Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
2.4 Gambaran Gejala Umum dan Tanda Penyakit Asthma Bronchiale ..................... 8
i
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
ditularkan dari orang ke orang, mempunyai durasi yang panjang, dan umumnya
berkembang lambat. Empat jenis penyakit tidak menular utama menurut WHO adalah
pernapasan kronis (asma dan penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes
Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara global. Data
WHO menunjukkan bahwa dari 57 juta kematian yang terjadi di dunia pada tahun
2008, sebanyak 36 juta atau hampir dua pertiganya disebabkan oleh Penyakit Tidak
Menular. PTM juga membunuh penduduk dengan usia yang lebih muda. Di negara-
negara dengan tingkat ekonomi rendah dan menengah, dari seluruh kematian yang
terjadi pada orang-orang berusia kurang dari 60 tahun, 29% disebabkan oleh PTM,
penyakit pernafasan kronis, penyakit pencernaan dan PTM yang lain bersama-sama
1
Asma adalah penyakit inflamasi (peradangan) kronik saluran napas yang
ditandai adanya mengi, batuk, dan rasa sesak di dada yang berulang dan timbul
terutama pada malam atau menjelang pagi akibat penyumbatan saluran pernapasan.
Penyakit ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di hampir semua negaradi
dunia, diderita oleh anak-anak sampai dewasa dengan derajat penyakit dari ringan
sampai berat, bahkan beberapa kasus dapat menyebabkan kematian. Asma merupakan
penyakit kronis yang sering muncul pada masa kanak-kanak dan usia muda sehingga
dapat menyebabkan kehilangan hari-hari sekolah atau hari kerja produktif yang
Menurut data yang dikeluarkan WHO pada bulan Mei tahun 2014, angka
kematian akibat penyakit asma di Indonesia mencapai 24.773 orang atau sekitar 1,77
persen dari total jumlah kematian penduduk. Setelah dilakukan penyesuaian umur
dari berbagai penduduk, data ini sekaligus menempatkan Indonesia di urutan ke-19 di
Hasil Riskesdas tahun 2013 data mengenai penyakit asma yang diambil dari
wawancara sebesar 4,5% dan lebih tinggi terjadi pada perempuan. dari tahun 2007
sebanyak 1,9% mengalami peningkatan menjadi 4,5% di tahun 2013. Sementara itu,
Provinsi Riau juga mengalami peningkatan angka kejadian penyakit asma menurut
data Riskesdas 2007 menunjukkan angka kejadian sebesar 1,6% dan meningkat pada
2
Hasil Riskesdas tahun 2013 terdapat 18 provinsi yang mempunyai pervalensi
penyakit asma melebihi angka nasional, dari 18 provinsi tersebut terdapat 5 provinsi
teratas adalah sulawesi tengah (7,8%), Nusa Tenggara Timur (7,3%), DI Yogyakarta
(6,9%), Sulawesi Selatan (6,7%), dan Kalimantan Selatan (6,4%). Sementara menurut
kelompok umur persentase terbesar itu terjadi pada kelompok usia 25-34 tahun
Penyakit asma merupakan salah satu jenis penyakit tidak menular yang dapat
menyebabkan kematian, dan sering terjadi, namun sebenarnya penyakit ini dapat
bronchiale.
3
1.3 Tujuan
bronchiale.
4
BAB II
PEMBAHASAN
peradangan kronis yang umum terjadi pada saluran napas yang ditandai dengan gejala
yang bervariasi dan berulang, penyumbatan saluran napas yang bersifat reversibel,
Asma bronkial adalah sebutan lain untuk penyakit asma umum yang
disebabkan oleh peradangan dalam saluran udara (bronkus). Peradangan ini kemudian
berlebih. Produksi lendir paru yang berlebihan sebagai reaksi dari peradangan akan
2018).
napas yang kemudian dapat meningkatkan kontraksi otot polos di sekeliling saluran
napas. Hal ini bersamaan dengan faktor lain menyebabkan penyempitan saluran napas
biasanya dapat pulih dengan atau tanpa pemberian terapi. Adakalanya saluran napas
itu sendiri yang berubah, biasanya terjadinya perubahan di saluran napas, termasuk
meningkatnya eosinofil dan penebalan lamina retikularis. Dalam jangka waktu lama,
5
otot polos saluran napas bisa bertambah ukurannya bersamaan dengan bertambahnya
jumlah kelenjar lendir. Jenis sel lain yang terlibat yaitu: Limfosit T, makrofag, dan
neutrofil. Kemungkinan ada juga keterkaitan komponen lain sistem imun yaitu: antara
a. Asma intermiten
3. Serangan singkat
4. Faal paru, APE ≥ 80%, VEP 1 ≥ 80% nilai prediksi, APE ≥ 80% nilai terbaik,
Biasanya jika mengalami asma jenis ini, maka tidak akan diberikan obat
pengendali asma. Hanya saja, perlu menghindari berbagai hal yang dapat
6
3. Serangan dapat menganggu aktivitas dan tidur.
4. Faal paru, APE ≥ 80%, VPE1 ≥ 80% nilai prediksi, APE ≥ 80% nilai terbaik,
Jika mengalami penyakit asma jenis ini, maka dokter hanya akan memberikan
5. Faal paru, APE ≤ 60%, VEP1 60% - 80% nilai prediksi, APE 60%-80% nilai
Orang yang memiliki asma persisten sedang akan diberikan obat untuk
mengendalikan penyakit asma yang dideritanya. Selain itu, pasien dengan jenis
adalah terapi yang terdiri dari berbagai obat-obatan untuk melegakan dan
memperlancar pernapasan.
7
3. Aktivitas sangat terganggu.
4. Faal paru, APE ≤ 60%, VEP1 ≤ 60% nilai prediksi, APE ≤ 60% nilai terbaik,
Obat pengendali asma yang diberikan pada penyakit asma persisten berat ini tak
cukup satu jenis saja. dokter akan memberikan beberapa kombinasi inhaler
tanda ini, penderita dapat menghentikan serangan asma atau mencegah agar tidak
semakin buruk. Tanda-tanda ini dapat menjadi peringatan dini yang meliputi
(DokterSehat.Com, 2018):
g. Tanda-tanda flu, atau alergi (bersin, pilek, batuk, hidung tersumbat, sakit
8
h. Sulit tidur.
Serangan asma adalah episode di mana otot yang mengelilingi saluran udara
Selama serangan itu, lapisan saluran udara menjadi bengkak atau meradang dan sel-
sel yang melapisi saluran udara menghasilkan lebih banyak lendir lebih dari biasanya.
seperti kesulitan bernapas, mengi, batuk, sesak napas, dan kesulitan melakukan
(DokterSehat.Com):
a. Mengi parah ketika bernapas baik ketika tarik napas maupun mengeluarkan napas.
e. Tarikan otot bantu pernapasan seperti otot leher, otot dada, dan tulang rusuk yang
f. Kesulitan berbicara.
i. Bibir biru atau kuku menjadi biru, yang dikenal dalam medis sebagai sianosis.
9
2.5 Faktor Risiko Penyakit Asthma Bronchiale
kombinasi yang rumit dan belum sepenuhnya dimengerti. Semua faktor ini
memengaruhi baik tingkat keparahan dan juga respons terhadap terapi. Adanya
peningkatan laju penderita asma belakangan ini disebabkan oleh perubahan faktor
epigenetik (terwariskan selain adanya hubungan dengan urutan DNA) dan lingkungan
a. Lingkungan
eksaserbasi asma yaitu: alergen, polusi udara, dan senyawa kimiawi lingkungan
dengan risiko yang lebih besar untuk gejala mirip asma. kualitas udara buruk, dari
polusi kendaraan atau kadar ozon yang tinggi, selalu dihubungkan dengan
menunjukkan hubungan yang positif. Selain itu, ftalat pada PVC juga dihubungkan
dengan asma pada anak-anak dan dewasa sebagai sumber pajanan terhadap
dalam ruangan yang umum di antaranya adalah: tungau debu, kecoa, ketombe
hewan, dan jamur. Berbagai upaya untuk mengurangi tungau debu ternyata tidak
efektif. Infeksi virus tertentu pada saluran napas dapat meningkatkan risiko
10
timbulnya asma apabila terjadi saat masih anak-anak seperti misalnya: respiratory
syncytial virus dan rinovirus. Akan tetapi beberapa jenis infeksi lain dapat
menurunkan risiko.
b. Genetika
Sejarah keluarga merupakan faktor risiko asma yang melibatkan berbagai gen.
Bila salah satu dari kembar identik mengidap asma, probabilitas dari pasangan
kembarnya menderita penyakit ini sekitar 25%. Pada akhir tahun 2005, 25 gen
telah diasosiasikan dengan asma pada enam atau lebih populasi terpisah di
Kebanyakan dari gen ini berhubungan dengan sistem imun atau modulasi proses
gen ini, hasil yang diperoleh belum konsisten dengan semua populasi yang diuji.
Pada tahun 2006 terdapat lebih dari 100 gen yang dihubungkan dengan asma
hanya pada satu penelitian asosiasi genetika saja. masih banyak yang ditemukan
nukleotida tunggal spesifik dalam wilayah CD14 dan pajanan terhadap endotoksin
(suatu produk bakteri). Pajanan endotoksin dapat berasal dari berbagai sumber
11
2.6 Epidemiologi Penyakit Asthma Bronchiale
Hingga tahun 2011, 235–300 juta orang di seluruh dunia menderita asma, dan
sekitar 250.000 orang meninggal per tahun karena penyakit ini. Tingkatnya berbeda-
beda antar Negara dengan prevalensi antara 1 dan 18%. Lebih sering ditemukan di
negara maju dibandingkan negara berkembang. Jadi tingkatnya terlihat lebih rendah
di Asia, Eropa Timur dan Afrika. Di negara maju penyakit ini lebih banyak diderita
oleh mereka yang kurang beruntung secara ekonomi sementara di negara berkembang
lebih biasa ditemukan di kalangan atas. Alasan untuk perbedaan ini tidak diketahui.
Walaupun asma dua kali lebih sering ditemukan di kalangan anak laki-laki
dibandingkan anak perempuan, asma berat terjadi pada keduanya setara. Sebaliknya
wanita dewasa memiliki tingkat asma yang lebih tinggi dibandingkan pria dan lebih
sering ditemukan di kalangan orang muda dibandingkan orang tua (Wikipedia, 2018).
Tingkat asma global telah meningkat secara tajam antara tahun 1960an dan
2008 sehingga penyakit ini diakui sebagai masalah kesehatan umum utama sejak
tahun 1970an. Tingkat asma sudah stabil di negara maju sejak pertengahan 1990an
12
belakangan ini obat-obatan asma banyak dikembangkan. National Health Interview
Survey di Amerika Serikat memperkirakan bahwa setidaknya 7,5 juta orang penduduk
negeri itu mengidap bronkhitis kronik, lebih dari 2 juta orang menderita emfisema
dan setidaknya 6,5 juta orang menderita salah satu bentuk asma (Infodatin, 2014).
memiliki bukti kuat. Ada beberapa yang cukup kuat antara lain: pembatasan pajanan
terhadap rokok baik pada saat dalam kandungan dan setelah lahir, menyusui, dan
peningkatan pajanan terhadap tempat penitipan anak atau keluarga besar. Namun,
kedua langkah ini tidak didukung oleh bukti yang cukup untuk dijadikan rekomendasi
indikasi penyakit ini. Pajanan terhadap binatang peliharaan pada usia dini juga
dalam keadaan yang berbeda tidak memberikan hasil meyakinkan dan rekomendasi
yang diberikan hanya memindahkan hewan peliharaan dari rumah pasien yang
memiliki gejala alergi terhadap piaraan tersebut. Pembatasan asupan selama masa
kehamilan atau pada saat menyusui juga tidak pernah terbukti efektif sehingga tidak
berasal dari tempat kerja pada orang-orang yang sensitif bisa jadi memberikan hasil
Ada beberapa tips dan saran yang diberikan untuk menghindari serangan asma
13
c. Mencegah pemicu dan zat alergi
Ada banyak pemicu atau penyebab asma dan reaksi terhadap pemicu asma berbeda
untuk setiap orang dan dapat bervariasi juga dari waktu ke waktu. Penyebab asma
tertentu mungkin tidak berbahaya bagi sebagian orang. Namun bagi beberapa
orang lainnya, hal tersebut dapat memperburuk gejala asma yang ada. Mengenali
udara, termasuk pemicu serangan asma seperti jamur, serbuk sari, tungau, dan
particulate air (HEPA). Menurut yayasan asma dan alergi di Amerika, alias
AAFA, filter dapat membersihkan udara dari polutan hingga mencapai 99.9
persen. Filter udara direkomendasikan untuk mengontrol zat pemicu asma. Tetapi
penderita asma tidak boleh tergantung pada filter udara saja dalam mengontrol
gejala mereka.
e. Immunotherapy
sensitivitas pada alergen seiring waktu. Untuk beberapa bulan pertama, injeksi
akan diberikan biasanya sekali dalam seminggu. Terkadang, dapat juga hanya
14
diberikan sekali dalam sebulan. Hal ini dapat berlangsung selama beberapa tahun
serangan. Tetapi, sebagai tambahan, langsung beraksi pada saat gejala pertama
Alat ini dapat meningkatkan level kelembapan di udara dengan uap air. Jika bersih
dan dirawat dengan baik, pelembap dapat membantu mengurangi dan meringankan
menggunakan peak flow meter untuk mengukur jumlah udara yang mengalir dari
15
2.8 Penanggulangan Penyakit Asthma Bronchiale
(Irianto, 2014):
1. Memberi penjelasan kepada penderita agar dapat mengenali gejala awal sedini
mungkin.
b. Terapi obat, terapi dengan obat ditujukan untuk mnegatasi atau mencegah
ataupun kortikosteroid merupakan obat keras yang hanya diperoleh dengan resep
dokter. Bronkhodilator yang dapat diperoleh tanpa resep dokter adalah teofilin dan
Sebagian besar obat asma termasuk ke dalam golongan obat keras, obat asma yang
dapat diperoleh tanpa resep dokter adalah teofilin, efedrin, kombinasi teofilin-efedrin,
16
BAB III
3.1 Kesimpulan
Penyakit asma berasal dari kata “asthma” yang diambil dari bahasa Yunani
yang berarti “sukar bernapas”. Penyakit asma merupakan proses inflamasi kronik
saluran pernapasan yang melibatkan banyak sel dan elemennya. Proses inflamasi
terutama malam hari, pernapasan cepat, dan sebagainya. Adanya peningkatan laju
(terwariskan selain adanya hubungan dengan urutan DNA) dan lingkungan hidup
yang berubah.
3.2 Saran
Demikian yang bisa kami sampaikan mengenai materi yang menjadi uraian
pengetahuan dan rujukan atau referensi yang kami peroleh. Penulis berharap kepada
pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang membangun kepada kami demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada
17
DAFTAR PUSTAKA
pengobatan/
Bandung:Alfabeta.
Jakarta:Kemenkes RI.
Kementerian Kesehatan RI. 2014. Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) 2014.
Jakarta:Kemenkes RI
kesehatan/asma/penyakit-asma-bronkial-adalah/
Zahrawardani, Diana., Herlambang, Kuntio Sri., dan Anggraheny, Hema Dewi. 2013.
Analisis Faktor Risiko Kejadian Jantung Koroner di RSUP Dr Kariadi
Semarang, Volume 1 Nomor 2 Tahun 2013, hal. 14. Semarang:Kedokteran
Muhammadiyah.
18