab pasien yang
dituju.
3. Perawat/Dokter Jaga menyampaikan tujuan melaporkan
pasien.
4. Perawat/Dokter Jaga menyebutkan identitas pasien (Nama
Pasien, Nomer Kamar / bed pasien dan data lain sesuai
kebutuhan).
5. Perawat/Dokter Jaga melakukan komunikasi/melaporkan
dengan metode SBAR sebagai berikut:
a. Situation (S) : Perawat/Dokter Jaga menyebutkan situasi
yang dialami pasien terkini, misalnya, Vital Sign, Kesadaran
dll.
b. Background (B) : Perawat/Dokter Jaga menyebutkan latar
belakang yang mendasari situasi, misalnya diagnosa medis,
tindakan pelayanan yang baru saja dilakukan dll.
c. Assesment (A) : Perawat/Dokter Jaga menyebutkan
dugaan adanya masalah keperawatan atau masalah medis
pada pasien tersebut.
d. Recomendation (R) : Perawat/Dokter Jaga menanyakan /
mengusulkan / mendiskusikan pemeriksaan atau tindakan
yang perlu dilakukan.
6. Perawat/Dokter Jaga menuliskan hasil konsultasi dalam catatan
medis bagian instruksi dokter dan membubuhkan cap verifikasi
disamping tulisan.
7. Penulisan hasil konsultasi tidak boleh disingkat dan harus ditulis
secara lengkap dan jelas.
8. Apabila komunikasi dilakukan per telpon :
a. Perawat/Dokter Jaga menyimak informasi dengan
seksama dan selanjutnya mencatat pada berkas rekam
medis program terapi/rencana tindakan yang akan
dilakukan.
b. Perawat/Dokter Jaga melakukan klarifikasi program
terapi/rencana tindakan dengan membacakan ulang apa
yang telah ditulis , khusus untuk obat yang termasuk
dalam daftar obat LASA/NORUM dan High Alert dilakukan
dengan membaca per huruf (spelling).
c. Perawat/Dokter Jaga mencantumkan tanggal, jam, tanda
tangan dan nama terang pada program terapi dan rencana
tindakan tersebut.
d. Perawat/Dokter Jaga membubuhkan tanda centang pada
kolom “read back”. Jika kolom read back belum dicentang
maka perawat lain yang membaca mengkonfirmasi ulang
hasil konsultasi kepada dokter yang bersangkutan.
9. Dokter segera menandatangani program terapi/rencana
tindakan yang ditulis oleh perawat/dokter jaga tersebut dalam
waktu 1x 24 jam (Verifikasi)

UNIT TERKAIT 1. Instalasi Gawat Darurat


2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi Farmasi

Vous aimerez peut-être aussi