Vous êtes sur la page 1sur 6

Ujian Imunologi Dasar, PPDS Mikorbiologi Klinik

22 Mei 2019, Waktu: 60 menit


Wasista Hanung Pujangga

Pertanyaan:
1. Jelaskan respon imun non-spesifik atau innate immune response yang terdapat pada
saluran cerna normal mulai dari rongga mulut sampai dengan anus, misalnya bila
makanan yang ditelan mengandung mikroba!
2. Jelaskan respon imun non-spesifik atau innate immune response bila ujung jari secara
tidak sengaja teriris pisau dapur!
3. Jelaskan fungsi:
a. Imunoglobulin G dan M
b. T-helper 1dan 2
4. Jelaskan respon imun adaptif, baik humoral maupun seluler, yang terjadi bila seseorang
mengalami infeksi bakteri yang bisa hidup ekstrasel dan intrasel!

Jawab:

1. Sistem imun non spesifik saluran cerna: Saat makanan masuk kedalam mulut, pada
mukosa membran yang dapat menekan atau membunuh mikroorganisme.

enzim pada mukosa seperti Lisosim, enzim yang ditemukan dalam beberapa sekresi tubuh
termasuk saliva dan cairan krevikular gingival. Enzim inimemotong tulang punggung proteoglikan
pada dinding sel bakteri.

kemudian Laktoferin, merupakan bahan yang mengandung iron/besi, yang ditemukan dalam
ASI, sedikit di cairan semilunal, saliva dan cairankrevikular gingival, juga pada sekresi gastrik.
Mempengaruhi bakteridengan cara mengikat iron bebas yang diperlukan untuk
pertumbuhan bakteri tertentu.

dilambung makanan dihancurkan oleh asam lambung dan kemudian dibantu oleh igA, dan igG
yang berfungsi menghancurkan bakteri dan virus.

lalu Komplemen, merupakan sistem yang melibatkan kurang lebih 20 serum protein dalam
aksinya. Prinsip kerjanya adalah sebagai media terjadinya reaksi inflamasi akut dan kemudian
mengeliminasi mikroorganisme yang menginvasi pada saluran cerna.
Interferon (IFN) merupakan kelompok protein yang terlibat dalam pertahanan melawan infeksi
virus.3.

setelah organisme telah masuk pada barrier eksterna, pertahanan tubuh kemudian dipusatkan
pada fagositosis. Ada dua prinsipsel fahgosit, yaitu mikrofag dan makrofag.

hal ini terus menerus terjadi sampai proses makanan berakhir di anus.

jika sistem imun non spesifik dikalahkan oleh bakteri maka akan terjadi proses kegagalan
imunitas tersebut seperti diare yang disebabkan oleh bakteri/virus/

2. Respon imun non spesifik saat jari teriris piasu:

Kulit (Pertahanan lapis pertama) —> Saat terjadi luka karena pisau luka dapat membuat bakteri
dan virus masuk ke tubuh. kemudian kelenjar di kulit akan menyekresi asam lemak dan keringat
yang mengandung garam sehingga menghambat laju bakteri. Ketika jari teriris pisau, sel mast
melepaskan mediator kimia dan pembuluh darah melakukan vasokonstriksi

·terjadilah reaksi vaskuler pada pembuluh darah yang sobek terjadi bekuan dan rembesan plasma
yang menyebabkan berpindahnya leukosit yaitu neutofil keluar dari pembuluh darah dan
menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah sekitar luka irisan.

terjadi reaksi inflamasi sering k berupa daerah kemerahan yang timbul di sekitar luka. Imflamasi
timbul karena adanya infeksi dan terbukanya arteriol di sekitar daerah yang terluka sehingga
suplai darah ke daerah terluka meningkat.

Daerah yang mengalami imflamasi, kemungkinan juga mengandung nanah (abses). Nanah ini
berasal dari leukosit yang telah menelan bakteri. Nanah juga masih mengandung leukosit yang
masih hidup dan sisa sel lainnya.

Diakhir proses reaksi imun non spesifik,limfosit bekerja membunuh bakteri pada area luka dan
bekas luka/scar akan terbentuk sepanjang bekas irisan luka pisau.

3. Fungsi Sbb:

a. Immunoglobulin G ( IgG )

 Adalah reaksi imun yang diproduksi terbanyak sebagai antibodi utama dalam proses
sekunder dan merupakan pertahanan tubuh yang penting terhadap bakteri yang
terbungkus dan virus. Mampu menyebar dengan mudah ke dalam celah ekstravaskuler
dan mempunyai peranan penting menetralisir toksin kuman, serta melekat pada kuman
sebagai persiapan fagositosis.

 Merupakan proteksi utama pada bayi terhadap infeksi selama beberapa minggu pertama
setelah lahir, dikarenakan mampu menembus jaringan plasenta. IgG mempunyai struktur
dasar immunoglobulin yang terdiri dari dua rantai berat H dan dua rantai ringan L. IgG
rantai berat H yang dihubungkan oleh ikatan sulfida, oleh karena itu imonoglobulin ini
mempunyai dua tempat pengikatan antigen yang identik maka disebut bivalen.

b. Imunoglobulin M (IgM)

 Imunoglobulin utama yang pertama dihasilkan dalam respon imun primer. IgM terdapat
pada semua permukaan sel B yang tidak terikat. Struktur polimer IgM menurut Hilschman
adalah lima subunit molekul 4-peptida yang dihubungkan oleh rantai-J. Pentamer
berbobot molekul 900.000 ini secara keseluruhan memiliki sepuluh tempat pengikatan
antigen Fab sehingga bervalensi 10, yang dapat dibuktikan dengan reaksi Hapten.
Polimernya berbentuk bintang, tetapi apabila terikat pada permukaan sel akan berbentuk
kepiting.
 Disebabkan bervalensi tinggi, maka antibodi ini paling sering bereaksi di antara semua
Imunoglobulin, sangat efisien untuk reaksi aglutinasi dan reaksi sitolitik, pengikatan
komplemen, reaksi antibodi-antigen yang lain dan karena timbulnya cepat setelah terjadi
infeksi dan tetap tinggal dalam darah, maka IgM merupakan daya tahan tubuh yang
penting untuk

T-helper 1dan 2
- T Helper 1 :
Diawali oleh makrofag dan sel dendritik yang merespon antigen (bakteri atau virus)
dengan menghasilkan sitokin IL-12. Saat APC mempresentasikan antigen, naïve CD4+
terpajan oleh IL-12 yang menyebabkan naïve CD4+ berdifferensiasi menjadi sel TH1.
Ada beberapa antigen yang membuat APC tidak menghasilkan IL-12 seperti infeksi
pada cacing misalnya. Jika tidak ada IL-12, maka TH1 tidak akan terbentuk  Setelah
terbentuk, TH1 memproduksi sitokin IFN γ yang mengaktifasi makrofag dan
menstimulasi pembentukan antibody dari sel B untuk opsonisasi dan aktifasi
komplemen.
- T Helper 2 :
CD4+ naïve menghasilkan sitokin sendiri yaitu IL-4 yang menyebabkan differensiasi
CD4+ menjadi sel TH2. TH2 memproduksi 2 jenis sitokin yaitu IL-4 yang
menstimulasi sel B untuk maturasi dan menjadi IgE untuk mengaktifasi sel mast
untuk berdegranulasi, dan IL-5 yang membantu aktifasi eosinofil untuk membunuh
cacing. TH2 juga mengeluarkan sitokin IL-4, IL-10, IL-13 untuk menginhibisi aktifasi
makrofag

4. Sistem Imun adaptif :

• Fungsi utama dari sistem imun ini adalah untuk memperkuat langsung dan mempertinggi
fagositositas

• Sistem imun humoral terdiri dari antibodi, antibodi merupakan molekul yang diproduksi
untuk merespon antigen, antigen merupakam subtansi yang akan mendapatkan respon
antibodi

• Komponen seluler utamanya terdiri dari limfosit dan sel-sel monosit/magrofag lineage.

• Tanda system imun adaptid adalah adanya Memory, Specificity dan tolerance

Mekanismenya adalah :

Tahap 1

Respons inflamasi tubuh merupakan salah satu sel tubuh yang timbul sebagai
akibat invasi mikroba pada jaringan. Respons ini terdiri dari aktivitas sel-sel inflamasi,
antara lain sel leukosit (polimorfonuklear, limfosit, monosit), sel makrofag, sel mast, sel
natural killer, serta suatu sistem mediator kimia yang kompleks baik yang dihasilkan oleh
sel (sitokin) maupun yang terdapat dalam plasma. Sel fagosit, mononuklear maupun
polimorfonuklear berfungsi pada proses awal untuk membunuh mikroba, dan mediator
kimia dapat meningkatkan fungsi ini. Mediator kimia akan berinteraksi satu dengan
lainnya, juga dengan sel radang seperti komponen sistem imun serta fagosit, baik
mononuklear maupun polimorfonuklear untuk memfagosit dan melisis mikroba.

• tahap kedua

Jika mikroba berhasil melampaui mekanisme sel nonspesifik, terjadi


tahapan kedua berupa pertahanan spesifik yang dirangsang oleh antigen mikroba itu
sendiri, atau oleh antigen yang dipresentasikan makrofag. Tahapan ini terdiri atas
imunitas humoral dan imunitas selular.

Imunitas humoral yang diperankan oleh antibodi yang dihasilkan oleh sel
plasma sebagai hasil aktivasi antigen mikroba terhadap limfosit B, akan menetralkan
toksin yang dilepaskan mikroba sehingga tidak menjadi toksik lagi. Antibodi juga akan
menetralkan mikroba sehingga tidak infeksius lagi. Antibodi juga bersifat sebagai opsonin,
sehingga memudahkan proses fagositosis mikroba. Antibodi juga berperan dalam proses
ADCC (Antibody Dependent Cell Cytotoxicity) baik oleh sel Tc maupun sel NK sehingga
terjadi lisis sel yang telah dihuni mikroba. Antibodi juga dapat mengaktifkan komplemen
untuk melisis mikroba. Imunitas selular yang diperankan oleh limfosit T melalui limfokin
yang dilepas sel T akan meningkatkan produksi antibodi oleh sel plasma, fungsi sel fagosit
untuk memfagosit mikroba

Tahap ketiga

Tahapan terakhir ini terdiri atas peningkatan respons imun baik melalui aktivasi
komplemen jalur klasik maupun peningkatan kemotaksis, opsonisasi dan fagositosis. Sel
makrofag dan limfosit T terus memproduksi faktor yang selanjutnya akan meningkatkan
lagi respons inflamasi melalui ekspresi molekul adesi pada endotel serta merangsang
kemotaksis, pemrosesan antigen, pemusnahan intraselular, fagositosis dan lisis, sehingga
infeksi dapat teratasi.

Vous aimerez peut-être aussi