Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
NURHAEDA, S.Kep
NIM : 2017032068
Mengetahui
CI Ruangan CI Institusi
....................................... ................................................
a. Defenisi
Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan
rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia luar). Klien
memberi persepsi atau pendapat tentang lingkungan tanpa ada objek atau
rangsangan yang nyata. Sebagai contoh klien mengatakan mendengar suara
padahal tidak ada orang yang berbicara
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana pasien mengalami
perubahan sensori persepsi : merasakan sensori palsu berupa suara,
penglihatan, pengecapan, perubahan atau penghiduan.
Halusinasi adalah persepsi klien terhadap lingkungan tanpa stimulus yang
nyata, artinya klien menginterpretasikan sesuatu yang nyata
stimulus/rangsangan dari luar.
b. Rentang respon
c. Penyebab
1. Faktor predisposisi
a. Genetika
b. Neurobilogi
c. Meurotransmitter
d. Abnormal perkembangan syaraf
e. Psikologis
2. Faktor presipitasi
a. Proses pengolahan informasi yang berlebihan
f. Proses keperawatan
1. Faktor predisposisi
a. Genetika
b. Neurobiology
c. Neurotransmitter
d. Abnormal perkembangan syaraf
e. Psikologis
2. Faktor presipitasi
a. Proses pengolahan informasi yang berlebihan
b. Mekanisme penghantaran listrik yang abnormal
3. Mekanisme koping
a. Regresi
b. Proyeksi
c. Menarik diri
4. Perilaku halusinasi
a. Isi halusinasi
b. Waktu terjadinya
c. Frekuensi
d. Situasi pencetus
Setelah …….x SP 4
pertemuan, pasien Evaluasi kegiatan
mampu : yang lalu ( SP 1, 2,
Menyebutkan kegiatan dan 3)
yang sudah dilakukan Tanyakan program
Menyebutkan manfaat pengobatan
dari program pengobatan Jelaskan pentingnya
penggunaan obat
pada gangguan jiwa
Jelaskan akibat bila
tidak digunakan
sesuai program
Jelaskan akibat bila
putus obat
Jelaskan cara
mendapatkan
obat/berobat
Jelaskan pengobatan
(5B)
Latih pasien minum
obat
Masukkan dlm jdwal
harian pasien
Keluarga mampu : Setelah ……x pertemuan SP 1
Merawat psien di keluarga mampu Identifikasi masalah
Disusun Oleh :
NURHAEDA, S.Kep
NIM : 2017032068
Mengetahui
CI Ruangan CI Institusi
....................................... ................................................
a. Defenisi
Waham adalah keyakinan terhadap sesuatu yang salah dan secara kukuh
dipertahankan walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan
dengan realita normal (Stuart dan Sundeen, 1998).
Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan, tetapi
dipertahankan dan tidak dapat diubah secara logis oleh orang lain.
Keyakinan ini berasa; dari pemikiran klien yang sudah kehilangan control
(Depkse RI, 2000).
Waham adalah suatu seyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian
realitas yang salah, keyakinan yang tidak konsisten dengan tingkat
intelektual dan latar belakang budaya, ketidakmampuan merespons stimulus
internal dan eksetrnal melalui proses interaksi atau informasi secara akurat
(Keliat, 1999).
b. Rentang respon
k. Diagnosa keperawatan
Perubahan proses pikir : waham
Disusun Oleh :
NURHAEDA, S.Kep
NIM : 2017032068
Mengetahui
CI Ruangan CI Institusi
....................................... ................................................
a. Pengertian
Menurut depkes RI (2000), kerusakan interaksi sosial merupakan suatu
gangguang interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak
fleksibel menimbulkan perilaku menimbulkan perilaku maladatif dan
mengganggu fungsi seseorang dalam hubungan sosial.
Menurut Balitbang (2007), merupakan upaya menghindari suatu hubungan
komunikasi dengan orang lain karena merasa kehilangan hubungan akrab
dan tidak mempunyai kesempatan untuk berbagi rasa, pikiran dan
kegagalan. Klien mengalami kesulitan dalam hubungan secara spontan
dengan orang lain yang dimanifestasikan dengan mengisolasi diri, tidak ada
perhatian, dan tidak sanggup berbagi pengalaman.
Menurut Stuart dan Sundeen (1998), kerusakan interaksi sosial adalah suatu
gangguan kepribadian yang tidak fleksibel, tingkah maladaptive, dan
mengganggu fungsi individu dalam hubungan sosial.
Menurut Towsend (1998), kerusakan interaksi sosial adalah suatu keadaan
dimana seseorang beradaptasi dalam pertukaran sosial dengan kuantitas dan
kualitas yang tidak efektif. Klien yang mengalami kerusakan interaksi sosial
mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan orang lain salah satunya
mengarah pada menarik diri.
Menurut Rawlins, (1993), dikutip Keliat (2001), menarik diri merupakan
percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari
hubungan dengan orang lain.
b. Etiologi
Terjadinya gangguan ini dipengaruhi oleh faktor predisposisi di antaranya
perkembangan dan sosial budaya.Kegagalan dapat mengakibatkan individu tidak
percaya diri, tidak percaya pada orang lain, ragu, takut salah, pesimis, putus asa
terhadap orang lain, tidak mampu merumuskan keinginan, dan merasa
tertekan.Keadaan ini dapat menimbulkan perilaku tidak ingin berkomunikasi
dengan orang lain, lebih menyukai berdiam diri, menghindar dari orang lain, dan
kegiatan sehari-hari terabaikan.
Adaptif Maladaptif
Merasa
Menyendiri Menarik diri
sendiri
Otonomi Ketergantunga
Depedensi
Bekerjasama Manipulasi
Curiga
Interdependen Curiga
Objektif :
j. Diagnosa keperawatan
Isolasi sosial
k. Rencana Tindakan Keperawatan
Tujuan Kriteria evaluasi Intervensi
Pasien mampu : Setelah ..x pertemuan, SP 1
Menyadari penyebab pasien mampu : Identifikasi penyebab
isolasi sosial Membina hubungan Siapa yang satu rumah
Berinteraksi dengan saling percaya dengan pasien
orang lain Menyadari penyebab Siapa yang dekat
isolasi sosial, dengan pasien
keuntungan dan Siapa yang tidak dekat
kerugian berinteraksi dengan pasien
dengan orang lain. Tanyakan keuntungan
Melakukan interaksi dan kerugian
dengan orang lain berinteraksi dengan
secara bertahap orang lain
Tanyakan pendapat
pasien tentang
kebiasaan berintraksi
dengan orang lain.
Tanyakan apa yang
menyebabkan pasien
tidak ingin berintraksi
dengan orang lain
Diskusikan keuntungan
bila pasien memiliki
bnaykan teman dan
bergaul akrab dengan
SP 2
Evaluasi kegiatan yang
lalu (SP1)
Latih berhubungan
sosial secara bertahap
Masukkan dalam
jadwal kegiatan pasien
SP 3
Evaluasi kegiatan yang
lalu (SP 1dan SP 2)
Latih cara berkenalan
dengan 2 orang atau
lebih
Masukkan dalam
jadwal kegiatan pasien
Keluarga mampu Setelah ……x SP 1
merawat pasien dengan pertemuan, keluarga Identifikasi masalah
isolasi sosial di rumah mampu menjelaskan yang dihadapi dalam
tentang : merawat pasein
Masalah isolasi sosial Penjelasan isolasi
dan dampaknya pada sosial
pasien Cara merawat pasien
Penyebab isolasi isolasi sosial
sosial Latih (stimulus)
Sikap keluarga untuk RTL Keluarga/jadwal
membantu pasien keluarga untuk
mengatasi isolasi merawat pasien
sosialnya SP 2
Pengobatan yang Evaluasi kemampuan
berkelanjutan dan SP 1
mencegah putus obat Latih (langsung ke
Tempat rujukan dan pasien)
fasilitas kesehatan RTL Keluarga/jadwal
yang tersedia bagi keluarga untuk
pasien merawat pasien
SP 3
Evaluasi kemampuan
SP 2
Latih (langsung ke
pasien)
RTL Keluarga/jadwal
Disusun Oleh :
NURHAEDA, S.Kep
NIM : 2017032068
Mengetahui
CI Ruangan CI Institusi
....................................... ................................................
a. Pengertian
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan
tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik pada dirinya sendiri
maupun orang lain, disertai dengan amuk dan gaduh gelisah yang tidak
terkontrol (kusumawati dan hartono, 2010)
Perilaku kekerasan merupakan suatu keadaan dimana seseorang melakukan
tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri,
orang lain maupun lingkungan (stuart dan sundeen, 1995).
Perilaku kekerasan atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku yang
bertujuan untuk melukai orang lain secara fisik maupun psikologis
(berkowitz, dalam harnawati, 1993)
Setiap aktifitas bila tidak dicegah dapat mengarah pada kematian (stuart dan
sundeen, 1998)
Suatu keadaan dimana individu mengalami perilaku yang dapat melukai
secara fisik baik terhadap diri sendiri atau orang lain (Towsend, 1998)
Suatu keadaan dimana klien mengalami perilaku yang dapat membahayakan
klien sendiri, lingkungan termasuk orang lain, dan barang-barang (Maramis,
1998)
Perilaku kekerasan dapat dibagi menjadi dua perilaku kekerasan secara
verbal dan fisik (Ketner et al…1995)
b. Tanda dan gejala
Fisik
Mata melotot/pendangan tajam, tangan mengepal, rahang mengatup, wajah
memerah dan tegang, serta postur tubuh kaku
Verbal
Mengancam, mengumpat dengan kata-kata kotor, berbicara dengan nada
keras, ketus
Perilaku
Menyerang orang lain, melukai diri sendiri/orang lain, merusak lingkungan,
amuk/agresif
Perilaku kekerasan
GPS : Halusinasi
h. Masalah keperawatan
1. Perilaku kekerasan
2. Risiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan
3. Perubahan persepsi sensori : halusinasi
4. Harga diri rendah kronis
5. Isolasi sosial
6. Berduka disfungsional
7. Penatalaksanaan regimen terapeutik inefektif
8. Koping keluarga inefektif
Disusun Oleh :
NURHAEDA, S.Kep
NIM : 2017032068
Mengetahui
CI Ruangan CI Institusi
....................................... ................................................
a. Pengertian
Harga diri rendah kronis adalah evaluasi diri/perasaan tentang diri atau
kemampuan diri yang negative dan dipertahankan dalam waktu yang lama
(nanda, 2005)
Individu cenderung untuk menilai dirinya negative dan merasa lebih rendah
dari orang lain (depkes RI, 2000)
Evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negative
dan dapat secara langsung atau tidak langsung diekspersikan (Townsend,
1998)
Perasaan negative terhadap diri sendiri, hilangnya percaya diri dan harga
diri, merasa gagal mencapai keinginan (Keliat, 1998)
b. Tanda dan gejala
Manifestasi yang biasa muncul pada klien gangguna jiwa dengan harga diri
rendah, fitria (2009) :
Mengkritik diri sendiri
Perasaan tidak mampu
Pandangan hidup yang pesimistis
Tidak menerima pujian
Penurunan produktivitas
Penolakan terhadap kemampuan diri
Kurang memperhatikan perawatan diri
Berpakaian tidak rapi selera amakan berkurang tidak berani menatap lawan
bicara
Lebih banyak menunduk
Bicara lambat dengan nada suara lemah
c. Proses terjadinya masalah
Harga diri rendah kronis terjadi merupakan proses kelanjutan dari harga
diri rendah situasional yang tidak diselesaikan atau dapat juga terjadi terjadi
karena invidu tidak pernah mendapat feeed back dari lingkunga tentang perilaku
Isolasi sosial
Objektif :
Mengkriktik diri sendiri
Persaan tidak mampu pandangan hidup
pesimis
Tidak menerima pujian
Penurunan produktivitas
Penolakan terhadap kemampuan diri
Kurang memperhatikan perawatan diri
Berpakaian tidak rapi
Berkurang selera makan
Tidak berani menatap lawan bicara
Lebih banyak menunduk
Bicara lambat dengan nada suara lemah
j. Diagnose keperawatan
Harga diri rendah kronis
k. Rencana asuhan keperawatan
Tujuan Criteria evaluasi Intervensi
Pasien mampu : Setelah….x SP 1
Mengidentifikasi pertemuan, pasien Identifikasi
kemampuan dan aspek mempu : kemampuan positif
positif yang dimiliki Mengidentifikasi yang dimiliki
Disusun Oleh :
NURHAEDA, S.Kep
NIM : 2017032068
Mengetahui
CI Ruangan CI Institusi
....................................... ................................................
a. Pengertian
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan adasar manusia dalam
memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan
dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan
terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri
(depkes 2000)
Deficit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan
aktivitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (nurjannaj, 2004)
Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan
kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Poter pery (2005)
Kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu
melakukan perawatan kebersihan dirinya (tarwoto dan Wartonah, 2000).
b. Tanda dan gejala
Mandi/hygiene
Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan badan,
memperoleh atau mendapatkan sumber air, mengatur sushu, atau aliran air
mandi, mendapatkan perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh, serta masuk
dan keluar kamar mandi
Berpakaian/berhias
Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau mengambil
potongan pakaian, menanggalkan pakain, serta memperoleh atau menukar
pakaian.Klien juga memiliki ketidakmampuan untuk mengenakan pakaian
dalam, memilih pakaian, menggunakan alat tambahan, mengguanakan
kancing tarik, melepaskan pakaian, menggunakan kaos kaki,
mempertahankan penampilan pada tingkat yang memuaskan, mengambil
pakaian, dan mengenakan sepatu.
Makan
Klien mempunyai dalam menelan makanan, mempersiapkan, mengunyah
makanan, menggunakan alat tambahan, mendapatkan makanan, membuka
container, memanipulasi makanan dalam mulut, mengambil makanan dari
c. Pohon masalah
Effect Gangguan pemeliharaan kesehatan
f. Diagnosa keperawatan
Defisit perawatan diri
g. Rencana asuhan keperawatan
Tujuan Kriteria evaluasi Intervensi
Pasien mampu : Seteleh …..x pertemuan, SP 1
Melakukan pasien dapat Identifikasi
kebersihan diri menjelaskan kebersihan diri,
sendiri secara pentingnya : berdandan, makan,
SP 4
Evaluasi
kemampuan
keluarga
Evaluasi kemapuan
pasien
Rencan tindak lanjut
keluarga
- Follow up
- Rujukan
Disusun Oleh :
NURHAEDA, S.Kep
NIM : 2017032068
Mengetahui
CI Ruangan CI Institusi
....................................... ................................................
j. Diagnose keperawatan
Risiko bunuh diri