Vous êtes sur la page 1sur 18

Adiba, dkk Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan

Analisis Keberlanjutan Sumberdaya Hutan melalui Program Pengelolaan


Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat (PHBM)
(Studi Kasus Desa Donowarih Karangploso Malang)

Dzikrina Farah Adiba1, Bambang Suharto2, Liliya Dewi Susanawati3


1
Mahasiswa Program Studi Teknik Sumberdaya Alam dan Lingkungan
2
Dosen Program Studi Teknik Sumberdaya Alam dan Lingkungan
3
Dosen Program Studi Teknik Sumberdaya Alam dan Lingkungan
Jurusan Keteknikan Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya
Jalan Veteran, Malang (65145), Jawa Timur, Indonesia
Email Korespondensi : farahadibakadabra@outlook.com

ABSTRACT

Based on sustainability development concept, the forest resources management should


consider to economic aspect, social aspect, environmental aspect, and institutional aspect.
Forest management paradigm of decentralization system gives a chance for any stakeholders to
take care in the forest management. Climate change issue propelled the forest management to
take a walk with climate change mitigation and adaptation until it can reduce emission,
deforestation, and forest degradation. Participation of the forest local community have an
important rule key of the forest resources sustainability because the local community have rich
of local wisdom.
The purpose of this research was to identify the factors impact to the forest resources
sustainability, to analyse the impact of community participation to the forest resources
sustainability, and also to analyse the grade of forest resources sustainability through The
Community Based Forest Resources Management Program (CBFM). The research data was
collected through survey, observation, interview with questionnaire, and documentation. The
research data analysed by scoring, descriptive, regression, and correlation analysis.
Result of the research indicated that factors influencing forest resources sustainability
in CBFM program were resulted from correlation and regression of the forest farmer
individual character to the forest farmer participation in CBFM program. The questionnaire
used for 110 respondents have been tested for validity and reliability.
The forest farmer individual characteristics at Donowarih Village showed that 62%
respondents have to support one to two family member, 84% respondents 2-3 times have ever
joined of CBFM program training, 98% respondents have spouse which understood enough
(50%-75%) to CBFM program, 66% respondents very depended (75%-100%) to the forest
resources. While variable of the forest farmer participation in economical aspect found that
46% respondents planted 4-5 kinds of short term plants, 58% respondents 2-3 times have ever
joined felled tree activity, in social aspect found that 76% respondents 2-3 times ever be
present at invitation of forest management training, 85% respondents always joined social
gathering, 98% respondents 2-3 times have ever joined forest security patrol, in environmental
aspect found that 81% respondents very understood (75%-100%) the important of take care
forest resources, 68% respondents very understood (75%-100%) technique of tapped latex of
pine tree which obey the conservation rule, in institution aspect found that 73% respondents 2-
3 times attend to coordination meeting invitation, 94% respondents brave to speak up their
mind if there was something feel so wrong.

34
Adiba, dkk Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan

Through hypothesis test of correlation coefficient, the correlation score of forest farmer
individual character to the forest farmer participation is 0,017108. While through hypothesis
test of regression coefficient, the regression score of forest farmer individual character to the
forest farmer participation regression score is -0,017148. So there are almost no impact of
CBFM program to the forest resources sustainability. The forest resources sustainability have
already save by how local wisdom manage their forest resources since long time ago before
CBFM program was held.

Key Words: Agroforestry, Community Based Forest Resources Management Program (CBFM)
Participation, Individual Character, Sustainable Forest Management

PENDAHULUAN Keputusan Direksi Perum Perhutani


No.136/KPTS/DIR/2001 tentang
Pengelolaan sumberdaya hutan di Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama
era desentralisasi kini harus Masyarakat. Pengelolaan Sumberdaya
memperhatikan keberlanjutan dan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM)
kelestarian sumberdaya hutan, bersifat adalah sistim pengelolaan sumberdaya
partisipatif serta lebih memperhatikan hutan dengan pola kolaborasi yang
secara proporsional peran masyarakat di bersinergi antara Perum Perhutani dan
sekitar hutan. Oleh karena itu, pengelolaan masyarakat desa hutan atau para pihak
hutan harus tetap berada dalam kerangka yang berkepentingan dalam upaya
prinsip pembangunan yang berkelanjutan mencapai keberlanjutan fungsi dan manfaat
(sustainable development), yaitu dengan sumberdaya hutan yang optimal dan
mengedepankan prinsip pembangunan peningkatan Indeks Pembangunan Manusia
kehutanan yang berkelanjutan (sustainable (IPM) yang bersifat fleksibel, partisipatif,
forestry development). Kondisi dan akomodatif. PHBM dimaksudkan
berkelanjutan ini mencakup aspek: fungsi untuk memberi arah pengelolaan
ekonomis, fungsi sosial, fungsi lingkungan. sumberdaya hutan dengan memadukan
Sebagai fungsi ekonomis, pemanfaatan aspek ekonomi, ekologi, dan sosial secara
sumberdaya hutan harus memberikan proporsional dan professional. PHBM
keuntungan sebanyak mungkin bagi negara bertujuan untuk meningkatkan peran dan
dan masyarakat yang tinggal di sekitar tanggungjawab Perum Perhutani,
hutan. Pada aspek sosial, kebijakan masyarakat desa hutan, dan pihak yang
pemanfaatan hutan harus dapat diterima berkepentingan terhadap keberlanjutan
dan menguntungkan masyarakat secara fungsi dan manfaat sumberdaya hutan
keseluruhan. Pada aspek lingkungan, melalui pengelolaan sumberdaya hutan
pemanfaatan hutan harus tetap menjaga dengan model kemitraan (Levelling the
potensi sumberdaya alam. Oleh karena itu Playing Field Project, 2007). PHBM
harus senantiasa diperhatikan adanya mensyaratkan adanya lembaga berbadan
keseimbangan antara fungsi produksi dan hukum yang menjadi representasi
fungsi perlindungan (Suciati, 2008). masyarakat desa dalam pengikatan
kerjasama dengan Perhutani. Lembaga
Program Pengelolaan Sumberdaya
tersebut untuk selanjutnya dikenal sebagai
Hutan Bersama Masyarakat (PHBM)
Lembaga Masyarakat Desa Hutan. Oleh
merupakan sebuah sistem pengelolaan
karena itu, aspek kelembagaan menjadi
sumberdaya hutan yang hanya ada di Pulau
pertimbangan penting sebagai salah satu
Jawa yang dikembangkan oleh Perum
aspek keberlanjutan pengelolaan
Perhutani pada tahun 2001 melalui Surat
sumberdaya hutan.

35
Adiba, dkk Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan

Masyarakat setempat merupakan METODE PENELITIAN


ujung tombak dalam pengamanan,
pengelolaan, dan pengawasan hutan karena Lokasi penelitian ini berada di Desa
mereka yang paling dekat dan berinteraksi Donowarih Kecamatan Karangploso
langsung dengan hutan dan mereka juga Kabupaten Malang Propinsi Jawa Timur.
merupakan pihak yang akan memperoleh Desa Donowarih merupakan desa hutan
dampak langsung (positif atau negatif) dari produksi pohon Pinus. Secara geografis,
pengelolaan hutan. Pengelolaan lokasi penelitian ini berada pada derajat
sumberdaya hutan berbasis masyarakat desimal -7.841386,112.5859119 menurut
harus dapat membuka peluang-peluang Data Peta @2015 Google. Kerjasama
ekonomi yang lebih baik dan adil bagi antara masyarakat dengan Perum Perhutani
masyarakat adat dan masyarakat lokal. untuk kegiatan pengelolaan hutan produksi
Kegiatan ekonomi yang dikembangkan ini terwadah di dalam sebuah lembaga
tidak menjebak masyarakat menjadi masyarakat yang disebut Lembaga
semakin tergantung pada sumberdaya dari Masyarakat Desa Hutan (LMDH) atau
luar misalnya subsidi atau kredit, melainkan Lembaga Kesatuan Desa Pangkuan Hutan
dapat mendorong masyarakat untuk lebih (LKDPH). LKDPH di Desa Donowarih
mandiri dengan memanfaatkan sumberdaya memiliki nama yaitu LKDPH “Hutan
hutan secara berkelanjutan (Hakim et.al., Lestari”. Melalui LKDPH inilah Perum
2010). Perhutani dan masyarakat membuat suatu
Hipotesis dalam penelitian ini yaitu perjanjian atau kesepakatan kerjasama
bahwa ada hubungan dan pengaruh antara untuk menggerakkan program Pengelolaan
karakteristik individu petani hutan terhadap Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat
partisipasi petani hutan dalam mengelola (PHBM).
dan menjaga keberlanjutan sumberdaya
hutan.melalui Program PHBM.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi keberlanjutan sumberdaya
hutan dalam program Pengelolaan
Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat
(PHBM), menganalisis dampak partisipasi
masyarakat dalam pengelolaan hutan
melalui program Pengelolaan Sumberdaya Gambar 3.1. Akses jalan bebatuan
Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) memasuki kawasan hutan pinus menuju
terhadap keberlanjutan sumberdaya hutan lokasi penelitian
dan menganalisis tingkat keberlanjutan
sumberdaya hutan dengan diterapkannya
program Pengelolaan Sumberdaya Hutan
Bersama Masyarakat (PHBM) dalam
dimensi ekonomi, sosial, lingkungan, dan
kelembagaan.

Gambar 3.2. Pemukiman warga “Desa


Hutan” Desa Donowarih Karangploso
Malang

36
Adiba, dkk Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan

Pengambilan data dilakukan mulai sampel purposive ini disebut juga


tanggal 22 Juni 2015 sampai 5 Juli 2015 judgmental sampling yang digunakan
belum termasuk beberapa hari sebelumnya dengan menentukan kriteria khusus
mengurus perizinan masuk wilayah terhadap sampel. Adapun kriteria khusus
wewenang instansi Perum Perhutani serta sampel yang diambil yaitu petani yang
berkoordinasi terkait pelaksanaan penelitian bersedia menggarap lahan Perum Perhutani
dengan panduan kerangka acuan kegiatan di Desa Donowarih dengan menjadi
penelitian mulai dari KPH Malang, BKPH penyadap getah pinus dan menanam
Singosari, RPH Karangan, dan tokoh tanaman sayuran dan palawija di bawah
masyarakat setempat sekaligus ketua tegakan pohon pinus.
LKDPH Hutan Lestari Desa Donowarih Hasil observasi lapangan atau studi
Karangploso Malang. Waktu pengambilan kasus penerapan program PHBM di Desa
data dilakukan dengan menyesuaikan Donowarih Karangploso Malang, variabel
aktifitas warga atau masyarakat, sehingga yang digunakan dalam penelitian yang
tidak mengacu pada jadwal kegiatan. berjudul “Analisis Keberlanjutan
Populasi penelitian ini adalah Sumberdaya Hutan melalui Program
masyarakat Desa Donowarih, Kecamatan PHBM” di Desa Donowarih Karangploso
Karangploso, Kabupaten Malang yang Malang ini adalah sebagai berikut:
tergabung dalam LKDPH “Hutan Lestari”
 Variabel Independen (Bebas) :
yang bersedia menggarap lahan Perum
Karakteristik individu petani hutan
Perhutani atau masyarakat yang bekerja
penggarap lahan perhutani
sebagai petani penggarap lahan Perum
 Variabel Dependen (Terikat) :
Perhutani. Jumlah anggota populasi yaitu
Partisipasi petani hutan dalam menjaga
kurang lebih 150 orang. Sampel jumlah
keberlanjutan aspek ekonomi, sosial,
minimal yang diambil dalam penelitian ini
lingkungan, dan kelembagaan.
dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Setiap variabel terdiri dari beberapa
indikator. Indikator-indikator pada variabel
independen dan dependen di atas terinci
Keterangan: dalam Tabel 3.1 hingga Tabel 3.5. Data
n = besar sampel yang diperoleh peneliti melalui observasi
dianalisa dalam bentuk angka, dengan cara
N = besar populasi memberi nilai pada setiap indikator
D = tingkat kepercayaan yang diinginkan karakteristik individu petani, partisipasi
(Notoatmojo, 2010) petani hutan, dan tingkat keberlanjutan
sumberdaya alam hutan. Penilaian angket
Berdasarkan rumus di atas dengan dalam penelitian menggunakan skala Likert
menggunakan tingkat signifikansi 0,05 dan yang dimodifikasi dengan soal disertai
jumlah populasi 150 maka jumlah sampel empat pilihan tindakan yang memiliki
yang diperoleh adalah: kemungkinan jawaban. Skor dalam
penelitian ini menggunakan angka 1 hingga
4 yang terdapat di dalam setiap pilihan
jawaban dari setiap pertanyaan yang
Pemilihan responden dalam diajukan. Skor akan diolah sebagai nilai
penelitian ini dilakukan dengan purposive data yang akan diuji validitas dan reabilitas,
sampling yang mana penentuan sampling kemudian juga dihitung korelasi dan
memiliki tujuan tertentu dan pengambilan regresinya menggunakan analisis uji
sampel secara sengaja. Teknik penarikan hipotesis korelasi dan regresi.

37
Adiba, dkk Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan

Tabel 3.1. Indikator Variabel Independen dan Indikator Variabel Dependen

Indikator Variabel
Indikator Variabel Dependen (Terikat)
Independen (Bebas)
Aspek Ekonomi:
1. Menyadap getah pinus
2. Menanam tanaman jangka panjang
3. Menanam tanaman jangka pendek
4. Mengikuti penjarangan
1. Umur Aspek Sosial:
2. Jenjang sekolah
5. Hubungan pegawai Perum Perhutani terhadap
3. Tingkat pendapatan
masyarakat desa hutan.
4. Jumlah tanggungan
6. Menghadiri undangan pelatihan atau penyuluhan
keluarga
7. Mengikuti arisan
5. Lama pengalaman
8. Mengikuti patroli keamanan
sebagai petani hutan
Aspek Lingkungan:
6. Luas lahan garapan
7. Ikut serta organisasi 9. Memahami pentingnya memelihara sumberdaya hutan
masyarakat 10. Mengetahui teknik penyadapan getah yang memenuhi
8. Ikut pelatihan atau kaidah konservasi
penyuluhan 11. Mengetahui tanaman yang cocok atau sesuai dengan
9. Istri memahami PHBM lahan
10. Ketergantungan 12. Menjaga tanaman pokok (pohon Pinus) dan tanaman sela
terhadap sumberdaya (kopi, sayuran, palawija)
hutan Aspek Kelembagaan:
13. Memiliki pemimpin yang terbuka dan dapat dipercaya.
14. Menghadiri undangan rapat koordinasi.
15. Berani menyatakan pendapat atau usulan bila ada
pernyataan yang kurang tepat.
16. Mematuhi atau menyepakati peraturan.

Pertanyaan “Karakter Individu Petani c. Tamat SMP (skor 3)


Hutan” yang diajukan melalui angket d. Tamat SMA (skor 4)
beserta skornya:
1. Berapa usia Anda saat ini? 3. Selain memiliki pendapatan dari hasil
a. < 30 tahun (skor 1) menggarap lahan Perhutani, berapa
b. 30 ≤ x ≤ 45 tahun (skor 2) pendapatan Anda setiap bulannya?
c. 45 ≤ x ≤ 60 tahun (skor 3) a. ≤ Rp 1.200.000,- (skor 1)
d. 60 ≤ x ≤ 75 tahun (skor 4) b. Rp 1.200.000,- ≤ x ≤ Rp
1.500.000,- (skor 2)
c. Rp 1.500.000,- ≤ x ≤ Rp
2. Sampai ke jenjang apa Anda sekolah?
1.700.000,- (skor 3)
a. Tidak Tamat SD (skor 1)
d. Rp 1.700.000 ≤ x ≤ Rp 2.000.000,-
b. Tamat SD (skor 2)
(skor 4)

38
Adiba, dkk Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan

4. Berapa jumlah anggota keluarga Anda 8. Seberapa sering Anda mengikuti


yang masih menjadi tanggungan Anda? pelatihan atau penyuluhan program
a. 0 atau Tidak ada (skor 4) PHBM?
b. 1 ≤ x ≤ 2 orang (skor 3) a. Tidak pernah (skor 1)
c. 3 ≤ x ≤ 4 orang (skor 2) b. 1 ≤ x ≤ 2 (Jarang) (skor 2)
d. 5 ≤ x ≤ 6 orang (skor 1) c. 2 ≤ x ≤ 3 (Pernah) (skor 3)
d. 3 ≤ x ≤ 4 (Sering) (skor 4)
5. Berapa lama Anda berpengalaman
bekerja sebagai petani hutan?
9. Apakah istri Anda memahami atau
a. ≤ 15 tahun (skor 1)
mengerti tentang program PHBM?
b. 15 ≤ x ≤ 30 tahun (skor 2)
a. Tidak paham (skor 1)
c. 30 ≤ x ≤ 45 tahun (skor 3)
b. 25% ≤ x ≤ 50% Kurang paham
d. 45 ≤ x ≤ 60 tahun (skor 4)
(skor 2)
c. 50% ≤ x ≤ 75% Paham (skor 3)
6. Berapa luas lahan Perhutani yang Anda d. 75% ≤ x ≤ 100% Sangat paham
garap? (skor 4)
a. < ¼ (seperempat) hektar (skor 1)
b. ¼ ≤ x ≤ ½ hektar (skor 2)
10. Seberapa besar Anda tergantung pada
c. ½ ≤ x ≤ ¾ hektar (skor 3)
sumberdaya hutan dalam kehidupan
d. ¾ ≤ x ≤ 1 hektar (skor 4)
sehari-hari?
a. Tidak tergantung (skor 1)
7. Seberapa sering Anda ikut serta dalam b. 25% ≤ x ≤ 50% (Jarang tergantung)
organisasi masyarakat? (skor 2)
a. tidak pernah (skor 1) c. 50% ≤ x ≤ 75% (Tergantung) (skor
b. 1 ≤ x ≤ 2 organisasi (skor 2) 3)
c. 2 ≤ x ≤ 3 organisasi (skor 3) d. 75% ≤ x ≤ 100% (Sangat
d. 3 ≤ x ≤ 4 organisasi (skor 4) tergantung) (skor 4)

Tabel 3.2. Indikator dari Kriteria Keberlanjutan Ekonomi di Desa Donowarih


No. Indikator Pertanyaan yang diajukan melalui angket beserta skornya:
1. Menyadap Berapa banyak getah pinus yang mampu Anda kumpulkan setiap 2
getah pinus minggu setoran? (Pertanyaan No. 16)
Pilihan Jawaban:
a. 30 kg ≤ x ≤ 35 kg (skor 1)
b. 35 kg ≤ x ≤ 40 kg (skor 2)
c. 40 kg ≤ x ≤ 45 kg (skor 3)
d. 45 kg ≤ x ≤ 50 kg (skor 4)
2. Menanam Seberapa banyak tanaman jangka panjang (tanaman kopi) yang
tanaman Anda garap? (Pertanyaan No. 14)
jangka Pilihan Jawaban:
panjang a. Tidak menggarap (skor 1)
b. 10 kg ≤ x ≤ 20 kg (Sedikit) (skor 2)
c. 20 kg ≤ x ≤ 30 kg (Sedang) (skor 3)
d. 30 kg ≤ x ≤ 40 kg (Banyak) (skor 4)

39
Adiba, dkk Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan

No. Indikator Pertanyaan yang diajukan melalui angket beserta skornya:


3. Menanam Seberapa banyak jenis tanaman jangka pendek (tanaman sayuran
tanaman ataupun palawija) yang Anda tanam? (Pertanyaan No. 13)
jangka Pilihan Jawaban:
pendek a. 2 ≤ x ≤ 3 jenis tanaman (skor 1)
b. 3 ≤ x ≤ 4 jenis tanaman (skor 2)
c. 4 ≤ x ≤ 5 jenis tanaman (skor 3)
d. 5 ≤ x ≤ 6 jenis tanaman (skor 4)
4. Mengikuti Apakah Anda pernah mengikuti kegiatan penjarangan pohon pinus?
penjarangan (Pertanyaan No. 22)
Pilihan Jawaban:
a. Tidak pernah (skor 1)
b. 1 ≤ x ≤ 2 kali (Jarang) (skor 2)
c. 2 ≤ x ≤ 3 kali (Pernah) (skor 3)
d. 3 ≤ x ≤ 4 kali (Sering) (skor 4)

Tabel 3.3. Indikator dari Kriteria Keberlanjutan Sosial di Desa Donowarih


No. Indikator Pertanyaan yang diajukan melalui angket beserta skornya:
1. Hubungan Menurut Anda, bagaimanakah hubungan antara pegawai
pegawai Perum Perhutani dengan warga desa? (Pertanyaan No. 20)
Perhutani Pilihan Jawaban:
terhadap a. Tidak baik (skor 1)
masyarakat b. Kurang baik (skor 2)
desa hutan. c. Cukup (skor 3)
d. Baik (skor 4)
2. Menghadiri Apakah Anda pernah mengikuti kegiatan pelatihan atau
undangan penyuluhan tentang kegiatan pengelolaan hutan? (Pertanyaan No.
pelatihan atau 21)
penyuluhan Pilihan Jawaban:
a. Tidak pernah (skor 1)
b. 1 ≤ x ≤ 2 kali (Jarang) (skor 2)
c. 2 ≤ x ≤ 3 kali (Pernah) (skor 3)
d. 3 ≤ x ≤ 4 kali (Sering) (skor 4)
3. Mengikuti Apakah Anda mengikuti kegiatan arisan 2 mingguan?
arisan (Pertanyaan No. 19)
Pilihan Jawaban:
a. Tidak pernah ikut (skor 1)
b. Jarang ikut (skor 2)
c. Kadang ikut, kadang tidak (skor 3)
d. Selalu ikut (skor 4)
4. Mengikuti Apakah Anda pernah mengikuti kegiatan patroli keamanan
patroli hutan? (Pertanyaan No. 18)
keamanan Pilihan Jawaban:
a. Tidak pernah (skor 1)
b. 1 ≤ x ≤ 2 kali (Jarang) (skor 2)
c. 2 ≤ x ≤ 3 kali (Pernah) (skor 3)
d. 3 ≤ x ≤ 4 kali (Sering) (skor 4)

40
Adiba, dkk Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan

Tabel 3.4. Indikator dari Kriteria Keberlanjutan Lingkungan di Desa Donowarih


No. Indikator Pertanyaan yang diajukan melalui angket beserta skornya:
1. Memahami Apakah Anda memahami pentingnya memelihara sumberdaya
pentingnya hutan? (Pertanyaan No. 11)
memelihara Pilihan Jawaban:
sumberdaya a. Tidak paham (skor 1)
hutan b. 25% ≤ x ≤ 50% (Sedikit paham) (skor 2)
c. 50% ≤ x ≤ 75% (Paham) (skor 3)
d. 75% ≤ x ≤ 100% (Sangat paham) (skor 4)
2. Mengetahui Apakah Anda memahami teknik atau cara menyadap getah yang
teknik benar? (Pertanyaan No. 15)
penyadapan Pilihan Jawaban:
getah yang a. Tidak paham (skor 1)
memenuhi b. 25% ≤ x ≤ 50% (Sedikit paham) (skor 2)
kaidah c. 50% ≤ x ≤ 75% (Paham) (skor 3)
konservasi d. 75% ≤ x ≤ 100% (Sangat paham) (skor 4)
3. Mengetahui Apakah Anda memahami tanaman apa yang cocok ditanam atau
tanaman yang sesuai dengan lahan? (Pertanyaan No. 12)
cocok atau Pilihan Jawaban:
sesuai dengan a. Tidak paham (skor 1)
lahan b. 25% ≤ x ≤ 50% (Sedikit paham) (skor 2)
c. 50% ≤ x ≤ 75% (Paham) (skor 3)
d. 75% ≤ x ≤ 100% (Sangat paham) (skor 4)
4. Menjaga Seberapa besar kepedulian Anda untuk menjaga tanaman pokok,
tanaman tanaman jangka panjang, dan tanaman jangka pendek?
pokok (pohon (Pertanyaan No. 17)
Pinus) dan Pilihan Jawaban:
tanaman sela a. Tidak paham (skor 1)
(kopi, b. 25% ≤ x ≤ 50% (kurang peduli) (skor 2)
sayuran, c. 50% ≤ x ≤ 75% (peduli) (skor 3)
palawija) d. 75% ≤ x ≤ 100% (Sangat peduli) (skor 4)

Tabel 3.5. Indikator dari Kriteria Keberlanjutan Kelembagaan di Desa Donowarih


No. Indikator Pertanyaan yang diajukan melalui angket beserta skornya:
1. Memiliki Apakah pemimpin LKDPH “Hutan Lestari” (Pak Saib) memiliki
pemimpin yang sifat terbuka dan dapat dipercaya?
terbuka dan (Pertanyaan No. 23)
dapat Pilihan Jawaban:
dipercaya. a. Tidak (skor 1)
b. Kadang (skor 2)
c. Terbuka dan dapat dipercaya (skor 3)
d. Sangat terbuka dan sangat dapat dipercaya (skor 4)
2. Menghadiri Apakah Anda hadir saat diundang kegiatan rapat koordinasi?
undangan rapat (Pertanyaan No. 24)
koordinasi. Pilihan Jawaban:
a. Tidak pernah hadir (skor 1)
b. 1 ≤ x ≤ 2 kali (Jarang hadir) (skor 2)

41
Adiba, dkk Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan

No. Indikator Pertanyaan yang diajukan melalui angket beserta skornya:


c. 2 ≤ x ≤ 3 kali (Pernah hadir) (skor 3)
d. 3 ≤ x ≤ 4 kali (Sering hadir) (skor 4)
3. Berani Apakah Anda berani menyampaikan pendapat atau usulan apabila
menyatakan ada hal-hal yang Anda rasa kurang tepat? (Pertanyaan No. 25)
pendapat atau Pilihan Jawaban:
usulan bila ada a. Tidak berani (skor 1)
pernyataan b. Kadang berani (skor 2)
yang kurang c. Berani (skor 3)
tepat d. Sangat berani (skor 4)
4. Mematuhi atau Apakah Anda mematuhi peraturan yang telah disepakati bersama?
menyepakati (Pertanyaan No. 26)
peraturan Pilihan Jawaban:
a. Tidak patuh (skor 1)
b. Kadang patuh (skor 2)
c. Patuh (skor 3)
d. Sangat patuh (skor 4)

Jenis pendekatan penelitian yang valid. Hasil uji reliabilitas didapatkan


digunakan adalah kuantitatif, yaitu bahwa semua item angket yang sudah valid
penelitian yang mendasarkan pada sudah reliabel dengan dihitung
perhitungan angka-angka atau statistik. menggunakan Alpha Cronbach di mana
Adapun metode pengumpulan data yang rhitung > rtabel.
dipergunakan dalam penelitian ini adalah
survey atau observasi lapangan,
wawancara, dan dokumentasi terkait aspek Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
yang secara luas muncul dalam Keberlanjutan Sumberdaya Hutan
pengelolaan sumberdaya hutan, yaitu aspek
Seperti yang telah diketahui bahwa
ekonomi, sosial, lingkungan (ekologi), dan
program Pengelolaan Sumberdaya Hutan
kelembagaan
Bersama Masyarakat (PHBM) merupakan
suatu sistim yang memiliki aturan-aturan
yang telah disepakati bersama untuk
HASIL DAN PEMBAHASAN
memastikan sumberdaya hutan dapat
dimanfaatkan secara berkelanjutan. Oleh
karena itu faktor utama yang berperan di
Hasil uji validitas instrumen
dalamnya adalah pengaruh antara
penelitian karakteristik individu petani
karakteristik individu petani hutan
hutan dengan taraf signifikansi 0,1 kepada
setempat terhadap partisipasi petani hutan
30 responden dari 10 butir pertanyaan yang
dalam program PHBM itu sendiri. Karakter
diambil menggunakan angket, terdapat 7
individu petani hutan merupakan sifat,
butir pertanyaan yang valid. Sedangkan
kondisi, dan situasi yang telah dimiliki
hasil uji validitas instrumen penelitian
petani hutan. Sedangkan partisipasi petani
partisipasi petani hutan dalam program
hutan merupakan penggerak berjalannya
PHBM dengan taraf signifikansi 0,1
program PHBM. Partisipasi petani hutan
kepada 30 responden dari 16 butir
yang mencakup aspek ekonomi, sosial,
pertanyaan yang diambil menggunakan
lingkungan, dan budaya dalam program
angket, terdapat 9 butir pertanyaan yang
PHBM menjadi kesempatan agar

42
Adiba, dkk Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan

pengelolaan maupun pemanfaatan daripada rtabel. Dengan demikian, instrumen


sumberdaya hutan hutan dapat angket yang berisi butir-butir pertanyaan
berkelanjutan. yang valid dari variabel karakteristik
individu petani hutan (X) dan variabel
Keberlanjutan sumberdaya hutan
partisipasi petani hutan dalam program
dipengaruhi oleh hubungan dan pengaruh
PHBM (Y) dinyatakan reliabel dan dapat
antara karakteristik individu petani hutan
digunakan untuk mengumpulkan data
terhadap partisipasi petani hutan. Baik pada
penelitian.
variabel karakteristik individu petani hutan
(X) maupun pada variabel partisipasi petani Karakteristik individu petani dalam
hutan melalui program PHBM (Y) dalam penelitian ini yang memenuhi uji validitas
penelitian ini terdiri dari sejumlah butir dan reliabilitas yaitu jumlah anggota
pertanyaan yang disaring melalui uji keluarga, pengalaman bertani, luas lahan
validitas dan reliabilitas terhadap 30 garapan, keikutsertaan organisasi
responden. Butir pertanyaan-pertanyaan masyarakat, keikutsertaan pelatihan atau
yang diuji validitas dan reliabilitasnya penyuluhan PHBM, istri memahami
dapat dilihat pada Tabel 4.1. PHBM, ketergantungan terhadap
sumberdaya hutan, dan pemahaman
Di setiap butir pertanyaan akan
pentingnya memelihara sumberdaya hutan.
dicari rxy atau rhitung dengan menggunakan
Sedangkan partisipasi petani hutan dalam
rumus Pearson Product Moment. Setelah
penelitian ini yang memenuhi uji validitas
angka rhitung diketahui, kemudian angka
dan reliabel yaitu banyaknya tanaman
rhitung dikonsultasikan dengan angka rtabel
jangka pendek yang ditanam, pemahaman
pada taraf signifikansi 0,1 dengan N=30
teknik menyadap getah yang benar,
yaitu diperoleh angka rtabel sebesar 0,306.
keikutsertaan patroli keamanan hutan,
Butir pertanyaan yang memiliki angka
keikutsertaan arisan, keikutsertaan
rhitung lebih besar angka rtabel, maka butir
pelatihan pengelolaan hutan, keikutsertaan
pertanyaan tersebut dikatakan “valid”.
penjarangan, keikutsertaan rapat
Sedangkan butir pertanyaan yang memiliki
koordinasi, dan keberanian menyampaikan
angka rhitung lebih kecil angka rtabel, maka
pendapat atau usulan. Butir pertanyaan-
butir pertanyaan tersebut dikatakan “tidak
pertanyaan yang telah memenuhi uji
valid”.
validitas dan reliabilitas tersebut terinci
Selanjutnya masing-masing pada angket yang dapat dilihat pada Tabel
variabel yang sudah valid diuji 4.2.
reliabilitasnya. Hasil perhitungan
Persentase indikator variabel
reliabilitas dengan menggunakan rumus
karakteristik petani hutan (X) yang valid
Alpha. Kemudian angka hasil r11
tersebut dirangkum dalam Tabel 4.1
dikonsultasikan dengan angka rtabel pada
disertai dengan grafik sebaran datanya
taraf signifikansi 0,1 dengan N=30 di mana
menurut skor masing-masing yang dapat
angka rtabel diperoleh sebesar 0,306. Pada
dilihat pada Gambar 4.17. Sedangkan
perhitungan reliabilitas variabel
persentase indikator variabel partisipasi
karakteristik individu hutan (X) didapatkan
petani hutan dalam program PHBM (Y)
angka r11 sebesar 1,178. Sedangkan pada
yang valid tersebut dirangkum dalam
perhitungan reliabilitas variabel partisipasi
Tabel 4.2 disertai dengan grafik sebaran
petani hutan dalam program PHBM (Y)
datanya menurut skor masing-masing yang
didapatkan angka r11 sebesar 1,1402. Dari
dapat dilihat pada Gambar 4.18.
hasil r11 yang diperoleh masing-masing
variabel didapatkan nilai r11 lebih besar

43
Adiba, dkk Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan

Tabel 4.1. Rangkuman Persentase Indikator Variabel X


Persentase (%)
No. Indikator Valid Variabel X Skor Skor Skor Skor
1 2 3 4
1 Jumlah tanggungan keluarga 1 7 62 30
2 Lama pengalaman sebagai petani hutan 7 64 24 5
3 Luas lahan garapan 0 10 20 70
4 Ikut serta organisasi masyarakat 36 64 0 0
5 Ikut pelatihan atau penyuluhan PHBM 16 0 84 0
6 Istri memahami PHBM 2 0 0 98
7 Ketergantungan terhadap sumberdaya hutan 0 0 34 66

100
90
80
70
60
50
40
30 Skor 1
20
10 Skor 2
0
Skor 3
Skor 4

Gambar 4.17. Grafik Rangkuman Persentase Indikator Variabel X

Tabel 4.2. Rangkuman Persentase Indikator Variabel Y


Persentase (%)
No. Aspek Indikator Valid Variabel Y Skor Skor Skor Skor
1 2 3 4
Banyaknya jenis tanaman jangka
1 Ekonomi 11 37 46 6
pendek yang ditanam
2 Ekonomi Mengikuti penjarangan 19 28 53 0

44
Adiba, dkk Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan

Persentase (%)
No. Aspek Indikator Valid Variabel Y Skor Skor Skor Skor
1 2 3 4
Menghadiri undangan pelatihan
3 Sosial 24 0 76 0
kegiatan pengelolaan hutan
4 Sosial Mengikuti arisan 15 0 0 85
5 Sosial Mengikuti patroli keamanan 2 0 98 0
Memahami pentingnya
6 Lingkungan 0 0 19 81
memelihara sumberdaya hutan
Mengetahui teknik penyadapan
7 Lingkungan 0 0 32 68
getah sesuai kaidah konservasi
Menghadiri undangan rapat
8 Kelembagaan 0 0 73 27
koordinasi
Berani menyatakan pendapat atau
9 Kelembagaan 2 4 94 0
usulan

100
90
80
70
60
50
40
30 Skor 1
20
10 Skor 2
0
Skor 3
Skor 4

Gambar 4.18. Grafik Rangkuman Persentase Indikator Variabel Y

Dampak Partisipasi Masyarakat dalam individu petani hutan yang terbatas dapat
Pengelolaan Sumberdaya Hutan menyebabkan partisipasi petani hutan
terbatas atau kurang maksimal. Hubungan
Menurut studi literatur mengenai
antara karakteristik individu petani hutan
pelaksanaan program PHBM, partisipasi
terhadap partisipasi petani hutan dalam
petani hutan dipengaruhi oleh karakteristik
program PHBM dihitung menggunakan
individu petani hutan. Karakteristik

45
Adiba, dkk Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan

rangkaian uji hipotesis korelasi. Sedangkan terlaksana di Desa Donowarih tidak


pengaruh antara karakteristik individu memberi signifikansi dampak terhadap
petani hutan terhadap partisipasi petani keberlanjutan sumberdaya hutan.
hutan dalam program PHBM dihitung
menggunakan rangkaian uji hipotesis
regresi. Tingkat Keberlanjutan Sumberdaya
Hutan dalam Empat Dimensi
Hasil perhitungan uji hipotesis
korelasi didapatkan bahwa nilai r sebesar Tingkat keberlanjutan sumberdaya
0,001646, sehingga nilai thitung sebesar hutan dalam empat dimensi (ekonomi,
0,017108. Ditentukan nilai kesalahan yaitu sosial, lingkungan, dan kelembagaan)
0,1. Jumlah responden 110 orang dengan dalam pelaksanaan program PHBM di
df=n-2 maka didapatkan ttabel adalah Desa Donowarih dapat ditinjau menurut
1,659085. Dari hasil perhitungan tersebut indikator-indikator pada variabel
didapatkan bahwa thitung < ttabel (0,017108 < karakteristik individu petani hutan maupun
1,659085) sehingga Ho ditolak dan Ha variabel partisipasi petani hutan dalam
diterima namun antara karakteristik pelaksanaan program PHBM di Desa
individu petani hutan (X) dengan Donowarih yang telah mencakup keempat
partisipasi petani hutan dalam program aspek tersebut. Berdasarkan hasil nilai uji
PHBM (Y) memiliki hubungan yang hipotesis korelasi maupun regresi,
negatif. diketahui bahwa besar tingkat
keberlanjutan sumberdaya hutan dalam
Hasil perhitungan uji hipotesis
program PHBM di Desa Donowarih yang
regresi didapatkan persamaan Yt = 27,6009
dilihat dari hubungan antara karakteristik
– 0,00232 X, sehingga didapatkan thitung
individu petani hutan terhadap tingkat
sebesar -0,01748. Ditentukan nilai
partisipasi petani hutan adalah sangat kecil,
kesalahan yaitu 0,1. Jumlah responden 110
yaitu sebesar 0,017108. Sedangkan
orang dengan df=n-2 maka didapatkan ttabel
pengaruh antara karakteristik individu
adalah 1,659085. Dari hasil perhitungan
petani hutan terhadap tingkat partisipasi
tersebut didapatkan bahwa thitung < ttabel
petani hutan adalah negatif, yaitu sebesar -
(0,017148 < 1,659085) sehingga Ho
0,017148. Bisa dikatakan bahwa
ditolak dan Ha diterima namun antara
keberlanjutan sumberdaya hutan di Desa
karakteristik individu petani hutan (X)
Donowarih hampir tidak dipengaruhi oleh
dengan partisipasi petani hutan dalam
adanya program PHBM.
program PHBM (Y) memiliki pengaruh
yang negatif. Menurut hasil observasi lapangan,
penyebab hampir tidak ada hubungan
Apabila hubungan maupun
maupun pengaruh antara karakteristik
pengaruh antara karakteristik individu
individu petani hutan terhadap partisipasi
petani hutan terhadap partisipasi petani
petani hutan dalam program PHBM di
hutan sama-sama negatif, maka bisa
Desa Donowarih disebabkan oleh kearifan
diartikan ada hubungan maupun pengaruh
lokal masyarakat terhadap upaya-upaya
namun sangat kecil atau hampir tidak ada
menjaga keberlanjutan sumberdaya hutan
pengaruhnya sama sekali terhadap
masih terjaga dengan baik jauh sebelum
keberlanjutan sumberdaya hutan, sehingga
program PHBM ini ada. Masyarakat Desa
hipotesis awal dari penelitian ini ditolak
Donowarih yang tinggal dan hidup di
(Ho ditolak). Perhitungan hingga
kawasan hutan mengerti betul bahwa hutan
penyimpulan rumusan hipotesis dalam
merupakan satu-satunya sumber
penelitian dapat dilihat pada Lampiran 5.
penghidupan yang harus dirawat dan
Dengan demikian, program PHBM yang

46
Adiba, dkk Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan

dijaga. Mengingat kondisi infrastruktur, digunakan masih perlu ditingkatkan lagi


akses jalan, dan kemampuan yang terbatas untuk penelitian selanjutnya. Pentingnya
membuat masyarakat banyak yang memilih karakteristik individu petani hutan menjadi
tetap tinggal di dalam kawasan desa hutan perhatian pertama di dalam peningkatan
untuk mengelola hasil hutan dengan tetap pengelolaan kegiatan sumberdaya hutan.
memegang teguh kaidah-kaidah kelestarian
Untuk dapat melaksanakan
hutan.
pengembangan ke arah peningkatan
sumberdaya manusia dalam mengelola
sumberdaya alam hutan, perlu dikaji
Keterbatasan Penelitian
seberapa kapasitas sumberdaya manusia
Keterbatasan penelitian dalam atau kemampuan masyarakat setempat,
pengambilan sampel yang peneliti alami perlu dibangun kesadaran di diri
antara lain: masyarakat tentang kekurangan dan
kelebihan yang masyarakat miliki,
 Ada beberapa faktor penting lain yang
sehingga sumberdaya yang masyarakat
juga dapat mempengaruhi keberlanjutan
miliki akan dapat termanfaatkan secara
sumberdaya hutan melalui program
optimal. Walaupun di panduan petunjuk
PHBM selain pengaruh karakteristik
pelaksanaan program PHBM Perum
petani hutan terhadap partisipasi petani
Perhutani telah disebutkan salah satu syarat
hutan dalam program PHBM yang tidak program PHBM adalah harus ada
ikut diukur dalam penelitian ini,
Pengkajian Desa Partisipatif (PDP),
misalnya intensitas pelatih atau
ternyata kenyataan kondisi dan situasi di
penyuluh kegiatan pengelolaan hutan
lapangan masih menjadi kendala yang
Perum Perhutani.
membutuhkan toleransi agar PDP
 Penelitian ini menggunakan angket yang dilaksanakan sambil terlaksananya program
diisi menurut jawaban responden sendiri PHBM. Setelah pihak masyarakat dan
sehingga apa yang dilaporkan oleh pihak Perum Perhutani memahami
petani hutan bisa saja berbeda dengan kapasitas masing-masing, maka akan
kenyataannya. sangat dimungkinkan untuk dapat
didiskusikan lebih lanjut mengenai
Implikasi terhadap Bidang Teknik bagaimana kiat-kiat ataupun langkah-
Sumberdaya Alam dan Lingkungan langkah meningkatkan kesejahteraan
Penelitian ini dapat dijadikan ekonomi, keadilan sosial, kelestarian
referensi tentang keberlanjutan sumberdaya lingkungan, dan kekokohan kelembagaan.
hutan dalam program PHBM dilihat dari
sudut pandang pengaruh karakteristik Program Pengelolaan Sumberdaya
individu petani hutan terhadap partisipasi Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) yang
petani hutan dalam pelaksanaan program diinisiasi oleh Perum Perhutani memiliki
PHBM yang mencakup dimensi ekonomi, implikasi dalam bidang Teknik
sosial, lingkungan, dan kelembagaan. Sumberdaya Alam dan Lingkungan.
Walaupun variabel karakteristik individu Program PHBM merupakan salah satu
petani hutan dan variabel partisipasi petani sekian banyak program-program
hutan dalam program PHBM pada pemberdayaan masyarakat untuk dapat
penelitian ini sudah mencakup sebagian mengelola sumberdaya alam dan
besar faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungannya agar memiliki nilai tambah
keberlanjutan sumberdaya hutan dalam dan berkembang, terutama pemberdayaan
program PHBM di Desa Donowarih, bagi masyarakat setempat yang dalam
jumlah sampel maupun variabel yang keseharian hidupnya hanya bergantung

47
Adiba, dkk Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan

kepada sumberdaya alam dan ¾ - 1 ha, 64% ikut 1-2 organisasi


lingkungannya. Masyarakat tersebut masyarakat, 84% pernah ikut pelatihan
merupakan lapisan pertama pemanfaat atau penyuluhan PHBM, 98% istri
sumberdaya alam dan lingkungan dan cukup memahami (50%-75%) program
lapisan pertama pula yang akan merasakan PHBM, 66% sangat tergantung (75%-
dampak apabila terjadi kerusakan pada 100%) terhadap sumberdaya hutan.
sumberdaya alam dan lingkungan. Sedangkan pada variabel partisipasi
Pemeliharaan sumberdaya alam dan petani hutan pada aspek ekonomi 46%
lingkungan merupakan tanggungjawab menanam 4-5 jenis tanaman jangka
bersama. pendek, 58% 2-3 kali atau cukup
pernah mengikuti penjarangan, pada
Pengelolaan sumberdaya alam dan
aspek sosial 76% 2-3 kali atau cukup
lingkungan membutuhkan peran serta
pernah menghadiri undangan pelatihan
masyarakat maupun stakeholder terkait.
atau penyuluhan pengelolaan
Keberlanjutan sumberdaya alam dan
sumberdaya hutan, 85% selalu
lingkungan perlu banyak belajar dari
mengikuti arisan, 98% 2-3 kali atau
kekayaan kearifan lokal masyarakat
cukup pernah mengikuti patroli
setempat dalam menjaga kelestarian
keamanan, pada aspek lingkungan 81%
sumberdaya alam dan lingkungannya.
sangat memahami (75%-100%)
Kearifan lokal dapat kita pelajari melalui
pentingnya memelihara sumberdaya
mengenal karakteristik adat, budaya, sosial
hutan, 68% sangat memahami (75%-
masyarakat, hingga karakteristik
100%) teknik penyadapan getah yang
geografisnya. Sehingga pengembangan
memenuhi kaidah konservasi, pada
teknologi dalam mengelola sumberdaya
aspek kelembagaan 73% 2-3 kali atau
alam dan lingkungan dapat disesuaikan
cukup pernah menghadiri undangan
dengan kondisi masyarakat setempat agar
rapat koordinasi, 94% cukup berani
pemanfaatannya dapat efektif, efisien, dan
menyatakan pendapat atau usulan bila
tepat guna.
ada pernyataan yang kurang tepat.
2. Hubungan antara karakteristik individu
petani hutan terhadap tingkat partisipasi
KESIMPULAN DAN SARAN
petani hutan adalah sangat kecil, yaitu
sebesar 0,017108. Sedangkan pengaruh
antara karakteristik individu petani
Kesimpulan
hutan terhadap tingkat partisipasi petani
Kesimpulan yang dapat diambil dari hutan adalah negatif, yaitu sebesar -
penelitian ini adalah: 0,017148. Bisa dikatakan bahwa
keberlanjutan sumberdaya hutan di
1. Faktor yang mempengaruhi
Desa Donowarih hampir tidak
keberlanjutan sumberdaya hutan dalam
dipengaruhi oleh adanya program
program PHBM adalah hubungan
PHBM.
maupun pengaruh antara karakteristik
3. Menjaga keberlanjutan sumberdaya
individu petani hutan terhadap
hutan sudah menjadi bagian dari
partisipasi petani hutan dalam program
kearifan lokal yang masih terjaga
PHBM. Pada variabel karakteristik
dengan baik di Desa Donowarih, jauh
individu petani hutan, petani hutan di
sebelum ada program PHBM hingga
Desa Donowarih 62% memiliki 1-2
sekarang.
orang jumlah tanggungan keluarga,
64% memiliki pengalaman bertani 15-
30 tahun, 70% menggarap lahan seluas

48
Adiba, dkk Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan

Saran Montpellier, France: French


Agricultural Research Centre for
 Bagi Masyarakat dan Lembaga
International Development (CIRAD),
Pemanfaat dan Pengelola Sumberdaya Bogor, Indonesia: Center for
Hutan:
International Forestry Research
o Diharapkan dapat meningkatkan (CIFOR), dan Yogyakarta, Indonesia:
kesejahteraan melalui upaya PKHR Fakultas Kehutanan UGM.
peningkatan ketrampilan dengan
mendayagunakan sumberdaya lokal Azmi, Zainul. 2008. Faktor-Faktor yang
dan tetap memperhatikan Mempengaruhi Keputusan Petani
kelestarian lingkungan. Misalnya Mengikuti Program Pengelolaan
pelatihan teknologi tepat guna yang Sumberdaya Hutan Bersama
ramah lingkungan, wawasan Masyarakat Serta Pengaruhnya
pengembangan wirausaha berbasis Terhadap Pendapatan dan
komoditi lokal, dan lain Curahan Kerja. Skripsi. Program
sebagainya. Studi Ekonomi Pertanian dan
 Bagi Pengembang Teknik Sumberdaya Sumberdaya, Institut Pertanian
Alam dan Lingkungan: Bogor.
o Diharapkan sosial budaya iro Kelola Sumberdaya Hutan (SDH)
masyarakat yang kaya akan Perum Perhutani Unit II Jawa Timur.
kearifan lokal menjadi penting 2010. Petunjuk Pelaksanaan
untuk dipelajari agar inovasi Pengelolaan Sumberdaya Hutan
pengelolaan sumberdaya alam dan Bersama Masyarakat (PHBM).
lingkungan dapat diterapkan ke Perum Perhutani Unit II Jawa Timur.
masyarakat secara optimal, efektif, Surabaya.
efisien, dan tepat guna.
 Bagi Peneliti Selanjutnya: Fauzi, Akhmad; dan Octavianus, Alex.
o Diharapkan penelitian selanjutnya 2013. Background Study RPJM
dapat memperluas area penelitian 2015-2019 Indeks Pembangunan
dengan kajian yang lebih rinci Lingkungan Hidup. Kementrian
sehingga dapat dipelajari Perencanaan Pembangunan Nasional.
peningkatan keberlanjutan Jakarta.
sumberdaya hutan dengan adanya Hakim, Ismatul; Irawanti, Setiasih;
program kemitraan petani hutan Murniati; Sumarhani; Widiarti,
dengan Perum Perhutani melalui Asmanah; Effendi, Rachman;
program PHBM ini. Muslich, Mohammad; Rullianty, Sri.
2010. Social Forestry: Menuju
DAFTAR PUSTAKA Restorasi Pembangunan
Kehutanan Berkelanjutan. Bogor:
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Pusat Penelitian dan Pengembangan
Penelitian Suatu Pendekatan Perubahan Iklim dan Kebijakan.
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Kampus Balitbang Kehutanan.
Awang, San Afri; Widayanti, Wahyu Tri; Hidayanto, M; Supiandi, S; Yahya, S;
Himmah, Bariatul; Astuti, Ambar; Amien, L.I. 2009. Analisis
Septiana, Ratih Madya; Solehudin; Keberlanjutan Perkebunan Kakao
dan Novenanto, Antonius. 2008. Rakyat di Kawasan Perbatasan
Panduan Pemberdayaan Lembaga Pulau Sebatik, Kabupaten
Masyarakat Desa Hutan (LMDH). Nunukan, Provinsi Kalimantan

49
Adiba, dkk Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan

Timur. Jurnal Agro Ekonomi, Rahmina. 2011. Pilihan Skema


Volume 27 No. 2 Oktober 2009 : 213 Pengelolaan Hutan Berbasis
– 229. Masyarakat dalam Mitigasi
Perubahan Iklim. Deutsche
Hidayat, A. A. A. 2010. Metode Penelitian
Gesellschaft fur Internationale
Kesehatan Paradigma Kuantitatif.
Zusammenarbeit (GIZ) GmbH,
Jakarta: Health Books
Forest and Climate Change
Khususiyah, Noviana. 2013. Pengeloaan Programme (FORCLIME), dan
Hutan Bersama Masyarakat Kementerian Kehutanan. Jakarta,
(PHBM) di DAS Konto Malang: Juli 2012 (cetak ulang).
Pembelajaran Keberhasilan dan
Saida; Sabiham; Widiatmaka; Sutjahjo.
Kegagalan Program. Prosiding
2011. Analisis Keberlanjutan
Seminar Nasional Agroforestri 2013.
Usahatani Holtikultura Sayuran
Martopo, Anton; Hardiman, Gagoek; pada Lahan Berlereng di Hulu
Suharyanto. 2012. Kajian Tingkat DAS Jenebarang, Sulawesi
Penghidupan Berkelanjutan Selatan. Jurnal Matematika, Sains,
(Sustainable Livelihood) Di dan Teknologi. Volume 11 Nomor 2,
Kawasan Dieng (Kasus di Dua September 2011, 101-112
Desa Kecamatan Kejajar
Setiawati, Tity Wahju. 2009. Hak,
Kabupaten Wonosobo). Prosiding
Kewajiban dan Peran Serta
Seminar Nasional Pengelolaan
(Partisipasi) Masyarakat dalam
Sumberdaya Alam dan Lingkungan.
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Semarang, 11 September 2012.
Media Hukum Vol. IX/No.2/April-
Notoatmojo, S. 2010. Metodologi Juni/2009 No.ISSN 1411-3759.
Penelitian Kesehatan. Jakarta :
Suciati, Luh Putu. 2008. Strategi
Rineka Cipta
Multikriteria Pengelolaan
Nurtjahjawilasa; Duryat, Kusdamayanti; Sumberdaya Hutan Berkelanjutan
Yasman, Irsyal; Septiani, Yani; di Kawasan Argopuro. Jurnal J-
Lasmini. 2013. Modul: Konsep SEP Vol. 2 No. 2 Juli 2008.
dan Kebiajakan Pengelolaan
Sutejo, Probo. 2014. Hubungan Program
Hutan Produksi Lestari dan
Pengelolaan Hutan Bersama
Implementasinya (Sustainable
Masyarakat Terhadap
Forest Management/ SFM).
Peningkatan Pendapatan
Natural Resources Development
Masyarakat. Jurnal Ilmiah
Center, Program Terestrial The
Pendidikan Geografi Vol.2 No.1
Nature Conservacy Indonesia.
Oktober 2014.
Jakarta, November 2013.
Suprayitno, Adi Riyanto; Sumardjo; Gani,
Pattimahu, Debby V; Kusmana, Cecep;
Darwis S; Sugihen, Basita Ginting.
Harjomidjojo, Hartrisari; dan
Model Peningkatan Partisipasi
Darusman, Dudung. 2010. Analisis
Petani Sekitar Hutan dalam
Nilai Keberlanjutan Pengelolaan
Pengelolaan Hutan Kemiri
Ekosistem Hutan Mangrove di
Rakyat: Kasus Pengelolaan Hutan
Kabupaten Seram Bagian Barat,
Kemiri Kawasan Pegunungan
Maluku. Jurnal Forum Pascasarjana
Bulusarung Kabupaten Maros
Vol. 33 No.4 Oktober 2010: 239-
Provinsi Sulawesi Selatan. Jurnal
249.
Penelitian Sosial dan Ekonomi

50
Adiba, dkk Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan

Kehutanan Vol.8 No.3 September Ulfiarahmmi, 2011. Menyusun Angket


2011, Hal 176-195. Penelitian. Diakses di
https://tepenr06.wordpress.com/2011
Syaprillah, Aditia; dan Sapriani. 2013.
/10/08/menyusun-angket-penelitian/
Pengelolaan Hutan Lindung Kota
pada tanggal 11 Mei 2015.
Tarakan dalam Perspektif
Pembangunan Berkelanjutan. Winata, Adi., dan Ernik Yuliana. 2012.
Jurnal Fakultas Hukum, Universitas Tingkat Partisipasi Petani Hutan
Borneo Tarakan, Penelitian Didanai dalam Program Pengelolaan
Dikti 2013. Sumberdaya Hutan Bersama
Masyarakat.. MIMBAR, Vol
XXVIII, No. 1 (Juni, 2012) : 65 – 76.

51

Vous aimerez peut-être aussi