Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
net/publication/274921079
CITATIONS READS
0 2,605
1 author:
Heru Hendrayana
Universitas Gadjah Mada
41 PUBLICATIONS 12 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Modeling Distribution of Rock Potential Acid Forming in Open Pit Coal Mining Areas View project
All content following this page was uploaded by Heru Hendrayana on 14 April 2015.
Untuk mencapai tujuan tersebut, serta untuk mencegah dan menanggulangi terjadinya degradasi
kondisi dan lingkungan airtanah, maka Pemerintah telah merumuskan dan menetapkan berbagai
kebijakan di bidang airtanah antara lain sebagai berikut :
Kebijakan pengelolaan airtanah disusun dan ditetapkan secara terintegrasi dalam kebijakan
pengelolaan sumberdaya iar yang dijabarkan lebih lanjut dalam kebijakan teknis pengelolaan
airtanah yang berfungsi sebagai arahan dalam pengelolaan airtanah meliputi kegiatan konservasi,
pendayagunaan, pengendalian daya rusak dan sistem informasi airtanah di wilayah administrasi yang
bersangkutan, baik pada tingkat nasional, provinsi, maupun kabupaten/ kota.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, zona konservasi airtanah suatu daerah dibedakan menjadi
beberapa kategori : aman, rawan, kritis dan rusak, yang kemudian disajikan dalam bentuk peta. Zona
konservasi airtanah memuat ketentuan konservasi dan pendayagunaan airtanah pada cekungan
airtanah. Selain itu didalamnya memuat informasi tentang hidrogeologi dan potensi airtanah.
Ketentuan lebih lanjut mengenai klasifikasi zona konservasi airtanah diatur dengan peraturan
menteri (PP No. 43/2008 Pasal 24).
Penetapan zona konservasi airtanah adalah wewenang Pemerintah, yaitu Menteri, Gubernur,
Buapti/Walikota setelah melakukan konsultasi publik (PP No. 43/2008 Pasal 24 Ayat (2)). Zona
konservasi airtanah dapat ditinjau kembali, apabila terjadi perubahan kuantitas, kualitas dan
lingkungan airtanah (PP No. 43/2008 Pasal 24 Ayat (5)).
Pendayagunaan pada Pengelolaan Airtanah
Pendayagunaan airtanah diutamakan pada pemenuhan kebutuhan pokok hidup masyarakat secara
adil dan berkelanjutan serta dilaksanakan berdasarkan rencana pengelolaan airtanah dan
dilaksanakan oleh Pemerintah dengan melibatkan masyarakat (PP No. 43/2008 Pasal 47).
Pendayagunaan airtanah diarahkan untuk mendukung upaya efektivitas dan efisiensi penggunaan
airtanah yang dapat menerus serta berkelanjutan, khususnya untuk memenuhi kebutuhan pokok
sehari-hari. Selanjutnya, penggunaan airtanah dapat digunakan juga untuk pertanian, sanitasi
lingkungan, perindustrian, pertambangan, pariwisata dan sebagainya, setelah kebutuhan pokok
tercukupi.
Zona Pemanfaatan airtanah merupakan acuan dalam penyusunan rencana pengeboran, penggalian,
pemakaian, pengusahaan dan pengembangan airtanah serta penyusunan rencana tata ruang
wilayah. Sedangkan penetapan peruntukan airtanah pada cekungan airtanah dilaksanakan dengan
mempertimbangkan :
1. Kuantitas dan kualitas airtanah
2. Daya dukung akuifer terhadap pengambilan airtanah
3. Jumlah dan sebaran penduduk dan laju pertambahannya
4. Proyeksi kebutuhan airtanah
5. Pemanfaatan airtanah yang sudah ada
Pelaksanaan kegiatan penatagunaan airtanah mulai dari penetapan zona pemanfaatan airtanah
sampai dengan penetapan peruntukan airtanah pada cekungan airtanah diawasi oleh Menteri,
Gubernur atau Bupati/Walikota sesuai kewenangannya.
Pengendalian Daya Rusak Airtanah pada Pengelolaan Airtanah
Pengendalian daya rusak airtanah adalah pengendalian daya rusak air pada cekungan airtanah
seperti yang tercantum pada pasal 58 UU No. 7/2004. Sedangkan menurut PP No. 43/2008,
pengendalian daya rusak airtanah ditujukan untuk mencegah, menanggulangi intrusi air asin dan
memulihkan kondisi airtanah akibat intrusi air laut, serta mencegah, menghentikan atau mengurangi
terjadinya amblesan muka tanah.
Ringkasan
Program Konservasi Air Tanah, diarahkan untuk:
Meningkatkan, memulihkan dan mempertahankan daya dukung, daya tampung dan fungsi Air Tanah untuk
menjamin ketersediaannya.
Memulihkan, memperbaiki dan mempertahankan kualitas Air Tanah.
Menerapkan prinsip pencemar membayar sebagai instrumen untuk mendorong pengendalian pencemaran Air Tanah
dan meningkatkan pengelolaan kualitas Air Tanah.
Program Pendayagunaan Air Tanah, diarahkan untuk:
Menyediakan Air Tanah yang memenuhi persyaratan kualitas dan kuantitas sesuai dengan ruang dan waktu secara
berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari sebagai prioritas.
Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyediaan serta penggunaan Air Tanah sebagai air baku.
Meningkatkan dan mendorong pengembangan sistem penyediaan air minum berbasis masyarakat dalam rangka
mendukung asesibilitas masyarakat terhadap air bersih.
Melaksanakan pendayagunaan Air Tanah untuk mendukung perkembangan ekonomi secara efektif dan efisien
dengan mempertimbangkan kepentingan antarsektor, antarwilayah, dan dampak jangka panjang.
Menerapkan prinsip penerima manfaat menanggung biaya jasa pengelolaan Air Tanah, kecuali untuk kebutuhan
pokok sehari-hari dan pertanian rakyat guna mendorong penghematan penggunaan Air Tanah dan meningkatkan
kinerja pengelolaan Air Tanah.
Meningkatkan peran dunia usaha dalam pemanfaatan Air Tanah dengan tetap mengutamakan kepentingan publik
dan sosial.
Program Pengendalian Daya Rusak Air Tanah, diarahkan untuk:
Meningkatkan kesiapan, adaptasi dan ketahanan pemilik kepentingan menghadapi akibat daya rusak Air Tanah.
Melindungi kawasan budidaya dari bencana Air Tanah dengan prioritas daerah permukiman, daerah produksi, dan
prasarana umum.
Memperbaiki dan memulihkan fungsi lingkungan hidup serta prasarana dan sarana umum yang terkena bencana
akibat daya rusak Air Tanah.
Perencanaaan tata ruang seharusnya memperhatikan kemungkinan terjadinya bencana akibat daya rusak Air Tanah.
Program Peningkatan Peran Masyarakat, Swasta, dan Pemerintah, diarahkan untuk:
Meningkatkan prakarsa dan peran masyarakat secara terencana, sistematis dan menerus dalam kegiatan
pengelolaan Air Tanah.
Meningkatkan peran dan tanggung jawab swasta untuk berpartisipasi dalam kegiatan pengelolaan Air Tanah.
Meningkatkan kinerja lembaga pemerintah dalam pengelolaan Air Tanah melalui penyesuaian dan penyempurnaan
kelembagaan, peningkatan kualitas sumber daya manusia sesuai standar kompetensi, dan peningkatan sistem
koordinasi antar lembaga pemerintah.
Mendorong peran serta wadah koordinasi dan konsultasi para pemilik kepentingan dalam rangka pengelolaan Air
Tanah yang berdasarkan asas transparansi, keadilan, pelestarian, keterpaduan, dan akuntabilitas.
Program Peningkatan Jaringan Sistem Informasi Air Tanah, agar diarahkan untuk:
Mengkoordinasi dan menyediakan data dan informasi Air Tanah yang akurat, tepat waktu, berkelanjutan, dan mudah
diakses oleh pengguna atau publik.
Mewujudkan kemudahan mengakses dan mendapatkan data dan informasi Air Tanah bagi masyarakat untuk
mendukung transparansi kegiatan pengelolaan Air Tanah.