Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
ABDOMEN
Disusun Oleh:
Anindita Laksmi, dr.
Pembimbing :
Hendarsyah S, dr., SpPD-KP
DAFTAR ISI............................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................2
1. ANATOMI ABDOMEN..................................................................................3
2. PERSIAPAN PEMERIKSAAN.......................................................................5
3. TEKNIK PEMERIKSAAN.............................................................................6
3.1 Inspeksi..............................................................................................................6
3.2 Auskultasi...........................................................................................................6
3.3 Perkusi................................................................................................................7
3.4 Palpasi Halus......................................................................................................7
3.5 Palpasi Dalam....................................................................................................8
4. PEMERIKSAAN HEPAR...............................................................................8
4.1 Perkusi................................................................................................................8
4.2 Palpasi................................................................................................................9
5. PEMERIKSAAN LIEN.................................................................................10
5.1 Perkusi..............................................................................................................10
5.2 Palpasi..............................................................................................................12
6. PEMERIKSAAN GINJAL............................................................................13
6.1 Ginjal Kiri........................................................................................................13
6.2 Ginjal Kanan....................................................................................................13
6.3 Nyeri Ketok CVA.............................................................................................14
8. PEMERIKSAAN AORTA.............................................................................14
9. PEMERIKSAAN ABDOMEN KHUSUS…………………………………16
9.1 PEMERIKSAAN ASITES 16
9.2 PEMERIKSAAN APPENDISITIS 18
1
9.3 PEMERIKSAAN KHUSUS PENYAKIT KANTUNG EMPEDU ….…….19
9.4 PEMERIKSAAN MASSA ABDOMEN………………………………...... 20
9.5 PEMERIKSAAN KHUSUS PANKREATITIS……………………………22
9.6 PEMERIKSAAN ILEUS OBSTRUKTIF………………………………….23
9.7 PEMERIKSAAN VENEKTASI ABDOMEN……………………………..23
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….…..25
2
PENDAHULUAN
Merupakan bagian batang tubuh diantara toraks dan pelvis. Berisi organ
system alimentari dan urogenital, dibungus di bagian anterolateral oleh dinding
muskulo-aponeurotik (yang menempel di inferor margin kosta di superior, rongga
pelvis di inferior, dan kolumna vertebra lumbal di posterior), superior oleh
diafragma, inferior oleh otot otot pelvis3
4
Gambar 2. Anatomi Abdomen3
Gambar dikutip dari: Moore KL, Dalley AF, Agur AMR. Moore Clinically Oriented Anatomy:
Wolters Kluwer Lippincott Williams and Wilkins; 2014.
5
Gambar 4. Sudut kostovertebral
Gambar dikutip dari: Moore KL, Dalley AF, Agur AMR. Moore Clinically Oriented Anatomy:
Wolters Kluwer Lippincott Williams and Wilkins; 2014.
2. PERSIAPAN PEMERIKSAAN
6
3. TEKNIK PEMERIKSAAN
3.1 Inspeksi
Observasi keadaan umum pasien, apakah pasien tenang, gelisah, atau
memegang satu sisi tubuhnya. Pemeriksa berdiri di samping kanan pasien,
inspeksi permukaan, kontur, dan pergerakan abdomen, serta apakah terdapat
tonjolan atau peristalsis. Pada pemeriksaan kulit lihat warna (lebam, eritema,
kuning), luka (deskripsikan bentuk dan lokasi), striae (warna pink-ungu
merupakan tanda cushing, warna perak normal karena stretch mark), dilatasi vena
(mengarah ke hipertensi porta dari sirhosis atau obstruksi vena kava inferior),
ruam atau ekimosis (mengarah ke perdarahan intraperitoneal atau retroperitoneal).
Pada pemeriksaan umbillikus perhatikan kontur dan lokasinya, apakah ada
tanda-tanda inflamasi atau hernia. Pada pemeriksaan kontur abdomen periksa
apakah abdomen datar, cembung, menonjol, atau scaphoid (cekung). Apakah ada
tonjolan di suprapubik (distensi buli, hamil), inguinal, atau femoral (hernia).
Abdomen simetris atau tidak (massa, pembesaran lien dan hepar). Pada
pemeriksaan peristaltik, pada kecurigaan obstruksi usus, amati peristaltik selama
beberapa menit. Pada orang yang kurus, kadang-kadang peristaltik normal dapat
terlihat. Pulsasi aorta abdominalis normal kadang terlihat di epigastrium.1
3.2 Auskultasi
Pada abdomen, auskultasi dilakukan sebelum perkusi atau palpasi. Perkusi
atau palpasi dapat merubah karakteristik suara dan frekuensi bising usus.
Tempelkan diafragma stetoskop di satu tempat, seperti kuadran kanan bawah.
Karena distribusi suara yang baik di abdomen, auskultasi di satu tempat biasanya
cukup. Bising usus normal 5-34 kali per menit. Terkadang bisa didapatkan suara
gerung dari hiperperistalsis yang disebut borborygmi. Vascular bruit terutama
pada pasien hipertensi, cek bruit diatas aorta, arteri iliaka, arteri femoralis. Bruit
bisa menandakan stenosis arteri renalis, bruit dengan komponen sistolik dan
7
diastolik bisa menandakan turbulensi aliran darah dari penyakit aterosklerosis
arteri. Dengarkan venous hum pada keadaan yang menyebabkan hipertensi porta.
Dengarkan di atas hepar dan lien untuk friction rub. Dapat ditemukan pada
hepatoma, infeksi gonokokal di sekitar liver, infark limpa, karsinoma pankreas1
3.3 Perkusi
Yakinkan tangan pemeriksa hangat sebelum menyentuh perut pasien.
Tempatkan tangan kiri dimana hanya jari tengah yang melekat erat dengan
dinding perut. Selanjutnya diketok 2-3 kali dengan ujung jari tengah. Perkusi
abdomen di keempat kuadran. Perkusi abdomen normalnya menghasilkan bunyi
timpani. Perhatikan bunyi pekak dan batasnya bila terdeteksi1
8
biasanya akan merelaksasi otot abdominal. Dan dengan meminta pasien bernapas
dengan mulut terbuka lebar1
4. PEMERIKSAAN HEPAR
4.1 Perkusi
Berguna untuk menentukan liver span. Tentukan linea midklavikularis
kanan. Perkusi mulai dari kuadran kanan bawah sejajar dengan linea
midklavikular kanan di bawah umbilicus hingga mencapai hepar. Tentukan batas
bawah pekak hepar di midclavicular line. Identifikasi batas atas pekak hepar di
linea midklavikularis dekstra mulai dari garis puting, perkusi kebawah hingga
suara sonor paru berubah menjadi pekak hepar. Hitung liver span secara vertikal
dalam cm. Normal 6-12 cm di linea midklavikularis, 4-8 cm di linea midsternalis.
Yang dapat mempengaruhi perkusi liver span diantaranya adanya udara bebas di
diafragma dari perforasi hollow viscus (mengurangi span), efusi pleura
(menambah span), produksi gas berlebih di kolon (mengurangi span)1
9
Gambar 7. Perkusi liver
Gambar dikutip dari: Bickley LS, Szilagyi PG, Hoffman RM. Bates’ Guide to Physical
Examination and History Taking. Philadelphia: Wolters Kluwer. 2017
4.2 Palpasi
Hanya dapat menentukan bagian bawah hepar. Tangan kiri di punggung
bawah, paralel dengan kosta 11-12 pasien. Angkat tangan kiri ke arah atas,
tempatkan tangan kanan di abdomen sebelah kanan lateral dari otot rektus. Posisi
jari-jari tangan kanan menghadap kepala pasien atau sedikit miring. Minta pasien
menarik nafas, hepar akan turun kebawah (normalnya hingga 3 cm dibawah
margin kosta di linea midklavikularis dekstra) dan menabrak jari-jari pemeriksa,
longgarkan tekanan jari agar hepar bisa turun dibawah permukaan jari sehingga
pemeriksa bisa meraba permukaan anterior hepar. Hepar normal teraba lembut,
tepi tajam, permukaan rata. Teknik hook bisa digunakan pada pasien obesitas.
Pemeriksa berdiri di sisi kanan pasien, gunakan 2 tangan di abdomen kann
dibawah batas pekak liver. Tekan jari-jari ke dalam dan ke arah margin kosta
sambil menyuruh pasien menarik nafas dalam.1
10
Gambar 8. Posisi tangan pemeriksa
Gambar dikutip dari: Bickley LS, Szilagyi PG, Hoffman RM. Bates’ Guide to Physical
Examination and History Taking. Philadelphia: Wolters Kluwer. 2017
5. PEMERIKSAAN LIEN
5.1 Perkusi
Perkusi Ruang Traube, perkusi di dinding dada anterior kiri bawah, dari
tepi pekak jantung di costa 6, perkusi ke linea aksilaris anterior dan ke bawah
margin kosta, Periksa splenic percussion sign menggunakan metoda Castell
dengan perkusi di intercostal terendah di linea aksilaris anterior sebelah kiri. Bila
setelah pasien menarik nafas tetap timpanik, maka lien tidak membesar.1
11
Gambar 10. Ruang Traube
Gambar dikutip dari: Simel DL, Rennie D. JAMAevidence. The Rational Clinical
Examination: McGraw Hill; 2009.
12
5.2 Palpasi
Relaksasi dinding abdomen dengan menyuruh pasien meletakkan tangan
di samping, ditambah fleksi kaki. Letakkan tangan kiri di bagian bawah pasien,
yaitu di bawah iga kiri bawah. Dengan tangan kanan, tekan ke arah lien di bawah
margin costa kiri. Minta pasien menarik nafas dalam, kemudian perhatikan apakah
ada nyeri tekan. Rasakan kontur lien dan ukur jarak lien dengan left costal margin.
Ulangi dengan pasien berbaring ke sisi kanan, dengan hip dan knee flexion. Posisi
ini diharapkan membawa lien ke depan dan ke kanan oleh gravitasi1
Gambar 11. kiri: palpasi lien, kanan: palpasi lien dengan miring kanan
Gambar dikutip dari: Bickley LS, Szilagyi PG, Hoffman RM. Bates’ Guide to Physical
Examination and History Taking. Philadelphia: Wolters Kluwer. 2017
6. PEMERIKSAAN GINJAL
13
menangkap ginjal di antara kedua tangan. Minta pasien menghembuskan nafas
sedikit, dan tahan nafas Lepas kedua tangan, rasakan ginjal kembali ke tempatnya
Bila ginjal terpalpasi, Deskripsikan ukuran, kontur, nyeri tekan.1
14
Biasanya tidak dapat diperiksa kecuali terdapat distensi yang membuat
kandung kemih terdorong keatas simfisis pubis. Perkusi untuk mencari suara
pekak dan perkiraan tinggi kandung kemih. 1
8. PEMERIKSAAN AORTA
15
9.1 Pemeriksaan Asites
Asites merupakan kondisi patologis akumulasi cairan pada peritoneum. Perut
cembung dengan panggul yang menonjol (bulging flank) merupakan sebuah tanda
kemungkinan adanya asites. Cairan asites mengikuti arah gravitasi, sehingga pada
saat perkusi abdomen, perut bagian samping terdengar dull (pekak samping).1
16
gelombang melalui lemak. Tepuk ringan salah satu sisi abdomen dengan
ujung-ujung jari pemeriksa, rasakan impuls yang ditransmisikan melalui
cairan di sisi abdomen yang berlawanan.3
17
9.2 Pemeriksaan Appendisitis
Appendisitis merupakan kasus yang sering ditemukan di emergensi.
Terdapat pemeriksaan khusus yang bisa mengarahkan diagnosis. Pada
pemeriksaan appendicitis, maneuver yang digunakan diantaranya adalah
a. Tanda Mc Burney
Titik mc burney terletak 1.5-2 inchi.atau 2/3 bagian dari garis imajiner
yang menghubungkan umbilicus ke spina iliaka antero superior.
Spesifisitas 75-85%, hasil positif bila nyeri di titik Mc Burney saat palpasi.
Tanda khas untuk pemeriksaan apendisitis
b. Rovsing’s Sign
Palpasi dengan dalam kuadran kiri bawah, kemudian lepaskan dengan
cepat. Rovsing’s sign positif ditandai dengan nyeri di kuadran kanan
bawah ketika kuadran kiri bawah dipalpasi.
c. Iliopsoas Test
Pasien dalam posisi supine dan diminta melakukan fleksi tungkai bawah
pada sendi panggul melawan tekanan di atas lutut. Iliopsoas test positif
ditandai dengan nyeri pelvis
18
d. Obturator Test
Pemeriksa berada di sisi tungkai yang diperiksa . Pasien dalam posisi
supine, tungkai bawah difleksikan di sendi panggul. Paha digerakkan
dengan rotasi internal dan eksternal. Nyeri di pelvis menandakan adanya
inflamasi1,5
19
Gambar 21 Fist Percussion Test
Massa abdomen bisa kita temukan di dinding abdomen atau intra abdomen. Cara
membedakannya dengan palpasi dengan posisi kepala pasien agak tinggi sehingga
otot abdomen akan lebih tegang. Interpretasinya jika massa intra abdomen maka
akan sulit teraba jika massa dinding abdomen makan akkan lebih teraba1,4
20
Gambar 23 Teknik Palpasi Untuk Menentukan Lokasi Massa Abdomen
21
Jika kita menemukan massa abdomen yang berdenyut maka perlu evaluasi ke
diagnosis aneurisma aorta abdominal. Tekan lembut dan kuat di area atas
umbilikus, sedikit ke kiri dari garis tengah, rasakan pulsasi aorta..Pada pasien usia
> 50 tahun, normalnya teraba dengan diameter 2,5 – 3cm
22
9.7 Pemeriksaan Venektasi Abdomen
Inspeksi abdomen, didapatkan abdomen tampak cembung dan tegang, terdapat
pelebaran vena atau venektasi. Tentukan arah venektasi (sentrifugal atau
sentripetal) dengan cara menekan vena menggunakan 2 jari, kemudian salah satu
jari menyusuri vena menjauhi jari yang lain, sampai vena tampak kolaps atau
tidak terlihat. Angkat salah satu jari, lihat arah pengisian vena. Lakukan lagi untuk
jari yang lainnya.. Jika pengisian menjauhi umbilikus lebih cepat, berarti
terdapat hipertensi portal. Venektasi dengan pengisian darah dari bawah menuju
umbilikus menunjukkan obstruksi vena cava inferior.1
23
DAFTAR PUSTAKA
1. Bickley LS, Szilagyi PG, Hoffman RM. Bates’ Guide to Physical
Examination and History Taking. Philadelphia: Wolters Kluwer. 2017
3. Moore KL, Dalley AF, Agur AMR. Moore Clinically Oriented Anatomy:
Wolters Kluwer Lippincott Williams and Wilkins; 2014.
4. Innes JA, Dover AR, Fairhurst K. Macleod’s Clinical examination. 14th
Edition. Elsevier. 2018
7. Ball JW, Dains JE, Flynn JA, Solomon BS, Stewart RW. Seidel’s Guide to
Physical Examination: An Interprofessional Approach. 9th Edition.
Missouri: Elsevier. 2019
24
8. Talley NJ, O’Connor S. Clinical Examination: A Systematic Guide to
Physical Diagnosis. 7th Edition. New South Wales: Elsevier Australia. 2014
25